Share

🌹Bab 7

Penulis: rahmanana030
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-08 14:14:07

Happy Reading!

Revan memasuki rumah dan langsung diam saat mendengar suara gelak tawa. Bram juga baru saja tiba dan berdiri di samping putranya.

"Aku rasa mamamu sudah sangat akrab dengan menantunya."ucap Bram lalu melangkah menuju asal suara tawa.

Sedang Revan hanya menghela napas kesal. Bukankah sudah dia bilang untuk jangan keluar kamar jika tidak ada yang penting. Lalu kenapa Mawar bisa bicara dan bahkan tertawa bersama mamanya.

'Ini gawat, bagaimana jika Mawar terlalu nyaman bicara dan malah keceplosan.' batin Revan yang segera berjalan menuju ruang keluarga.

"Hahaha sudah mama bilangkan, Revan itu sangat lucu waktu kecil." ucap Widya sembari menunjuk sebuah foto.

"Iya mah, mas Revan bahkan__"

"Ehem"

Mawar langsung terdiam lalu berbalik melihat tuan Revan yang menatap tajam ke arahnya. Sedang Widya langsung menutup album foto yang ada di tangannya.

"Revan, berhenti menatap istrimu seperti itu. Lihat! Mawar kelihatan takut."tegur Widya membuat Revan melunakkan tatapannya.

Widya menggeleng pelan lalu menatap suaminya. "Papa sudah makan?" tanya Widya yang dibalas gelengan oleh Bram.

"Ya sudah, mama akan meminta bibi menyiapkan makan malam," ucap Widya beranjak dari duduknya. "Dan kamu Revan, ajak istrimu ke kamar. Setelah itu baru kita makan malam bersama."lanjutnya membuat Revan segera menarik tangan Mawar menuju kamar.

"Tuan, sakit."rintih Mawar saat Revan menarik tangannya sedikit kuat.

Revan melepas tarikannya lalu menutup pintu saat mereka sudah berada di dalam kamar.

"Bukankah sudah ku bilang untuk tidak keluar kamar."tegur Revan membuat Mawar menunduk. Ia seharian ini memang berada di kamar kecuali saat makan. Namun sore tadi, mama Widya mengetuk pintu kamar dan mengajaknya untuk mengobrol.

"Maaf, tuan."ucap Mawar menyesal. Jika tahu begini, ia akan menolak ajakan mama Widya untuk mengobrol.

"Lupakan saja!"ucap Revan lalu menarik Mawar agar lebih mendekat padanya.

"Tuan mau apa?"kaget Mawar membuat Revan tersenyum sinis.

"Lepaskan dasiku!"titah Tevan membuat Mawar menggeleng.

"Tuan bisa melepasnya sendiri_"

"Sekarang, Mawar!"tegas Revan membuat Mawar menggerakan tangannya dengan gemetar. Sedang Revan hanya menikmati ekspresi ketakutan di wajah Mawar.

Mawar menarik dasi berwarna hitam itu dari kerah kemeja tuan Revan hingga lepas. Ia pikir semuanya sudah selesai, namun_

"Sekarang lepas kemejaku!"titah Revan membuat tubuh Mawar membeku.

"Cepat!"bentak Revan membuat Mawar segera membuka satu persatu kancing kemeja hitam yang tuan Revan pakai.

"Sudah, tuan." adu Mawar membuat Revan melirik celananya dengan kedua matanya.

Mawar menutup mulutnya lalu berjalan mundur. Revan yang melihat hal itu langsung menggertakkan giginya marah.

"Mawar, sekarang kamu adalah istriku. Hal seperti ini harusnya bukan hal yang sulit." ucap Revan membuat Mawar tersadar akan statusnya. Ya. Ia memang adalah istri tuan Revan. Bahkan status mereka tercatat di negara dan sah di mata agama.

"Tuan, aku__"

"Satu lagi. Meskipun tidak suka tapi aku ingin kamu memanggil ku mas, seperti terakhir kali ka.u mengatakannya dihadapan orang tuaku." potong Revan membuat Mawar diam sesaat lalu mengangguk pelan.

"Mas, tadi pagi ibu telpon. Katanya kondisi Arga sudah membaik."ucap Mawar membuat Revan menatap istrinya itu tajam. Sepertinya dia tahu apa yang akan dikatakan oleh istrinya itu.

"Lalu?"

"Apa aku bisa ke rumah sakit? Hanya sebentar tu_ eh mas. Bolehkan?"

"Tidak." Revan bahkan tidak berpikir sebelum menjawabnya."Kamu tidak bisa keluar dari rumah ini, Mawar." ucap Revan lalu melepas ikat pinggangnya kemudian menurunkan celana yang dia pakai.

"Aku ingin kamu menjadi istri penurut dan tetap tinggal di rumah." ucap Revan sembari membuka lemari dan mencari pakaian ganti untuk dirinya.

