Share

Keberanian

Author: Fefe
last update Last Updated: 2022-04-08 16:15:57

Nia pov

Setelah di kamar, Bi Ijah dengan cekatan membantuku mengompres bekas tamparan Mona dipipi Nana agar tidak semakin membengkak, karena retina mata Nana mulai menimbulkan bercak darah yang menggumpal serta membiru di sekitarnya. 

Hatiku benar-benar sakit saat melihat ini, karena orang yang seharusnya melindunginya justru hanya diam menonton dan diam seolah-olah apa yang terjadi adalah hal yang biasa. 

"Ya Tuhan, sayang! Kenapa Nyonya begitu tega melakukan ini padamu!"Khawatir Bi Ijah, sembari terus mengompres pipi Nana dengan air hangat suam kuku. 

" Hiks … Ma! … hiks … Kita pulang .. "Isak Nana menangis menahan sakit dan takut. 

Hatiku benar-benar terhempas mendengarnya, karena semua ini juga karena kesalahan ku. 

Ku tatap Nana lekat lalu beralih pada Bi Ijah yang masih setia membuatku mengobati luka Nana. " Bibi, bisa tinggalkan aku dan nana sebentar. "Pintaku, Bi Ijah dengan cepat mengangguk, sembari mengusap sayang rambut Nana. 

" Nana harus kuat, ya!"ucap Bi Ijah sebelum pergi dari sana. 

Aku merasa benar-benar beruntung karena telah mengenal wanita baik itu karena dialah yang selalu membantuku selama tinggal di sini. 

Nana bangkit lalu memelukku dengan erat sembari menangis. " Hiks … Nana ingin pulang … hiks … hiks … Nana tidak mau lagi tinggal di sini … hiks …"Mendengar keinginan Nana, kini aku sadar. Apa yang telah aku lakukan adalah kesalahan besar, karena orang yang kuharapkan berubah ternyata tidak akan terjadi. Mas Bayu telah hilang setelah berangkat ke Cina, yang kini kembali hanya raganya tapi tidak dengan hatinya untukku dan Nana.

Mengikut semua itu kenapa aku begitu bodoh. 

Ku ucap pipi Nana dengan sayang lalu tersenyum, aku mencoba kuat untuk kali ini. Meski sesungguhnya aku sangat rapuh dan lemah, rasanya tidak ada lagi semangat hidup untukku selain mempertahankan hak Nana. 

" Yah, ayo kita pulang nak …, kebahagiaan kita bukan di sini. Maaf karena Mama terlalu egois padamu. Momma pikir dengan seperti ini kita akan bahagia sayang. Tapi ternyata Mama salah. Maaf, nak!"ucap ku dalam penyesalan hingga kini anakku merasakan sakit yang seharusnya aku rasakan sendiri, begini egoisnya diriku. 

Nana mengurangi pelukan di antara kami lalu turun dari tempat tidur. Aku cukup tertegun saat Nana mengeluarkan tas yang pernah kami bahwa kerumah itu beberapa minggu yang lalu dan dengan cekatan memasukkan baju-baju kami ke dalamnya. 

Begitu besar keinginan Nana ingin pergi, tapi kenapa diriku merasa masih tertinggal di sini, terutama perasaan ku terhadap mas Bayu, apa aku begitu gila mencintainya hingga aku seperti ini, tapi aku tidak ingin mengorbankan keselamatan anakku jika terus tinggal di rumah ini. 

"Mama bantu sayang."kami sama-sama membereskan semuanya lalu menutup tas cukup besar itu. 

" Nana tunggu sebentar di sin ,ya! Momma keluar dulu sebentar. "Aku masih memiliki sedikit masalah yang harus diselesaikan di sini, aku tidak ingin membawa beban meski aku harus menguatkan diri untuk merelakan semuanya dan tetap kuat menghadapi semua ini. 

"Tapi jangan lama, ya! Ma. " Pinta Nana, aku dengan cepat mengangguk lalu keluar dari kamar itu. 

Cukup lama aku mengelilingi rumah besar ini mencari-cari mas Bayu, akhirnya aku menemukannya tengah duduk santai menikmati kopi dan membaca koran di balkon lantai dua rumah ini, seakan-akan tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang dia sakiti. 

