Share

Jodoh Yang Salah

"Engga ga, mau ngapain kamu?" tanya Nayra ketakutan.

"Kan tadi saya udah bilang? Masa perlu diulang sih? Gimana sayang? Udah siap kan?" tanya Cakra dengan nada menggoda.

"Emang bener ya kamu laki-laki kurang ajar, laki-laki ga bener. Hiiiihh."

Nayra memukul Cakra menggunakan bantal dengan kesal dan mengusirnya dari sini.

Dia benar-benar terkejut dengan sifat Cakra yang menurutnya sangat mengerikan ini.

"Loh loh sama suami kok marah? Saya kan cuma–"

"STOOPP, please! Kamu mau saya teriak terus papa bakal pukulin kamu lagi?" ancam Nayra sekenanya.

"Silahkan aja. Kamu mau bilang apa sama papamu itu? Mau ngadu kalau saya mau ngapa-ngapain kamu?" tanya Cakra dengan penuh kemenangan.

"Kita kan sudah halal sayang, pernikahan ini harus ada untungnya juga dong buat saya, iya kan?," tambah Cakra lagi sambil membuka kancing bajunya yang paling atas.

Nayra menutup mata dengan kedua tangannya dia tidak bisa melawan Cakra lagi karena bantal dan gulingnya sekarang sudah berjatuhan di lantai.

Tiba-tiba Cakra semakin mendekat padanya dan membisikkan sesuatu pada Nayra.

"Dasar cewe bego," bisiknya dengan penuh kemenangan.

Mendengar itu Nayra pun terkejut dan segera mendorong Cakra hingga terjatuh di kasurnya.

"Apa? Kamu pikir saya mau sama kamu? Ogah banget. Penampilan kamu tuh ga menarik di mata saya," ucapnya mengejutkan Nayra.

Bagi Nayra, Cakra sudah benar-benar membuatnya senam jantung dalam sekejap. Laki-laki itu memang selalu mencari masalah dengan Nayra.

Cakra mengambil bantal dan guling yang Nayra buang dan meletakkannya kembali ke kasur empuk itu lalu laki-laki itu pun merebahkan dirinya dengan tenang.

"Mau ngapain di sini?" tanya Nayra heran.

"Kamu pikir apa? Mau gali kubur di sini? Ya mau bobo lah, capek. Badan saya hancur semuanya gara-gara bokap kamu itu," curhat Cakra.

"Kamu mau? Pijitin saya? Atau mau bobo bareng?" tanya Cakra lagi-lagi membuat Nayra kesal.

"Ya ini kamar saya, ini kasur saya, engga ga, kamu ga boleh tidur di sini. Kamu hanya boleh tidur di sofa bukan di kasur," jelas Nayra tidak terima.

"Terserah, pindahin aja kalau kamu mau? Yuk angkat saya, pindahin ke tempat yang kamu maksud sofa itu," tantang Cakra karena dia yakin Nayra tidak akan melakukannya.

'Nyebelin banget sih jadi orang? Ya Allah kenapa engkau mengirim makhluk ini di hari pernikahan hambamu yang bahkan sudah hancur ini ya Allah?' pikir Nayra sungguh kesal.

"Kenapa sayang? Kamu boleh kok bobo di sini. Kita suami isteri kan?"

Lagi-lagi Nayra dikejutkan dengan laki-laki yang terus membuatnya naik darah.

Daripada menangapi Cakra, Nayra pun terpaksa mengalah dan tidur di sofa, dia tidak bisa jika harus tidur satu ranjang dengan Cakra.

Meskipun laki-laki itu sudah menjadi suaminya, tapi menurutnya tetap ini salah karena bukan Cakra yang dia harapkan.

Nayra pikir dia telah salah jodoh dengan laki-laki itu. Hatinya masih tetap mengharapkan Ezhra, tapi dia sekarang sudah menjadi istri Cakra.

'Ya Allah sekarang hambamu ini harus bagaimana? Nayra telah salah jodoh ya Allah, tolong tukarkan kembali jodoh hamba dengan yang asli, yang ini salah, hamba mohon kembalikan Ezhra jodoh asli hamba ya Allah,' pikir Nayra frustasi dengan keadaan ini.

Sampai larut malam Nayra tidak bisa memejamkan matanya, walau bisapun pikirannya tetap tidak tenang.

"Lihatlah ya Allah, bahkan di kamar Nayra sendiri pun, Nayra harus tidur di sofa bukan di kasur," keluh Nayra.

