Share

BAB 29. Bertemu Aurel

Author: Bayang Cermin
last update Huling Na-update: 2025-10-21 10:47:54

Siang itu, Irenne baru saja keluar dari ruangan kerjanya. Tepatnya sudah dua Minggu dia ada di perusahaan Scenery. Nafasnya memang teratur, tapi pikirannya penuh dengan beban pekerjaan yang baru saja diberikan, sebuah proyek baru yang cukup besar. Saat hendak sedang berjalan menuju rumah rapat, dari arah berlawanan muncul Aurel dan Davin. Keduanya baru saja keluar dari ruang HRD, membawa map pengajuan kontrak model di tangan.

Begitu mata Aurel menangkap sosok Irenne, senyumnya langsung berubah sinis. Ia berhenti tepat di depan Irenne, menatap dari ujung kepala hingga kaki dengan pandangan meremehkan.

"Eh, ternyata benar," ucap Aurel dengan nada tinggi. "Kamu yang katanya sering dipanggil Pak Mark ke ruangannya, ya? Aku kira karyawan penting. Ternyata cuma pegawai biasa. Tapi gayanya, ckckck ... Selangit. Seperti orang penting aja lagaknya."

Irenne menatap tenang, mencoba menahan diri.

"Kalau kamu cuma ingin mengejek, aku sarankan jangan di sini. Banyak orang yang melihat."

Aurel terke
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Anak Presdir   BAB 45 Mendatangi kantor Merk

    Pagi itu, suasana di kantor yang masih terlihat tenang terganggu ketika pintu ruangan HRD terbuka cukup keras. Aurel melangkah masuk dengan wajah penuh amarah. Sepasang matanya menatap tajam ke arah staf yang sedang duduk di balik meja resepsionis."Saya mau bertemu dengan Pak Mark sekarang juga," katanya tegas, tanpa basa-basi.Staf HRD mendongak tertegun, sedikit terkejut mencoba bersikap profesional. "Maaf, Bu Aurel, apakah Ibu sudah membuat janji sebelumnya dengan beliau?"Aurel mendengus kesal. "Enggak perlu janji! Saya cuma butuh lima menit. Suruh dia keluar sekarang!"Staf HRD menatap gugup. Dia lalu mencoba mencari jalan tengah. "Baik, kalau begitu ... saya panggil dulu asisten beliau. Sekarang Bu Irenne yang menangani semua urusan Pak Mark."Mendengar nama itu, wajah Aurel langsung berubah. Rahangnya mengeras, dan suaranya meninggi. "Irenne?! Jadi sekarang dia kerja di sini bukan sebagai karyawan biasa?"Aurel benar-benar tidak habis pikir, Irenne yang selama ini dia anggap b

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Anak Presdir   BAB 44. Klarifikasi dari Mark

    Semua mata sontak menoleh. Di hadapan mereka berdiri seorang pria berjas hitam, sorot matanya tajam menusuk. Dialah Mark. Cengkeramannya membuat Edgar terdiam, tak mampu melanjutkan amarahnya. "Ini tempat umum. Kalau Bapak ingin meluapkan emosi, jangan jadikan dia korban di depan semua orang," ucap Mark dengan nada dingin. "Bukankah dia anak Bapak sendiri? Harusnya Bapak jangan ikut-ikutan terhasut dan membuka aib yang tak pernah ada." Suasana mendadak sunyi. Aurel terbelalak, tidak menyangka kehadiran Mark. Sementara Irenne menatap Mark dengan mata basah, setengah tak percaya. Mark menatap sekilas ke arah Irenne, lalu menoleh tajam ke arah Aurel dan Edgar. "Saya Mark, Presdir di Scenery Group. Mungkin kamu belum pernah melihat saya, Aurel. Sudah cukup mempermalukannya Irenne anak buah saya. Jangan lupa, tidak semua yang kalian katakan itu benar." Kata-katanya menancap seperti pisau dingin di udara pesta yang kini berubah mencekam. Aurel hanya tercengang melihat pria tampan di h

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Anak Presdir   BAB 43. Keributan di Pelaminan.