Hatiku semakin tersayat saat melihat kelakuannya yang tidak memiliki belas kasih pada anaknya sendiri

Tanpa ragu aku berjalan menghampirinya, hingga kini aku berdiri di hadapan mas Bayu yang tengah nyaman menikmati masa santainya. 

"Aku ingin bicara denganmu, mas!" Ku tekan suaraku hingga mas Bayu mengangkat wajahnya, karena kali ini aku berucap tanpa adanya wibawa padanya. 

"Jika kau hanya ingin membahas masalah tadi, lebih baik kau kembali bekerja. Aku malas membahasnya. "

Mendengar perintah mas Bayu, aku tersenyum kecil. Bagaimana bisa dia mengatakan malas dan memintaku kembali bekerja, dia benar-benar sudah tidak waras! 

"Aku datang kesini tidak untuk membicarakan masalah itu, mas. "Tegasku sembari menatapnya. 

Mas Bayu membalas tatapan ku dengan kening bertaut, mungkin dia heran dengan cara bicaraku yang tidak seperti biasanya.

" Lalu! "Tanyanya dengan santai. 

Aku tetap dengan senyum ku, senyum kesakitan yang aku buat semanis mungkin. Aku ingin menikmati waktu ini sembari menatap wajah tampan mas Bayu untuk terakhir hari ini. 

" Tentang kita, mas. "Mas bayu bangkit hingga kami berdiri berhadapan membuat, membuat ku yang jauh lebih pendek harus menengadah menatap wajahnya. 

"Jika kau datang hanya ingin meminta ku menepati janji. Jangan pernah harap ,Nia! karena itu tidak akan pernah terjadi! Kau pasti ingat apa yang telah aku katakan waktu itu! Aku rasa semua itu sudah jelas! "

Aku tetap tersenyum meski hati ini semakin perih setiap mendengar ucapannya. 

"Aku tidak pernah mengharapkan janji mu mas. Karena semuanya sudah kau jelaskan dan aku masih mengingatnya dengan baik,"balas ku dengan sekuat tenaga menahan air mata. 

Mas Bayu tidak henti-hentinya menatap ku, entahlah apa yang kini ia pikirkan, tapi yang jelas aku ingin mengungkapkan semua kekecewaanku padanya sebelum pergi. 

"Itu bagus, akhirnya kau sadar juga. Karena kini hanya Mona yang terbaik untukku."

Begitu mudahnya dia membanggakan istri barunya sementara aku juga masih istrinya. 

"Aku hanya ingin membahas masalah tentang kita, mas." Aku langsung ke pointnya saja, tidak ada waktu untuk untuk lama-lama disini. 

"Lalu apa, Hah ...! Jangan bertele-tele. Aku tidak mau Mona melihatmu di sini, apa lagi curiga. " Suara menekan mas Bayu semakin menunjukkan jika ia tidak ingin hubungan kami terungkap.

Kuhela nafas dalam, lalu ku hembuskan kembali dengan perlahan-lahan, agar emosi yang ada di dalam diriku tidak terpancing. 

Ku ukir senyumku semanis mungkin seakan-akan kini aku tengah baik-baik saja, meski sesungguhnya diriku telah hancur setelah kembalinya mas Bayu dari Cina. 

Kurasakan lenganku di cengkam oleh mas Bayu, entahlah apa yang kini ada di pikirannya sehingga dia kini dia melakukan itu 

"Aku menyerah, mas! Terimakasih telah memberikan satu kesempatan untukku. " Pasrahku sembari meraih tangan mas Bayu yang masih mencengkram lenganku lalu ku genggaman dengan lembut.

Aku ingin menikmati suasana ini sebentar lagi, sakit dan kecewa yang aku rasakan goyah hanya karena rasa cintaku padanya.

Sedikit lagi, aku ingin bersamanya sebentar. Aku tahu ini sangat bodoh, aku begitu gila hanya karena cinta tapi untuk kali ini aku tidak ingin mengorbankan anakku, cukup cinta dan sakit ini ku tanggung sendiri mulai hari ini. 

