Home / Rumah Tangga / Menjadi Istri Duda Muda / 10. Pura-pura polos dan lugu?

Share

10. Pura-pura polos dan lugu?

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2024-10-09 21:53:58
Arka membantu Ana mengobati pahanya yang melepuh karena kopi panas yang tertumpah tadi. Dengan teliti dan penuh kehati-hatian, Arka terlihat fokus mengobati Ana.

“Gimana?” tanya Arka melihat intens ke arah Ana.

“Apanya ya, Pak?” tanya Ana sedikit loading dengan ucapan Arka yang irit dalam berbicara.

“Masih perih nggak?” tanya Arka lagi memperjelas pertanyaannya.

“Udah lumayan mendingan, Pak. Makasih ya,” ujar Ana terlihat sedikit membaik setelah tadi merintih kesakitan.

“Ya sudah kamu pergi dari sini!” usir Arka pada karyawan perempuan tadi.

“Sekali lagi, Maaf Nyonya Ana,” ujar perempuan itu menunduk dalam merasa bersalah.

“Gak apa-apa kok, lagian juga gak sengaja kan,” ucap Ana memberikan senyum pada karyawan perempuan itu.

Lalu karyawan perempuan itu meninggalkan ruangan Arka. Sementara Arka masih duduk di sebelah Ana. Gio mendekati Ana.

“Tante gak apa-apa kan?” tanya Gio terlihat begitu sedih melihat kondisi Ana.

“Gak apa-apa kok, Gio,” ucap Ana mengusap kepala G
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   189

    Delvan memberenggut, menatap Tasya semakin dalam. "Gak ada tapi-tapian Sya." Pungkasnya.Mama Intan membawa nampan berisi dua gelas susu rasa vanilla dan strawberry. Tak lupa juga kue dessert yang baru dibuatnya. "Silakan di dinikmati ya nak Delvan.""Eh Tante, gak usah repot-repot segala." Delvan merasa tidak enak, pasalnya dia datang untuk bertemu dengan Tasya."Ini gak repot kok Nak. Ouh iya Kak, diminum ya susu strawberry nya. Biar badan kakak segera fit." Lalu Mama Intan meninggalkan mereka berdua lagi.Keduanya kembali hening, tanpa ada yang ingin melanjutkan pembicaraan yang belum usai. Tatapan mereka menyendu, entah apa yang sedang mereka pikirkan lagi.Tapi yang jelas, keduanya dalam kebimbangan. Bullying yang Tasya rasakan kembali membawa trauma, entah sampai kapan dia akan terbebas dengan hal yang begitu berdampak kurang baik dalam hidupnya. Haruskan dia pindah sekolah lagi?"Yang bully Lo Gisel kan?" Tanya Delvan tepat sasaran. Dia sudah menduganya dari kemarin, tapi sedi

  • Menjadi Istri Duda Muda   188

    "Tasya jebak gue digudang, terus main Jambak rambut gue, Thur." Bela Gisel dengan memelas."Heh, Lo dan kedua teman Lo yang jebak gue. Dasar fitnah." Tasya semakin erat menjambak rambut Gisel. Emosinya sudah tidak stabil. Dia semakin membenci pembullyan. Sudah cukup bersikap sabar, karena akan tetap saja menyakitkan."Diam, kalian semua ikut ke ruang BK. Biar Bu Nada yang bakal hukum kalian!" Arthur menatap tajam ke empat perempuan yang sudah acak-acakan. Ke empat siswi itu sudah berada di ruang BK yang sangat misterius. Bagaimana tidak begitu, suasananya begitu hening dan sekarang di depan mereka sudah ada guru killer yang selalu mengurus siswa yang bermasalah.Perempuan berumur setengah abad itu yang disebut Bu Nada, menatap ke empat siswi itu bergantian. Pandangan nya seolah-olah ingin membunuh."Tasya! Kamu itu siswa baru disini. Harusnya jangan membuat masalah." Ucapnya.Tasya menelan ludah, susah payah dia membuka suara dengan terpaksa. "Maaf Bu, tapi memang bukan saya pelakun

