Home / Romansa / Menjadi Istri Antagonis / Pt. 02 - Kill Her

Share

Pt. 02 - Kill Her

Author: Nrhsnh006
last update Last Updated: 2024-01-23 17:55:57

"Bunuh dia."

Naya masih bisa mengingat dengan jelas kata-kata itu. Kata-kata yang Kayasaka ucapkan saat hendak membunuh Arranaya. Dialog yang membuatnya benar-benar membenci Kayasaka sampai akhir.

Dan apa barusan? Lelaki tampan di depannya ini mengatakan nama menyebalkan itu? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Naya masih bermimpi?

"Tunggu, tunggu, apa sebelumnya anda mengenal saya?"

Lelaki berjas abu-abu itu tersentak kaget. Membenarkan letak kacamatanya yang sedikit miring, lalu menjawab "Apa Nyonya sudah lupa siapa saya? Saya Louis, asisten Tuan Kayasaka."

Lagi-lagi nama itu. Kenapa dari tadi orang ini menyebutkan nama antagonis menyebalkan itu terus menerus. "Sepertinya anda salah orang, Tuan. Saya tak mengenal anda dan apakah anda juga pembaca novel Sweet Love? Kenapa dari tadi anda menyebutkan nama Kayasaka?"

Louis benar-benar tak mengerti dengan celotehan gadis dihadapannya. Dia berulang kali mengecek nama di ranjang pasien dan tak menemukan kejanggalan apapun. Jelas-jelas gadis dihadapannya ini adalah nyonya barunya, Arranaya Aleta Whillys yang menikah dengan majikannya tiga hari yang lalu.

"Nyonya, sepertinya saya harus memanggil dokter dengan segera. Luka di kepala anda mungkin menimbulkan efek tertentu."

Naya mengerutkan alis, kini memegangi kepalanya yang terbalut perban. Sejak kapan dia terluka?

"Kenapa aku bisa terluka?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Anda kecelakaan bersama saya saat hendak pulang Nyonya. Saat itu truk besar menabrak kita dari belakang. Saya yang ada di depan tidak terluka parah, tapi Nyonya ... nyonya koma sampai tiga hari."

Naya terkejut setengah mati. Bukankah kecelakaan itu hanya mimpi? Dia bermimpi melihat Arranaya yang kecelakaan bersama sang asisten Louis. Tapi tunggu, kenapa dia baru sadar kalau lelaki di depannya ini sangat mirip dengan deskripsi Louis dalam novel? Apa jangan-jangan ...

"Nyonya, apa anda baik-baik saja?"

"Siapa namaku?"

"Nyonya Arranaya." Jawab Louis cepat.

"Nama lengkap?"

"Arranaya Aleta Whillys"

Tidak mungkin. Jelas-jelasnya namanya Naya Raeka Elastien. Kenapa berubah?

"Nyonya, apa yang salah? Kenapa anda menanyakan nama anda sendiri?"

Naya tidak menjawab, kini menatap Louis dengan intens ingin memastikan sesuatu. "Siapa itu Kayasaka?"

"Dia suami anda Nyonya. Memangnya ada apa?"

Tidak! Aku bahkan tak mempunyai pacar. Suami apanya?!

"Dari keluarga mana aku berasal?" Pertanyaan Naya belum selesai.

"Keluarga Whillys. Pemilik kedua Whillys group yang sah."

DAMN! Naya kehilangan kata-katanya.

"Tidak mungkin. Berikan aku cermin! Cepat! Ini pasti mimpi!"

Louis aneh melihat Nyonya barunya itu namun tetap menuruti perintahnya. Setelah menemukan cermin kecil di laci samping ranjang Naya. Louis langsung menyerahkan cermin kecil itu.

Dengan takut-takut, Naya melihat pantulan dirinya sendiri diatas cermin. Terlihat gadis cantik dengan rambut coklat bergelombang yang indah. Jangan gila! Siapa dia?!

"AAAaaaaaa!!! Ini tidak mungkin!?!"