    Irenne melangkah perlahan menuju pelaminan dengan senyum yang berusaha ia pertahankan. Tangannya sedikit bergetar ketika menyodorkan ucapan selamat kepada kedua mempelai."Aurel, Davin ... selamat ya. Semoga kalian berdua bahagia."Namun, bukannya sambutan hangat, Aurel menatapnya dengan tajam. Senyum di wajahnya menipis, tergantikan oleh nada sinis."Hmm, rasanya aneh ya, kamu datang ke sini. Padahal aku gak ngundang. Siapa juga yang nyuruh kamu hadir?" ujar Aurel dengan nada ketus dan sengaja volume nadanya diperkeras."Oh iya, aku tau pasti, kalau kamu sekarang hidup dengan pria miskin tanpa menikah. Siapa sih pria itu? Kenalin dong sama kita. Kalian kumpul kebo kan? juga kamu mengasuh anak cacat yang bukan darah dagingmu sendiri. Hohoho ... Mengenaskan."Ucapan itu membuat suasana di sekitar pelaminan seketika hening. Beberapa tamu yang mendengar mulai saling berpandangan dan saling berbisik. Sementara Irenne hanya berdiri terpaku. Dia berusaha menahan perih yang tiba-tiba menyaya

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Anak Presdir   BAB 42. Hadir di Pernikahan Mantan.

    Pagi itu, aroma bubur ayam dengan harum kaldu ayam membuat Arley merengek minta disuapi oleh Irenne. Arley duduk di kursinya sambil mengayun-ayunkan kaki kecilnya. "Mau disuapin sama Mama," pintanya manja sambil menatap Irenne dengan senyum lebar. Irenne tersenyum lembut. "Iya, iya ... tapi harus dihabisin ya,” ucapnya sambil mengambil sendok dan mulai menyuapi pelan. Dari seberang meja, Saly menatap tajam pemandangan itu. Bibirnya tersungging sinis, seolah tidak suka melihat kedekatan mereka. Namun semakin lama ia memandang, ekspresinya perlahan berubah. Di balik tatapan dinginnya, hatinya mulai bimbang—antara rasa cemburu karena takut kehilangan kasih sayang cucunya, atau rasa haru melihat Arley begitu bahagia di samping Irenne. Saly akhirnya menunduk. Dia pura-pura sibuk dengan sarapannya sendiri. Tapi di dalam hatinya, sesuatu perlahan melunak. Setelah sarapan selesai, Arley berlari ke taman belakang untuk bermain. Irenne menghabiskan sarapannya dengan tenang, sementara Sal

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Anak Presdir   BAB 41. Serba Baru

    "Ini kunci untuk ruang baru yang akan kamu tempati mulai besok," katanya akhirnya. "Ruang baru?" Irenne tampak semakin bingung. "Maksudnya … saya mau dipindahkan?" Mark tersenyum samar. "Bukan dipindahkan, tapi diangkat. Mulai hari ini, kamu saya percayakan untuk memimpin tim arsitektur di setiap proyek. Kamu pantas dapat tempat yang lebih baik, Irenne." Irenne tertegun, nyaris tak percaya. "Tapi Pak, saya belum yakin kalau saya bisa." Mark menatapnya dengan tatapan tegas. "Maaf, tidak ada bantahan." "Terima kasih, Pak Mark. Saya tidak akan mengecewakan kepercayaan ini." Mark bersandar di kursinya, memandangi Irenne beberapa detik sebelum akhirnya mengulurkan sesuatu dari tangannya. "Dan ini …" ucapnya pelan, "kunci mobil. Saya berikan mobil itu untuk kamu. Sudah atas nama kamu. Mobil merah yang terparkir di depan." Irenne membeku. Matanya membulat, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Mobil mewah berwarna merah yang tadi menarik perhatiannya di halaman kantor

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Anak Presdir   BAB 40. Ini Kunci Apa?

    Saat langkah Irenne mendekati lift, pintu lift tiba-tiba terbuka. Dari dalam, muncullah Aurel dan Davin dengan wajah angkuhnya. Mereka baru saja menanda tangani kontrak modelnya. Di tangannya menggenggam map berwarna coklat. Aurel melangkah maju mendekati Irenne. Seulas senyum sinis muncul di bibirnya sebelum ia berkata, "Ternyata masih kerja di sini, ya? Karyawan kecil yang cuma bisa rebut perhatian pria miskin. Ditambah lagi, mengurus anak cacat mental yang memuakkan, dan yang jadi beban hidupmu. Hohoho, sungguh ironi. Aku pikir sudah jadi bos dengan menyerahkan Kenneth ke perusahaan ini. Ternyata masih jadi karyawan kecil sekaligus pengasuh anak cacat? Hahaha!" Ucapan itu membuat darah Irenne mendidih. Rahangnya mengeras, matanya menatap tajam ke arah Aurel. Ia menahan amarah yang hampir meledak, namun genggaman tangannya di tas semakin erat—pertanda bahwa kesabarannya nyaris habis, ditambah giginya bergemeletuk. Irenne menarik napas panjang, mencoba menenangkan gejolak dalam da

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status