Share

Bab 2 : Bersiaplah Mendekam

Author: Sintadevi
last update Huling Na-update: 2025-04-13 23:31:29

Aluna mengamati sekelilingnya. Matanya menatap awas. Memastikan bahwa semua orang saat ini sedang lengah.

Saat sudah yakin, gaun pengantin berwarna putih yang panjangnya melebihi mata kaki itu disingkapnya, hingga sebatas lutut.

Sepatu kaca ber 'hak' tinggi yang dipakainya segera dilepas dan ia berlari sekencang mungkin.

Semua orang yang berada di pesta pernikahan tersebut sontak menatap kepergian Aluna dengan tatapan tidak percaya--termasuk Abigael yang telah selesai mengangkat panggilan. 

"Penjaga! Tolong segera hentikan dia!" teriak Abigael.

Jeritan kencang dari ayahnya membuat Aluna panik. Dia semakin mengencangkan lajunya. Namun hal tak terduga terjadi. Sebelum Aluna mencapai pintu keluar, sudah ada beberapa penjaga yang menghalangi langkahnya.

'Ah sial!' gerutu Aluna, seraya menghentikan langkahnya secara mendadak.

Aluna tak kehabisan akal. Matanya menoleh ke arah samping. Tampak sebuah tangga yang mengarah ke lantai atas. Tanpa pikir panjang, Aluna segera berlari menuju lantai atas.

Namun keberuntungan sepertinya sedang tidak memihak padanya. Para penjaga kediaman Abigael lebih dulu sampai dilantai atas. Alhasil Aluna terkepung tanpa bisa melarikan diri.

"Aluna, ayah mohon hentikan aksi gila mu ini. Kau sudah berjanji padaku untuk menggantikan Alana," pinta Abigael, sembari mengatur napasnya yang tersengal.

"Maaf ayah, aku tidak bisa."

Aluna tidak ingin menjadi boneka sang ayah. Aluna juga punya masa depan. Sama seperti kembarannya—Alana.

Mata Aluna bergerak liar. Mencari celah yang tepat, untuknya melarikan diri. Tanpa sengaja pandangannya mengarah ke jendela tepat disampingnya. Aluna tersenyum miring penuh arti.

"Ayah kau harusnya sadar. Sudah cukup kau membuatku menderita bersama ibu selama ini. Jangan jadikan aku sebagai tumbal mu," ucap Aluna, mencoba mengulur waktu.

Belum sempat Abigael mengucapkan sepatah kata, Aluna sudah lebih dulu menerobos jendela yang ada dilantai atas. Bergerak lincah seperti seekor tupai. Hal itu membuat kepanikan tercipta di wajah Abigael.

"Kejar dia! Jangan biarkan lolos!" pekik Abigael.

****

Sebuah mobil mewah merk terkenal baru saja tiba dihalaman besar kediaman Abigael. Pengemudi yang tengah membawa seseorang didalam mobil terlihat bingung, saat menyaksikan serangkaian kekacauan yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi? Bos, lihatlah ke arah sana. Bukankah itu calon pengantinmu?" ucap pengemudi yang bernama Leon—asisten pribadi Angga Wijaya Kusuma, yang saat ini tengah membawa bosnya tersebut.

Fokus Angga terhadap ponselnya teralihkan, sebab penasaran dengan ucapan yang baru saja terlontar dari mulut asisten pribadinya.

Angga memutuskan untuk menurunkan kaca mobilnya. Kerutan samar di keningnya tercipta, saat beberapa pria bertubuh kekar sedang berusaha mengejar seorang wanita bergaun pengantin, dengan pergerakan yang cukup lincah.

'Apakah benar itu calon istriku? Kenapa dia lari?' batin Angga bertanya-tanya.

Leon segera keluar dan berdiri di dekat pintu mobil, untuk melihat lebih jelas kekacauan yang terjadi.

Setelah berhasil turun dari lantai dua, Aluna masih belum tenang. Karena pengejaran terhadapnya terus berlanjut. Tanpa sengaja netranya menatap mobil mewah yang sedang terparkir tidak jauh dari jangkauannya saat ini.

