/ Urban / Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya / Bab 4: Serba-serbi Ibu Sambung

공유

Bab 4: Serba-serbi Ibu Sambung

작가: UniSaja
last update 최신 업데이트: 2023-10-14 18:37:50

Belum juga Anita bangun, dia sudah mendapat pesan dari Wira untuk mengantar Jaya ke sekolah. Jaya tidak mau pergi, jika bukan Anita yang mengantarnya. Hal ini membuat Anita pusing berkeping-keping. Mana dia juga punya keponakan cantik yang harus diantar tiap pagi.

"Ya ampun, beban bertambah lagi." Umpat Anita yang merenungkan nasibnya.

Setelah selesai sarapan pagi bersama Lilis, Anita berangkat membawa Lilis ke sekolah. Namun dia singgah ke rumah Jaya terlebih dahulu untuk membawa anak itu juga. Lilis yang melihat aunty nya melewati jalan berbeda, mulai berkomentar.

"Aunty! Kau salah jalan!" Teriak Lilis dengan keras.

"Tidak, ini jalan yang benar." Balas Anita.

"Benarkah?" Lilis kebingungan dan semakin bingung setelah Anita berhenti di depan sebuah rumah megah. Anita turun dan membuka pagar sambil menarik Lilis.

"Aunty, kita mau merampok di rumah orang?" Tanya Lilis yang tidak mau berhenti berbicara.

"Aunty mau memperkenalkan kamu dengan teman baru." Ujar Anita tersenyum ramah. Kebetulan, keponakan cantiknya satu sekolah dengan Jaya, namun berbeda kelas. Jaya satu tahun lebih tua dari Lilis membuat kelas Jaya lebih tinggi dari Lilis.

"Teman?" Tanya Lilis kebingungan. Wajah polos anak kecil itu, terukir indah di wajahnya.

Setelah berhadapan dengan Jaya langsung, Lilis saling menatap dan tak berkedip menatap Jaya. Lilis menjadi heran, sejak kapan auntynya kenal dengan anak sombong ini. Pasalnya, Jaya dikenal tidak mau berteman di sekolahnya dan selalu dijaga oleh pengawalnya.

"Dia teman yang aunty maksud?" Tunjuk Lilis tidak percaya.

"Kenapa? Kau tidak suka? Jaya ini luar biasa dan tampan." Bujuk Anita melihat tatapan keponakannya jengkel seketika. Begitupun dengan Jaya, dia melipat kedua tangannya dan mengalihkan pandangannya sambil memasang wajah cemberut.

"Jaya, ada apa?" Tanya Wira yang selesai menelpon dan melihat tatapan marah anaknya.

"Apa yang kau lakukan pada anakku?" Tunjuk Wira ke arah Anita. 

"Apa? Aku? Aku tidak bersalah." Bela Anita yang disambut anggukan oleh Lilis.

"Aku tidak mau, mama punya anak selain Jaya. Titik!" Teriak Jaya yang menekan perkataannya. Dua orang dewasa, Wira dan Anita terkejut bukan main. Dia tidak menyangka, Jaya mengatakan hal seperti itu.

"Aunty, dia anak aunty? Aunty punya anak diluar nikah? Apa nenek tahu?" Tanya Lilis yang mengamati wajah Jaya dan Anita bergantian.

"Ya ampun! Aunty benar-benar..." Lilis seketika menutup mulutnya dengan memasang wajah terheran-heran. Dia tidak menyangka dan merasa syok mengetahui rahasia Anita.

"Anak kecil! Jangan berpikir macam-macam." Bisik Anita mengingatkan.

"Hei! Kau benar anaknya auntyku? Sejak kapan?" Tanya Lilis sambil menarik tangan Jaya untuk berhadapan dengannya.

"Sejak lahir, aku anaknya mama. Jangan pernah rebut mamaku! Jaya tidak suka!" Jawab Jaya yang berteriak keras.

"Wah! Berarti aku sudah punya keponakan? Bahkan, keponakanku jauh lebih tua dariku. Kau mau aku kenalkan pada nenek? Dia pasti sangat terkejut ketika melihatmu. Mungkin dia langsung terserang penyakit jantung." Ujar Lilis berterus terang.

"Lilis! Jaga mulutmu!" Bentak Anita, tetapi keponakannya sangat keras kepala. Dia menghiraukan perkataan Anita dan tetap menatap Jaya.

