“A-apa? Aku tidak berbohong apa pun padamu! Jadi, jangan memfitnahku!” seru Naomi membela diri. Dia sungguh tidak tahu apa yang baru saja dikatakan Brian. Maksudnya, tentang kebohongan yang mana karena memang seingat Naomi dia tidak pernah berbohong pada pria itu. Dia selalu mengatakan semuanya dengan benar. “Kau bilang tidak lapar, tapi perutmu keroncongan,” ucap Brian dan tersenyum simpul. “Jangan membahas itu lagi! Kalau kau hanya ingin mempermalukan aku, lebih baik sekarang kita pulang,” ajak Naomi yang merasa kesal karena ucapan Brian tadi. Sesungguhnya dia merasa malu dan pipinya merona merah. “Kau tidak sabar ingin sampai di rumah? Apa yang akan kita lakukan siang-siang seperti ini di rumah, Sayang?” tanya Brian kembali menggoda. “Aku ingin tidur, karena aku sangat ngantuk. Pagi buta sudah bangun untuk bersiap. Padahal, aku masih sangat mengantuk,” jawab Naomi beralasan. “Bukannya kau sudah biasa bangun pagi buta saat menjadi asisten gadis gila itu? Kenapa baru sehari di
Naomi terdiam dan melotot pada Brian, setelah itu matanya tajam bergerak ke kiri dan ke kanan seperti sedang memberitahukan sesuatu pada Brian. Sejujurnya, tentu saja Brian tahu apa maksud gerakan mata Naomi itu. Akan tetapi, dia bersikap seolah-olah tidak tahu dan justru semakin menjadi.“Sayang ... kau tidak perlu malu. Kita sudah menjadi sepasang suami istri sekarang,” ucap Brian lagi dengan suara yang lumayan keras dan membuat Naomi menunduk malu.“Kau bisa diam?” tanya Naomi dengan suara tertahan.“Kenapa? Kau malu didengar oleh orang lain? Begitu juga tadi saat kau mengatakan hal itu padaku, Nao!” jawab Brian yang jelas langsung membuat Naomi merasa malu.Ternyata dia sudah salah berhadapan dengan orang, yang menurutnya akan merasa malu dan diam karena marah. Teryata, Naomi justru mendapatkan balasan yang lebih dari apa yang sudah dia katakan tadi.“Apa aku sudah bisa makan semua ini? Aku tidak tertarik lagi dengan harganya dan dengan pembahasanmu yang tidak penting. Perutku sud
“Lihat itu! Dia dulu sangat sombong dan angkuh pada kita. Sekarang, nasibnya tak lebih rendah dari seekor anjing jalanan.”“Iya. Dia dulu pernah menghinaku dengan sangat kejam.”“Dia adalah jalang yang dibuang.”“Tidak ada yang akan menyelamatkannya dari rasa malu ini!”“Benar! Dia begitu senangnya bergoyang di atas ranjang dengan lelaki itu dan kemudian videonya viral.”“Sekarang, dia akan mulai dipesan dengan harga sepuluh dollar per malam.”Nyanyian dan kicauan dari para rekan sesama profesinya itu terdengar sangat menyakitkan hati Pretty. Dia sungguh tidak menyangka jika sekarang dia berada di titik terendah dalam hidupnya menjadi bahan hinaan juga cemo’ohan orang lain.Tubuhnya diseret seperti seekor binatang keluar dari dalam perusahaan. Kedua tangannya berusaha menutupi bagian dada yang terbuka. Hanya sebuah segitiga berenda berwarna coklat yang dikenakannya saat ini. Itu pun berbentuk g-string yang membuat bagian bawah itu sama saja hampir terbuka dan diekspos.“Tolong, berika
“Kalian lama sekali sampainya? Kalian mampir ke mana?” tanya Queen yang menunggu di rumah dengan pakaian yang masih sama seperti tadi.Memang tadi setelah melakukan pernikahan itu, Queen langsung berbaur dengan tamu lainnya sehingga tidak melihat lagi kapan Brian membawa Naomi pergi dari tempat itu. Saat pulang pun, Queen menunggu mereka dan tak kunjung datang.Baru setelah dua jam menunggu, Queen melihat Brian dan Naomi memasuki mansion. Deru mobil sport Brian tentu saja tidak terdengar sampai ke dalam mansion. Semua itu karena memang mobil itu mempunyai suara mesin yang sangat halus hampir tak terdengar.“Kau menunggu kami, Queen?” tanya Naomi tanpa menjawab pertanyaan gadis itu.“Tentu. Aku ingin mengajakmu ke kamarku. Apa kau mau, Nao? Ayolah ...,” desak Queen dengan wajah berbinar.“Hmm ... tapi, aku sangat lelah, Queen. Aku ingin tidur sejenak. Bagaimana kalau nanti malam saja?”“Nanti malam? Apa kau tidak akan malam pertama? Aku tidak ingin mengganggu malam pertama kalian.”Na