Louis termundur melihat Naya berteriak sendiri setelah melihat parasnya yang cantik. Padahal katanya, Nyonyanya ini berkepribadian anggun dan pendiam. Apa yang salah?

"Siapa yang mengoperasi wajahku?! Katakan!!" Naya berteriak frustasi. Membuat Louis lagi-lagi tersentak kaget.

"Tidak ada yang melakukan operasi wajah Nyonya. Anda memang terlahir seperti itu."

"Tidak! Ini bukan aku!? Ke mana tumpukan lemak dipipiku? Ke mana jerawat kesayanganku?! Ke mana kantong mata coklatku yang lucu itu. Ke mana?!" Naya berceloteh heboh sembari mencubit wajah barunya.

Wajahnya itu benar-benar berubah 1000%. Tak ada kulit asia miliknya lagi. Tak ada jerawat atau masalah kulit yang biasa ia derita. Dia benar-benar melihat wajah seorang dewi di cermin.

Dan sialnya, wajah itu mirip seperti deskripsi Arranaya dalam novel.

Warna iris matanya bahkan persis seperti milik Arranaya. Warna campuran biru dan hijau yang cantik, padahal sebelumnya dia mengingat dengan jelas kalau warna iris matanya itu coklat. Biru hijau darimananya?!

Naya tidak bisa menerima kenyataan ini. Ini terlalu gila untuk dicerna oleh akal sehatnya. Apa mungkin dia berhalusinasi? Tapi halusinasi tak mungkin terlihat senyata ini bukan? Dan lagi, dia juga merasa sakit saat mencubit dirinya sendiri. Jadi ini bukan mimpi.

"Aku bukan Arranaya!!! Anda pasti salah orang. Aku bukan Arranaya!!!" Naya turun dari ranjang dengan susah payah. Mencabut selang infus yang terpasang di lengannya. Membuat Louis ikut panik dan mengikuti langkahnya yang terseret-seret.

Ini tidak masuk akal.

Jelas-jelas dia ingat kalau semalam dia ada dikamar kost nya. Bukan di rumah sakit mewah seperti ini.

"Nyonya!! Anda mau kemana?!" Louis masih mencoba mengejar Naya. Sayangnya, lift yang Naya gunakan bisa membuatnya pergi lebih cepat.

Kini Naya memanfaatkan kerumunan di meja administrasi. Setelah berhasil turun dari kamar rawatnya yang ada di lantai dua. Dia berhasil mengelabui Louis. Dan kini berencana pergi dari Rumah sakit.

"Aku harus cepat pergi. Bagaimana bisa aku menjadi Arranaya yang sepanjang hidupnya begitu menyedihkan?! Dia memang cantik. Tapi Aku tidak mau. Ayo pulang!!! Aku tidak suka di sini."

Naya menyeret kakinya keluar rumah sakit. Sebenarnya, saat ini seluruh tubuhnya terasa ngilu. Seperti kecelakaan itu benar-benar dia alami sendiri. Tadinya, dia hendak menyangkal kejadian gila ini. Tapi melihat bayangannya di cermin, membuatnya merasa ini bukan kenyataan sederhana yang bisa dia atasi. Wajahnya benar-benar menjadi wajah orang lain yang begitu cantik. Dengan mata hijau biru yang sama sekali bukan miliknya.

Apa transmigrasi bisa semengejutkan ini?!

Dan kenapa dia harus terlempar ke dalam tubuh Arranaya?!

***

"Bagaimana dia bisa hilang?!" Kayasaka menggeram marah. Mencengkram kerah kemeja abu-abu milik Louis.

"Ma ... maafkan saya Tuan. Tadi nyonya berbicara aneh. Lalu berlari meninggalkan kamarnya, saya sudah mencoba mengejarnya. Namun karena kerumunan di meja administrasi Nyonya bisa kabur."

Kayasaka menghempaskan Louis begitu saja. Membuat Louis menghisap oksigen dengan rakus. Tarikan Kayasaka bukan main. Padahal dia hanya menggunakan satu tangannya.

