Home / Romansa / Menjadi Istri Muda Mas Gani / Gani Setuju Menikah Lagi

Share

Gani Setuju Menikah Lagi

Author: icher
last update Huling Na-update: 2024-04-26 14:48:25

“Kamu nggak ketemu Maura di lift atau di loby, Ga?” tanya Wulan yang penasaran dan mengambil posisi duduk di seberang Gani yang baru saja memasuki ruangannya itu.“Nggak, Ma!” jawab Gani dengan santai dan singkat.

“Masa sih kamu nggak ketemu? Dia baru aja keluar dari ruangan Mama sebelum kamu datang,” desak Wulan seperti tak ingin menyerah dengan pertanyaannya itu. “Aku bahkan belum pernah bertemu dengan dia, Ma! Aku nggak tau wajahnya dan seperti apa orangnya. Mama kalau nanya tuh yang bener dong, Ma!” omel Gani yang membuat Wulan tercengang dan menatap putra semata wayangnya itu dengan tak berkedip.

Bukan tanpa alasan Wulan bereaksi seperti itu pada ucapan Gani. Selama ini, Gani selalu bicara dengan singkat dan tak pernah menggerutu panjang lebar. Baru kali ini Gani marah dengan menjabarkan semua hal itu kepada Wulan.

Gani duduk dengan menyilangkan kakinya dan tetap fokus pada benda pipih yang ada di tangan kanannya saat ini. Selalu seperti itu setiap kali Gani bertemu dengan Wulan di mana pun.

“Bisa nggak kalau pas lagi ngobrol sama Mama tuh, jangan kerja dulu?” tanya Wulan yang mengutarakan protesnya pada sikap Gani.

“Aku lagi mengurus proyek yang trouble, Ma!” jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel yang sedang ditatapnya dengan fokus.

“Gimana dengan Sarah? Apa dia udah ada tanda-tanda mengandung bulan ini?” tanya Wulan yang mulai ketus juga mengikuti gaya putranya itu.

“Belum. Sabar aja, Ma.”

“Sabar sampai kapan, Ga? Mama udah sabar sampai tiga tahun usia pernikahan kalian. Mama nggak bisa sabar lagi sekarang. Kamu harus terima tawaran Mama kemarin.”

“Anak itu hanya titipan, Ma. Siapa sih yang nggak mau punya anak?”

“Tapi, Sarah juga terlalu sibuk wara wiri keluar negri sana sini tiap minggu. Gimana bisa hamil kalau seperti itu? Dia hanya foya-foya dan nggak memikirkan kesehatannya, Nak!” ungkap Wulan dengan nada kesal dan penuh penekanan pada beberapa kata-kata yang menyudutkan Sarah.

Sarah adalah istri yang sudah dinikahi Gani selama tiga tahun belakangan ini. Selama ini, rumah tangga mereka jauh dari kabar miring apalagi perselingkuhan. Meskipun Gani dan Sarah sendiri juga tidak sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Namun, Gani sangat menyayangi istrinya itu dan selalu berusaha menuruti semua yang Sarah mau.

Salah satunya adalah membiarkan Sarah melakukan apa saja yang dia suka dan membeli semua yang dia mau. Pergi ke mana saja yang dia inginkan, tanpa pernah mengeluh berapapun banyak uang yang sudah Sarah habiskan untuk foya-foya. Hanya saja ... rumah tangga itu memang hambar tanpa adanya seorang anak yang hadir di tengah mereka sebagai pemanis.

“Biarkan aja dia begitu, Ma. Mungkin dia bosan di rumah, karena aku kan juga selalu sibuk kerja,” ucap Gani masih saja membela Sarah di depan Wulan.

“Nggak bisa lagi sekarang, Ga! Waktu Mama nggak banyak lagi, dan Mama mau kamu cepet kasih Mama cucu. Kamu harus tetap menikah dengan Maura dan tadi dia udah setuju dengan permintaan Mama itu,” ungkap Wulan yang merasa sudah terlalu lama bersabar pada menantunya itu.

