Home / Romansa / Menjadi Ibu Susu / 4. Melati yang Beruntung

Share

4. Melati yang Beruntung

last update Last Updated: 2022-02-04 14:48:17

Hangat tangan mungil bayi Melati melingkar di telunjuk Viona, saat wanita lembut menggendongnya. Seketika itu juga bayi Melati tersenyum lucu melihat wajah Viona sehingga Viona tak kuasa menahan air mata lalu berbalik untuk menutupi lukanya.

Lama Riswan memperhatikan Viona menggendong bayi Melati.

"Eehhmm, Viona," panggil Riswan. Viona menoleh pada Riswan.

"Ini Bik Momo pembantu rumah tangga saya, tapi sudah saya anggap seperti orangtua saya sendiri," jelas Riswan memperkenalkan Bik Momo.

Viona tersenyum sambil menjabat tangan wanita paruh baya itu. Bik Momo pun membalas jabat tangan Viona sambil ikut tersenyum.

"Nama saya Rosmala, panggil saja Ros. oke, Bik." Viona memperkenalkan dirinya dengan nama asli sesuai pemberian orang tuanya.

"Lho, bukannya nama kamu Viona?" tanya Riswan bingung.

"Itu kalau di tempat kerja namanya Viona biar keren Om, ehh Mas Riswan maksudnya," jelas Rosmala sambil nyengir kuda.

"Kalau di rumah panggil aja, Ros," terangnya kembali.

Riswan mengangguk paham.

"Oke, kalau kamu perlu sesuatu bilang saja dengan Bik Momo, Bik Momo tahu semua perihal tugasmu selama bekerja di sini. Mohon maaf, aku harus ke kantor, jadi nanti malam kita lanjutkan lagi bicaranya," ujar Riswan sambil mendekati bayi Melati memegang pipinya lembut.

"Anak sholeha yah, sekarang sama Bibik dan Bude Rosmala ya," pamit Riswan pada bayi Melati sembari mencium tangan mungilnya.

Ros tersenyum kecil lalu menatap punggung Riswan yang menghilang dari balik pintu.

"Non sudah sarapan?" tanya Bik Momo.

"Sudah Bik, saya ingin teh manis saja tapi jangan terlalu manis ya Bik, karena wajah saya sudah manis," ucapnya seloroh demi menghilangkan rasa canggungnya.

"He he he ... kalau terlalu manis nanti namanya bukan teh ya, Non. Tapi kolak. Hi hi hi ...." Bik Momo terkikik geli, sebelum akhirnya pamit ke dapur.

"Oeek..ooeekk..cckkp..cckkpp

Bayi Melati berdecap sepertinya ingin nyusu. Tanpa disadari oleh Ros, kini dadanya pun juga basah.

"Cepp...cep...sayang, mau nen yaa? Tunggu yaa kita nen di kamar yaa," ucap Ros menenangkan Melati.

Ros mencari kamar bayi Melati namun tak menemukannya. Ros menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di mana ia harus menyusui Melati. Tanya Ros dalam hati.

"Bik, kamar Melati yang mana yaa? Saya mau menyusui Melati," tanya Ros menghampiri Bik Momo yang sedang mengiris bawang di dapur.

"Melati selalu tidur di kamar Pak Riswan, Non," jawab Bik Momo

"Wah, saya ga mungkin menyusui di situ Bik, bisa keenakan bapaknya Melati,  Ha ha ha ... eh, salah, bisa-bisa saya dipecat saat ini juga."

Bik Momo terbahak mendengar ucapan Ros. Dirinya senang, karena rumah ini kembali ramai dengan hadirnya Ros. Wanita yang cukup unik menurutnya.

"Jangan lebar-lebar ketawanya, Bik. Nanti tersedak. He he he ..." lagi-lagi Ros membuat lelucon yang membuat Bik Momo tertawa.

"Ya sudah, saya bawa ke kamar saya saja deh Bik," ucap Ros sambil berjalan menuju kamarnya yang sebelumnya sudah ditunjukkan oleh Riswan.

****

Lama Rosmala memandangi Melati yang kekeyangan asi, air matanya menetes mengingat kembali almarhumah bayinya. Hampir dua jam ia menyusui bayi Melati hingga akhirnya bayi Melati tidur juga.

