Share

Bab 7

Ku baringkan diriku di samping Nana setelah makan malam, karena hari ini kesabaran dan ragaku benar-benar lelah akibat keinginan tidak wajar Mona, seharian ini aku di minta melakukan apapun yang ia inginkan. Tapi tidak ada satupun yang benar hingga aku benar-benar kesal, akan tetap semua itu harus aku tahan demi tujuan awal kami kemari. 

"Ma! Mama baik-baik saja kan? " Kekhawatiran Nana mengembangkan senyum ku, karena memang malam ini badanku rasanya remuk. 

"Yah, Mama baik nak. "

"Apa karena nyonya Mona?"

Aku tersenyum sembari mengusap sayang pipi Nana. 

" Yah …, untung saja ada Bibi Ijah, dia selalu menolong Mama."

"Nenek ijah memang sangat baik, Nenek juga selalu menemani nana di sini. " Ocehan Nana cukup membuat rasa lelah ku berkurang, karena hanya ini hiburan ku selama ini, mengingat Nana untuk sementara waktu aku tidak masuk sekolah karena aku tidak ingin keadaan semakin pekik. 

"Emm, Bibi Ijah memang baik,"gumam ku seolah berkata pada diriku sendiri. 

"Ma, kenapa Papa tidak pernah menyapa Nana? "

Kini aku dihadapkan dengan pertanyaan yang selalu aku takuti, karena awal harapan dan rencana adalah hal ini. Tapi selama kami di sini semua itu tidak terjadi, bahkan mas Bayu terlihat tidak mengenal kami di sini dan menempatkan aku benar-benar menjadi seorang pembantu. 

"Mungkin besok atau lusa, nak! Berdoa lah semoga Papa berubah. " Hanya ini caraku untuk menghiburnya, meski aku sendiri tidak yakin dengan semua yang aku katakan. 

"Nana selalu berdoa ma! Semoga kita kembali seperti dulu.. Nana sangat menginginkannya." 

Aku terpaku dalam kesedihan saat mendengar keinginan sederhana Nana, keinginan sederhana yang sulit aku kabulkan.

Kudekap Nana agar lekas terlelap, karena aku tidak ingin Nana terlalu lelah apalagi mengetahui kesedihan yang selalu menyesakkan dadaku, karena setiap malam aku hanya mampu menangisi nasib malang yang kami alami. 

"Amin …, semoga nak."Bisikku sembari mengecup pucuk kepala Nana dengan sayang hingga aku turut terlelap karena rasa lelah begitu menyiksa raga ini.. 

Cukup lama aku terlelap, hingga akhirnya aku merasakan tarikan dan tersentak. Bahkan mulutku dibekap dan tubuh nya ditindih dari atas. 

"Diam!Jika kau berisik jangan salahkan aku bersikap kasar padamu! " 

Mas Bayu, apalagi yang diinginkannya padaku, aku tidak mengerti kenapa kini dia mengancam akan menyakiti ku setelah apa yang aku korbankan.

Bukankah aku sudah menuruti semua keinginannya, bersandiwara menjadi pembantu bahkan aku di cap sebagai janda, apa semua itu tidak cukup. Bahkan dia menganggap aku dan Nana bukan siapa-siapa hingga ia begitu gilanya bermesraan dengan istri barunya di hadapan kami berdua. 

Tuhan, apa kau memikirkan seperti apa perasaan ku dan Nana Mas! Monolog ku dalam hati. 

"Ada apa mas?" Protes ku setelah mas Bayu melepaskan bekapan tangannya pada bibir ini. 

"Jangan banyak bertanya! "

Aku benar-benar terkejut, karena mas Bayu begitu kasar menarikku menuju ke kamar mandi lalu menguncinya dari dalam. 

"Mas! Apa-apa ini! Bagaimana jika Mona tahu jika mas Bayu di sini! "Aku memberondong nya dengan sejumlah pertanyaan dan kekhawatiran. Tapi mas Bayu tidak peduli hingga aku sadar apa yang kini ia inginkan setelah aku di paksa menghadap tembok. 

"Diam! Sial! jangan banyak bicara! "

Air mataku luruh setelah mendengar Kata-kata kasar yang mas Bayu lontarkan, bahkan kini aku hanya pasrah saat tangan mas Bayu menyingkap daster yang aku kenakan. 

"Jangan mas, hentikan." Kesadaran ku kembali, dengan cepat aku menahan tangannya, saat menjamah pahaku. 

Mas Bayu dengan sigap menekanku ke tembok, aku benar-benar tercekat tidak bisa bergerak. 

"Kau lupa! Jika kau masih istriku! Untuk itu jangan pernah membantah keinginan ku, kau harus melayani ku, Nia!"

Kaki ku gemetar saat merasakan sesuatu mulai menekan dari belakang. 

"Tapi, mas …, akh! " Pekikan terakhir ku tidak bisa aku lanjutkan, saat rasa sakit, perih dan panas mendera bagian milikku disusul rentetan gerakan brutal. 

Air mataku kian luruh tak terkendali karena aku tidak bisa melawan ataupun memintanya berhenti, saat gerakan membabi buta menyerang ku. 

"Kenapa hah? Kenapa kau hanya diam, Nia! Apa sudah terlalu banyak pria yang menikmati tubuhmu ini saat aku tidak ada! "ucap mas Bayu dengan terengah-engah sembari bergerak. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status