แชร์

Bab 437

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-05-23 23:24:44

Makan malam bersama keluarga adalah tradisi yang selalu dijaga di keluarga Hermawan. Di momen seperti ini, kehangatan, keharmonisan, dan keakraban kian terasa, seolah menjadi perekat yang memperkuat ikatan di antara mereka. Suasana hangat seperti inilah yang selalu dirindukan. Terlebih oleh Mawar dan Hermawan, yang baru kembali ke mansion setelah beberapa hari bepergian.

Mawar memperhatikan Eliza yang duduk di seberangnya. Menantu kesayangannya itu menyantap makanannya dengan lahap. Bahkan Eliza sampai menambah porsi makannya dua kali lipat dari biasanya. Ada rasa heran yang menggelitik, namun Mawar memilih untuk tidak berkomentar, khawatir Eliza akan merasa tersinggung atau malu.

Ternyata bukan hanya Mawar yang merasa janggal. Kiara juga melirik Eliza dengan bingung. Kalau dibilang hamil, rasanya mustahil. Ia tahu Eliza mengonsumsi pil KB secara rutin. Mungkin selera makannya memang sedang tinggi, pikir Kiara akhirnya.

“Eliza,” panggil Mawar lembut.

“Ya, Mi,” sahut Eliza sambil me
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (28)
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
kayak ny noah udah mau punya adik ini yaa...
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
jgn panjang2 thor ceritanya nti ada lgi pelakor..fa suka deh
goodnovel comment avatar
Alfiah Ummi Hani
waaa .jgn2 eliza ngisi ya thor..kasi anak kembar ya thor..laki dan perempuan
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 502

    Pagi di vila Hermawan kembali terasa hangat.Burung-burung bernyanyi di taman, aroma kopi memenuhi udara, dan embun yang belum menguap membuat dedaunan tampak berkilau. Semua terlihat tenang.Kecuali hati Albert…Dan hati Aruna.Keduanya tidur dalam gelisah malam tadi. Dan pagi ini, saat semua orang sudah mulai berkumpul untuk sarapan, hanya satu hal yang tak bisa mereka hindari, pertemuan pertama setelah kejadian di danau.Aruna berdiri di depan cermin kamarnya, berusaha merapikan rambut. Tapi jemarinya tak fokus. Ia beberapa kali salah menyisir bagian yang sama. Di pipinya, masih ada sisa merah malu yang tak kunjung pudar.“Tenang, Ra, kamu cuma mau sarapan. Bukan mau nikah.”Ia menarik napas panjang, lalu membuka pintu kamar dan melangkah ke ruang makan.Dan di sana sudah ada Albert.Pria itu duduk di kursi panjang dekat jendela, mengenakan kemeja biru tua yang membuat kulitnya tampak lebih terang. Tangannya sedang menuang teh ke cangkir. Tenang. Terlalu tenang. Seolah tak ada yang

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 501

    Sudah hampir tengah malam.Jam berdetak pelan di dinding, tapi setiap detiknya terdengar nyaring di telinga Albert yang masih terjaga.Ia berguling ke sisi kanan, lalu kembali ke kiri. Tapi tetap saja tak ada posisi yang membuat tubuhnya tenang. Karena yang gelisah bukan hanya raganya, tapi jiwanya.Air danau yang dingin...Wajah Aruna yang ketakutan...Tubuh mungil itu di pelukannya…Napasnya yang memburu...Tatapan mata mereka yang nyaris tak berjarak…Semua itu masih berputar di kepala Albert. Seolah baru terjadi lima menit lalu.Ia membuka mata, menatap langit-langit kamar yang gelap.Dadanya masih terasa berat. Jantungnya, entah kenapa belum juga tenang. Bahkan saat ia menaruh telapak tangan di atas dada, degup itu masih kencang.“Ini gila,” gumamnya pelan, nyaris tak bersuara. “Kenapa dia bisa membuatku begini?”Ia menarik napas panjang. Tapi bukannya menenangkan, yang muncul justru bayangan Aruna yang memejamkan mata dalam pelukannya.Lembut. Rapuh. Tapi juga, membuatnya ingin