Gani sontak saja mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap lekat pada wajah Wulan. Dia melihat ibunya itu masih sangat cantik dan awet muda untuk wanita seusianya. 

“Maksud Mama apa ngomong seperti itu? Waktu Mama nggak banyak lagi? Nggak banyak lagi gimana maksudnya?” tanya Gani bertubi-tubi dengan tatapan yang tajam pada Wulan.

Sepertinya, Wulan menyadari bahwa dia sudah salah bicara di depan Gani. Dia langsung tampak gugup dan mengalihkan pandangannya dari tatapan sang putra. Gani tentu tidak melewatkan reaksi ibunya itu dan mendehem dengan tegas.

“Maksud Mama ... Mama kan udah tua, Ga. Mama takut nggak punya waktu banyak lagi untuk menunggu kamu punya anak,” bantah Wulan mencari alasan agar Gani tidak curiga.

“Mama masih muda dan cantik. Mama juga sehat banget, jadi sabar aja setahun atau dua tahun lagi, ya Ma.” Gani mencoba bicara lembut untuk menghibur ibu yang disayanginya itu.

“Nggak bisa, Ga! Mama udah janji sama Maura dan tadi Mama udah desak dia sampai dia setuju. Dia rela jadi istri kedua dan Mama yakin dia bisa kasih Mama cucu yang lucu,” jelas Wulan tetap tak mau mengalah.

“Kenapa Mama mengambil keputusan sepihak? Aku nggak mau menyakiti Sarah, Ma! Kita harus bicarakan dulu sama Sarah dan pastikan dia setuju,” ucap Gani yang mulai serius menanggapi permintaan Wulan yang memang tak pernah ada habisnya.

Jujur saja, Gani juga sudah mulai lelah mendengar desakan dari Wulan yang selalu saja meminta cucu darinya. Sementara, sebenarnya Sarah sendiri yang memutuskan untuk menunda memiliki momongan selama ini. Gani yang mencintai istrinya, berusaha untuk memenuhi keinginan Sarah dan tidak mengatakan hal itu kepada Wulan dengan jujur.

Saat ini, Wulan sepertinya juga sudah berada di ujung batas kesabarannya. Gani takut jika ibunya itu jatuh sakit kalau terlalu emosional dan juga terlalu banyak berpikir. Selama ini Gani hanya tahu bahwa Wulan mempunyai riwayat hipertensi dan jantungan.

“Nggak usah memikirkan aku, Mas!” suara seorang wanita datang dari arah pintu masuk.

“Sarah? Kamu kok ke sini, Sayang?” tanya Gani yang menatap Sarah dengan heran.

“Aku mau ke Tokyo dan mau izin sama kamu. Kata Amel – sekretaris kamu itu, kamu lagi ketemu sama mama.” Sarah menjawab pertanyaan Gani dan sepertinya tak ada niat untuk menyapa sang mertua sama sekali, walaupun Wulan sudah saling beradu tatap dengannya.

“Kamu pergi dengan siapa?” tanya Gani dingin.

“Sama Loli dan Yoga, Mas. Aku nemenin mereka belanja perlengkapan untuk tunangan mereka bulan depan doang. Sekalian, mau belanja buat aku juga.”

“Kamu nggak malu, Sarah? Menghamburkan uang Gani tanpa alasan yang jelas seperti itu tiap saat? Kamu mau membuat suamimu bangkrut?” tanya Wulan kesal.

“Mama mertuaku, Sayang. Tugas suami kan mencari nafkah untuk istrinya, dan tugas istri menghabiskannya. Jadi, wajar aja kalau aku yang menghabiskannya. Masa nunggu wanita lain yang menghabiskan uang suamiku?” tanya Sarah dengan sedikit menyindir Wulan.

“Sayang ... jaga ucapan kamu di depan mama!” tegur Gani dengan tegas.“Mama yang duluan, Mas!” bentak Sarah dengan kesal karena ini kali pertamanya Gani memarahinya di depan Wulan seperti itu.