"Kau bisa tinggal dirumahku bersama aunty. Aku bisa minta pengampunan pada nenek agar dia memaafkan kesalahannya dimasa lalu." Ujar Lilis.

Wira terdiam sejenak, mencoba mendengarkan perkataan keponakan Anita. Mata Jaya membulat saat tahu anaknya diajak tinggal dirumah pengasuh baru Jaya. Wira bahkan belum kenal betul, siapa Anita. Kenapa anaknya bisa memanggilnya dengan sebutan mama secara tiba-tiba?

"Mohon maaf, menyela pembicaraan kalian. Tetapi, Jaya punya rumah lebih besar dari rumah nenekmu. Jaya tidak akan tinggal dirumah orang lain." Sahut Wira dengan senyum dipaksakan.

"Kau pikir, aku juga mau melakukannya?" Bisik Anita sambil menaikkan alisnya.

"Aku mau kok, Pa! Aku harus tinggal dirumah mama, karena dia mamaku!" Ujar Jaya dengan riang. Dia menarik tangan Anita dan mengusapnya dengan lembut. 

"Apa?" Wira dan Anita terkejut setengah mati. Dia tidak tahu jarus berkata apa. Tubuh mereka mematung dalam sekejap. Apa yang terjadi?

Sepulang sekolah, Anita masuk mengendap-endap ke rumahnya. Dia membawa Lilis dan Jaya bersamaan. Anita melarang mereka mengeluarkan suara dan berencana membiarkan Jaya tinggal dirumahnya tanpa sepengetahuan neneknya.

"Apa ini bukan rumah kita? Kenapa kita masuk seperti pencuri?" Tanya Jaya yang heran. Dia sedari tadi bingung melihat Anita waspada setiap kali berjalan.

"Husst! Kau tidak boleh berisik." Ucap Anita yang berbalik menghadap Jaya. Dia tidak seharusnya membawa anak itu ke rumahnya, tetapi dirinya sudah terlanjut mendapat pekerjaan sebagai ibu sambung Jaya. Jika berhenti mendadak, sayang gajinya yang nominalnya terlalu banyak untuk dirinya.

Anita menghela nafas lega saat berhasil masuk ke kamarnya. Dia mengunci pintu ketika Jaya dan Lilis tidak ketahuan. Anita lalu membuat janji dengan keponakannya yang punya mulut super cerewet agar tidak mengadu pada nenek.

"Tenang saja, aku orang yang selalu menepati janji. Lagian, aku tidak akan biarkan aunty di usir dari rumah ini karena punya anak diluar nikah." Jawab Lilis ketika ditanya untuk tetap diam.

"Apa nenekmu sangat kejam? Mamaku terlihat sangat takut padanya?" Tanya Jaya yang melihat Anita selalu khawatir.

Anita berbaring, bersitirahat sejenak dan membiarkan dua anak itu berbincang. Anita akhirnya tertidur tanpa dia sadari. Jaya dan Lilis melihatnya, langsung menarik selimut dan membalut tubuh Anita.

"Kau mau menemui nenek?" Tanya Lilis seketika. Dia menarik tangan Jaya bahkan sebelum Jaya merespon.

"Nenek! Nenek! Aunty punya anak diluar nikah!" Teriak Lilis yang berlari menuruni tangga. Jaya hanya diam.

Tidak lama, nenek Anita benar keluar dari kamarnya. Dia bingung melihat anak asing di belakang Lilis. Dengan cepat, Nenek Anita meraih tangan Jaya dan membawa anak itu duduk di sofa.

"Dia temanmu?" Tanya nenek Anita yang melihat seragam sekolah Jaya sama dengan seragam Lilis.

"Nek, dia cucumu juga. Dia anaknya aunty!" Ujar Lilis memberitahu. 

Awalnya, nenek Anita tidak percaya. Namun melihat keseriusan Jaya dan Lilis, nenek Anita mulai percaya. Dia mendatangi kamar Anita dan menendang pintu kamarnya hingga orang tidur itu terpaksa bangun dengan terkejut.

"Jaya, Lilis, apa yang kalian..." Barusaja Anita ingin menegur kedua anak itu, mengira mereka yang melakukannya, wajah neneknya berubah menyeramkan dan menatapnya dengan kuat seolah Anita adalah mangsa yang sempurna.