Kini, fokus lelaki itu tertuju pada CCTV dihadapannya. Dia melihat CCTV di depan rumah sakit untuk mengetahui keberadaan istrinya. Lebih tepatnya, harta karun terakhirnya. Karena Kayasaka sendiri tak mungkin menikahi Arranaya jika tak punya keuntungan.

"Berhenti."

Kayasaka melihat monitor itu. Menyuruh staff di sana memperbesar gambarnya. Terlihat seorang wanita dengan pakaian rumah sakit nampak menghentikan taxi yang ada dan menaikinya dengan terburu-buru.

"Selidiki seluruh kamera CCTV di sekitar sini. Aku yakin dia belum jauh. Hubungi aku secepat yang kau bisa. Atau ... tidak ada hari esok untukmu." Kayasaka menggenggam bahu asistennya itu erat. Sebelum pergi dengan langkah tegap yang tergesa.

Louis merinding mendengar suara rendah dan tegas milik Kayasaka. Mata hazelnya persis seperti mata singa yang mengintimidasi mangsanya sebelum melumatnya habis.

Begitu dingin dan menakutkan.

Di sepanjang koridor rumah sakit. Leaki dengan sepatu pentofel hitam itu begitu menarik perhatian. Kayasaka dengan parasnya yang menawan mampu menyihir beberapa orang untuk sekedar melirik kearahnya. Namun lelaki berusia 29 tahun itu nampak tak peduli. Baginya, hanya Faniya yang menarik perhatiannya. Hanya gadis itu, tak ada yang lain.

Jika ditanya apa sekarang Kayasaka khawatir pada Naya, dia spontan akan menjawab tidak. Istrinya itu tak lebih hanya pion baginya. Pion kunci untuk melengkapi skenarionya demi mendapatkan Faniya yang kini nampak tertarik dengan Emilio. Lelaki sialan yang tiba-tiba datang ke kehidupannya.

Kayasaka bahkan tidak mengerti apa yang bagus dari Emilio, sehingga Faniya ingin bersamanya. Kemarin saja di pesta pernikahannya. Faniya terus memperhatikan ponselnya dan mengobrol akrab dengan lelaki itu.

"Sial! Kenapa harus hujan?!" Kayasaka menghentak pada kemudi mobil lamborghini hitam kesayangannya.

Saat ini dia sedang berkutat dengan jalanan aspal yang dingin. Sembari terus merutuk, kenapa di saat seperti ini air langit itu harus turun.

Dia bahkan belum menemukan Arranaya, informasi dari Louis beberapa saat yang lalu mendadak menjadi tak berguna, karena nyatanya dia belum juga menemukan gadis itu. Walau dia sudah mengerahkan seluruh orang-orangnya dan bahkan berkorban ikut melakukan pencarian sendiri.

Dia harus menemukan Arranaya.

Jika tidak, di masa depan dia tidak bisa mengakuisisi Whillys Group, perusahaan entertainer terbesar saat ini guna mengalahkan Emilio yang berbisnis di bidang serupa.

Karena fakta pentingnya, perusahaan itu akan jatuh ke tangan Arranaya setelah usia gadis itu genap 25 tahun. Alasannya karena ... Gladys--kakak Arranaya, bukanlah anak kandung dari pemilik Whillys Group sebelumnya. Gladys hanyalah anak angkat yang kini berlagak menjadi tuan rumah. Dia nyatanya hanya gadis murahan yang terlalu sombong dan mudah di manipulasi. Dan dengan senang hati menyerahkan adiknya sendiri.

Kayasaka tau rahasia penting ini lewat agen rahasianya yang mampu mencari seluruh sumber informasi dari lawan-lawannya.

Di sisi lain, Naya mulai kelelahan. Setelah di berhentikan di pinggir jalan karena tidak bisa membayar taksi. Naya menyeret kakinya melalui trotoar jalan. Dia bahkan baru sadar kalau dia berlari tanpa alas kaki. Dan kini berjalan sendirian di tengah hujan.