Leon berbalik ingin menjelaskan situasi yang terjadi diluar, "bos, sepertinya pengantin Anda —"

Belum sempat Leon melanjutkan kata-katanya, sebuah tangan menarik kerah bajunya dengan kasar, hingga Leon terhuyung kebelakang.

Leon hanya terperangah, melihat calon pengantin bosnya, masuk ke dalam mobil dan membawa kabur mobil tersebut beserta dengan sang mempelai pria.

Aluna melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumah Abigael. Aluna menghembuskan napas lega, saat sudah menjauh dari belenggu ayahnya.

Akan tetapi, Aluna melajukan mobil ke kanan dan ke kiri. Sekali-kali Aluna mengerem mendadak. Hingga berulang kali Angga menghantam kursi bagian depan.

'Dasar wanita barbar. Apa yang ingin dilakukannya? Kenapa sangat ceroboh sekali," batin Angga, sesekali meringis memegangi keningnya yang sakit.

Angga sengaja tidak membuka suara sedikitpun. Kedua netranya terus tertuju pada Aluna. Angga ingin tahu, sampai mana Aluna membawanya pergi.

"Ingin menangkapku? Tidak semudah itu," ucap Aluna, seraya tersenyum puas penuh kemenangan.

Aluna tidak mengetahui bahwa dirinya saat ini tengah diawasi oleh pemilik mobil. Setelah beberapa saat, Aluna mulai tersadar. Bila saat ini dia sedang terlibat perampokan.

"Astaga tunggu dulu. Apakah ini termasuk perampokan? Bagaimana jika aku dijebloskan ke penjara karena mencuri mobil ini. Tidak-tidak, aku harus menemukan kontak orang yang memiliki mobil ini dan segera mengembalikannya setelah semuanya aman," ucap Aluna pada dirinya sendiri.

Angga mendengus kesal. Lantaran Aluna seperti orang yang baru belajar menaiki mobil. Seyogyanya memang Aluna sudah lama tidak membawa mobil. Aluna terpaksa nekad agar bisa terbebas dari pernikahannya yang terpaksa.

Angga memutuskan untuk mengakhiri kediamannya. Tangannya kanannya terulur menepuk bahu ramping Aluna.

Sontak saja Aluna terhenyak kaget. Netranya menatap kaca dashboard mobil yang mengarah langsung ke arah belakang. Matanya melebar saat melihat seorang pria berada di kursi penumpang.

"Siapa kau?" tanya Aluna, sembari menginjak rem secara mendadak. Hingga membuat Angga menghantam kursi bagian depan untuk kesekian kalinya.

Napas Angga terlihat memburu. Dadanya naik turun. Matanya langsung menatap nyalang ke arah Aluna.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada di dalam mobilku ini? Apa kau berniat untuk mencuri? Jika ia, aku akan membawamu ke kantor polisi!" gertak Angga.

Napas Aluna tercekat. Lidahnya terasa kelu. Seperti ada duri tajam saat Aluna mencoba menelan salivanya.

Tanpa bicara sepatah katapun, apalagi meminta maaf, Aluna segera keluar dari mobil milik Angga, dan berniat untuk kabur.

Angga terkejut melihat Aluna ingin melarikan diri untuk kedua kalinya. Dia segera keluar untuk mengejar Aluna. Tak butuh waktu lama bagi Angga. Tangan besarnya segera mencekal lengan Aluna yang mungil.

"Tunggu! Kau mau lari kemana? Setelah mencuri mobilku lalu kau ingin kabur begitu saja. Tidak akan kubiarkan," sentak Angga.

Kali ini Aluna benar-benar pasrah. Wajahnya tertunduk malu, karena telah melakukan hal yang tidak terpuji. Yaitu membawa kabur mobil milik orang lain, sedangkan pemilik mobil masih berada didalamnya.

"Kenapa malah tertunduk. Angkat wajahmu," perintah Angga.

Aluna masih bergeming. Nyalinya mendadak ciut. Rasa takut mulai menyelimuti diri Aluna.

Melihat Aluna yang terus tertunduk tanpa berniat menjawab pertanyaannya, membuat Angga kehilangan kesabaran.

"Baiklah. Jika kamu tidak mau menjawab pertanyaanku, bersiaplah mendekam dibalik jeruji besi!" ucap Angga penuh penekanan.

Deg!