"Nenek? Itu benar nenek? Aku tidak bermimpi kan?" Ucap Anita yang mengucap matanya untuk memastikan.

"Oh, karena itu kau tidak mau menikah? Diam-diam punya anak diluar nikah. Siapa lagi nama ayahnya tadi? Wira? Wah, kau benar-benar Anita!" Bentak nenek Anita yang berlari menghampiri Cucunya. Anita segera menghindar dan berusaha membujuk neneknya.

"Itu tidak seperti dugaan, Nenek. Jangan dengarkan kata Lilis dan Jaya. Aku bisa jelaskan semuanya, asal nenek bisa tenang dulu!" Teriak Anita yang masih menghindar dari neneknya. Mereka berputar di dalam kamar dan saling mengejar.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 23: Anita Sang Penyelamat

    "Jaya! Jaya!" Panggil Anita di bawah. Jaya langsung menoleh dan menghentikan langkahnya menuju papanya. Buru-buru Wira menyembunyikan laptop itu di dalam kamar Lilis."Selamat!" ucap Wira dengan lega. Hal menakutkan di dunia ini tidak jadi datang.Setelah memastikan Jaya sudah tidak ada diluar, Wira segera pergi darisana sambil membawa laptop Jaya. Dia memperhatikan laptop Jaya yang sudah rusak."Ini tidak bisa di perbaiki lagi. Apa aku harus membeli yang baru? Tetapi, Jaya akan tahu jika laptopnya rusak," guman Wira yang di penuhi rasa bersalah."Pak Wira! Bagaimana keadaan sekarang, sudah aman?!" tanya Rafael yang masuk ke ruang kerja Wira setelah bersembunyi tadi."Dasar kamu!" Wira melempar buku ke arah Rafael, begitu kesal anak itu baru muncul sekarang setelah membuat kekacauan."Maaf, bukan aku yang salah." bela Rafael."Iya, bereskan masalah ini cepat sebelum Jaya menyadarinya. Dia selalu memeriksa barang-barangnya sebelum tidur." kata Wira yang khawatir."Bagaimana caranya? In

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 22: Jaya Yang Menyeramkan

    Ah.. Ah.. Ah..Teriakan Yuni dari dalam kamar membuat Anita dan Wira tampak ragu membuka pintu. Mereka takut melihat adegan yang terlarang."Ya, sepupumu rupanya mesum juga. Apa dia menggoda kakakku hingga mengambilnya?!" tanya Anita sambil melirik Wira dengan tatapan merendahkan."Sepupuku yang salah? Bukannya suara kurang mengenakkan itu dari mulut kakakmu? Berarti dia sangat menikmati permainan sepupuku!" ucap Wira membalas."Ya, kakakku janda yang harga dirinya lebih tinggi dari yang kau duga. Bukan hanya itu, selama ini kakakku sangat menjaga dirinya, pasti sepupumu itu yang menggoda kakakku lebih dulu!" tunjuk Anita dengan tajam."Kakakmu yang salah, kenapa membawa sepupuku. Aku yakin sekali dan menjamin Rafael bukan sembarang lelaki. Dia itu masih perjaka selama ini!" jelas Wira yang emosi."Apa?! Kau yakin Rafael masih perjaka? Tadi saja dia membawa bra wanita, sekarang mulai bertingkah pada kakakku. Dia juga sudah melepas status perjaka nya itu!" umpat Anita dengan keras.Wir

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 21: Mulai Berkoar-koar

    Jaya berlari menuruni tangga mencari Wira. Anak itu tampak memutar kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari wajah tampan Wira."Papa! Gawat! Darurat!" Jaya berteriak keras agar Wira segera memunculkan dirinya di hadapan anaknya.Tidak butuh waktu lima menit, Wira datang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya tampak panik melihat keadaan anaknya."Jaya! Kau kenapa nak? Apa sesuatu terjadi padamu?!" tanya Wira sambil memeriksa tubuh Jaya."Baik saja, tetapi hati Jaya yang sakit, Pah!" rengek Jaya."Hati Jaya?!" Alis Wira terangkat, terheran-heran mendengar jawaban Jaya."Iya benar. Mama akan pergi berkencan, dia sampai berdandan sangat cantik. Bagaimana jika mama mendapat calon papa baru yang tajir dan tampan, lalu punya anak juga yang lebih menggemaskan dari Jaya? Jaya sangat khawatir karena itu, Papa harus menahan mama agar tidak berkencan dengan duda lain." Jelas Jaya mengutarakan isi hatinya."Apa yang kau bicarakan?!" "Papa mau kehilangan Jaya? Tidak kan, kalau begitu turuti perka

