Share

Tiba di rumah

Aвтор: Fefe
last update Последнее обновление: 2022-05-28 09:10:38

Author pov

Nana dengan girangnya turun dari mobil setelah Bayu memarkirkan di halaman rumah yang selama ini menjadi saksi tumbuh kembang Nana semenjak dilahirkan.

Bi Ijah menuntun Nana, sedangkan babysitter dengan hati-hati menggendong Hafiz yang masih terlelap sejak di rumah.

"Hore… akhirnya Nana pulang, ayo bibi, nek. " Seru Nana dengan senang lalu mengajak bi Ijah dan babysitter Hafiz mengiringinya ke teras rumah yang menyimpan banyak kenangan manis sebelum Bayu pergi dan kembali membuat kehancuran.

Bayu benar-benar terpukul mengingat semua itu, karena semua adalah asal dari kesalahannya.

"Hayy… sayang, apa kabar. " Ema dengan rindu memeluk Nana, karena selama ini ia lah yang merawat dan memelihara rumah mendiang Nia setelah Nana tinggal bersama Bayu.

Ema sengaja meluangkan waktu datang, karena memang rumah mereka tidak jauh dari sana dan cukup dengan berjalan kaki.

"Kyaa… . Bibi! " Girang Nana membalas pelukan Ema, ia tidak menyangka jika Ema akan datang dan menjadi kejutan untuknya."Nana baik bibi, bibi sendiri bagaimana? "balas Nana begitu bahagia. Karena yang datang tidak hanya Ema tapi ada Anton juga.

Bayu begitu lega dan sangat bahagia, karena setibanya di rumah itu kemurungan Nana dengan mudah sirna, bahkan dirinya sendiri merasa begitu lepas seperti terbebas dari segala beban, bahkan setelah tiba Hafiz tidak sama sekali menunjukkan sikap rewel seperti biasanya.

"Bay, bagaimana kabar mu, sobat? Anton dengan seksama memperhatikan penampilan Bayu dari atas sampai bawah serta pakaian yang ia kenakan, karena keadaannya kini berbeda jauh dari Bayu dahulu yang selalu mengutamakan penampilan dan kerapian. Bahkan berbeda dengan terakhir mereka bertemu.

"Kau baik-baik saja kan, Bay." Khawatir Ema melihat kekacauan Bayu begitu terlihat, dimana kumis dan cambang hanya di pangkas asal asalna, wajahnya kusam tidak terurus dan rambut yang tidak tersisir dengan rapi bahkan kini terlihat sedikit panjang.

"Yah, aku baik. Seperti yang kalian lihat, jangan terlalu khawatir. Ini hanya masalah kecil, tenang saja. " Canda Bayu berkelakar, ia sadar penampilan nya benar-benar kacau, tapi ia tidak peduli dengan semua itu, karena yang terpenting adalah anak-anak nya mendapatkan kasih sayang darinya.

Bayu segera membuka pintu, bi Ijah bergegas masuk menyeret dua koper mereka di susul Nana, sementara Bayu memilih mengambil alih Hafiz dari babysitter agar mereka segera mengemasi semua barang ke dalam kamar.

"Astaga… dia sudah besar. " Kagum Ema memperhatikan wajah menggemaskan Hafiz yang masih terlelap di gendongan Bayu.

"Dia sedang belajar tengkurap, Ema. "

Ema melihat begitu besar perubahan Bayu setelah kepergian Nia, bahkan ia suka mendengar jika Mona sudah ia talak dan ia usir dari rumah karena tidak bisa menerima keberadaan anak-anak.

"Kau benar-benar sukses, Bayu. Aku bangga padamu. Puji Ema dengan tulus, karena apa yang ia lihat benar-benar luar biasa, Bayu melakukan semuanya dengan baik, dia terlihat benar-benar menjadi sosok ayah sekaligus menjadi seorang ibu untuk anak-anak nya.

" Terimakasih banyak, semua juga berkat kalian. Jika tidak ada kalian mungkin aku hanya akan larut dalam sesal. "

Ema dan Anton saling menatap, karena memang selama ini mereka tetap berkomunikasi dengan Bayu, meski mereka jarang bertemu yang diakibatkan kesibukan.