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 500

    Begitu tiba di depan pintu kamarnya, Aruna langsung menoleh dengan wajah penuh amarah, atau lebih tepatnya, amarah yang dibumbui rasa malu tak karuan.“Turunkan aku sekarang!” katanya keras.Albert menurut, menurunkan Aruna perlahan. Namun saat kakinya menapak lantai, Aruna tak menunggu lebih lama. Ia mencubit keras lengan Albert, tanpa ampun.“Aw! Aruna!” seru Albert sambil meringis.“Apa kamu sudah puas?!” Aruna menatapnya tajam, mata indahnya menyipit seperti kucing marah. “Dari tadi kamu sengaja banget bikin aku malu di depan semua orang!”Albert menahan tawa sambil mengusap lengannya yang memerah.“Aku belum melakukan apa-apa, bagaimana mungkin aku bisa puas?” jawabnya santai.Tapi ucapannya membuat Aruna terdiam.Wajahnya langsung memanas. Ia menatap Albert dengan tatapan waspada.“Jangan-jangan, pikiranmu udah ke mana-mana, ya?” desis Aruna pelan.Albert hanya mengangkat satu alis.“Maksudmu ke mana?” tanyanya, penuh kepura-puraan.Pikiran Aruna melayang pada pelukan tadi, pada

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 499

    Jarak dari danau ke vila cukup jauh. Tapi entah mengapa, Albert tak tampak kelelahan sedikit pun. Ia melangkah mantap sambil menggendong Aruna dalam gendongan bridal style, seolah tubuh wanita itu sangat ringan seperti kapas.Aruna sendiri sudah mencoba memberontak, berulang kali.“Albert, aku bisa jalan sendiri,” bisiknya lirih.Namun pria itu hanya menoleh sekilas dengan mata teduhnya.“Diamlah. Kamu menggigil.”“Tapi, semua orang bakal lihat,” protes Aruna makin panik.“Kita habis jatuh ke danau, bukan dari surga. Biasa aja.”Biasa aja katanya?!Aruna ingin menjerit. Tapi tubuhnya masih terlalu dingin, dan entah kenapa, hatinya justru terasa hangat.Begitu kaki Albert menginjak halaman vila yang berumput hijau, suara teriakan membuyarkan keheningan.“Hai?!” seru Olivia keras, berdiri dengan tangan di pinggang. Matanya membelalak melihat pemandangan tak biasa itu.“Kalian berdua abis ngapain?!”Eliza yang duduk santai di kursi goyang di teras menutup mulut, berusaha keras menahan ta

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 498

    "Albert, udaranya semakin dingin."Suara Aruna terdengar lirih, diiringi oleh getaran halus dari jemari yang mulai membeku. Ia memeluk dirinya sendiri, mencoba menghalau dingin yang perlahan merayap hingga ke tulangnya.Selain karena hawa dingin, ia sebenarnya ingin mengajak pria itu segera kembali ke vila. Sudah entah berapa kali ia membujuk, namun jawaban Albert tetap sama."Tunggu sebentar lagi, Aku masih ingin menikmati suasana sore ini."Bukan suasana sore yang membuat pria itu nyaman, namun dekat dengan Aruna.Albert tiba-tiba membuka jaket kulit yang ia kenakan dan menyampirkannya di bahu Aruna."Pakailah ini, kamu menggigil," ucapnya pelan, tanpa menoleh.Sikap Albert membuat Aruna serba salah. Ada rasa senang, gugup, canggung, dan entah apa lagi yang mengaduk-aduk dadanya. Lelaki itu... terlalu tenang. Terlalu menawan dalam ketenangan yang ia pamerkan sore ini.Beberapa menit berlalu dalam hening. Aruna kembali mencuri pandang ke arah Albert yang saat ini tengah menatap langi

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 497

    Di teras vila, Eliza duduk santai di kursi goyang. Perutnya yang besar dibelai lembut oleh Nathan, yang duduk di sampingnya. Tangan mereka saling bertaut, hangat.“Hubby sudah tidak sabar melihat dua bayi ini lahir,” bisik Nathan sambil menempelkan telinganya ke perut Eliza. “Pasti keduanya sama cantiknya seperti kamu.”Eliza tertawa kecil. “Jangan manis-manis, nanti Liza meleleh.”Nathan mencium kening istrinya dengan lembut. “Kalau kamu meleleh, hubby siap menjilat."Eliza menatap wajah suaminya, dengan bibir manyun ke depan. “Emangnya Liza eskrim?" Nathan tersenyum nakal mendengar jawaban dari istrinya. "Lebih enak dari sekedar eskrim. Eskrim hanya manis dan lembut saja. Tapi kalau kamu, ada manisnya, lembut, lengit, ada rasa gurih-gurihnya, dan aromanya juga, khas. Semakin dijilat, cairannya semakin banyak.""Hubby!" Teriak Eliza, setelah memahami arah pembicaraan suaminya."Auw, sakit sweet heart," kata Nathan sambil berusaha menahan tangan Eliza yang saat ini sedang ingin menc

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status