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 20: Pesona Anita

    Baru pagi hari, dua pasang mata saling melotot. Terlebih, Anita melipat kedua tangannya tidak mau kalah dari Wira."Mungkin wajahmu tampak menyeramkan, tetapi aku tidak takut denganmu sama sekali!" ucap Anita penuh percaya diri."Cihh, dasar perawan tua! Apa kau tidak tahu kesalahan mu padaku, ha? Kau mengajari anakku hal yang tidak seharusnya dia lakukan!" Bentak Wira dengan suara lebih keras lagi dari Anita."Siapa yang mengajarinya!" Sifat emak-emak Anita mendadak muncul. Tangannya berpindah posisi ke pinggangnya."Aku dari tadi memberitahumu, aku tidak tahu apa yang terjadi kemarin malam. Aku tidur nyenyak di dalam kamar. Mana aku tahu, Jaya membuat ulah!" teriak Anita lebih keras lagi membuat Wira segera menutup telinganya."Suaramu terlalu keras, telingaku terasa mau pecah!" balas Wira yang menjauh sedikit dari Anita."Iya, kamu jangan terus menyalahkan aku. Bukan aku yang menyuruh Jaya untuk melakukannya. Aku ini orang baik dan selalu mengajari Jaya hal yang baik seperti seoran

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 19: Rafael Vs Yuni

    Dua orang memasang mata mereka di depan layar komputer Wira. Anita menepuk meja sambil menghela nafas panjang, belum bisa memecahkan kode yang dibuat Jaya."Kenapa ini sangat sulit?!" ucap Anita mengeluh."Iya, kau sendiri yang mengajari Jaya. Dulu, dia lebih nakal dari ini, sekarang masih bertambah. Ajari yang benar sebagai ibu angkat, kau bisa tidak mendapat gaji!" ucap Rafael mengancam Anita."Aku?!" Anita menunjuk dirinya sendiri."Iya, siapa lagi." jawab Rafael dengan suara meninggi. Wajah Jaya memerah, tidak suka mamanya di bentak. Jaya langsung menendang buaya darat Rafael membuat Rafael merintih kesakitan sambil memegang buayanya."Paman, berhenti memarahi mamaku. Aku bisa menghilangkan buaya mu nanti agar kau tidak bisa punya anak dan tidak bisa menikah!" balas Jaya mengejutkan Anita dan Wira."Jaya! Bersikap sopan!" sahut Wira menatap tajam anaknya."Sopan? Hei! Kau tidak memberi anakmu hukuman? Dia memukulku dan hampir merusak keturunanku!" teriak Rafael menunjuk Wira."Ka

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 18: Pengaduan Jaya

    "Ayah Lilis?!" Yuni kaget setengah mati, tubuhnya langsung membeku di tempatnya."Kalian tidak bercanda?!" Kini Anita maju dan memastikan ucapan Jaya."Jaya tidak mungkin bercanda, Ma. Orang itu sendiri mengaku jika dia, ayahnya lilis!" jelas Jaya.Pagi ini, kondisi di rumah Wira begitu ramai. Pasalnya, Jaya dan Lilis tidak ke sekolah karena hari libur membuat mereka banyak bermain di rumah. Namun, Jaya tiba-tiba menghampiri Anita yang sedang berbicara dengan Yuni dan memberitahu kejadian kemarin. Tentu saja, dua bersaudara itu syok setengah mati."Kenapa wajah kalian terkejut begitu? Apa dia bukan ayahnya Lilis?!" tanya Jaya memasang wajah polosnya."Jaya! Kemari sebentar!" panggil Wira yang baru bangun. Dia melambaikan tangan pada anaknya yang tidak jauh darinya."Ma, aku ke papa dulu. Setelah itu, Jaya akan kembali melapor, Oke?!" ucap Jaya dengan senyum manis sebelum berlari ke pelukan Wira.Setelah mereka berdua pergi, Yuni mulai memperlihatkan ketakutannya. Dia tidak menutupnya

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status