"Aahh, aduh pegel juga," gumam Ros sambil merenggangkan tangan dan pinggangnya. Pelan ia membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali namun tidak rapat.

Ros berjalan mengelilingi rumah Riswan. Dia menatap dinding rumah yang masih berhiaskan foto almarhumah istri Riswan yang memakai kerudung panjang. Wajahnya cantik dan teduh walaupun tanpa riasan.

"Beruntung sekali wanita itu memiliki suami seperti Riswan yang terlihat sangat mencintainya," gumam Ros sambil melihat-lihat foto yang terpajang.

"Sini Non, makan dulu!" ajak Bik Momo saat melihat Ros melintasi dapur.

"Eh iya, Bik. Inilah pertama kali saya menyusui langsung bayi, Bik. Biasanya cuma ditampung saja asinya. Alhamdulillah, senang akhirnya asi saya bisa langsung dinikmati bayi cantik seperti Melati.  Langsung dua jam pula, kanan dan kiri. Melati menyedot asi saya seperti takut kehabisan he he he... " cerita Ros seru pada Bik Momo yang ikut terharu.

"Iyakah Non, syukurlah. Kasian Bibik mah sama bapak, tiap malam bangun angetin susu untuk Melati yang rewel kayak ga puas gitu kalau nyusu, belom lagi harus bolak balik ke bank asi nyari asi," tutur Bik Momo dengan raut iba.

"Iya sih, Bik. Saya senang juga bisa membantu, apalagi tadi Melati lahap sekali nyusunya, saya sampai kebingungan Bik. Maklumlah, Bik. Saya masih amatiran. He he he ..., mau dimasukin malah keluar lagi puting saya, kayak licin gitu, Bik," terang Ros sambil tertawa kecil.

"Makanya non harus makan yang banyak dan bergizi. Soalnya mau nyusui Melati. Kalau non sehat, bayi Melati juga ikut sehat. Sering-sering menyusui, lama-lama jugabga ada lagi yang kepleset pentil," ujar Bik Momo diikuti tawa renyah keduanya.

"Siap, Bos." Ros mengangguk paham sambil tersenyum. Ros lalu menghabiskan sepiring mie goreng lengkap dengan ayam goreng yang dihidangkan Bik Momo.

Ooeekk...ooeekk

"Waahh, ada panggilan lagi, Bik. Untung saya sudah makan," Ros bergegas bangun dari kursi dapur, kemudian setengah berlari menuju ke kamarnya dan menyusui Melati kembali.

****

"Bik, tolong ajarkan saya memandikan bayi dong!" pinta Ros kepada Bik Momo sore itu.

"Boleh, sini Non," ajak Bik Momo yang saat ini sedang memandikan Melati.

Dengan sabar Bik Momo mengajarkan Ros cara memandikan bayi Melati dan Ros memang bakat menjadi ibu, sehingga dengan mudah paham dan langsung praktek membantu Bik Momo memandikan bayi Melati sore itu.

"Hai gemesnya bude mama. Cini, cini... bude mama cium dulu, mmuuuaahh...mmuuaahh." Ros mencium kedua pipi Melati dengan gemas. Apalagi Melati sudah cantik, wangi, dan lucu sehabis mandi.

Bik Momo memperhatikan Ros yang keliatan sangat sayang dengan Melati, Bik Momo tersenyum. "Semoga Melati tidak kesepian lagi," gumam Bik Momo mengulum senyum.

Malam itu Riswan lembur, ia baru sampai di rumah pukul sebelas malam. Lampu rumah sudah padam semua. Setelah membuka sepatu dan menaruh jaket motornya. Ia berjalan ke arah pintu.

"Assalamualaikum, Bik," panggil Riswan sambil mengetuk pintu

Cklek! Cklek!

Suara kunci pintu diputar.

"W*'alaykumussalam," jawab Ros membukakan pintu. Saat itu, Ros hanya memakai piyama pendeknya sambil menggendong Melati yang tampak baru saja tertidur.

Riswan melongo dengan pemandangan di depannya.

"Bibik mana?" tanya Riswan sambil melihat-lihat ke arah dalam rumah sambil menaruh kunci motor di atas nakas ruang tamu.