"Semua ini gara-gara Nayra salah jodoh ya Allah, kenapa Nayra harus menikah sama dia?" tanya Nayra kesal.

"Kamu pikir kamu doang yang salah jodoh? Apa kabar dengan saya? Dinikahin paksa sama kamu tuh bagaikan dikirim ke alam lain tau ga? Salahin noh bokap kamu yang udah bikin jodoh kamu salah," jawab Cakra meskipun dia sudah terbaring dan memejamkan mata namun sebenarnya laki-laki itu juga belum tidur.

"Apaan sih kok nyalahin Papa saya? Kamu juga salah ngapain masuk ke kamar pengantin tiba-tiba?"

Nayra tidak mau kalah saat Cakra menyalahkan papanya karena hal ini. Menurutnya Cakra juga salah karena telah masuk ke kamarnya tiba-tiba dan membuatnya terkejut.

"Kok jadi nyalahin saya sih? Ya kamu ngapain main setuju setuju aja dinikahin sama saya? Kamu bisa kan nolak terus kabur cari calon suami Kamu yang ga mau nikahin kamu itu?"

Cakra bangun lalu duduk di kasur empuk Nayra sambil menyalahkan gadis itu karena menerima pernikahan ini.

Mendengar itu Nayra hanya diam, dia menjadi kepikiran dengan Ezhra apakah benar laki-laki itu tidak datang ke pernikahannya karena tidak mau menikah dengannya?

Tapi kenapa Ezhra tega melakukan itu padanya? Pada keluarganya, Nayra terus memikirkan itu dan kecewa dengan Ezhra.

"Udah ah saya capek mau tidur," kata Cakra sambil merebahkan tubuhnya lagi.

"Selamat tidur ya istriii, terima aja nasib kamu salah jodoh sama saya, sekarang saya adalah suamimu hahaha," lanjut Cakra dengan sifat jailnya.

Nayra tidak menanggapi ucapan Cakra, dia pikir lebih baik kalau dirinya belajar menerima kenyataan ini dan berdamai dengan semuanya.

Nayra yakin takdir Allah adalah yang terbaik, sekarang dia hanya perlu mencari jalan keluar untuk masalah ini.

Dini hari, alarm Nayra berbunyi dan membangunkannya untuk sholat tahajud.

Saat dirinya membuka mata, Nayra masih belum percaya kalau dia sudah menikah dengan laki-laki asing yang baru dia temui.

Gadis itu hanya menghela nafas pelan lalu mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat tahajud.

"Nayra pikir, Nayra bakalan sholat tahajud bareng sama Ezhra di malam pertama Nayra ya Allah. Tapi semua itu hanya angan-angan karena sekarang pun bahkan Nayra tidak tahu harus bagaimana," desis Nayra masih belum menerima pernikahan ini.

Sampai adzan subuh berkumandang, Nayra belum melihat tanda-tanda Cakra akan bangun dan menunaikan sholat subuh.

"Heeiii, bangun!" ucap Nayra membangunkan Cakra.

"Ini udah subuh, tidur kok kaya mati suri sih," gerutunya.

"Itu udah dipanggil papa sholat subuh berjamaah di masjid sana, buruan ah," kesalnya pada Cakra yang masih hanya menggeliat saja.

"Apa sih masih malam berisik banget," kata Cakra dengan kesal.

"Eh ini udah pagi, ayo bangun! Sholat subuh."

"Subuh apa? Ya udah kek sholat sendiri kan bisa? Ngapain bangunin saya segala sih?"

"Itu dipanggil Papa, kamu sholat berjamaah di masjid."

"Ga ah, ngantuk banget, nanti kalau saya udah bangun baru sholat," ucap Cakra dengan enteng.

"Kalau ga lupa," tambahnya.

"Astaghfirullah, kamu makhluk keturunan darimana sih? Disuruh sholat aja susah?" tanya Nayra dengan kesal.

Cakra sudah tidak menanggapinya lagi, dia benar-benar mengantuk dan ingin memejamkan mata saja.

"Terus saya harus bilang apa sama Papa?" tanya Nayra pada dirinya sendiri.

"Menantu pilihan Papa jodoh salahnya Nayra ga mau sholat Pa, gitu?" katanya sedetik kemudian.

Bersambung.

Haduh bener ga nih Nayra salah jodoh? Cakra ternyata tidak seperti yang dia harapkan. Seperti itukah definisi salah jodoh versi Nayra?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status