Share

Bab 3.

Mas Azzam meraih tanganku yang kemudian dia genggam menuju lift. Menekan lantai satu sebagai tujuan. Aku masih diam mengingat-ingat kata-kata Nindy yang terus terngiang-ngiang di kepala. Hati ini masih bergejolak menahan amarah yang belum juga mereda untuk wanita l*knut itu.

“Jangan pedulikan ucapan mereka. Mas tahu kamu bukan wanita seperti itu,” ujar Mas Azzam mengelus lenganku dengan lembut. Aku hanya memalingkan muka ke arah lain tak menjawab ucapannya.

“Masih marah? Mas minta maaf atas nama Nindy. Mas janji ini takkan pernah terulang lagi,” paparnya mengambil hatiku kembali.

Sampai pintu lift terbuka pun, aku tak bersuara. Mas Azzam membawaku ke ruang makan dan menyuruh untuk duduk di sampingnya. Kembali, ayah tiga anak ini mencoba menarik simpatiku lagi. Dia menggeser kursi yang hendak kududuki dan mempersilakanku dengan romantis.

Ah, pria ini memang selalu saja bersikap manis. Meski selalu dingin dan tegas di depan orang lain, tetapi dia selalu saja memperlakukanku dengan han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status