"Ssstt ... pelankan suaramu, Mas. Melati baru saja tidur. Bik Momo juga udah lama pules," bisik Ros pelan kepada Riswan.

"Ohh oke, sorry," ucap Riswan berjalan mendekat hendak mencium Melati yang berada digendongan Ros. Riswan sudah memajukan tubuhnya, namun ragu.

"Cium saja kalau mau cium, anggap aja aku ga ada," ucap Ros cuek.

Riswan baru saja hendak mendaratkan ciumannya pada Melati, tiba-tiba Ros berbisik.

"Awas kalau sampai Melati terbangun, Mas yang netein, ya!" ancam Ros dengan wajah serius.

Riswan menahan senyum sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Matanya tidak lepas memperhatikan Ros yang tengah mengunci kembali pintu rumah.

"Wanita aneh."

****

Jejak vote dan komentarnya jangan lupa ya. Terima kasih sudah mampir, Kakak. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Siapa Saya
sebetulnya kurang sreg aj klo jd pasangannya,,latar belakang sicewe dr penghibur club gtu...
goodnovel comment avatar
Siti Aliyah
termehek - mehek
goodnovel comment avatar
S W Ningsi Archy
menghibur sekali, lucu...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu   32. Happy Ending

    Ros tidak berani keluar rumah, sejak tahu ada Ken yang pindah di depan rumahnya. Pukul sembilan pagi, biasanya dia selalu berdiri di samping tukang sayur, memilih aneka sayur mayur untuk menu masakan esok hari. Namun, karena rasa takut dan khawatir bertemu Ken, maka ia memutuskan untuk berdiam diri saja di dalam rumah sambil menemani Melati bermain dan melatih Melati berbicara.Bik Momo yang diminta oleh Ros untuk berbelanja di tukang sayur langganan mereka.DrrtDrrtPapa Sayang["Awas loh, Ma. Gak boleh ngintip tetangga."]Ros tergelak membaca pesan dari suaminya. "Ada-ada saja," gumamnya sambil menggelengkan kepala.["Ngapain ngintip? Masih lebih keren lagi suami aku."]Balas Ros ditambahi emot gambar hati.["Papa gak tenang nih. Apalagi tadi Bik Momo bilang perutnya gak kayak badut."]Ros kembali tergelak. Pikirannya melayang pada perut buncit suaminya yang semok nan manja, dan selalu saja beradu dengan pe

  • Menjadi Ibu Susu   31. Kue dari Mantan

    Ros sudah kembali bersama Bik Momo dan Riswan ke Jakarta. Sudah memulai hari seperti biasa. Riswan berangkat ke kantor pukul tujuh pagi, lalu kembali ke rumah en sore. Jabatan yang sekarang ia emban, membuat dirinya cukup sibuk di hari kerja. Namun, Riswan selalu berusaha meluangkan waktunya di hari sabtu dan minggu.Ros juga menjalani perannya dengan baik, sebagai istri sekaligus ibu sambung bagi Melati. Pagi hari, adalah jadwalnya Ros jalan pagi ditemani oleh Riswan. Seperti pagi ini, keduanya tengah berjalan santai sambil menggerakkan tangan, ke kanan dan ke kiri. Riswan sesekali berlari kecil di sekitaran taman komplek, yang lahannya berbentuk kotak. Sedangkan Ros menyusul sambil berjalan santai.Kehamilannya yang memasuki usia lima bulan tak membuat Ros kepayahan, justru ia sangat menikmatinya. Justru Riswanlah yang cukup payah, karena selalu saja harus ada mangga dan nanas di rumah. Riswan juga beberapa kali muntah di pagi hari. Namun, tetap bisa beraktifit

  • Menjadi Ibu Susu   30. Siapa Ken?

