Bab 27"Kalau iya, kenapa?""Apa menurutmu aku harus membiarkan seorang perempuan terus menderita hanya karena keegoisan sahabatku sendiri?! Orang yang mengaku mencintainya tapi tidak pernah ada untuknya, tidak pernah menolong, tidak pernah membela, bahkan membiarkannya menikah dengan pria lain hanya untuk memberi status pada calon anaknya?"Bugh. Bugh.Dua kali pukulan kembali bersarang di rahang Roy dan mengenai mulutnya."Kenapa kamu berubah menjadi pengkhianat?! Tega kamu, Roy! Kamu memanfaatkan kesempatan ini...""Aku berbicara tentang fakta. Aku pun sudah memberimu banyak kesempatan, tapi kamu tidak pernah memanfaatkannya, bahkan justru kamu yang memberiku kesempatan agar selalu dekat dengan Naina. Kamu belum amnesia, kan?"Pria itu meringis saat menyadari ada cairan merah yang menetes di sudut bibirnya.Dia tidak hendak membalas. Dia membiarkan Albert bertindak sesuka hatinya agar dia puas, karena mungkin ini yang terakhir kalinya dia berurusan dengan Albert.Dia tidak mau lagi
Bab 26"Mana Naina?" Albert langsung menyambut kedatangan Roy di ruang kerjanya dengan pertanyaan yang sudah pasti bisa ditebak.Namun pria itu memilih menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu menepuk pundak Albert yang duduk di sisinya, sembari melempar kunci mobil ke atas meja dekat mereka duduk."Naina dan Bilqis berada di tempat yang aman.""Ya, tapi di mana? Aku ingin menemuinya sekarang. Kamu antar aku bisa kan?"Namun Roy mengangkat tangannya sembari merentangkan dada."Aku harap kamu tidak menemui Naina lagi. Selama ini dia sudah cukup susah dan menderita. Seandainya dulu kamu tidak nekat mengambil miliknya yang paling berharga, tentu dia tidak mungkin hamil. Dia stres dan hampir bunuh diri. Dia harus menikah dengan orang lain, kemudian melahirkan tanpa suami, lalu tiba-tiba kamu punya ide untuk membawanya ke rumah ini sebagai ibu susu. Apapun yang kamu rencanakan semuanya menyakiti Naina. Dia harus menjadi single parent karena keegoisan kamu.""Bahkan hari ini kamu tidak melakuka
Bab 25Benar seperti apa yang dikatakan oleh Roy saat mereka masih berada di rumah keluarga besar Edward. Rumah ini memang kecil dan sederhana, tapi memiliki halaman yang luas. Suasananya masih asri, pun dengan lingkungannya. Rumah-rumah di sini memiliki jarak yang sedikit berjauhan, tidak berdempet-dempetan seperti rumah di gang-gang yang ada di kota-kota besar."Bagaimana? Apakah kamu suka?" Pria itu mendorong daun pintu, lalu membimbing Naina masuk ke dalam.Tidak mungkin Roy membawa Naina ke apartemen mewahnya, karena itu bukan tempat yang aman. Albert mengetahui tempat itu. Disamping itu, suasana khas gedung apartemen tidak cocok dengan karakter Naina yang menyukai hunian khas pedesaan.Sepasang sofa sederhana menyambut kedatangan mereka. Secara umum, kondisi rumah ini masih layak dan terlihat terawat."Kalau aku ada waktu senggang, aku masih suka menginap di sini. Tapi sehari-hari, rumah ini dirawat oleh Mak Ijah, itu pemilik rumah yang bersebelahan dengan rumah ini." Roy menje
Bab 24Dengan sigap, Roy menarik tubuh itu, membimbing Naina berjalan menuju kamar bayi. Tidak mungkin dia menggendong Naina, meski tahu jika tubuh perempuan itu begitu lemas, berhubung saat ini Roy juga masih menggendong Bilqis.Roy membawa Naina ke ranjang, membiarkan perempuan itu terduduk dan menangis."Tidak ada yang perlu kita sembunyikan lagi, Naina. Maaf jika aku harus bicara jujur kepada mereka, karena memang bukti-bukti itu sudah jelas. Wajah Bilqis itu mirip sekali dengan Albert. Mungkin di waktu dia masih merupakan bayi baru lahir, dia belum kelihatan mirip Albert, tetapi sekarang semuanya jelas. Kita nggak mungkin menyimpan rahasia ini. Maaf ya, Nai.""Tapi bagaimana dengan kami?! Ini terlalu cepat. Aku pikir aku akan terus di sini sampai 2 tahun. Setidaknya aku punya persiapan untuk hidup mandiri nantinya di luaran sana. Aku tahu, aku juga capek dengan keadaan ini, tapi kalau caranya begini, apa yang harus kulakukan? Ini terlalu cepat." Naina terus menangis sembari menye
Bab 23Sampai saat ini Naina belum tahu jika sebenarnya ini adalah ulah Albert, yang menginginkan dirinya selalu berada di dekat pria itu, meskipun sampai saat ini Albert belum bisa menjadikan Naina sebagai kekasih, apalagi istri."Buat apa saya mempercayai orang baru kayak kamu? Saya lebih mempercayai Kinara, karena dia sudah lama bekerja di sini. Latar belakangnya jelas, nggak kayak kamu. Kalau bukan karena Albert yang merekomendasikan kamu untuk bekerja sebagai ibu susu, saya nggak akan ambil kamu dari rumah sakit itu!""Tuan Albert?!" Naina sangat terkejut. "Tuan Albert yang merekomendasikan saya?"Seketika tubuh perempuan itu menggigil. Kepalanya pun pening. Begitu banyak kejutan yang ia dapat sejak bertemu dengan Gayatri di rumah sakit itu, mulai dari perempuan itu yang melunasi biaya persalinannya sampai hari ini."Iya." Perempuan itu berkacak pinggang. "Dia bilang sudah mendapatkan data kondisi kesehatan semua ibu yang baru melahirkan di rumah sakit itu melalui seorang dokter
Bab 22Umur Bilqis belum genap dua bulan, tetapi kecantikannya terpancar alami. Bayi itu begitu menggemaskan dan terlihat menarik hati banyak orang, tak terkecuali Elsa.Entah kenapa hari ini nalurinya sebagai seorang perempuan malah ingin menggendong seorang bayi yang berada dalam gendongan Roy, sopir pribadi yang memang biasa mengantar Gayatri ke manapun, termasuk di pertemuan arisan bulanan mereka.Gayatri dan Elsa satu circle. Sebagai istri pengusaha terkenal, mereka juga memiliki jaringan sosial yang setara, terdiri dari para istri pengusaha, putri pengusaha atau pengusaha wanita. Bukan sekedar perjanjian antar perusahaan yang membuat mereka jadi dekat, tetapi nyatanya Gayatri dan Elsa memang berteman."Kamu bilang apa El? Masa iya sih anak Naina mirip dengan Albert?""Bisa aja kan? Nggak mungkin ada bayi yang semirip itu dengan Albert, kecuali jika bayi itu adalah anaknya." Elsa melepaskan genggamannya dari lengan Gayatri lalu mengepalkan tangan. "Bayi itu seperti fotocopy Alber