Share

Bab 739

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 22:33:16

Melihat Noah semakin mundur, Anisa akhirnya menghentikan langkah kakinya.

Noah berdiri sekitar dua meter darinya, membiarkan jarak itu tetap aman. Ia menatap wajah Anisa, pucat, kacau, dan jelas penuh ketakutan. Bukan ketakutan kehilangan dirinya… tapi kehilangan kendali.

“Noah… kumohon… jangan pergi dariku,” suara Anisa pecah lagi. Tangannya terangkat seolah ingin menyentuh Noah, namun pria itu mundur selangkah.

“Anisa,” Noah menarik napas, suaranya rendah namun terkendali. “Sudah malam. Kamu nggak seharusnya di sini.”

“Aku nunggu kamu… dari sore,” Anisa terisak. “Kamu nggak jawab chat-ku, nggak angkat telepon. Kamu berubah…”

Noah mengencangkan rahangnya.

“Aku berubah? Atau kamu yang dari dulu nggak pernah mau lihat sikapku yang sebenarnya,” jawab Noah tegas. “Aku sudah berulang kali bilang… aku nggak pernah mencintaimu. Dari awal, aku menganggapmu hanya teman. Dan sekarang aku punya kehidupan yang harus kamu hormati.”

Air mata Anisa jatuh lebih deras.

“Tolong… jangan bilang kamu pac
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Ade
gregeeet liat anisa.... enyahkan dia segera thor.
goodnovel comment avatar
Yuke Sr.
tdk ada malu nya anisa .... lanjutan violet dan samuel nya thor
goodnovel comment avatar
Leni Marlina
ya sama kaya Mirna ibu nya , pelakor jahat dasar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 764

    Ruangan itu terasa menusuk dinginnya. Di Swiss, apalagi saat musim dingin, hampir semua orang menyalakan radiator heater atau central heating di rumah mereka. Tapi tidak dengan Anisa.Wanita itu tidak mampu membayar listrik lebih dari kebutuhan standar. Penghangat ruangan di apartemennya pun sudah sangat tua, suaranya berdengung dan sering mati sendiri. Jika ingin menyalakannya, harus diservis terlebih, dan biaya servisnya tidak murah.Karena itu, Anisa memilih menahan dingin yang menggigit tulang. Udara yang keluar dari jendela tua apartemen membuat kulit tangannya memucat, sementara bibirnya mulai menguning kebiruan. Ia menggigil pelan, memeluk dirinya sendiri, mencoba bertahan dari dinginnya Swiss yang tak mengenal belas kasihan.Anisa duduk di atas kursi roda. Matanya memerah, nafasnya naik turun, tubuhnya menggigil hebat. Tetapi ia tidak memanggil siapa pun. Tidak ada yang akan datang meski ia meminta tolong.Ia terbiasa merawat dirinya sendiri.Sejak kecil.Dengan pelan ia mendo

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 763

    Apartemen Noah begitu luas dan mewah. Setiap sudutnya tertata rapi, mencerminkan karakter pemiliknya yang tidak pernah membiarkan satu benda pun berada di tempat yang salah. Bahkan rak buku di sudut ruangan tampak seperti perpustakaan mini, buku-buku disusun berdasarkan nomor katalog yang ia buat sendiri. Tidak ada yang berdebu, tidak ada yang miring.Aishwa begitu menyukai aroma ruangan itu. Wangi maskulin yang lembut. Aroma parfum mahal yang selalu dipakai Noah, membuatnya merasa nyaman dan tenang sekaligus. Tumpukan pakaian terlipat rapi di atas ranjang Noah. Aishwa sedang menata semuanya ke dalam koper besar, sementara Noah mengurus dokumen perjalanan dan berkas-berkas penting dari Nathan terkait acara keluarga.“Aku masih tidak percaya Violet akan menikah dalam waktu secepat ini…” gumam Noah sambil memeriksa paspornya.Aishwa berhenti memasukkan pakaian. Mata indahnya mengarah penuh perhatian. Berita ini jelas membuat Noah terkejut. Jadi wajar jika Noah tampak masih shock.“Mas…

