Share

4. Melati yang Beruntung

Hangat tangan mungil bayi Melati melingkar di telunjuk Viona, saat wanita lembut menggendongnya. Seketika itu juga bayi Melati tersenyum lucu melihat wajah Viona sehingga Viona tak kuasa menahan air mata lalu berbalik untuk menutupi lukanya.

Lama Riswan memperhatikan Viona menggendong bayi Melati.

"Eehhmm, Viona," panggil Riswan. Viona menoleh pada Riswan.

"Ini Bik Momo pembantu rumah tangga saya, tapi sudah saya anggap seperti orangtua saya sendiri," jelas Riswan memperkenalkan Bik Momo.

Viona tersenyum sambil menjabat tangan wanita paruh baya itu. Bik Momo pun membalas jabat tangan Viona sambil ikut tersenyum.

"Nama saya Rosmala, panggil saja Ros. oke, Bik." Viona memperkenalkan dirinya dengan nama asli sesuai pemberian orang tuanya.

"Lho, bukannya nama kamu Viona?" tanya Riswan bingung.

"Itu kalau di tempat kerja namanya Viona biar keren Om, ehh Mas Riswan maksudnya," jelas Rosmala sambil nyengir kuda.

"Kalau di rumah panggil aja, Ros," terangnya kembali.

Riswan mengangguk paham.

"Oke, kalau kamu perlu sesuatu bilang saja dengan Bik Momo, Bik Momo tahu semua perihal tugasmu selama bekerja di sini. Mohon maaf, aku harus ke kantor, jadi nanti malam kita lanjutkan lagi bicaranya," ujar Riswan sambil mendekati bayi Melati memegang pipinya lembut.

"Anak sholeha yah, sekarang sama Bibik dan Bude Rosmala ya," pamit Riswan pada bayi Melati sembari mencium tangan mungilnya.

Ros tersenyum kecil lalu menatap punggung Riswan yang menghilang dari balik pintu.

"Non sudah sarapan?" tanya Bik Momo.

"Sudah Bik, saya ingin teh manis saja tapi jangan terlalu manis ya Bik, karena wajah saya sudah manis," ucapnya seloroh demi menghilangkan rasa canggungnya.

"He he he ... kalau terlalu manis nanti namanya bukan teh ya, Non. Tapi kolak. Hi hi hi ...." Bik Momo terkikik geli, sebelum akhirnya pamit ke dapur.

"Oeek..ooeekk..cckkp..cckkpp

Bayi Melati berdecap sepertinya ingin nyusu. Tanpa disadari oleh Ros, kini dadanya pun juga basah.

"Cepp...cep...sayang, mau nen yaa? Tunggu yaa kita nen di kamar yaa," ucap Ros menenangkan Melati.

Ros mencari kamar bayi Melati namun tak menemukannya. Ros menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di mana ia harus menyusui Melati. Tanya Ros dalam hati.

"Bik, kamar Melati yang mana yaa? Saya mau menyusui Melati," tanya Ros menghampiri Bik Momo yang sedang mengiris bawang di dapur.

"Melati selalu tidur di kamar Pak Riswan, Non," jawab Bik Momo

"Wah, saya ga mungkin menyusui di situ Bik, bisa keenakan bapaknya Melati,  Ha ha ha ... eh, salah, bisa-bisa saya dipecat saat ini juga."

Bik Momo terbahak mendengar ucapan Ros. Dirinya senang, karena rumah ini kembali ramai dengan hadirnya Ros. Wanita yang cukup unik menurutnya.

"Jangan lebar-lebar ketawanya, Bik. Nanti tersedak. He he he ..." lagi-lagi Ros membuat lelucon yang membuat Bik Momo tertawa.

"Ya sudah, saya bawa ke kamar saya saja deh Bik," ucap Ros sambil berjalan menuju kamarnya yang sebelumnya sudah ditunjukkan oleh Riswan.

****

Lama Rosmala memandangi Melati yang kekeyangan asi, air matanya menetes mengingat kembali almarhumah bayinya. Hampir dua jam ia menyusui bayi Melati hingga akhirnya bayi Melati tidur juga.

"Aahh, aduh pegel juga," gumam Ros sambil merenggangkan tangan dan pinggangnya. Pelan ia membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali namun tidak rapat.

Ros berjalan mengelilingi rumah Riswan. Dia menatap dinding rumah yang masih berhiaskan foto almarhumah istri Riswan yang memakai kerudung panjang. Wajahnya cantik dan teduh walaupun tanpa riasan.

"Beruntung sekali wanita itu memiliki suami seperti Riswan yang terlihat sangat mencintainya," gumam Ros sambil melihat-lihat foto yang terpajang.

