Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif / Bab 23. Rencana Minta Cicit

Share

Bab 23. Rencana Minta Cicit

Author: Angsa Kecil
last update Last Updated: 2025-07-06 14:14:51
"Ada Nona Grace di bawah, Tuan besar," ucap asisten Opa Kalingga.

Opa duduk di kursi goyangnya dengan tatapan kosong. "Mau apa dia? Kamu awasi apa yang akan dia lakukan."

--

Di halaman belakang.

"Tante, aku harus gimana sekarang?" Grace duduk di hadapan Tania, wajahnya merah dan lembab. Air matanya jatuh tanpa henti, bahunya bergetar menahan isak.

Tania menatapnya prihatin. "Grace, duduklah dulu. Tarik napas. Kenapa kamu nangis begini? Ada apa? Ceritakan sama Tante."

Grace menggigit bibirnya, lalu sesegukan. "Tante … a-aku ... aku udah nggak tahu harus bagaimana. Aku nggak mau hidup lagi."

Tania tercengang. "Jangan ngomong sembarangan begitu!"

"Aku udah nurut, Tante. Nurut sama Papa. Selama satu tahun ini aku selesaikan semua kontrak di luar negeri, pulang karena disuruh berkarir di sini. Tapi sekarang? Sekarang malah disuruh nikah sama pria yang nggak aku suka. Orang itu jahat, Tante. Aku tahu dia suka main wanita." Grace tersedu-sedu.

Tania mengelus punggung Grace
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 47. Gimana Kalau Kita Cerai Saja?

    Prama menarik napas. Setidaknya di tengah kerumitan, ada sedikit hiburan."Pak, perusahaan makin kacau. Mereka sudah mendesak Anda agar cepat turun atau segera bertindak kalau masih mau duduk di kursi CEO. Anda diberi waktu 3 hari. Kalau tidak, mereka sudah siap dengan petisi untuk menurunkan Anda.""Biarkan saja mereka mengoceh." Reyvan dingin, tak peduli. Lalu, dia memijit pelipisnya. Rasanya masih kacau, efek tabrakan mesra.Amber melirik pada Reyvan sebentar, tampak tenang. Tapi, jantung Amber yang masih ada sisa efek tadi, kini malah hampir lompat saat mendengar waktu tenggat hanya 3 hari.Lalu, Amber menunduk. Wajahnya berubah, tatapannya jadi kosong. Dalam hati, dia ikut cemas. Posisi Reyvan bak di ujung tanduk. Dan dia dilema mau mundur atau bertahan.'Aku harus melakukan sesuatu. Dan tanpa kompromi sama suami gila ini. Harusnya aku langsung mundur dan mengambil keputusan cerai, semua akan langsung berakhir. Tapi aku sudah janji sama Opa. Hishh, semakin rumit. Grace ... Dion.

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 46. Pipi Ketemu Bibir - Asisten Usil

    "Ini yang kamu bilang Dion penyelamatmu? Sudah kubilang, kamu terlalu lugu, Amber! Argghh!" Reyvan menatap kesal sambil menyodorkan ponsel ke depan Amber.Di beberapa foto itu jelas memperlihatkan Amber ada dalam dekapan Dion. Ada juga yang tampak mesra Dion memakaikan jaket. Kalau pose seperti itu jelas tampaknya dia insan saling mencintai. "Nggak! Ini nggak bener!" Amber menggeleng.Sedang Reyvan terus mengepal kuat tangannya. Dadanya begitu panas tak karuan. Rasanya ingin meledak atau melempar mereka yang ada dalam bidikan pikirannya. 'Dion! Arsen! Grace! Kalian-' batinnya geram.Kini, Amber menutup mulutnya dengan tatapan nanar pada layar ponsel itu. Matanya membeku membaca kalimat demi kalimat.[Berita terkini keluarga Kalingga: Setelah Reyvan Kalingga terciduk di hotel bersama seorang model internasional, sekarang istrinya Amber memilih kembali dengan mantan kekasihnya. Diduga mereka sedang dalam proses perceraian.] Banyak komentar berjejal di sana dan dominan mengolok Amber.

