Share

Menjadi Janda Tajir Melintir
Menjadi Janda Tajir Melintir
Penulis: Halona

Kejutan

"Melani!" Johan berteriak begitu melihat Melani yang tiba-tiba telah berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Dia tidak mengira istrinya akan datang di saat dia sedang berada di bawah tubuh wanita lain.

Seorang wanita seksi duduk di atas pangkuan Johan. Wanita itu menoleh ke arah Melani sambil melambaikan tangan dan tersenyum sinis. Tidak ada rasa bersalah yang terpancar dari wajahnya. 

"Bonita?" Melani menjatuhkan kotak makan yang dia bawa.

Niatnya memberi kejutan pada suami, malah dia sendiri yang terkejut. Sia-sia sudah memasak masakan kesukaan suami sepanjang pagi. Wanita yang sedang bersama suaminya, dia sangat mengenalnya. Wanita itu adalah Bonita, adiknya sendiri.

Tiga tahun belakangan, Bonita memang bekerja satu kantor dengan suami Melani. Johan sendiri yang membantu Bonita untuk mendapatkan posisi sebagai staff administrasi di kantor itu.

Melihat Melani yang masih berdiri terpaku di ambang pintu, Johan dan Bonita bukannya saling menjauh dan menghampiri Melani. Mereka malah saling memagut mesra, tanpa merasa malu dengan kehadiran sepasang mata yang sedang mengawasinya. 

"Apa yang sedang kalian lakukan? Berani-beraninya kalian melakukan perbuatan menjijikkan di depan mataku." Melani melangkah maju mendekati Johan dan Bonita. Dua pasangan haram yang sedang bercinta itu tetap melanjutkan aktivitasnya tanpa terganggu oleh ocehan Melani.

Melani menarik kuat Bonita hingga terlepas dari tubuh Johan. Dia sudah mengangkat tangan hendak menampar pipi Bonita, tetapi Johan lebih dulu menjadi perisai bagi Bonita.

Johan menangkap tangan Melani sebelum sampai di pipi Bonita. "Berani-beraninya kamu...." Dia menghentikan kalimatnya, menatap tajam Melani.

"Apa? Berani apa? Aku yang seharusnya mengatakan itu, Mas. Berani-beraninya kalian melakukan perbuatan menjijikkan di depan mataku." Melani membalas tatapan mata Johan dengan lantang.

"Di depanku saja kalian berani berbuat seperti itu. Gimana di belakangku? Apa yang sudah kalian lakukan di belakangku?" Melani bertanya menggebu-gebu.

"Baguslah. Kamu sudah tau semuanya, 'kan? Jadi, aku dan Bonita tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi." Johan melepaskan tangan Melani dengan kasar. Dia menggenggam erat tangan Bonita sambil mengucapkan, "Aku sangat mencintai Bonita, dan aku tidak akan membiarkan seorang pun menghalangi hubungan kami.”

Johan berkata dengan yakin, tanpa keraguan sedikit pun.

"Apa maksudmu, Mas?" Suara Melani bergetar. Pengakuan Johan membuatnya sangat terkejut sekaligus terpukul.

"Selama ini hubungan kita baik-baik saja. Bagaimana bisa tiba-tiba kamu mencintai wanita lain? Bagaimana denganku? Kamu anggap aku ini apa, Mas?" Melani berkata terbata-bata. Tiba-tiba saja, napasnya terasa sesak. Dia memegangi dadanya yang bergerak naik turun, mencoba mengambil napas sebanyak-banyaknya. Mengetahui fakta suaminya mencintai wanita lain bukanlah hal yang mudah baginya. Apa lagi wanita itu adalah adiknya sendiri.

“Maafkan aku, Melani. Aku harus berkata jujur padamu. Aku sangat mencintaimu, tapi aku juga mencintai Bonita. Aku tau, apa yang kulakukan ini tidak benar. Aku harus memilih salah satu di antara kalian, dan aku sudah memutuskan untuk memilih Bonita.” Johan berkata panjang lebar. Kata-kata yang bagai ribuan panah menghujam ke hati Melani hingga menimbulkan rasa nyeri.

Aku akan segera mengurus surat perceraian kita, Melani.”

"Tidak.” Melani menggeleng-gelengkan kepala. “Katakan padaku. Itu semua bohong, 'kan? Kamu tidak benar-benar ingin berpisah dariku, 'kan? Bagaimana dengan Nafisa, anak kita? Dia masih membutuhkan kita, Mas. Dia membutuhkanku. Dia juga membutuhkanmu." Melani mencengkeram kerah kemeja Johan dan menggoyang-goyangkan tubuh Johan dengan kuat.

"Hentikan, Melani!" teriak Johan sambil mendorong Melani dengan kuat hingga tubuh Melani terlempar beberapa meter darinya.

"Aku sudah mengatakan semuanya. Jadi sekarang tinggalkan tempat ini. Mengenai Nafisa, aku akan tetap bertanggung jawab dengan mengunjunginya tiap pekan dan memberinya nafkah sesuai kemampuanku." Johan mengibas-ngibaskan kerah kemejanya yang kusut karena cengkeraman tangan Melani bermaksud merapikannya kembali.

Melani mengangkat tubuhnya yang semula terjerembab di atas lantai. Dia menatap tajam Johan dan Bonita. Sekilas, dia bisa menangkap tatapan mengejek dari Bonita.

Bonita tersenyum menyeringai. Dia melipat kedua tangan di depan dada, lalu berucap, "Kak Melani dengar, 'kan? Kak Johan sudah memilih aku."

Bonita kemudian merangkul lengan Johan dengan erat. Menyandarkan kepalanya di bahu Johan. Menatap Melani, dan tersenyum puas.

Melani bergidik jijik melihat kelakuan Bonita. Johan dan Bonita yang melakukan perbuatan asusila, tapi dia yang merasa malu. Dia menatap nyalang Johan sambil mengusap pipinya yang basah.

"Baiklah, jika memang itu keinginanmu, Mas. Mari kita berpisah." Melani segera pergi dari ruangan Johan. Tidak ada gunanya lagi mempertahankan seorang pengkhianat.

Melani berjalan di koridor kantor. Dia terus mengusap pipi dan menahan sekuat hati agar air matanya tidak terjatuh lagi. Tiba-tiba, tubuhnya menabrak seseorang hingga menyebabkan dia terjatuh. 

Melani memejamkan mata erat. Dia merasa bersyukur karena tubuhnya tidak terasa sakit meski sedang terjatuh. Saat membuka mata, dia terkejut karena tubuhnya sudah berada di atas tangan kekar seorang lelaki. Jika laki-laki itu tidak menangkapnya, mungkin saat ini Melani sudah kesakitan karena jatuh tersungkur di lantai.

Melani menatap lelaki yang sudah menyelamatkannya. Lelaki yang sama, yang dia tabrak barusan. Melani bergegas turun dari gendongan lelaki itu. Aura dingin lelaki itu membuat hati Melani yang sebelumnya panas menjadi menggigil.

“Maaf,” ucap Melani singkat. Dia segera pergi meninggalkan ruangan itu.

Melani tidak menyadari, lelaki beraura dingin itu terus menatapnya saat dia berjalan menjauh.

“Aldo, cari tahu tentang wanita itu,” ucap lelaki dingin pada seorang laki-laki berpakaian rapi yang sejak tadi berdiri tegak di sampingnya.

“Siap, Tuan Deon.” Aldo, pengawal pribadi setia Deon Alvarendra, salah satu pewaris di perusahaan tempat Johan bekerja saat ini, selalu siap menjalankan perintah dari sang atasan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status