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 3 : Berhenti Disini

    Aluna sontak menatap kedua netra Angga meski ketakutan. "Tuan, aku mohon jangan bawa aku ke kantor polisi. Sungguh, aku tidak berniat untuk mencuri mobilmu. Percayalah padaku," mohonnya, sambil mengatupkan kedua tangannya didada. Sorot mata penuh ketakutan yang ditunjukkan oleh Aluna, membuat Angga merasa iba. Namun, semakin dalam Angga menyelami manik mata indah milik Aluna, membuat debaran jantungnya terpacu. "Jika Anda tidak ingin berbicara tidak apa. Aku anggap itu sebagai jawaban 'iya'. Terima kasih Tuan, aku akan mengingat kebaikanmu dimasa depan," ucap Aluna, dengan penuh rasa percaya diri yang tinggi. Aluna mengganggap diamnya Angga adalah suatu jawaban, bahwa dia akan dilepaskan. Namun apa yang dipikirkan olehnya, tidak sama dengan pikiran Angga. "Tidak semudah itu Nona. Sekarang ini semuanya sudah diatur oleh hukum. Suka atau tidak suka, kau harus bertanggungjawab atas perbuatanmu," tegas Angga. Namun sudut bibirnya terangkat, nyaris tak terlihat. Tertutupi oleh

    Huling Na-update : 2025-04-14
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 4 : Aku Begini Karena Dirimu

    Kedua alis Angga tampak mengerut saat Aluna memintanya berhenti. Angga pikir Aluna akan memintanya mengantarkan ke suatu tempat. Namun dugaannya salah. Melihat Angga yang tidak meresponnya, membuat Aluna mulai kesal. "Hei Tuan, aku bilang berhenti. Aku peringatkan kepadamu, jangan main-main denganku ya. Kau lihat sendiri, betapa takutnya pencuri mobil tadi kepadaku. Jika kau berani menyentuhku, aku akan melemparmu seperti bola!" gertak Aluna penuh ancaman. Alih-alih takut, Angga malah mendengus geli saat Aluna melontarkan ancaman untuknya. Angga menggeleng pelan, sungguh tidak habis pikir dengan keberanian yang dimiliki calon istrinya tersebut. Aluna mulai resah. Pasalnya, Angga sedikitpun tidak gentar terhadap ancamannya. Malah semakin melajukan mobilnya tanpa ada tanda-tanda ingin berhenti sesuai permintaannya. "Tuan, aku mohon padamu. Hentikan mobil ini. Aku kan sudah membantumu menggagalkan pencurian yang terjadi pada mobilmu. Atau bila kau mau, katakan saja berapa aku

    Huling Na-update : 2025-04-15
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 5 : Apa Yang Terjadi?

    Setelah dua jam berlalu, akhirnya mobil milik Angga tiba di pusat kota London. "Sudah sampai," ucap Angga singkat, tanpa menoleh ke belakang. Kedua alis Angga tampak mengerut keheranan. Sebab tidak terdengar jawaban dari mulut Aluna. Rasa penasaran yang tinggi, membuat Angga memalingkan wajahnya ke belakang. Matanya membelalak saat melihat wajah damai Aluna yang tertidur, hingga tercipta dengkuran halus. "Hei! Sudah sampai. Apakah kau tidak ingin turun?" ucap Angga, sedikit mengeraskan suaranya. Berharap Aluna terjaga dari tidurnya. Tampaknya Aluna tertidur sangat pulas. Hingga tidak mendengar sama sekali suara bariton Angga yang bergema didalam mobil. Melihat Aluna yang tidak kunjung bangun, membuat Angga mendengus kesal. Angga bergegas turun dari mobil dan ingin membangunkannya secara paksa. Saat membuka pintu belakang mobil tempat Aluna berada, Angga terlonjak. Pasalnya Aluna tertidur bersandar pada jendela mobil. Hingga membuatnya lansung terjatuh saat Angga membukanya.

