공유

Enam

작가: Jehe
last update 최신 업데이트: 2024-06-24 22:43:47

"Aku bingung, menurut kamu bagus yang mana?"

"Yang kanan atau yang kiri? aku engga bisa pilih soalnya menggemaskan semua."

Elgar melihat kedua pin rambut yang berada di atas telapak tangan nya Saphire. Benar apa yang kata gadis nya itu bilang kalau kedua pin rambut itu sangat cocok untuk perempuan cantik seperti Saphire ini.

"Ambil dua dua nya aja." ucap Elgat memberi keputusan.

"Tapi takut engga ke pake salah satu nya." balas Saphire.

"Kamu bisa pake bergantian."

"Iya ya, kamu bener juga. Tadinya aku engga mau berlebihan, tapi kalau yang lucu lucu gini mana tahan haha." ujar Saphire, yang mampu menerbitkan senyum tipis dari Elgar.

Setelah membayar, mereka berdua masuk kembali ke dalam mobil dan menuju rumah Saphire. Acara jalan jalan setelah sepulang Sekolah mereka harus batal karena terdapat panggilan mendadak dari pelatih Anggar Elgar, kalau ada latihan hari ini.

"Engga apa apa ga jadi main?" tanya Elgar.

"Engga apa apa, kamu harus latihan. Aku temenin yah?" ucap Saphire entah yang ke seberapa kali nya, tawaran itu harus di tolak oleh Elgar sendiri bukan karena tidak ingin di temani, melainkan Elgar memikirkan kondisi dari Saphire yang pasti kelelahan setelah sepulang Sekolah, di tambah lagi dengan kejadian tadi pagi yang harus mengorbankan rambut cantik itu.

"Ga perlu, apa tadi aku bilang? istirahat di rumah."

"Masih ada hari lain kalau kamu mau temenin aku Anggar." ucap Elgar lagi.

"iya kalau gitu. Kamu semangat yaa." ujar Saphire.

"Pasti, masuk rumah, aku liatin sampe kamu masuk." ucap Elgar.

Saphire segera berjalan menuju depan pintu rumah nya, setelah di dorong nya pintu ia masuk dan sebelum itu menyempatkan diri untuk melambaikan tangan pada sang kekasih dan di tutup nya pintu.

Elgar pergi dari sana dengan mobil nya, yang mencuri banyak perhatian. Sebenarnya sudah menjadi pemandangan yang tidak aneh untuk penduduk sana, karena saking sering nya Saphire di antar pulang oleh Elgar. Tapi daya pikat Elgar yang memang seorang Putra Mahkota itu tidak dapat di abaikan begitu saja.

Sesampainya di kamar, Saphire segera mengunci pintu lalu meletakan tas Sekolah nya ke atas tempat tidur.

Ia duduk manis di depan cermin yang memperlihatkan kondisi wajah nya sekarang. Tangan lentik Saphire melepas pin rambut di kepala nya dan merapikan sejumput rambut yang di potong asal asalan itu.

Setelah mengamati, Saphire mulai mengambil gunting yang ada di kamar nya dan perlahan mulai menggunting helaian rambut lain supaya terlihat sama. Dan juga merapikan sejumput potongan rambut yang di paksa itu. Untung saha potongan rambut itu tidak begitu pendek, sehingga masih bisa di atasi dengan baik.

Dan lihat sekarang, yang semula rambut Saphire panjang sama rata, sekarang menjadi terdapat poni di kening nya, bisa di ke samping kan sehingga dapat terlihat kening, ataupun menutupi kening.

Karena sudah di belikan pin rambut oleh Elgar, Saphire mencoba di pakaikan pada rambut nya dan terlihat sangat cantik dengan model poni itu.

Ia menjadi tidak sabar untuk memperlihatkan nya pada Elgar, bagaimana reaksi lelaki itu nanti dengan penampilan Saphire yang baru?

Ouh, dan jangan lupa Maria. Ia juga akan memperlihatkan nya pada Maria.