“Ada apa, Mi? Kenapa tidak boleh aku mencobanya? Bukan kah ini bubur sehat dan bergizi? Siapa pun tentu saja boleh mencobanya bukan?” tanya Queen dan mengerutkan keningnya dengan penuh rasa penasaran.Paulina tidak langsung menjawab pertanyaan Queen dan seperti sedang memikirkan jawaban yang tepat untuk tidak membuat Queen bertanya lebih lanjut. “Mami sudah memasukkan obat untuk King di dalam bubur yang ini. Obat kapsul yang harus dicampur dengan bubur seperti yang dokter katakan dan perintahkan,” terang Paulina pada akhirnya kepada Queen.“Oh, begitu kah? Baiklah. Aku akan mencoba yang ada di dapur saja nanti. Apakah itu boleh?”“Tentu saja, Sayang. Kau boleh menikmatinya sesuka hatimu.”“Baiklah. Mami silakan lanjutkan menyuapi King, dan terima kasih karena sudah menyayangi juga merawat King seperti anakmu sendiri, Moms. Seperti kau menyayangiku sejak kecil,” ungkap Queen dengan tulus dan juga senyum yang indah.“Itu bukan masalah besar, Sayang. Kalian sama di mataku dan aku mencint
Auriel berjalan dengan cepat menuju kamar putranya dan meletakkan semua tanaman herbal di dapur. Dia sudah meminta Meryln untuk menjaga semua tanaman yang dipetiknya itu sampai dia selesai memeriksa King. Saat Auriel sampai di kamar King, matanya tak bisa percaya bahwa saat ini King sedang duduk di sisi ranjang dan menoleh padanya dengan senyum yang merekah.“Sayang ... kau sudah bangun, Nak?” tanya Auriel dan belari menghambur ke pelukan King.Dia terlalu bahagia sampai lupa bahwa perut putranya masih terluka. Auriel langsung mengurai lagi pelukannya dan kemudian King meminta Auriel mengunci pintu kamarnya terlebih dahulu. Auriel dengan cepat melakukan semua itu dan kemudian kembali ke sisi King.“Nak ... kapan kau sadar? Kenapa kau tidak memanggil Mami?” tanya Auriel sekali lagi pada putranya.“Tenang lah, Mom. Dan pelankan suaramu. Aku tidak ingin ada yang tahu bahwa aku sudah sadar. Semua ini adalah rahasia sampai kita bisa membuktikan dia bersalah.” King menjawab dengan kalimat y
“Tidak ada apa-apa. Tadi aku hanya keluar sebentar dan ternyata suster itu sudah selesai memeriksa keadaan King,” jawab Paulina yang sejurus kemudian melempar senyuman yang seperti biasa.“Oh begitu. Iya, Kak. King sudah diberikan bubur dan ditelannya dengan sangat baik. Semoga saja setelah ini King bisa kembali sadar,” ucap Auriel yang terdengar sangat penuh harap.“Amin . kita selalu mendoakan yang terbaik untuk King dan aku yakin dia pasti akan segera sembuh. Orang-orang menyayanginya dengan sepenuh hati dan itu cukup untuk memberikannya kekuatan.”“Kau sangat benar, Kak. Kalau begitu, ayo kita duduk dan minum teh.”“Tapi ... bagaimana dengan King? Tidak ada yang menjaganya di dalam.”“Tidak apa-apa, Kak. Aku tahu dia akan selalu menjaga dirinya dengan baik meski dia masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Putraku adalah pria yang hebat dan kuat,” ungkap Auriel membanggakan King pada Paulina dengan sangat tulus dan sungguh-sungguh.“Kau benar, Sayang. Putramu adalah pria yang kuat
“Apa Brian sudah pergi?” tanya Zahra pada Merlyn.“Sudah, Nyonya Besar. Apa ada yang bisa aku lakukan untukmu?”Merlyn bertanya dengan sedikit ragu tepat setelah menjawab pertanyaan Zahra. Wanita itu satu-satunya anak Albert dan Olivia yang masih hidup. Meski usianya sudah tidak lagi muda, dan sudah setengah abad lebih itu masih tetap saja muda dan cantik seperti dulu.Zahra baru saja menghempaskan bokongnya di sofa mahal limited edition tentunya di seluruh dunia. Dia memang sengaja datang ke mansion karena ada urusan penting yang harus dia selesaikan di sini. Namun, ternyata Brian sudah pergi ke luar negeri untuk melakukan perjlanan bisnis. Sepertinya, Zahra terlambat beberapa menit menemui keponakannya itu.Dengan kaki bersilang, Zahra menatap sekeliling ruangan yang masih saja tetap sama. Tidak ada yang berubah dan tadi pagi pun Zahra bersama Dayana dan Gerald menghadairi pernikahan Brian. Hanya saja, mereka harus pulang terlebih dahulu karena Dayana harus segera berangkat ke Bali