    Riswan, Melati, Ros, dan juga Bik Momo berada di tol menuju Bandung. Kediaman orang tua Riswan. Perjalanan cukup panjang karena ini akhir pekan. Lalu lintas begitu padat, penat di dalam kendaraan sudah pasti. Namun, semua tidak terasa karena Ros terus saja bernyanyi menghibur penumpang di dalam mobil. Ros juga membawa bekal rujak kedondong dan jambu air. Ada juga buah jeruk untuk Melati. Selakn suka buah jeruk, Melati juga menyukai jambu air manis yang berukuran besar. Ros membiarkan Melati makan sendiri buah-buahan yang dibawa. Tak mengapa mulut dan pakaiannya berantakan dan kotor, asal Melati senang dan mandiri. Tidak selalu harus disuapi saat makan sesuatu.Ros menyuapi Riswan buah jeruk, jambu air, dan juga kedondong. Riswan menolak, karena perutnya masih kenyang, "bunda saja yang makan sama Melati, papa kenyang," kata Riswan saat membuang wajahnya saat akan disuapi buah jambu air oleh Ros."Tapi kata anaknya di perut,

  • Menjadi Ibu Susu   29. Masih Suasana Pengantin Baru

    Selamat membaca yang manis-manis kayak othor??21+****Dua hari setelah Riswan terjatuh dari motor, lelaki itu masih memilih untuk beristirahat di rumah. Tubuhnya lemas tak bertenaga, makan pun tidak berselera. Luka lecet di siku tangan dan kakinya hampir sembuh, tinggal memulihkan rasa pegal dan sakit di seluruh sendinya.Riswan benar-benar malas bergerak, sehabis sholat shubuh ia yang biasanya berolah raga pagi, berlari kecil mengelilingi komplek, kini lebih memilih melanjutkan tidurnya kembali. Ros dan Bik Momo sampai kebingungan dengan sikap Riswan yang berubah menjadi aneh dan lebih manja."Mas, Mama sudah buatkan nasi goreng. Makan yuk!" ajak Ros sedikit mengguncang tubuh suaminya yang masih berpelukan erat dengan guling."Mas," panggilnya lagi. Namun Riswan diam saja, nafasnya berhembus teratur, begitu nyenyak dan nyaman terlihat mata.CupRos mengecup pipi sang suami, lalu berpindah mengecup bibir. Lelaki itu akhir

  • Menjadi Ibu Susu   28. Malam Pengantin yang Panas

    Mereka masih bergulung di dalam selimut, padahal adzan shubuh sudah berkumandang merdu, memanggil ummat muslim agar segera bangun dan melaksanakan sholat wajib dua rakaat. Riswan masih memeluk erat tubuh sang istri yang begitu hangat dan menenangkan. Masih di balik selimut, keduanya bertubuh polos. Aktifitas semalam yang sangat luar biasa membuat keduanya baru terlelap pukul dua dini hari. Padahal ini adalah bulan kedua mereka menikmati peran suami dan istri. Namun rasanya selalu seperti pengantin baru. Ros mampu memanjakan sang suami, hingga lelaki itu tak berdaya sama sekali di atas ranjang. Lelaki itu berkali-kali mengaduh penuh senang atas kelihaian Ros di atas ranjang, sehingga dapat dipastikan dalam sepekan mereka akan melakukannya setiap hari selama dua bulan ini. Libur hanya pada saat Ros datang bulan saja, itu pun Riswan merengek meminta Ros agar buru-buru mandi hadas besar. "Sayang," panggil Riswan membangunkan Ros sambil mencium pundak polos istrinya

  • Menjadi Ibu Susu   27. Hore... Sah!

    Part ini khusus usia matang ya. Bagi yang belum matang, atau yang masih mentah diharapkan jangan baca part ini, bisi hayang kawin??. Buat yang kematengan sampe lembek juga jangan baca, karena semangat boleh membara, namun apalah daya, tenaga tak dapat berjuang sudah.??Intinya anak kecil jangan baca, nenek, dan kakek yang sudah bernafas setengah-setengah juga jangan baca.?Hancur pokoknya, eh... mature maksudnya 21+ ?****Tepat dua minggu setelah Riswan menemukan Ros, mereka melangsungkan pernikahan, hanya saudara terdekat dan sahabat yang hadir. Orangtua Riswan akhirnya memberikan restu begitu juga dengan ibu dan adik Ros yang sangat gembira, akhirnya Ros menemukan lelaki yang mencintainya. Riswan beserta keluarganya menuju Masjid Kubah Mas yang berlokasi di Depok. Ada empat iring-iringan mobil yang membawa mereka semua ke sana. Ros beserta ibu, Satria, Bik Momo dan Pak Asep berada di mobil lain, tepatnya berada di belakang mobil Riswan.Ac

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status