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 762

    Langit tampak cerah pagi itu, tapi hati Anisa justru mendung.Noah dan Aishwa berjalan berdampingan di pelataran kampus. Tawa keduanya ringan dan hangat. Terlalu hangat hingga menusuk tepat di dada seseorang yang diam tak jauh dari sana.Anisa duduk sendirian di bangku panjang dekat taman kampus. Dari sana, ia dapat melihat semuanya dengan jelas.Matanya mengikuti setiap langkah Noah… setiap gerak bibirnya saat berbicara… setiap senyum yang hanya ia berikan kepada satu perempuan, dan perempuan itu bukan dirinya.Tangannya meremas ujung rok yang ia pakai. Giginya menggigit bagian dalam bibir hingga hampir terluka.“Noah… makin dekat sama perempuan itu…” bisiknya pelan.Ada rasa getir, cemburu, dan marah yang bercampur menjadi satu.Beberapa mahasiswi yang lewat sempat melirik Anisa sambil cekikikan.“Kasihan banget ya,” bisik salah satu.“Seleranya terlalu tinggi. Gak liat kondisi dia seperti apa,” tambah yang lain."Ha... Ha.... Pria mana yang mau sama dia. Cacat, dan licik."Namun An

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 761

    Udara pagi di taman depan milik Michael terasa hangat. Namun Eliza tidak bisa menikmati semuanya dengan tenang. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya sejak semalam, setelah Violet memutuskan menikah dengan Samuel.Tentang pernikahan mendadak yang sudah diputuskan Samuel beserta keluarga besarnya.Semua terjadi terlalu cepat. Padahal Eliza merasa Violet masih sangat kecil. Baru kemarin ia melahirkan Violet, dan sekarang mengapa sudah menikah saja.Sebagai seorang ibu, ia harus menjelaskan semuanya pada putranya di Swiss.Tanpa membuatnya marah. Tanpa membentuk kesalahpahaman. Tanpa memantik emosi.Eliza menghela napas panjang, menatap layar ponselnya yang sudah memunculkan nama Noah.Ia menekan tombol panggil.Tut… tut…“Iya mommy?” suara itu akhirnya terdengar, dalam dan sedikit serak pagi-pagi begitu.“Noah… kamu sudah bangun?” Eliza berusaha terdengar selembut mungkin.“Tentu. Mommy kenapa? Suaranya terdengar cemas.” Pria itu selalu begitu, matanya mungkin dingin, tapi ia bisa mem

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 760

    Pagi itu, ruang makan keluarga Michael terasa berbeda. Hangat namun menegangkan. Meskipun Albert dan Aruna mencoba untuk mencarikan suasana, tetap saja Hidangan lezat, menggugah selera.Violet duduk di samping Eliza, masih sedikit salah tingkah setelah malam yang begitu emosional bersama Samuel. Pipi Violet memanas hanya dengan memikirkan ciuman yang terjadi semalam.Samuel duduk tepat di seberang Violet. Tatapannya sering mencuri arah, menatap Violet, tersenyum kecil, lalu kembali berpura-pura fokus pada pisau mentega di tangannya.Tidak ada yang tahu betapa pria itu hari ini hampir kehilangan detak jantungnya saking tegangnya.Eliza memperhatikan keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.Nathan menghirup kopi perlahan, menikah kopi yang memiliki rasa khas dari negara tersebut.Albert menikmati sarapannya sambil bercakap-cakap dengan Nathan. ---Samuel berdehem pelan.“Paman Nathan, Tante Eliza dan semuanya. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan.”Sendok Eliza berhenti di udara.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 759

    Kamar itu sunyi.Bahkan bunyi detik jam terasa seperti ikut menahan napas.Violet masih bersandar di dada Samuel, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang sekeras badai.Samuel tidak tergesa-gesa.Tangannya hanya mengusap punggung Violet perlahan…seolah setiap sapuan jari itu berkata, "kamu aman di sini."Ketika Violet mengangkat wajahnya, matanya membias cahaya temaram, isian penuh cinta dan juga ketakutan yang tidak bisa ia sembunyikan.“Mas…” napasnya lirih.Samuel menatapnya seperti menatap seluruh dunia dalam satu wajah.Tatapannya begitu dalam, hingga Violet merasa tak mungkin bisa lari dari sana.“Kamu sebentar lagi ulang tahun.”Samuel membuka suara pelan, namun mantap.“Iya, dua puluh tahun.” Violet berusaha bercanda walau suaranya rapuh.“Sembilan belas, Vio” Samuel tertawa kecil, “tapi itu cukup untuk membuatku semakin takut.”“Takut?”Violet menatapnya bingung.Samuel menyentuh dada bagian kiri Violet, tepat di atas jantungnya.“Kamu berubah, kamu menghilang… dan aku m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status