    Huling Na-update : 2025-04-16
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 6 : Sekarang Waktunya

    Kedua bola mata milik Aluna membola saat melihat siapa gerangan yang sudah masuk ke dalam kamar. Aluna terpaku beberapa saat. Tidak menyangka apakah ini sebuah kebetulan, atau memang sudah terencana. "Ayah! Apa yang kau lakukan disini?" tanya Aluna. Tatapan tajam dilayangkan oleh Aluna. Ya, seseorang itu tidak lain dan tidak bukan adalah ayahnya. Bingung bercampur dengan rasa kaget. Itulah yang saat ini sedang dirasakan Aluna. "Tentu saja ingin melihat keadaanmu. Apakah kau baik-baik saja sayang?" ucap Tuan Abigael. Suaranya terdengar begitu lembut. Perlahan tapi pasti. Tuan Abigael mendekati Aluna. Tanpa peduli tatapan tak bersahabat tengah ditujukan kepadanya. "Kenapa ayah bisa tau aku ada disini? Tunggu dulu. Ini rumah siapa ayah?" tanya Aluna. Tiba-tiba saja rasa penasaran muncul dibenak Aluna. Saat kesadarannya telah pulih sepenuhnya. "Kau saat ini sedang berada di rumah Tuan Angga," jelas Tuan Abigael. Aluna tertegun mendengar pernyataan sang ayah. Apa yang

    Huling Na-update : 2025-04-28
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 7 : Tetap Menemukanmu

    Pria tersebut menyambut Aluna dengan senyuman terbaiknya. Aluna masih mematung. Pandangannya tak teralihkan dari pria tersebut. Hingga suara bariton pria misterius itu akhirnya memecahkan suasana."Halo Nona,""Siapa Anda?" tanya Aluna."Saya adalah pelayan terbaik di keluarga Kusuma. Saya sudah 20 tahun mengabdi. Perkenalkan nama saya adalah James," ucap James yang merupakan pelayan yang ditugaskan mengawasi Aluna."Oh baiklah. Salam kenal James. Kalau begitu saya pergi dulu," jawab Aluna. Namun saat ingin keluar, James menghentikan langkahnya."Eh, Nona kau tidak boleh kemana-mana. Aku sudah diperintahkan oleh Tuan Angga untuk menjagamu disini. Tolong kerjasamanya," pinta James.Aluna mengerutkan dahi. Wajahnya berubah menjadi kesal. Setiap ingin pergi ada saja halang dan rintangan yang harus dilalui."Dasar tidak tau diri majikan kalian itu! Sudah ingin memaksaku menikah dengannya. Dan sekarang dia mau memenjarakanku dirumahnya. Dasar keparat!" umpat Aluna."Maaf Nona. Saya hanya

    Huling Na-update : 2025-04-28
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 8 : Begitu Menyedihkan

    Angga menyambar jas yang tergantung di kursi. Memakainya dengan cepat. Sembari berjalan menuju parkiran. Langkahnya tergesa. Dengan cepat diraihnya kunci mobil yang ada di saku celana. Setelah masuk, segera saja Angga menyalakan mobil. Dan melaju meninggalkan area perusahaannya. Menekan pedal gas dengan kuat. Tatapannya tajam dan serius. Seolah siap menerkam siapa saja yang menganggunya. Tak terasa matahari telah berganti dengan rembulan malam. Bintang bertebaran di angkasa. Suasana malam yang semakin sunyi. Tak menyurutkan ambisi Aluna. Untuk terbebas dari belenggu yang diciptakan oleh sang ayah. "Akhirnya aku bisa terbebas juga dari rumah terkutuk itu. Aku harus segera pergi sejauh mungkin dari sini," monolog Aluna pada dirinya sendiri. Akan tetapi, kesenangannya tak berlangsung lama. Semakin jauh mobil yang dikendarai. Semakin dalam juga Aluna terjebak di daerah yang sepi. Didominasi oleh pepohonan rindang yang ada di samping kanan dan kiri. Tanpa satupun rumah lagi yang didap

    Huling Na-update : 2025-04-29
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 9 : Lihat Saja Nanti