  • Menjadi Istri Duda Muda   187

    Tasya melihat perempuan itu semakin mendekati Delvan. Namun laki-laki yang sedang berpakaian santai itu terlihat acuh tak acuh. "Kamu kenapa kok diluar sih?" Tanyanya sekali lagi."Bukan urusan Lo." Jawab Delvan ketus. Mengikis jarak dengan perempuan yang dipanggil mama itu."Gak boleh gitu Delvan, kita harus sering berbincang agar hubungan kita semakin dekat." Senyuman nya manis menatap lekat ke arah Delvan."Gila Lo ya." Delvan beralih mendekat ke Tasya."Dia siapa Van? Biasa banget tampilan nya. Gak cocok banget deket sama kamu." Perempuan itu menunjukkan ekspresi tidak sukanya saat menatap Tasya.Tasya yang hanya berdiri memaku di tempat, di hadapannya sekarang terlihat percakapan kedua insan. Lalu Tasya beranjak dan menghidupi motor pink maticnya itu. "Sya." Delvan memanggil namun yang dipanggil sudah tancap gas. Tanpa melihat ke belakang lagi. Tasya meninggalkan rumah Delvan dengan sejuta pertanyaan."Lo apa-apa an sih kesini! Pergi sekarang sebelum gue panggilin Lo satpam." Uc

  • Menjadi Istri Duda Muda   186

    Delvan hanya geleng-geleng, ada baiknya memang dirinya berada di perkumpulan temannya. Meskipun konyol, setidaknya selalu menghibur. Daripada dirumahnya yang tak ada ketenangan. Semuanya seakan terasa mencekam.***Di lain tempat, Tasya sedang melamun. Memikirkan nasibnya yang kadang selalu tidak ada kejelasan. Entah tentang sekolah, pertemanan, maupun kisah asmara. Sama-sama kacau.Masalah sekolah yang tak berjalan dengan mulus. Nilai yang tak berlebihan, kadang setara dengan KKM. Bahkan Tasya tak pernah mengikuti lomba apapun, saking gak adanya bakat dalam diri Tasya.Tasya sangat ingin mengikuti suatu olimpiade yang dimana bisa membawa piala dan membuat semua orang bangga, apalagi tadi melihat mamanya yang kegirangan kala tau Delvan baru saja memenangkan olimpiade matematika."Pasti seru ya, jadi orang pintar. Gak pusing waktu ngerjain soal, gak ketakutan waktu ditanyain guru, terus bisa dipuji banyak orang dan banyak yang bangga." Ucap Tasya seorang diri."Eh, kalau pengen dipuji

  • Menjadi Istri Duda Muda   185

    Tasya terdiam, mencoba menajamkan alat pendengaran nya dengan sebaik mungkin. Takut salah denger dengan pengakuan cowok di depannya itu. "Gue butuh Lo, Tasya. Bisa?" Tatapan Delvan memusat pada Tasya. Tatapan yang penuh arti dan permohonan. Tatapan yang membuat siapapun bakal terpesona. "Gu-gue gak tau, gue gak boleh pacaran, Van." Tolak Tasya dengan ucapan pelan. Tak ada nada ketus. Rasa khawatir mulai tumbuh kembali, Tasya hanya takut jika semuanya kembali seperti hari kemarin. Hari dimana Delvan mulai menjauhinya atau mungkin tak akan menganggapnya ada lagi. "Bukan karena Lo gak suka cowok badbboy? Ouh iya, Lo suka cowok good boy. Maaf Sya, gue baru inget." Seolah tak ingin mengungkit sesuatu yang lebih sakit. Delvan bergumam seorang diri. Mencoba menyadarkan posisi dirinya yang tak diinginkan oleh gadis di depannya itu. "Tapi gue bakal buktiin, meskipun gue badboy, gue pasti dapetin Lo, cewek good girl." Tasya terperanjat, lalu mencoba kembali menatap Delvan. "Van? Lo

  • Menjadi Istri Duda Muda   184

    Setelah acara akad dilaksanakan, setelah nya mereka langsung pergi ke rumah Abidzar untuk melangsungkan resepsi secara sederhana. Ini dilakukan karena kemauan dari orang tua pihak Abidzar. Sebagai ungkapan syukur meskipun dilaksanakan secara sederhana. Setelah semua acara terlaksana, kini Layla dan Abidzar berada dalam satu ruangan. Mereka berada di kamar Abidzar. Kamar yang begitu lekat dengan warna gelap dan sangat rapi.Abidzar memulai percakapan, "Kenapa kamu mau melanjutkan perjodohan ini, padahal kamu sudah tahu kalau aku sudah mencintai wanita lain. Apa kamu tidak takut jika di suatu waktu aku menyakiti kamu." Ucapnya dengan intonasi heran.Layla menghembus nafas dengan keras sambil berucap, "Apa yang perlu untuk ditakutkan, sementara aku menjalankan semua ini atas dasar ridho-Nya. Hati itu mudah berbolak balik, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Tapi aku yakin, semua pasti akan berjalan dengan baik-baik saja." Ucap nya dengan nada tenang. Dia berusaha untuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status