Share

Bab 8

Bagai disambar petir, aku benar-benar tidak menyangka jika mas Bayu memiliki pemikiran kotor terhadapku, karena selama ini aku selalu setia menunggunya. 

"M_mas! "Aku tergagap karena semuanya benar-benar di luar ekspektasi ku selama ini. 

"Kenapa hah! Aku benar kan, Nia! Jika selama aku di Cina kau pasti bermain gila dengan pria lain!"

Tuduhan yang ia lontarkan benar-benar membuat mentalku lemah, bahkan aku tidak bisa bergerak selain menuruti apa keinginannya. 

"Uhh …, a_aku tidak seperti itu. Cukup hentikan mas! Sakit." Rintihku menahan nyeri setiap gerakan kasarnya merenteti tubuh ini. Bahkan ini untuk pertama aku diperlakukan dengan kasar saat dia menuntut haknya.

"Dasar jalang! Kau selalu berbohong padaku! Katakan jika kau selalu berselingkuh dibelakangku, Nia!"

Aku tidak kuasa menahan isakan akhirnya lolos setiap mendengar tuduhan demi tuduhan yang tidak pernah aku lakukan, jangankan untuk melakukan, memikirkannya saja aku tidak pernah. 

Tapi kini mas Bayu begitu tega menuduh ku dengan tuduhan hina, jika aku ini telah berselingkuh dan tubuh ini selalu di nikmati oleh pria lain. 

Aku tidak lagi berucap, apa lagi membela diri aku memilih pasrah karena semua yang aku lakukan dan yang ku katakan tidak ada artinya hingga mas Bayu mencapai apa yang ia inginkan. 

Setelah puas, mas Bayu berlalu begitu saja meninggalkan ku yang kini bersimpuh di lantai keramik kamar mandi, bahkan ia tidak peduli seperti apa keadaan ku kini,dia pergi tanpa menoleh ke arahku.

Air mataku yang telah luruh kian banjir tak terkendali seiring ingatan ku kembali berkecamuk mengingat sikap mas Bayu setelah kembali dari Cina. 

'Kenapa sikapmu berubah mas … apa salahku hingga mas seperti ini? Kenapa kau begitu tega padaku dan Nana? Apa salah kami mas? ' ucapku dalam hati saat menangisi takdirku, di mana suamiku kembali dengan sifat yang berbeda, bahkan ia mengkhianati aku dan Nana. 

Dan kini aku kembali dihadapkan dengan memungkinkan buruk yang akan aku alami setelah kejadian ini.

Minggu-minggu berlalu begitu cepat, aku mulai merasakan asal yang salah dengan diriku. Karena setiap rasa lelah datang kepalaku terasa pusing dan mataku berkunang kunang, mengingat hampir setiap malam mas Bayu menutut haknya padaku. . 

Setiap kali aku menolak,mas Bayu tidak segan-segan memukul dan dan mengancamku karena Mona tidak bisa menunaikan tugasnya selama hamil muda, sehingga kini dirimu lah yang menjadi pelampiasannya. 

Sakit hati yang aku rasakan semakin bertambah karena tidak hanya di khianati tapi diriku juga dijadikan boneka pelampiasan hasrat mas Bayu. 

Aku benar-benar tidak menyangka jika mas Bayu begitu bejat dan jahat padaku. Kini aku diliputi rasa cemas saat mengingat apa yang telah terjadi, terlebih tanggal menstruasi ku sudah lewat. Tapi aku belum kunjung datang bulan. 

"Aku harus bagaimana? "tanyaku pada diri sendiri sembari mengusap perutku yang mulai terlihat membuncit meski sangat kecil. 

Kutatap langit-langit kamar mandi yang selalu menjadi saksi bisu saat mas Bayu menuntut haknya padaku. 

Aku benar-benar kehilangan kata saat jika benar kekhawatiran itu terjadi, bagaimana aku menjelaskan semuanya pada mas Bayu. 

"Ma! "panggil Nana dari luar. Aku bergegas keluar, setelah cukup lama berada di dalam kamar mandi. 

"Ada apa sayang?" Kuhampiri Nana yang masih bermalas-malasan di atas ranjang.

"Mama sakit? "tanya Nana sembari memperhatikan wajahku. 

" Tidak." Aku merapikan bantal dan selimut yang sempat nana gunakan,karena aku sengaja mengalihkan wajahku agar tidak terus menerus dipandanginya.

"Mama, bohongin. Mama sakit kan?"

Aku tersenyum sembari menggeleng, aku tidak ingin keadaan ku membuat harta berharga ku ini cemas. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status