Dengan keadaan tubuh yang belum stabil. Naya beberapa kali terjatuh dengan menyedihkan, pakaiannya kotor dengan luka goresan yang mulai berdarah karena beberapa kali terhantuk pada aspal ataupun batu kerikil yang tajam.

Rasanya Naya benar-benar putus asa. Di tempat asing ini, dia sendirian, kedinginan dan takut. Dia tak bisa menghubungi siapapun atau bahkan menemukan tempat berlindung. Naya tak tau kesalahan apa yang dia perbuat sampai dia bisa terjebak dalam situasi gila ini.

Transmigrasi?

Hahaha.

Konyol. Itu yang awalnya Naya pikirkan.

Kemarin, dia hanya membaca novel. Dan hari ini, dia ada di dalamnya. Apalagi dengan tubuh yang sama sekali bukan miliknya. Tubuh ini terlalu kurus dan cantik. Juga punya ciri fisik khas eropa yang sama sekali tak cocok dengannya yang 100% orang asia.

"Ku mohon Tuhan ... aku ingin pulang ... " Naya merengek di tengah derasnya hujan.

"Kau memang harus pulang istriku."

Naya menoleh. Suara tegas nan dingin itu menyeruak ke indera pendengarannya. Dengan pandangan buram, Naya melihat kearah lelaki berpayung hitam itu. Jangan gila, apa itu Kayasaka?!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 2

    "Noona benar-benar akan pulang?" Tanya Zavier masih tak mengerti. Setelah dia dan Emily saling mengejar di koridor keduanya kembali dengan Naya yang sudah sibuk berkemas. "Hm, iya." Jawab Naya tanpa ragu, dia melirik Kayasaka yang tadi marah karena tak rela ditinggal pergi olehnya. Semua bujuk rayu lelaki itu bahkan tak mempan pada Naya yang tetap ingin pulang. Naya sendiri bersikukuh pulang dan tak bisa tinggal lebih lama di sini, karena bagaimanapun dia tidak mau menghilang tepat di depan orang-orang yang dia sayangi. "Padahal Kakak juga pulang besok 'kan? Kenapa kak Naya tidak menginap saja?" Itu Emily, ikut memerotes keputusan Naya. "Aku harus pulang karena harus menyiapkan sesuatu Lily. Aku ingin menyiapkan untuk menyambut kepulangan kakakmu." Jawab Naya dengan kerlingan jahilnya. Bohong. Naya bahkan tak tau masih bisa melihat Kayasaka hingga besok pagi atau tidak. "Biarkan saja. Kakak iparmu memang keras kepala. Toh besok aku tak akan pulang." Kayasaka berkomentar k

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 1

    "Jadi apa yang kau inginkan Naya? Misimu sudah berhasil dan Novelnya sudah selesai." Naya yang masih tak percaya ditarik ke dimensi aneh ini hanya diam. Wanita itu belum menjawab apa pun, dia hanya tertunduk sembari mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Di mana dia menghadiri pemakaman Zavier. Iya, Zavier. Tumbal novel ini ternyata bukan Kayasaka tapi Zavier. Malam itu, saat Kayasaka kecelakaan, Naya langsung menghubungi Emily karena Kayasaka membutuhkan donor darah secepatnya. Emily yang sedang bersama Zavier langsung bergegas menuju rumah sakit. Tapi di jalan mereka berdua dijegat oleh orang-orang suruhan Amretha. Orang yang sama yang merusak mobil Kayasaka dan membuatnya kecelakaan. Di tengah kekalutan itu, Zavier tertembak dan motornya kecelakaan tapi Emily selamat. Naya yang was-was karena Emily tak kunjung datang untungnya mendapat bantuan dari Emilio dan Alares yang ternyata mau mendonorkan darahnya untuk Kayasaka. Setelahnya, Emily datang ke rumah sakit dengan ber

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 66 - The Fault in Our Stars