"Maksudmu apa, Nia?"tanya mas Bayu, suaranya sedikit melunak saat tangan berhasil menggenggam tangannya dan ku kecup dengan takzim, ini untuk sekian lama aku tidak melakukan kodratku, mengingat kepulangan mas Bayu tidak seperti yang kami harapkan. 

"Terimakasih banyak, telah menyisakan sedikit waktu untuk kami. Aku dan Nana akan pulang, mas! "Ku lepaskan tangan mas Bayu yang masih membisu setelah mendengar ucapanku, bahkan aku sadar mas Bayu begitu memandang ku, entahlah apa yang dia pikiran, aku tidak peduli lagi, karena aku rasa semuanya sudah cukup. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Pembantu Maduku   Tentang Nila

    Nila pov) Cukup lama aku aku mencoba memejamkan mata, tapi mata ini enggan untuk terlelap, jangankan untuk terlelap, rasa kantuk pun enggan hinggap padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, tapi mata ini tetap tidak mau terpejam dan tidur setelah kejadian tadi. Aahh… dia memang selalu membuat ku ingin gila. Batin ku bersua jika mengingat semua kejadian demi kejadian bersangkutan dengannya. Kriit!Pintu terbuka, orang yang aku pikirkan sejak tadi kini masuk dan menghampiri ku. "Kenapa kau tidak tidur? " tegurnya basa basi. Ku tatap mata hitamnya dengan lekat, apa dia tidak sedang mengigau? Kenapa malam-malam seperti ini kemari. "Kau sendiri? Kenapa kesini? " balas ku cuek, aku sengaja bersikap seperti ini karena aku tidak ingin dia menganggapku mudah terpengaruh, mengingat dia tahu siapa aku ini, dan aku juga memang ingin berubah menjadi yang lebih baik demi ibuku. "Apa salahnya? " balasannya merasa tidak bersalah. "Bay, apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan? " tany

  • Menjadi Pembantu Maduku   Rasa yang sama

    (Pov Bayu) Aku semakin merasa serbasalah, karena setelah kejadian tadi siang, Nila tidak bertegur sapa dengan ku, jangankan bertegur sapa, saat makan malam bersama Nila tidak adanya percakapan di antara mereka begitu juga Nana, gadisku seolah-olah sengaja mendiamkan aku setelah kejadian tadi. Setelah makan malam mereka berdua berlalu begitu saja kembali ke kamar, aku semakin bingung harus melakukan apa, karena aku tahu semua ini adalah kesalahan ku, semua berawal dari diriku. Andaikan aku tidak membawa masuk Mona ke dalam keluarga ini, semuanya tidak akan pernah terjadi. "Hahhh…." Kuhela nafas dalam sembari menatap langit langit ruang makan setelah aku sendirian di sini. "Lebih baik, bapak susul nak Nila. "Aku menoleh di mana bi Ijah berdiri di sampingku, karena ia tengah membereskan makan malam yang sudah usai. "Saya takut bi, " lirih ku jujur, karena aku memang sedikit takut saat melihat reaksi Nila saat membalas perlakuan Mona. "Saya yakin Tuan, nak Nila tidak seperti itu, d

  • Menjadi Pembantu Maduku   Nila murka, Mona merana

    Hari semakin sore, Nana mulai merasa jenuh di kamar, karena ia hanya menghabiskan waktu untuk menggambar dan belajar bersama Nila. "Ma… Nana bosan. "Nila yang tengah mengganti pokok Hafiz menatap wajah memelas Nana lalu tersenyum gemas. "Oooh… bosan? "Nana mengangguk membenarkan lalu menutup buku gambarnya. "Baiklah, sekarang Nana turun ke bawah saja, ya. Nanti Mama susul, adik Hafiz lapar, setelah urusan Mama selesai, Mama akan susul Nana di bawah. "Nana mengangguk lalu dengan senang memungut satu boneka kesayangannya dan membawanya lebih dulu ke lantai bawah. Dengan langkah riang Nana menuruni tangga, sembari bernyanyi-nyanyi, karena memang jam seperti ini semua pembantu yang bekerja di rumah itu sedang sibuk melakukan tugas mereka, Nana melangkah dengan hati-hati hingga ia sampai di lantai bawah dan disana tatapannya tidak sengaja tertuju pada seorang wanita yang selama ini pergi dari rumah, wanita itu kini tengah menyeret koper besar di tangannya dengan omelan dan ocehan se