"Sini Non, makan dulu!" ajak Bik Momo saat melihat Ros melintasi dapur.

"Eh iya, Bik. Inilah pertama kali saya menyusui langsung bayi, Bik. Biasanya cuma ditampung saja asinya. Alhamdulillah, senang akhirnya asi saya bisa langsung dinikmati bayi cantik seperti Melati.  Langsung dua jam pula, kanan dan kiri. Melati menyedot asi saya seperti takut kehabisan he he he... " cerita Ros seru pada Bik Momo yang ikut terharu.

"Iyakah Non, syukurlah. Kasian Bibik mah sama bapak, tiap malam bangun angetin susu untuk Melati yang rewel kayak ga puas gitu kalau nyusu, belom lagi harus bolak balik ke bank asi nyari asi," tutur Bik Momo dengan raut iba.

"Iya sih, Bik. Saya senang juga bisa membantu, apalagi tadi Melati lahap sekali nyusunya, saya sampai kebingungan Bik. Maklumlah, Bik. Saya masih amatiran. He he he ..., mau dimasukin malah keluar lagi puting saya, kayak licin gitu, Bik," terang Ros sambil tertawa kecil.

"Makanya non harus makan yang banyak dan bergizi. Soalnya mau nyusui Melati. Kalau non sehat, bayi Melati juga ikut sehat. Sering-sering menyusui, lama-lama jugabga ada lagi yang kepleset pentil," ujar Bik Momo diikuti tawa renyah keduanya.

"Siap, Bos." Ros mengangguk paham sambil tersenyum. Ros lalu menghabiskan sepiring mie goreng lengkap dengan ayam goreng yang dihidangkan Bik Momo.

Ooeekk...ooeekk

"Waahh, ada panggilan lagi, Bik. Untung saya sudah makan," Ros bergegas bangun dari kursi dapur, kemudian setengah berlari menuju ke kamarnya dan menyusui Melati kembali.

****

"Bik, tolong ajarkan saya memandikan bayi dong!" pinta Ros kepada Bik Momo sore itu.

"Boleh, sini Non," ajak Bik Momo yang saat ini sedang memandikan Melati.

Dengan sabar Bik Momo mengajarkan Ros cara memandikan bayi Melati dan Ros memang bakat menjadi ibu, sehingga dengan mudah paham dan langsung praktek membantu Bik Momo memandikan bayi Melati sore itu.

"Hai gemesnya bude mama. Cini, cini... bude mama cium dulu, mmuuuaahh...mmuuaahh." Ros mencium kedua pipi Melati dengan gemas. Apalagi Melati sudah cantik, wangi, dan lucu sehabis mandi.

Bik Momo memperhatikan Ros yang keliatan sangat sayang dengan Melati, Bik Momo tersenyum. "Semoga Melati tidak kesepian lagi," gumam Bik Momo mengulum senyum.

Malam itu Riswan lembur, ia baru sampai di rumah pukul sebelas malam. Lampu rumah sudah padam semua. Setelah membuka sepatu dan menaruh jaket motornya. Ia berjalan ke arah pintu.

"Assalamualaikum, Bik," panggil Riswan sambil mengetuk pintu

Cklek! Cklek!

Suara kunci pintu diputar.

"W*'alaykumussalam," jawab Ros membukakan pintu. Saat itu, Ros hanya memakai piyama pendeknya sambil menggendong Melati yang tampak baru saja tertidur.

Riswan melongo dengan pemandangan di depannya.

"Bibik mana?" tanya Riswan sambil melihat-lihat ke arah dalam rumah sambil menaruh kunci motor di atas nakas ruang tamu.

"Ssstt ... pelankan suaramu, Mas. Melati baru saja tidur. Bik Momo juga udah lama pules," bisik Ros pelan kepada Riswan.

"Ohh oke, sorry," ucap Riswan berjalan mendekat hendak mencium Melati yang berada digendongan Ros. Riswan sudah memajukan tubuhnya, namun ragu.

"Cium saja kalau mau cium, anggap aja aku ga ada," ucap Ros cuek.

Riswan baru saja hendak mendaratkan ciumannya pada Melati, tiba-tiba Ros berbisik.

"Awas kalau sampai Melati terbangun, Mas yang netein, ya!" ancam Ros dengan wajah serius.

Riswan menahan senyum sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Matanya tidak lepas memperhatikan Ros yang tengah mengunci kembali pintu rumah.

"Wanita aneh."

****

Jejak vote dan komentarnya jangan lupa ya. Terima kasih sudah mampir, Kakak. 

Comments (2)
goodnovel comment avatar
S W Ningsi Archy
menghibur sekali, lucu...
goodnovel comment avatar
Poernama
terharuuuu aku thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status