Share

Penolakan

Anike terpaku menatap pria yang kini berjalan santai menuju sofa yang terletak di sudut kamar mewah itu.

Carlen duduk penuh wibawa sambil meluruskan sebelah tangan di sandaran sofa. Dia menatap Anike dengan sorot aneh. Sesaat kemudian, mata biru pria asal Jerman itu bergerak nakal seakan memberi isyarat ke arah handuk yang dia kenakan.

"Sudahlah, daripada memikirkan tanda merah di lehermu, sebaiknya kau melakukan pekerjaan lain yang jauh lebih berguna," celetuk Carlen.

"Apa?"

Carlen tak segera menjawab. Dia malah kembali menggerak-gerakkan bola matanya ke bagian bawah tubuh yang tertutup oleh handuk.

"Apa, sih?" tanya Anike tak mengerti.

"Coba kau periksa," ujar Carlen.

"Periksa apa?" Anike semakin bingung dengan tingkah Carlen yang tak jelas.

"Sepertinya ada sesuatu yang aneh," jawab Carlen.

"Aneh bagaimana?" Anike mulai kesal.

"Kemarilah," suruh Carlen.

Dengan terpaksa, Anike mendekat dan berdiri tepat di hadapan Carlen. Tak disangka, tiba-tiba Carlen menarik tangannya.

Anike yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status