Home / Romansa / Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan / Bab. 344: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Share

Bab. 344: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Author: Faoo pey
last update Last Updated: 2025-10-08 23:22:03

Adnan baru saja kembali dari luar setelah membeli beberapa perlengkapan untuk Ardan.

Ardan berganti pakaian baru yang dibelikan Adnan, menatap pantulan dirinya di cermin, lalu tersenyum puas.

“Gayanya pas sekali. Warnanya juga cocok denganku. Tapi, Adnan... bagaimana kau tahu aku ada di sini?”

Adnan duduk di kursi di hadapannya, lalu perlahan menceritakan semua yang telah terjadi. Setiap kata yang keluar membuat hati Ardan terasa sesak. Ia mendengarkan dalam diam, sampai akhirnya menarik napas panjang.

“Ternyata... Tuhan itu benar-benar adil,” gumamnya lirih. “Cepat atau lambat, seseorang pasti akan membayar semua perbuatan jahatnya.”

Dulu ia sempat mengira Laras bersama Sonny. Tak pernah terpikir olehnya bahwa wanita itu ternyata berkhianat—berselingkuh dengan pria yang paling ia cintai.

Ironis. Menyakitkan. Tapi entah mengapa, kini yang tersisa hanya rasa lega.

“Hmph, pembalasan datang lebih cepat dari yang kuduga,” Ardan menyeringai kecil. Hanya membayangkan wajah Laras saat ini su
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab 348: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Kali ini ia mencoba melarikan diri lagi—sebuah keberanian yang sudah melekat pada benaknya seperti napas. Namun takdir kejam belum mengizinkannya. Begitu tertangkap, ia dianiaya sampai setengah pingsan. Ibu mertuanya berdiri di sana dengan tatapan dingin, ancaman terpatri di bibirnya: jika kakinya patah, kesempatan lari itu akan lenyap selamanya.Bayangkan, satu patah tulang, dan harapan akan terbaring pula.Dalam setengah sadar ia berlutut, memohon pada wanita yang selama ini menjadi penindasnya. Suaranya serak, janji dipaksa keluar dari bibir yang retak: tak akan lari lagi, tak akan memberontak, ia akan menuruti kehendak suaminya yang bego, menjalani hidup rendah dan patuh sebagaimana keinginan rumah itu.Ibu mertuanya tak butuh merusak tubuhnya; seorang yang lumpuh akan menjadi beban. Ancaman itu hanya alat untuk menundukkan. Melihat wanita itu menyerah, ia melepaskan sedikit amarahnya—memberi satu kesempatan terakhir, seolah membuat kemurahan hati dari kekejamannya sendiri.Lagi-l

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 347: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Kepala desa itu memasukkan anak kecil ke dalam kereta bambu, lalu berteriak dari luar rumah,“Putriku, keluar dan jagalah cucuku sebentar. Ayah harus pergi.”Seorang wanita muda segera muncul dari dalam rumah.“Ayah, ini sudah hampir waktunya makan siang. Mau ke mana?”Pria itu mendengus sambil mengikat tali keretanya.“Pamanmu yang idiot di ujung timur desa itu, kan, baru membeli seorang istri sebulan lalu? Sekarang polisi sudah tahu. Mereka datang beberapa hari yang lalu untuk menanyakannya.”Nada suaranya meninggi, penuh ketidaksabaran. “Dengar, keluarga mereka itu miskin setengah mati. Untuk membeli perempuan itu saja, mereka harus berhutang ke seluruh desa! Kalau sekarang perempuan itu dibawa pergi, siapa yang akan mengurus ladang dan anak-anak mereka? Tidak bisa, pokoknya tidak boleh!”Wanita muda itu memeluk anak kecil di pelukannya erat-erat. Dahinya berkerut.“Tapi Ayah, memperdagangkan manusia itu kejahatan. Polisi sudah turun tangan. Kalau Ayah mencoba menghalangi, itu mela