"Dan seperti yang kalian lihat, ini hanyalah masalah kecil."kelakar Bayu.

Ema dan Anton sontak tertawa melihat wajah kusut Bayu yang terlihat sangat kusam, berjerawat dan tidak terurus seperti dulu.

" Kau hebat, sobat. "Puji Anton sembari menepuk pundak Bayu dengan akrab. " Setelah dia besar, dia akan mengerti dan tidak akan rewel seperti ini lagi, Bay."tambah Anton.

Bayu mengangguk, karena apa yang Anton katakan benar jika semakin hari usia mereka semakin bertambah ia akan semakin besar dan mengerti.

"Yah… kau benar. Tapi aku sangat menikmati semua ini, dan aku ingin di berikan waktu lebih lama agar bisa merawatnya. "

Ema dan Anton tersenyum bahagia karena kini Bayu kembali seperti yang dulu, seperti yang Nana inginkan, meski kebenarannya semua sudah berbeda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Pembantu Maduku   Tentang Nila

    Nila pov) Cukup lama aku aku mencoba memejamkan mata, tapi mata ini enggan untuk terlelap, jangankan untuk terlelap, rasa kantuk pun enggan hinggap padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, tapi mata ini tetap tidak mau terpejam dan tidur setelah kejadian tadi. Aahh… dia memang selalu membuat ku ingin gila. Batin ku bersua jika mengingat semua kejadian demi kejadian bersangkutan dengannya. Kriit!Pintu terbuka, orang yang aku pikirkan sejak tadi kini masuk dan menghampiri ku. "Kenapa kau tidak tidur? " tegurnya basa basi. Ku tatap mata hitamnya dengan lekat, apa dia tidak sedang mengigau? Kenapa malam-malam seperti ini kemari. "Kau sendiri? Kenapa kesini? " balas ku cuek, aku sengaja bersikap seperti ini karena aku tidak ingin dia menganggapku mudah terpengaruh, mengingat dia tahu siapa aku ini, dan aku juga memang ingin berubah menjadi yang lebih baik demi ibuku. "Apa salahnya? " balasannya merasa tidak bersalah. "Bay, apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan? " tany

  • Menjadi Pembantu Maduku   Rasa yang sama

    (Pov Bayu) Aku semakin merasa serbasalah, karena setelah kejadian tadi siang, Nila tidak bertegur sapa dengan ku, jangankan bertegur sapa, saat makan malam bersama Nila tidak adanya percakapan di antara mereka begitu juga Nana, gadisku seolah-olah sengaja mendiamkan aku setelah kejadian tadi. Setelah makan malam mereka berdua berlalu begitu saja kembali ke kamar, aku semakin bingung harus melakukan apa, karena aku tahu semua ini adalah kesalahan ku, semua berawal dari diriku. Andaikan aku tidak membawa masuk Mona ke dalam keluarga ini, semuanya tidak akan pernah terjadi. "Hahhh…." Kuhela nafas dalam sembari menatap langit langit ruang makan setelah aku sendirian di sini. "Lebih baik, bapak susul nak Nila. "Aku menoleh di mana bi Ijah berdiri di sampingku, karena ia tengah membereskan makan malam yang sudah usai. "Saya takut bi, " lirih ku jujur, karena aku memang sedikit takut saat melihat reaksi Nila saat membalas perlakuan Mona. "Saya yakin Tuan, nak Nila tidak seperti itu, d

  • Menjadi Pembantu Maduku   Nila murka, Mona merana

    Hari semakin sore, Nana mulai merasa jenuh di kamar, karena ia hanya menghabiskan waktu untuk menggambar dan belajar bersama Nila. "Ma… Nana bosan. "Nila yang tengah mengganti pokok Hafiz menatap wajah memelas Nana lalu tersenyum gemas. "Oooh… bosan? "Nana mengangguk membenarkan lalu menutup buku gambarnya. "Baiklah, sekarang Nana turun ke bawah saja, ya. Nanti Mama susul, adik Hafiz lapar, setelah urusan Mama selesai, Mama akan susul Nana di bawah. "Nana mengangguk lalu dengan senang memungut satu boneka kesayangannya dan membawanya lebih dulu ke lantai bawah. Dengan langkah riang Nana menuruni tangga, sembari bernyanyi-nyanyi, karena memang jam seperti ini semua pembantu yang bekerja di rumah itu sedang sibuk melakukan tugas mereka, Nana melangkah dengan hati-hati hingga ia sampai di lantai bawah dan disana tatapannya tidak sengaja tertuju pada seorang wanita yang selama ini pergi dari rumah, wanita itu kini tengah menyeret koper besar di tangannya dengan omelan dan ocehan se