    Pagi harinya, Naya, Kayasaka, Zavier dan Emily sudah sarapan bersama di meja makan. Setelah pertemuan mengharukan kedua adik kakak itu, semalamam Emily dan Kayasaka bercerita, entah untuk meluruskan kesalahpahaman atau mengenang kebersamaan mereka. Akhirnya, Zavier dan Emily memilih menginap malam itu. Sehingga pagi ini mereka bisa sarapan bersama. Sarapan sederhana yang Naya buat dengan senang hati. "Bagaimana Hyung? Kau bisa cuti satu hari ini 'kan?" Tanya Zavier sebelum menyendokkan penuh sereal coklat ke dalam mulutnya. Pemuda itu sekali lagi membahas rencananya untuk mengajak ketiga orang di sekitarnya ini untuk ke taman hiburan bersama. Katanya, untuk merayakan keutuhan keluarga ini. "Aku bisa, tapi tanya dulu pada Noonamu, apa kondisinya memungkinkan untuk pergi ke taman hiburan. Dia pasti kelelahan karena kegiatan kami malam tadi." Na

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 65 - True Love

    Zavier menarik topinya lebih dalam. Masuk ke area kafe yang lumayan ramai siang itu. Setelah suasana hatinya sedikit membaik, pemuda itu memutuskan untuk pergi ke kafe mencari makanan karena di apartemennya tak ada apa-apa selain air dingin.Biasanya, Zavier akan pergi ke mansion Kayasaka dan memakan masakan bibi Marry atau mencoba pasta dan kue buatan Naya. Tapi saat ini dia ingin menikmati kesendiriannya. Zavier sudah tak membenci Kayasaka tapi dia juga masih canggung jika harus langsung bertemu lelaki itu. "Apa yang ingin anda pesan?" Tanya pelayan yang menghampiri Zavier di mejanya. Zavier melihat menu di tangannya, ada deretan makanan yang terlihat enak di sana. Tapi tatapannya terpaku pada pasta yang mengingatkannya pada sosok Emily. Ingatannya menerawang jauh saat dia dan gadis itu tinggal bersama untuk beberapa hari. Zavier ingat pernah mencuri pasta yang dimasak gadis itu, juga mencuri rasa manis dari bibir ra

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 64 - Everything Will be Fine

    "Kayasaka," panggil Naya pelan, wanita itu berdiri ketika suaminya baru saja membuka pintu setelah dari ruangan rapat. Naya memang sudah menunggu Kayasaka sedari tadi. Setelah menjamu Emilio dan Alares sebentar, Naya langsung ke sini menemui Kayasaka yang sekali lagi terlihat berantakan. Bagaimana tidak, luka terbesarnya kembali. Siapa yang bisa baik-baik saja? "Aku tidak memintamu ke sini. Kau seharusnya beristirahat saja di rumah." Kayasaka berkata dingin, Naya tersenyum maklum.Dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya, wanita itu menghampiri Kayasaka di kursi kerjanya. Naya berdiri di belakang suaminya itu, memeluk leher Kayasaka dari belakang, lalu mengelus pundak suaminya pelan, sembari menenggelamkan kepalanya di sana. "Yaya kalau marah memang selalu berubah jadi kulkas ya?" Tanya Naya jenaka berusaha mencairkan suasana. Melihat suaminya masih tak merespons membuat Naya semakin ingin berusaha.

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 63 - Bruises (2)

    Seorang pemuda masih meringkuk dalam selimut. Mengabaikan dering ponselnya. Zavier, pemuda itu bahkan enggan membuka gorden, dia hanya membiarkan dirinya meringkuk dalam gelap. Dia tak ingin menemui siapa pun. Dia tak ingin mendengar apapun. Kepalanya masih berdenyut sakit akibat pengakuan Kayasaka semalam. Fakta gila yang menyangkut orang tuanya juga masih tak bisa dia percaya. Kamarnya ini menjadi saksi betapa kacau dan hancurnya Zavier. Remuk, Zavier benar-benar tak berdaya. Matanya melirik botol wine yang kosong di ujung karpet, setelahnya netranya berpendar menyusuri figura foto yang sudah menjadi kepingan di lantai kamarnya. Semestanya benar-benar sedang berantakan. Begitu juga dengan seisi kamarnya. Drrrrttt ... drrrtttt ....Ponsel Zavier bergetar lagi. Kali ini pemuda itu bergerak melihatnya, dia yakin itu pesan dari Noonanya karena wanita itu memang tak henti-henti meneleponnya d