    "Aku Wijaya. Begitu cepat kau melupakan aku." Ya, pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Angga Wijaya Kusuma. Dengan hanya bermodalkan GPS, gampang sekali baginya menemukan titik lokasi Aluna. Dan disinilah dia berada. Dihadapan calon istrinya yang sedang ketakutan. "Benarkah?" tanya Aluna memastikan. Aluna mendekati Angga. Meraba setiap inci wajah Angga. Rabun ayam membuat Aluna kesulitan melihat dalam suasana gelap. "Baiklah. Bagian mana lagi yang ingin kau sentuh Nona?" tawar Angga. Aluna segera menarik tangannya dengan cepat. Wajahnya merah padam menahan malu. Untung suasana sedang gelap. Sehingga Angga tidak menyadari perubahan wajah Aluna. "Maaf Tuan Wijaya. Saya hanya ingin memastikan saja. Soalnya saya punya riwayat rabun ayam. Sehingga tidak bisa melihat dengan jelas saat gelap," ucap Aluna. Sambil mengatupkan kedua tangan. Sebagai permohonan maaf. "Baiklah. Ayo segera masuk ke dalam mobil," perintah Angga. Sebelum pergi, Angga menelpon anggotanya untuk menj

    Huling Na-update : 2025-04-29
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 10 : Perasaan Bisa Ditumbuhkan

    Aluna berjalan gontai menapaki anak tangga. Menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Suasana rumah tersebut sudah sepi. Hanya ditemani oleh lampu ruang tengah yang temaram. Setelah tiba di kamar, Aluna segera membersihkan diri. Dibukanya lemari pakaian yang cukup besar. Membuat matanya yang mengantuk menjadi segar. Woah! Menakjubkan. Isi didalamnya sudah tertata rapi berbagai jenis pakaian wanita yang terlihat mahal. 'Ternyata Tuan Angga cukup baik' gumamnya dalam hati. Diraihnya satu gaun tidur satin berbahan tipis. Selesai mandi, Aluna merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur empuk tersebut. Beberapa potongan kejadian yang baru saja dialaminya seakan menari-nari dikepala. Hingga membuat matanya sulit terpejam. 'Jika aku mengatakan yang sebenarnya, bagaimana dengan ayah dan Alana? Jika aku tidak mengatakannya, bagaimana jika ketahuan,' gumam Aluna dalam hati. Kebingungan tengah melanda pikirannya. Aluna merasa sedang dalam posisi yang serba salah. Maju kena, mundur pun kena

    Huling Na-update : 2025-05-02

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 21 : Jangan Bermain-main

    "Dia saat ini ada di Brick Lane, pergilah jemput dia!" suruh Arya."Baiklah kak, terima kasih. Karena kamu sudah kembali lagi ke London, pergi dan temuilah ayah. Dia pasti sangat merindukanmu," saran Angga.Sontak saja perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Angga, membuat Arya mendengus geli."Apakah kamu pikir pak tua itu masih ingin melihatku? Baiklah, jangan memikirkan tentang masalahku. Ayo kita minum nanti setelah kamu menjemput gadis itu. Aku yakin saat ini kamu sedang terburu-buru. Cepatlah pergi!" suruh Arya. Tanpa menjawab perkataan kakaknya, Angga menganggukan kepala dengan cepat, seraya bergegas menuju mobilnya untuk pergi menjemput Aluna di Brick Lane. Arya hanya menatap kepergian sang adik hingga mobilnya hilang saat di persimpangan jalan. Seraya tersenyum penuh arti.****Saat Angga tiba dikawasan Brick Lane, matanya memicing saat tak sengaja melihat Aluna sedang berjalan terseok-seok. An

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 20 : Benar-benar Serius

    Aluna mendengus kesal. Lantaran Arya menghentikan mobilnya secara mendadak. "Apakah kamu tau jika berhenti mendadak seperti ini sangat berbahaya!" ucap Aluna, wajahnya terlihat tertekuk. Arya menghela napas berat. Dia mulai sadar bahwa gadis yang ada dihadapannya bukanlah Alana. Namun Arya tetap berpura-pura menganggap bahwa Aluna itu adalah Alana."Alana, dengar baik-baik. Aku peringatkan kepadamu, aku tidak peduli siapa pria liarmu. Tapi caramu saat ini bertindak hanya akan mempermalukan keluarga Kusuma. Jika kamu terus bertingkah aneh dengan pria liarmu itu, aku akan memastikan, bahwa kalian berdua akan mati dengan sangat buruk, mengerti!" ucap Arya dengan sorot mata yang tajam. Suaranya terdengar berat dan penuh penekanan. Tenggorokan Aluna tercekat. Hingga membuatnya kesusahan untuk menelan salivanya. Lidahnya terasa kelu. Saat Arya yang dipikirnya adalah Angga, memberikan ancaman kepadanya. "A-aku...""Turunlah sekarang

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 19 : Mungkinkah Dia...