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 346: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Wanita itu menatap lembut anak dalam gendongannya dan tersenyum cerah.“Sayang, ingatlah! Paman yang menyelamatkanmu itu bernama Adnan.”Adnan dan rekan-rekannya kembali ke gerbong tidur. Ardan segera menghampiri, matanya memantau dengan rasa ingin tahu.“Sepertinya kalian menangkap seseorang,” ucapnya, menatap ke arah pria yang sedang diborgol.Kantor polisi kereta tidak jauh dari gerbong tidur, bahkan bisa terlihat dari lorong. Ardan mencondongkan tubuh sedikit. “Ceritakan, bagaimana bisa kalian menangkapnya secepat itu?”Adnan tersenyum tipis. “Aku baru saja memperhatikan tanda lahir di tangannya. Kalau tidak, mungkin dia sudah berhasil lolos.”Ardan mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan rasa kagum.“Syukurlah kamu punya mata setajam elang. Kalau tidak, dengan perubahan penampilannya itu, kita pasti sudah tertipu mentah-mentah.”Keesokan harinya, tepat pukul tujuh pagi, kereta berhenti di Kota S.Adnan dan timnya turun dari gerbong, udara pagi yang dingin langsung menyapa wajah me

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 345: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Tanda lahir merah di punggung tangan pria itu menjadi satu-satunya petunjuk yang mereka miliki. Karena itu, pemeriksaan dilakukan dengan cepat dan hati-hati.Kereta hijau panjang itu memiliki delapan belas gerbong penumpang—delapan gerbong kursi keras, delapan gerbong tidur. Namun, karena gerbong tidur sudah diperiksa tanpa hasil, pencarian kini berlanjut ke kursi keras.Tujuh gerbong telah diperiksa, dan sejauh ini—tidak ada hasil.Bahkan toilet pun tak luput dari pemeriksaan.Sekarang, harapan terakhir mereka hanya tertuju pada gerbong terakhir.Suasana menjadi tegang. Setiap orang menahan napas, khawatir ada kesalahan kecil yang membuat pelaku lolos begitu saja.Gerbong terakhir tampak tenang. Sunyi, nyaris terlalu tenang.Mata Adnan tajam seperti elang yang menatap mangsa di padang luas. Tatapannya menyapu setiap wajah penumpang satu per satu, tanpa terlewat sedikit pun.Ketika sampai di kursi paling belakang, ia melihat sepasang pria dan wanita paruh baya.Pria itu menatap Adnan

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 344: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Adnan baru saja kembali dari luar setelah membeli beberapa perlengkapan untuk Ardan.Ardan berganti pakaian baru yang dibelikan Adnan, menatap pantulan dirinya di cermin, lalu tersenyum puas.“Gayanya pas sekali. Warnanya juga cocok denganku. Tapi, Adnan... bagaimana kau tahu aku ada di sini?”Adnan duduk di kursi di hadapannya, lalu perlahan menceritakan semua yang telah terjadi. Setiap kata yang keluar membuat hati Ardan terasa sesak. Ia mendengarkan dalam diam, sampai akhirnya menarik napas panjang.“Ternyata... Tuhan itu benar-benar adil,” gumamnya lirih. “Cepat atau lambat, seseorang pasti akan membayar semua perbuatan jahatnya.”Dulu ia sempat mengira Laras bersama Sonny. Tak pernah terpikir olehnya bahwa wanita itu ternyata berkhianat—berselingkuh dengan pria yang paling ia cintai.Ironis. Menyakitkan. Tapi entah mengapa, kini yang tersisa hanya rasa lega.“Hmph, pembalasan datang lebih cepat dari yang kuduga,” Ardan menyeringai kecil. Hanya membayangkan wajah Laras saat ini su

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 343: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Semua pekerja yang dipaksa bekerja di tambang itu kini telah terselamatkan. Wajah mereka hitam legam—hanya bola mata putih dan barisan gigi yang masih tampak kontras. Mereka berdiri di halaman, tubuh-tubuh ramping dan berdebu berjajar rapi. Jumlahnya jelas: lima puluh delapan orang.Adnan berdiri di depan barisan itu dan memanggil satu nama—nama yang membuat dadanya bergetar: “Ardan!”—tapi tak seorang pun menjawab. Hening yang menjawab terasa seperti tombol dingin menekan hatinya; ketiadaan jawaban berarti Ardan tak ada di antara mereka.Rasa takut mencekam. Pikiran terbang liar—apakah ayah mertuanya sudah menjadi korban sampai lenyap di antara rahim gunung itu?Di sisi lain halaman, dua manajer tambang dan si akuntan—orang-orang yang selama ini mengatur nasib buruh—diborgol. Dari dua puluh preman yang konon menjaga tambang, enam belas tewas dalam bentrokan lawan; hanya empat yang tersisa, tiga di antaranya terluka parah, tubuh mereka tertunduk di tanah dengan borgol menempel di perge

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status