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 62 - Bruises

    Naya membuka matanya, tersenyum mendapati Kayasaka masih terlelap sembari memeluknya. Lelaki itu terlihat sangat tampan bahkan saat memejamkan mata. Bulu matanya lentik untuk ukuran seorang pria. Sedangkan itu rahangnya tegas dengan hidung mancung dan alis yang lebat. Naya mencintai pria ini, sangat. Terlepas dari seberapa tampan ia atau sekelam apa masa lalunya. "Misimu ..." "Misimu ... " "Misimu Naya ... " Naya memejamkan matanya. Kepalanya mendadak sakit dan pusing, ditambah suara-suara aneh yang mulai berdengung di telinganya, semacam panggilan peringatan. "Ke sini ... " "Ke sini ... " "Akh!" Naya meringis ketika suara itu seolah menekan kepalanya. Membuat rasa sakit di sana semakin membuatnya merintih. Kayasaka terbangun karena pergerakan tak nyaman dari Naya. Melihat istrinya merintih kesa

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 61 - The Truth Untold

    "Jadi bagaimana semuanya dimulai?" Tanya Naya penasaran. "Apa kau tau ini tanggal berapa?" tanya Kayasaka balik, membuat Naya meraih ponsel di meja kecil yang ada di depan mereka. Tubuhnya syok kecil, saat ponselnya menunjukkan tanggal 14. "Jadi selama ini ... setiap tanggal 14 kau menyembunyikan ke datangan Amretha Fernandes ke rumah ini dari semua orang?" Kayasaka senang istrinya cepat tanggap, tapi bukan begitu awal mulanya. "Bukan dia. Lebih tepatnya, kedatangan lelaki brengsek yang jadi suaminya. Ayahku." Kening Naya berkedut tak mengerti, Kayasaka melanjutkan, "setiap tanggal 14 ayahku itu selalu datang ke rumah ini untuk memberikan uang supaya aku bisa bertahan hidup. Tapi dari setahun yang lalu dia tak pernah datang dan malah Amretha Fernandes yang selalu datang ke sini mencarinya. Kesimpulan yang bisa aku tarik, lelaki itu menghilang. Walaupun sedikit rumit berhadapan dengan Amretha Fenandes tapi aku bersyukur, aku tak perlu menemui lelaki brengsek itu lagi." Kata

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 60 - Broken Fate

    Kayasaka menatap Naya yang tertidur dalam pelukannya. Setelah makan malam, wanita itu terlelap begitu saja sembari terus memeluknya. Kayasaka menarik tangannya perlahan. Turun dari kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. Naya mengulet sebentar sebelum tertidur lagi dengan mencari posisi nyaman yang baru. Kayasaka sendiri memerhatikan itu dan mulai beranjak pergi ke ruang kerjanya sendiri yang ada di sebelah kamar tidur luasnya. Kayasaka merogoh kunci, membuka nakas di bawah meja kerjanya. Lelaki itu mulai mengeluarkan sesuatu dari sana. Sebuah dokumen. Dokumen-dokumen yang selama ini dia simpan dengan sangat rapat. Kedatangan Amretha Fernandes memaksanya untuk kembali teringat dokumen-dokumen lama itu. Dokumen yang menjadikan Kayasaka lelaki brengsek yang tak pantas mendapatkan sebuah pengampunan atau kata maaf. Kehidupan normalnya bersama Naya, sering kali membuatnya lupa kalau dia adalah monster penghancur. Monster yang bersedia melakukan apa pun agar am

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status