  • Menjadi Pembantu Maduku   Candaan membawa kebahagiaan

    Suara riuh di ruang makan pasti terjadi di pagi hari, saat Nana menolak babysitter menyuapi nya sarapan, karena Nana hanya ingin makan satupun sarapan bersama Nila, wanita yang mirip dengan ibunya. Tapi karena kesibukan Nila mengurus Hafiz, dengan terpaksa ia mengabaikan Nana terlebih dahulu, karena Hafiz pagi ini juga tidak mau bersama babysitter. "Bersama, nenek saja, ya. Bukan kah Nana harus segera ke sekolah. " Bujuk bi Ijah mengambil alih piring sarapan Nana dari babysitter. "Tidak mau, Nana maunya sama, mama… . "Rengek Nana memalas,karena Nila masih di kamar belum bergabung dengan mereka di meja makan sarapan. " Tapi, sayang. Mama sedang menjaga adik Hafiz, Nana sama nenek dulu, ya. "Nana menggeleng cepat menolak, bi Ijah menghela nafas dalam karena selama ini memang Nana dan Hafiz sangat sulit dikendalikan jika tidak bersama Nila. "Pokoknya, Nana mau mama, Nana mau makan bersama Mama saja, titik. " Sentak Nana sembari menghentakkan kakinya ke lantai. Bayu yang baru bergab

  • Menjadi Pembantu Maduku   Mimpi

    Sementara di kamar lain Bayu menangis sejadi-jadinya saat ingatannya terus tertuju pada Nia, karena rasa bersalah dan sesal semakin bertambah setelah kejadian tadi, ia kembali melakukan pengkhianatan untuk kesekian kalinya pada Nia istrinya, padahal Bayu telah berjanji pada dirinya sendiri, ia akan berubah dan memulainya dari awal agar menjadi diri dan pribadi yang lebih baik lagi untuk anak-anak mereka, meski sosok yang harus dirinya perjuangkan tidak lagi bersamanya, tapi Bayu sudah bertekad untuk terus menembus semua dengan caranya selalu setia pada Nia. Akan tetapi malam ini ia kembali mengulang kesalahan yang sama, kesalahan yang seharusnya tidak ia lakukan, yang lebih parahnya lagi dirinya tidak bisa membedakan Nia dan orang lain. "Hiks… Maaf sayang, hiks... Maafkan aku. Hiks... " Isak Bayu dalam penyesalan terdalamnya sembari meringkuk di atas tempat tidur. "Aku, hiks… tidak mengerti, hiks… apa yang sebenarnya terjadi. Hiks... Dan rencana apa ini, hiks... Kenapa dia begitu mi

  • Menjadi Pembantu Maduku   Perasaan Nila

    Minggu-minggu berganti begitu cepat, Nila sangat menikmati hari-harinya setelah bekerja menjadi babysitter Nana dan Hafiz, bahkan ia selalu sukses menggoda Bayu saat mereka sedang berdua, meski sejujurnya Nila melakukan semua itu tidak lebih agar bisa membuat perasaan bersalah Bayu sedikit berkurang, karena dari iris mata duda tampan itu setiap memandangnya menyiratkan penyesalan yang mendalam dan kesedihan. Itu sebabnya Nila selalu melancarkan aksinya menggoda majikannya itu, meski ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, jika dirinya cukup tertarik dengan duda beranak dua itu.Akan tetapi Nila memiliki batasan, dirinya sadar jika semua itu tabu untuknya terus melangkah, itu sebabnya Nila memilih menikmati keadaan yang tercipta setiap kali ia menggoda Bayu. Seperti malam ini, Bayu menemani Nana sebentar di kamar mereka, karena Nila tengah menyusui Hafiz, Bayu tidak ingin membuat membuat Nila kelelahan menjaga kedua anaknya, itu sebabnya ia turun tangan langsung mengurus Nana sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status