    Aluna terpaku, saat seseorang yang bertabrakan dengannya barusan menyebut nama kembarannya—Alana. Rasa penasaran yang tinggi, membuat Aluna membalikkan tubuhnya ke arah belakang. Aluna termangu, saat melihat seorang pria tampan mengenakan jubah tengah menatapnya dengan intens. Kerutan samar tercipta dikening Aluna. 'Apakah dia Tuan Angga? Dia sedikit tua, tapi tampan,' batin Aluna menerka-nerka. Netranya sibuk meneliti sosok pria didepannya, dari atas ke bawah, begitu sebaliknya. "Alana, kenapa kamu keluar dengan pakaian seperti ini?" Sontak saja perkataan pria yang diduga sebagai Angga oleh Aluna, membuatnya tercengang. "Apa ada yang salah dengan pakaianku?" tanya Aluna balik. Sambil melihat pakaiannya yang terlihat biasa saja, menurutnya. Saat ini Aluna memakai kaos oblong, dipadukan dengan celana jeans. Serta membalut tubuhnya dengan jaket berbulu. "Ikutlah denganku," ajak pria asing itu, sambil meraih lengan Aluna. Tanpa sengaja netranya melihat Angga, tengah

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 18 : Sedang Berakting

    "Dimana kau bertemu dengannya?" tanya Angga.Angga tidak sabar ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut Aluna. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Angga, membuat Aluna menghembuskan napas berat."Tadi malam dia menemuiku sewaktu dikamar. Tiba-tiba lampu padam begitu saja tanpa tahu penyebabnya. Tanpa mengetuk pintu, dia masuk begitu saja ke kamar ku. Dan kami terlibat percakapan kecil. Aku tak bisa melihat wajahnya dalam keadaan gelap. Tapi yasudahlah. Sebentar lagi juga aku akan bertemu dengan dia lagi. Kali ini aku akan tau wajahnya seperti apa," terang Aluna. Menjelaskan secara rinci perihal pertemuannya dengan calon suaminya.'Seandainya kau tahu saja. Bahwa yang disampingmu ini adalah calon suamimu yang sedang kau tunggu-tunggu,' batin Angga. Sambil menyunggingkan senyuman samar."Saat kamu bertemu dengannya nanti, tolong katakan padanya, bahwa kamu adalah pacarku. Agar dia segera memutuskan rencana pernikahan ini. Aku yakin Tuan Angg

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 17 : Pernah Bertemu

    Satu pesan masuk ternyata dari Angga yang mengaku sebagai Wijaya. Setelah membalas pesan tersebut, Aluna segera bersiap-siap. Sebelum keluar, Aluna mematut dirinya dikaca rias yang ada dikamarnya tersebut. Seulas senyuman terbit dari bibirnya yang tipis dan berwarna pink. Aluna hanya memakai bedak padat, dipadukan dengan lipbalm. Semakin menambah kecantikan alami yang tercipta diwajahnya. Aluna berjalan keluar dari kamar. Bergerak perlahan menuruni anak tangga. Sesekali matanya menatap awas. Takut bila James—pelayan rumah Angga, memergokinya keluar dengan seorang pria. Karena Angga sudah memberikan perintah kepada James, agar jangan memberikan Aluna kebebasan untuk keluar dari rumah tanpa seijinnya. Saat Aluna sudah menuruni anak tangga yang terakhir, tiba-tiba suara seseorang disampingnya membuat Aluna terlonjak kaget. "Mau kemana Nona?" "Astaga! James! Kau benar-benar ingin membuatku mati ya!" pekik Aluna sembari mengelus dadanya yang berdebar cukup kencang, lantaran terkejut.