"Tapi hanya sekali ini saja, mas. Aku mohon." pinta Mawar membuat Revan menendang meja.

Brakk

Mawar menutup telinganya lalu mundur beberapa langkah saat tuan Revan melangkah ke arahnya. Namun bukannya omelan yang ia terima melainkan_

"Maaf Mawar. Apa aku menakutinya?"tanya Revan panik sembari jongkok di depan perut Mawar. Sungguh, Revan tidak sengaja melakukannya. Dia hanya kelewat kesal karena Mawar merengek seperti tadi hanya untuk adiknya.

Mawar menggeleng dan untuk pertama kalinya ia menikmati elusan lembut tangan tuan Revan di perutnya. Mawar bisa merasakan perasaan bahagia dan ketenangan.

"Mawar."panggil Revan membuat Mawar yang semula menutup matanya kini membukanya dan menatap wajah tampan dari pria yang entah bagaimana bisa menjadi suaminya itu.

"Iya, mas?"tanya Mawar lembut.

"Aku ingin mengunjungi anakku." ucap Revan lalu segera menggendong tubuh Mawar ke atas tempat tidur.

Revan memang tidak pernah lama melakukan pemanasan. Karena dia lebih suka melihat Mawar menjerit karena senjata besarnya. seperti saat ini, Mawar terlihat sangat menikmati percintaan mereka dengan terus mengeluarkan desahan-desahan indah.

Tepat saat mereka mencapai puncak, Revan langsung menarik miliknya lalu berbaring di samping Mawar.

"Tidurlah!" bisik Revan serak.

"Tapi makan malamnya?" tanya Mawar membuat Revan mengeratkan pelukannya pada tubuh sang istri.

"Kita makan nanti," ucap Revan lalu menatap wajah Mawar. "Besok aku akan membawamu ke rumah sakit, menjenguk Arga"lanjut Revan lalu memejamkan matanya begitu juga dengan Mawar.

Namun sebelum tertidur, Mawar masih sempat tersenyum saat mendengar perkataan tuan Revan. Mawar tahu, bahwa tuan Revan sebenarnya memiliki hati yang baik.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 50

    Happy Reading! Oekk oekk oekkSuara tangisan bayi pecah memenuhi isi kamar. Semua orang yang ada di kamar tersenyum lega.Revan sendiri langsung memberikan ciuman pada bibir Mawar."Terima kasih, sayang. Terima kasih." ucap Revan bahagia.Mawar tersenyum tipis lalu melirik bayi mereka yang berada di tangan bibi Sinta. Bayi kecil itu masih dipenuhi oleh darah."Tangisannya sangat kuat."ucap mama Widya haru lalu mengelus kepala menantunya."Selamat sayang. Sekarang kamu sudah menjadi ibu." ucap mama Widya lalu mengecup kening Mawar.Mama Widya juga menatap putranya. "Selamat, nak. Sekarang keluarga kecil kalian sudah lengkap."Revan mengangguk penuh kebahagian lalu menatap bayinya yang sedang dibersihkan. Tidak lama, Sinta mendekat dengan bayi yang sudah bersih dan berselimut.Sinta meletakkan bayi kecil itu di samping tubuh Mawar."Terima kasih, bibi."ucap Mawar lemah membuat Sinta mengangguk."Sama-sama, sayang."Setelah itu Sinta beranjak untuk merapikan semua peralatannya dan membi

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹 Bab 49

    Happy Reading!Revan menatap perut besar Mawar yang bergelombang karena tendangan bayi. Bahkan Revan melihat kaki bayi yang tercetak jelas di permukaan perut Mawar."Hi sayang, apa kau mendengar papa?" tanya Revan memulai dialog dengan buah hatinya.DughRevan tersenyum lalu mengecup bekas tendangan bayi mereka. "Kau mendengar papa kan? Cepatlah keluar nak. Papa sudah membeli mobil baru untuk mengajakmu jalan-jalan." ucap Revan membuat Mawar tertawa di tengah ringisannya.Dugh"Jet pribadi? Kau ingin papa membeli jet pribadi?" tanya Revan seolah bayinya mengatakan sesuatu.Dugh"Tidak perlu beli. Papa sudah punya." Ucap Revan bangga sedang Mawar hanya terkikik geli."Kapal selam? Jangan kapal selam nak, mamamu mabuk laut." Ucap Revan yang terus bicara."Tambang batubara? Itu memang punyamu, nak.""Tambang minyak? Itu punya kakekmu tapi akan papa rampas untukmu."DughRevan segera merespon tendangan calon bayinya."Apa? Adik?" Kaget Revan lalu menatap Mawar. "Anak kita meminta adik." b