“Berhubung kamu sendiri yang bilang, jadi Mama juga nggak perlu lagi meminta izin kamu kan? Minggu depan, Gani akan menikah lagi dengan gadis pilihan Mama!" Wulan berkata dengan sangat tegas dan penuh penekanan sambil memandang Sarah dengan tatapan kesal.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fandi Alfandi
bermakna amat
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Kebenaran Terungkap

    “Apa salahnya kalau aku ngomong seperti itu ke dia, Mas? Biar dia tau posisinya seperti apa dan selama dia pergi, kamu nggak menunggu dia sama sekali.”“Kamu udah berbohong dan membuat aku buruk di mata Maura!”“Mas! Memangnya kamu mau dia berpikir selama dia pergi dengan selingkuhannya itu, kamu nggak bahagia dan nggak bisa move on dari dia? Sementara, dia sama laki-laki itu hidup bahagia sampai punya anak.”Mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Sarah, tentu saja Gani merasa bahwa semua itu ada benarnya juga. Gani tidak ingin terlihat sebagai lelaki yang patah hati di hadapan Maura. Sementara dia bahagia dengan lelaki lain di hidupnya.Sarah tahu bahwa dalam hatinya, Gani membenarkan yang baru saja dia katakan. Tidak sulit untuk menebak jalan pikiran Gani saat ini. Hanya saja, Sarah tidak mau terlalu menggebu gebu dan terlihat konyol di depan Gani.Saat ini, yang perlu dia lakukan adalah mengambil kembali kepercayaan Gani dan merusak pikirannya tentang Maura. Sarah har

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   BERBOHONG

    “Mas Gani nggak usah jadi mempertanyakan hal itu. Sekarang yang dibahas adalah tentang mba Sarah dan pil yang waktu itu ada di kamarnya. Aku udah simpan dan aku udah bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasilnya ... itu adalah pil KB dosis tinggi.”Maura menjelaskan hal yang sebenarnya dan sudah terpendam sangat lama di hatinya. Kertas hasil pemeriksaan obat itu pun masih tersimpan dengan baik di antara barang-barang berharga Maura.Hal itu karena Maura yakin suatu saat nanti dia akan membutuhkan kertas dari dokter yang sudah diterimanya dua tahun silam itu.“Jangan percaya sama ucapan dia, Mas. Bisa aja dia bohong sama kamu, Mas. Kita nggak tau obat apa yang dia ambil dari kamar aku dan obat apa pula yang dia bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Orang kalau udah memang niatnya buruk, sampai kapan pun akan tetap buruk, Mas.” Sarah dengan cepat menjabarkan hal itu seperti sedang mencari pembelaan diri dengan menydutkan Maura.Maura menyunggingkan senyuman sinisnya pada Sarah. “Kalau Mb

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Bukan Seleraku!

    Aku sangat bisa, Mas. Aku masih menyimpan hasil laporan tentang obat itu. Aku masuk ke kamar saat itu dan kamu tau juga kan, Mas? Kamu yang suruh aku tutup pintu kamar kamu dan mba Sarah? Itu waktu mama masuk rumah sakit dan kalian berdua menemani mama di sana. Aku sendirian di rumah dan kita berbalas pesan.”Memori ingatan Gani kembali mengilas masa lalu yang memang masih terpatri dalam otaknya. Dia ingat saat itu di mana Maura terpaksa pulang ke rumah dan sendirian di rumah. Hal itu dia lakukan agar Sarah tidak terus-terusan menyakiti hati Maura.“Ya. Aku sangat ingat dan masih terekam jelas dalam otakku,” jawab Gani singkat.“Kamu pasti juga masih ingat waktu kamu suruh aku mengambil dua butir obat yang berserakan di atas kasur kamu dan mba Sarah?” tanya Maura sekali lagi.Gani semakin teringat dengan hari itu dan dia memang meminta Maura untuk mengambil dua butir obat itu. Maura mengadukan padanya bahwa di kamar itu berserakan banyak sekali obat yang tidak tahu obat apa.Sebagai