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 45. Ternyata, Jebakan Manis

    "LEPASKAN DIA!" Teriakan Reyvan menggelegar bak petir menghantam malam. Matanya nyalang tajam, deru napasnya memburu. Dadanya bergejolak hebat siap meledak."Rey?" Dia refleks menoleh. Amber terpaku. Jantungnya berdetak cepat melihat sosok Reyvan yang tiba-tiba muncul dengan wajah murka.Tanpa sepatah kata pun, Reyvan melangkah cepat. Tangannya terulur kasar, menarik Dion dari sisi Amber. BUGH! Lalu, satu pukulan telak mendarat di rahang Dion."Dasar bajingan! Beraninya menculik istriku!"Reyvan memberikan hadiah sikuan keras ke perut Dion, membuat lawannya terbungkuk sejenak."Akhh!" Dion memekik jerit. Dia memegang perutnya."Reyvan. Jangan gegabah!" Saat Amber hendak maju, Prama menahan dan menggeleng.Reyvan kembali hendak melayangkan tangannya pada Dion. "Argghh!"Dion tak tinggal diam. Cepat dia menangkis pukulan itu dan melayangkan tendangan ke samping tubuh Reyvan."Berani kamu menyerangku, ha?" Dion menyeringai. "Kamu pikir aku takut?!'Mereka beradu pukulan hampir imbang.R

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 44. Kalah Cepat, tapi Main Hajar

    Reyvan dan Prama berlari cepat menuju rumah reyot seperti yang dia dapatkan dari informasi. Nafasnya memburu berat, tidak beraturan seiring detak jantung yang kian menghantam dadanya."Di mana rumah itu, Pram! Kenapa belum sampai juga?! Jangan-jangan informasi itu nggak benar?!" Sentaknya dengan suara tajam, matanya menatap lurus ke depan."Kita hampir sampai, Pak! Saya jamin informasinya tepat. Mungkin masih di depan sana!" Prama tetap berlari, suaranya tersengal oleh napas yang terengah.Reyvan menggeram, rahangnya mengeras. “Argghh! Sial! Jangan sampai kita terlambat menemukan Amber!”Sekitar sepuluh menit kemudian, mereka baru sampai di depan rumah reyot yang dimaksud.Begitu masuk, mata Reyvan membeliak tegang. Napasnya tertahan. Kosong!"Mana Amber?!" teriaknya lantang.Dia mengedar pandangan ke setiap sudut ruangan. Matanya liar, begitu takut dan gelisah. Tangan kanannya mengepal kuat.Rumah itu tampak porak-poranda. Kursi terbalik, pecahan kaca berserakan, dan tali yang masih

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 43. Kenapa Bisa Kebetulan?

    "Semua sudah dibereskan? Jangan sampai ada jejak.""Sudah beres, seperti yang Bos mau. Sekarang kita bawa dia pergi!"Suara itu terburu-buru. Dua pria bermasker dan bertopi saling memberi kode, lalu menutup rapat pintu mobil hitam. Amber tergeletak tak sadarkan diri di kursi belakang. Ada satu pria yang menjaganya dan selalu melirik ke arah Amber sesekali, waspada kalau saja dia terbangun lebih cepat.Mobil itu melaju kencang, menerobos jalan-jalan sepi menuju sebuah tempat di pinggiran kota.----Sementara itu, Reyvan berdiri di tengah ruang kerjanya menatap tajam. Dua bawahannya baru saja datang dengan wajah tegang."Kami ... kami kehilangan Nyonya Amber, Pak. Dalam hitungan detik dia hilang dari pengawasan kami.""Apa kalian bilang?!" teriak Reyvan menggelegar dengan tatapan nyalang. Napasnya memburu berat dengan tangan meremas kepalan. Amber dikatakan hilang, padahal kondisinya masih lemah. Jelas emosinya langsung naik tanpa kontrol.Cepat Reyvan mencengkram kerah salah satunya

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 42. Aksi Opa yang Keren

    "Bagaimana kabar kalian semua? Apa bisa tidur nyenyak beberapa hari ini?" Suara bariton menambah mereka gemetar. Langkah Reyvan berat, tegas, dan pelan mendekat. Sosok Reyvan muncul di ambang pintu, matanya tajam pada satu per satu wajah yang ada di ruangan. Sorotnya nyalang, seperti binatang buas yang mencium aroma darah.Semua reporter langsung menunduk. Tak ada satu pun yang berani menatap matanya. Pikiran mereka semua kacau seketika.Tanpa basa-basi, Reyvan menyentak tajam. "Katakan, siapa yang menyuruh kalian? Mumpung aku masih perbaiki hati pada kalian!"Tak ada yang bicara. Hening, nyaris seperti tak ada napas di ruangan itu.Lalu, Reyvan melangkah lebih dekat, suaranya kembali meninggi, menghantam dinding."Aku tanya sekali lagi, siapa yang menyuruh kalian?! Hah!"Mereka gemetar dan dilema. Karena tahu siapa yang sedang dihadapi di depan mata, tapi Bagaimana dengan keselamatan keluarganya di sana?Akhirnya satu reporter pria mengangkat kepala sedikit."Ti-tidak ada yang menyu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status