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 16 : Memecahkan Masalah

    Terlihat beberapa potret dirinya bersama dengan Aluna yang membuat Angga terkejut. Akhirnya Angga tau, apa yang dilakukan oleh calon istrinya sehingga membuat tubuhnya terasa remuk redam."Akhirnya aku tau bagaimana kamu menjagaku tadi malam," ungkap Angga."Hehe maafkan aku. Aku tau, jika kamu berada di pihak yang sama dengan calon suamiku yang tua dan jelek itu. Bayangkan saja bagaimana ekspresinya saat melihat foto-foto itu," ucap Aluna. "Pastinya dia akan sangat marah," sela Angga.Angga tersenyum simpul. Dia akan mengikuti alur dari permainan Aluna. Sehingga Aluna akan terjebak dalam permainannya yang dibuat sendiri. Angga pastikan, bila Aluna akan menerima pernikahannya dengan senang hati."Tepat sekali. Aku tau kamu adalah orang yang sangat pengertian dan baik. Aku akan berterus terang kali ini. Aku berbohong kepada Tuan Angga dengan mengatakan bahwa aku sudah memiliki seorang pria liar. Aku ingin menjadikan itu sebagai sebuah ala

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 15 : Bantulah Aku

    Ya, Angga saat ini berada di apartemen milik Leon. Sejak peristiwa tadi malam. Leon memutuskan membawa bosnya untuk pulang ke apartemennya. Leon hanya menghela napas berat. Saat Aluna pergi begitu saja, meninggalkan Angga tanpa beban, setelah puas mengambil potret dirinya dengan Angga. "Leon, bangunlah. Hei!" Angga berusaha membangunkan Leon yang tertidur pulas. Hingga suara dengkuran halus terdengar ditelinga Angga. Namun, sudah berkali-kali Angga memanggilnya untuk bangun, tetapi Leon seperti menulikan telinganya. Disebabkan kantuk yang mendera. Angga yang kesal segera melemparkan bantal tepat ke kepala Leon. Membuat Leon seketika terkejut dan langsung bangun dengan posisi terduduk. Leon memegangi kepalanya yang pusing. Rasanya baru sebentar dia tertidur. Tetapi, sudah mendapatkan gangguan dari bosnya. Kesadaran Leon perlahan mulai pulih. Seketika mendongakkan kepala melihat bosnya sudah terbangun. "Bos

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 14 : Kenapa Harus Aku

    Aluna berdiri dengan tangan bersedekap. Tepat di depan Angga. Tatapannya sangat mengintimidasi. Terlintas suatu ide cemerlang dikepala Aluna. Membuat satu tarikan senyuman pada bibirnya. "Sekarang kau akan berguna," ucap Aluna seraya tersenyum licik, ke arah ponsel yang berada dalam genggamannya. Aluna berniat menjebak Angga yang dikira Wijaya itu. Dengan berbekal ponsel pemberiannya, Aluna akan membuat suatu fitnah keji seolah Angga yang dikira Wijaya, adalah pria liarnya. Aluna membuka ponselnya, mencari fitur kamera. Setelah itu ditariknya tubuh Angga perlahan, agar dalam posisi duduk. Dengan bersusah payah, hingga berulang kali Angga terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran sofa. Akhirnya Aluna berhasil juga. Angga yang sedang dalam keadaan mabuk, tidak sadar tengah diperlakukan tidak baik oleh Aluna. Aluna menarik paksa Angga hingga jatuh kedalam pelukannya.

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 13 : Sedang Mabuk

    Angga termangu beberapa saat. Memandangi layar ponselnya yang terus menimbulkan getaran. Pertanda bahwa Aluna tidak menyerah begitu saja. Ketika panggilannya diabaikan oleh Angga. Terlihat wajah Angga tidak seperti biasanya. Matanya memancarkan setitik api kemarahan. Namun Leon tidak ingin ikut campur terlalu dalam, dengan apa yang saat ini tengah menimpa bosnya itu. Akan tetapi, segudang rasa penasaran terus datang menghampiri Leon. Saat dia tau bahwa yang menghubungi sang bos adalah calon istrinya. Mengambil sikap tegak dan penuh keberanian, Leon berusaha mencairkan situasi yang mulai memanas seperti berada dalam kobaran api. Dengan keringat bercucuran, padahal malam hari ini sangat dingin. Leon akhirnya berani memecahkan suasana. . "Kalian sebentar lagi akan segera menikah dan hidup bersama. Akan ada kesalahpahaman yang tak terhindarkan. Jelaskan saja pada Nona Alana apa yang kau inginkan, semuanya pasti

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status