  • Menjadi Pembantu Maduku   Candaan membawa kebahagiaan

    Suara riuh di ruang makan pasti terjadi di pagi hari, saat Nana menolak babysitter menyuapi nya sarapan, karena Nana hanya ingin makan satupun sarapan bersama Nila, wanita yang mirip dengan ibunya. Tapi karena kesibukan Nila mengurus Hafiz, dengan terpaksa ia mengabaikan Nana terlebih dahulu, karena Hafiz pagi ini juga tidak mau bersama babysitter. "Bersama, nenek saja, ya. Bukan kah Nana harus segera ke sekolah. " Bujuk bi Ijah mengambil alih piring sarapan Nana dari babysitter. "Tidak mau, Nana maunya sama, mama… . "Rengek Nana memalas,karena Nila masih di kamar belum bergabung dengan mereka di meja makan sarapan. " Tapi, sayang. Mama sedang menjaga adik Hafiz, Nana sama nenek dulu, ya. "Nana menggeleng cepat menolak, bi Ijah menghela nafas dalam karena selama ini memang Nana dan Hafiz sangat sulit dikendalikan jika tidak bersama Nila. "Pokoknya, Nana mau mama, Nana mau makan bersama Mama saja, titik. " Sentak Nana sembari menghentakkan kakinya ke lantai. Bayu yang baru bergab

  • Menjadi Pembantu Maduku   Mimpi

    Sementara di kamar lain Bayu menangis sejadi-jadinya saat ingatannya terus tertuju pada Nia, karena rasa bersalah dan sesal semakin bertambah setelah kejadian tadi, ia kembali melakukan pengkhianatan untuk kesekian kalinya pada Nia istrinya, padahal Bayu telah berjanji pada dirinya sendiri, ia akan berubah dan memulainya dari awal agar menjadi diri dan pribadi yang lebih baik lagi untuk anak-anak mereka, meski sosok yang harus dirinya perjuangkan tidak lagi bersamanya, tapi Bayu sudah bertekad untuk terus menembus semua dengan caranya selalu setia pada Nia. Akan tetapi malam ini ia kembali mengulang kesalahan yang sama, kesalahan yang seharusnya tidak ia lakukan, yang lebih parahnya lagi dirinya tidak bisa membedakan Nia dan orang lain. "Hiks… Maaf sayang, hiks... Maafkan aku. Hiks... " Isak Bayu dalam penyesalan terdalamnya sembari meringkuk di atas tempat tidur. "Aku, hiks… tidak mengerti, hiks… apa yang sebenarnya terjadi. Hiks... Dan rencana apa ini, hiks... Kenapa dia begitu mi

  • Menjadi Pembantu Maduku   Perasaan Nila

    Minggu-minggu berganti begitu cepat, Nila sangat menikmati hari-harinya setelah bekerja menjadi babysitter Nana dan Hafiz, bahkan ia selalu sukses menggoda Bayu saat mereka sedang berdua, meski sejujurnya Nila melakukan semua itu tidak lebih agar bisa membuat perasaan bersalah Bayu sedikit berkurang, karena dari iris mata duda tampan itu setiap memandangnya menyiratkan penyesalan yang mendalam dan kesedihan. Itu sebabnya Nila selalu melancarkan aksinya menggoda majikannya itu, meski ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, jika dirinya cukup tertarik dengan duda beranak dua itu.Akan tetapi Nila memiliki batasan, dirinya sadar jika semua itu tabu untuknya terus melangkah, itu sebabnya Nila memilih menikmati keadaan yang tercipta setiap kali ia menggoda Bayu. Seperti malam ini, Bayu menemani Nana sebentar di kamar mereka, karena Nila tengah menyusui Hafiz, Bayu tidak ingin membuat membuat Nila kelelahan menjaga kedua anaknya, itu sebabnya ia turun tangan langsung mengurus Nana sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status