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Rahasia PIL KB Sarah

    “Apa maksud kamu, Mau?” tanya Gani yang kini mengguncang bahu Maura.Hal itu tentu saja membuat Melody menjadi terkejut dan takut. Bayi perempuan yang lucu itu langsung menangis sambil memeluk erat tubuh Maura. Maura tidak tega mendengar buah hatinya menangis ketakutan seperti itu.“Apa yang kamu lakukan, Mas? Kamu membuat Melody menjadi takut!” ucap Maura dan menepis tangan Gani dengan kasar.“Sayang ... nggak apa-apa, Sayang. Mami di sini, Nak. Nggak usah takut lagi, ya.” Maura berusaha menenangkan Melody dan hal itu membuat Gani tercengang.Jiwa keibuan jelas terlihat dari raut wajah Maura dan Sarah juga sedikit terkesip. Dia bahkan tidak pernah berkata selembut dan semanis itu kepada Kesya. Walaupuan Kesya terlahir dari rahimnya, akan tetapi dia sama sekali tidak pernah menyayangi Kesya seperti yang baru saja ditampilkan Maura kepada putrinya – Melody.Tangisan itu mereda dan Maura merasa lega secara bersamaan. Namun, sorot matanya jelas menatap ke arah Gani dengan tajam. Dia tida

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Siapapun Aku Lawan!

    “Jo-Jonathan? Siapa yang kamu maksud, Mas? Aku nggak tau sama sekali!” ucap Sarah gugup dan panik ketika nama Jonathan disebut oleh Gani.“Jangan bersandiwara lagi di depanku, Sarah. Aku bukan laki-laki bodoh yang bisa kamu tipu dan kamu bodohi terus,” ungkap Gani yang berusaha menahan amarahnya karena mengingat ini adalah rumah sakit dan tidak boleh ada kebisingan di sini.“Mas! Jangan bicara sembarangan kalau nggak ada bukti. Apa kamu pernah liat aku dekat sama pria lain selama ini, Mas? Kamu tau dengan jelas siapa-siapa aja teman aku kan?”“Aku nggak pernah tau siapa aja yang kamu simpan dan bohongi dari aku.”“Siapa yang udah mencuci otak kamu, Mas? Sepertinya ... semenjak kedatangan Maura dalam rumah tangga kita, kamu terlalu banyak berubah.”“Jangan sebut lagi nama wanita itu di sini. Dia nggak ada hubungannya sama sekali dengan yang aku bicarakan saat ini dengan kamu, Sarah!”“Tapi, memang dia yang membuat kamu berubah, Mas. Kamu jadi nggak percaya sama aku dan cinta kamu ke ak

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Ingin Melakukan Test DNA

    Gani tidak bisa tenang dengan ucapan yang dilontarkan oleh Wulan tadi. Belum sempat wanita itu menjawab pertanyaan Gani, kondisinya kembali drop dan tak sadarkan diri hingga saat ini. Sedangkan Gani masih saja penasaran dengan kata-kata yang tadi dikatakan oleh Wulan kepadanya.“Kenapa tadi mama ngomong gitu? Apa mungkin memang, anak itu adalah anakku?” tanya Gani di dalam hatinya sambil terus duduk dan menunggu dokter selesai memeriksa Wulan di dalam ruangan.“Nggak. Itu nggak mungkin terjadi dan sepertinya memang nggak mungkin benar. dia udah pergi saat itu dan aku tau dia nggak hamil saat pergi. Usia anak itu memang pas seperti dia yang waktu itu baru menikah sama aku. Jadi, ada kemungkinan dia hamil sebelum menikah sama aku kan?” tanya Gani lagi seorang diri dan seperti sedang berbicara pada lantai keramik rumah sakit.“Tapi ... anak itu punya beberapa kesamaan sama aku. Dari mata dan hidungnya, itu mirip aku. Bibirnya mirip sama Maura, dan senyumannya sama persis dengan Maura. ba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status