Share

16. Malam Yang Indah

"Krucuk... krucuk..." tiba-tiba terdengar suara yang tidak pada tempat dan waktu yang pas.

Suara perut Rieka yang sedang kelaparan.

Gimana gak kelaparan kalau seharian dirinya sibuk di dapur dan mempersiapkan segala sesuatunya sampai lupa makan. Eh nungguin Edwin gak datang-datang lagi, bahkan Rieka juga sampai ketiduran. Jadinya kelaparan yang melandanya sudah kronis sekarang.

"Eh suara apa itu?" Edwin tertawa tertahan.

"Aku...aku lapar, Mas." Rieka mengakui dengan muka merah padam. Parah, gak anggun banget jadi wanita.

"Lho kamu belum makan jam segini?" Edwin kembali diserang oleh rasa bersalah. Dia telah membuat Rieka nungguin lama, udah gitu langsung 'makan' aja tadi tanpa nanya Rieka sudah makan malam apa belum. Bener-bener terasa sebagai suami yang egois.

"Aduh, maaf ya honey. Karena aku kemalaman pulangnya ya?"

"Ayo Mas kita dinner dulu, Mas Edwin juga pasti udah lapar kan? Aku udah siapin makan malam spesial lho." tanya Rieka beranjak bangkit dari ranjangnya.

"Rieka, ho
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status