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹 Bab 48

    Happy Reading!Ugh""Ada apa? Sakit lagi?" tanya Revan khawatir.Mawar menggeleng lalu mengatur napas. Rasa nyeri seperti ini sudah ia rasakan tiga hari yang lalu tapi saat ke rumah sakit, dokter bilang ia belum akan melahirkan."Apa bayinya baik-baik saja?"tanya Mawar pelan menatap suaminya. Pasalnya ini sudah lewat dari HPL dan belum ada tanda-tanda akan melahirkan.Revan mengusap perut besar Mawar lalu tersenyum."Dokter hanya bisa memperkirakan tapi tuhan yang menentukan." ucap Revan berusaha tenang tapi sebenarnya dia juga ketar ketir. Aneh sekali, hpl sudah lewat, perut Mawar juga sudah turun dengan posisi kepala sudah dijalur lahir tapi kenapa belum melahirkan juga."Tapi__""psstt_ sekarang masih mau lanjut atau kembali ke kamar?" tanya Revan menyudahi pembahasan tentang kelahiran sang anak.Mawar menunduk memandang perutnya yang besar lalu berkata pelan. "Lanjut saja." ucapnya lalu mulai kembali melangkah dibantu oleh Revan.Lima belas menit mengelilingi taman membuat tubuh Ma

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 47

    Happy Reading!Mawar mengernyit lalu membawa gelas kecil berisi cairan berwarna keruh itu ke depan hidungnya."Enghh_hueek" Mawar segera menjauhkan gelas itu lalu menatap horor ke arah nenek Hatun."Ini minyak sayur. Bagus untuk memperlancar persalinan. Biar nanti bayinya licin dan cepat keluar." ucap nenek Hatun yang kembali mendekatkan gelas kecil itu kehadapan Mawar."Tapi nek__" Mawar menghela napas lalu mengambil gelas itu. Percuma ia mendebat karena akhirnya ia pasti harus tetap meminum cairan aneh itu."uekk" Mawar mendongak berusaha menahan air matanya yang mendesak untuk keluar."Jangan cium baunya. Langsung telan saja!" tegur nenek Hatun gemas.Mawar menutup hidungnya lalu meminum minyak aneh itu dengan cepat."Ugh_huekk" Mawar menutup mulutnya berusaha menahan hasratnya untuk muntah."Minum ini!" titah nenek Hatun membuat Mawar menggeleng cepat. Sekarang ia harus minum apalagi?"Ini air gula."Mawar segera merebut gelas itu dari tangan nenek lalu meneguknya hingga tandas."

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 46

    Happy Reading!Mawar melenguh pelan kemudian membuka matanya. Tatapannya langsung melirik ke arah jam yang ada di dinding.Jam dua malam.Mawar kemudian menatap ke arah samping dan tidak menemukan suaminya di sana. Kenapa suaminya akhir-akhir ini terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya."Shh_hh" Mawar perlahan bangun dengan memegang perut besarnya yang sudah memasuki usia sembilan bulan."Di mana mas Revan?" gumam Mawar lalu dengan tertatih turun dari tempat tidur.Mawar merapikan pakaiannya kemudian melangkah keluar dari kamar. Keadaan rumah yang gelap membuat Mawar melangkah cepat menuju ruang kerja suaminya. Ceklek"Mas"Mawar termangu karena ternyata suaminya tidak berada di ruang kerjanya."shh" Mawar meringis karena tiba-tiba tubuhnya merinding kemudian bergegas menutup pintu ruang kerja suaminya.Mawar melangkah kembali menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Mawar langsung mencari ponselnya. Jika tidak ada di kamar atau di ruang kerjanya, maka kemungkinan besar suaminya belu

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 45

    Happy Reading!Tasya tersenyum lalu melangkah memasuki dapur."Sedang apa?"Revan berbalik kaget. Ia pikir Tasya dan keluarganya sudah pulang tapi kenapa wanita itu masih di sini.Seolah mengerti kebingungan Revan, Tasya segera menjelaskan. "Nenek memintaku untuk menginap di sini."Revan diam lalu lanjut mengaduk susu yang ia buat. "Nenek bahkan memintaku untuk tinggal.""Hm." Revan segera beranjak pergi dari dapur dengan segelas susu meninggalkan Tasya yang mendengus kesal karena perkataannya tidak ditanggapi.CeklekMawar segera menutup telponnya saat suaminya datang."Siapa?" tanya Revan setelah menutup dan mengunci pintu."Arga." jawab Mawar lalu menerima segelas susu yang suaminya berikan.Setelah menghabiskan susunya, Mawar langsung meletakkan gelas di atas meja lalu menatap suaminya."Mas_""hm?""Siapa perempuan tadi?"tanya Mawar membuat Revan mendongak menatap istrinya."Kau bertanya karena penasaran atau cemburu?" tanya Revan membuat Mawar diam sesaat lalu menjawab."Aku ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status