Sementara itu, di sisi lain. Elgar tengah meminum air mineral yang berada di dalam botol, mata nya dengan sengit melihat ke arah pertarungan yang sedang terjadi.

keringat nya bercucuran membasahi kaos yang di gunakan, sampai sampai terlihat lekuk tubuh atletis Elgar. Ia sedang beristirahat setelah latihan yang di lakukan.

Terdapat notifikasi dari handphone nya yang membuat benda pipih itu bergetar, terlihat ada notifikasi dari kekasih hati nya yang menyampaikan kalau esok hari, ia memiliki kejutan. Sangat menggemaskan sekali, hingga Elgar tidak sudi kalau ada lelaki lain yang melirik milik nya itu.

Rasa berbunga yang di ciptakan Saphire tidak bertahan lama, karena Elgar mengingat ia harus membereskan 'mereka' yang telah menganggu Saphire, ia tidak habis pikir kenapa bisa sampai memotong rambut indah itu, sedangkan Elgar sendiri untuk mengelusnya saja masih perlahan.

Tangan Elgar dengan gencar mengetikan sesuatu pada handphone nya, lalu menempelkan pada telinga.

"Coba cari tau siapa yang mengganggu Saphire tadi pagi." tidak menunggu jawaban dari sebrang sana Elgar langsung memutuskan sambungan telfon.

Hilliam yang sudah berlatih itu mengambil tempat di samping Elgar, ia merasa kawan nya ini sedang dalam kondisi suasana hati yang buruk.

"Kenapa?" tanya Hilliam, tangannya menerima botol minum yang di berikan Puspita.

"Ouh iya, aku tidak melihat Saphire hari ini. Kemana dia?" tanya Hilliam lagi.

"Aku minta untuk beristirahat saja di rumah." jawab Elgar.

"Mengapa begitu?" bukan Hilliam yang bertanya, melain kan Puspita.

"Dia mendapat penghinaan tadi pagi di Sekolah." ucap Elgar.

"Baik, lalu kenapa sampai harus sebegitu nya?" ucap Hilliam yang di hadiahi tatapan tajam dari Elgar.

"Rambut Saphire sampai di potong."

"Kenapa sampai sebegitu nya?" tanya Puspita.

Hilliam sudah tidak peduli dengan obrolan mereka berdua, karena bekal makanan yang di buat oleh Puspita tidak bisa berpaling.

"Dari banyak siswa Royal, pasti masih ada orang yang tidak suka dengan hubungan kami berdua." ucap Elgar.

"Dan di tambah lagi, tadu pagi kamu tidak berada di sisi nya kan?" tanya Puspita, karena ia mengetahui jadwal daei Hilliam yang sama dengan Elgar.

"Ya, begitu lah." balas Elgar.

"Kalian berdua memang terlihat saling memiliki cinta satu sama lain nya, kalau misal nya kalian sampai selesai aku yang sedih nya." ucap Puspita nyata. Walau pun nanti akan ada lagi hambatan di antara hubungan Saphire dan Elgar, mereka berdua harus bisa melewati nya. Karena yang Puspita lihat ya seperti itu, mereka berdua sudah sangat cocok untuk menjadi pasangan.

Hilliam sendiri masih diam tak bergeming setelah mendengarkan kekasih nya mengatakan hal tersebut pada Elgar, Puspita tidak tau saja kalau hubungan yang ia banggakan mungkin tidak akan bertahan lama kalau sampai kedua orang tua Elgar sampai mengetahui nya.

"Doa yang terbaik saja." ucap Hilliam setelah lama tidak bergeming.

"Sampai kehidupan setelah menikah yaa." ucap Puspita yang sekaligus doa itu.

Elgar hanya mengangguk saja, terbesit di pikiran nya kalau ia akan menugaskan beberapa penjaga untuk mengawasi Saphire, selama tidak bersama dengan Elgar.

Tapi hal itu pasti akan di tolak keras oleh Saphire, dengan alasan segan begitu.

Elgar tidak mempermasalahkan selagi kekasih nya itu baik baik saja.

"Sudah selesai istirahat, kembali berlatih." ucap Pelatih.

Dengan segera Elgar dan Hilliam berjalan ke tengah lapangan untuk menerima intrupsi selanjutnya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluhtiga

    "Eh.""Kamu baik baik saja?" Segera Saphire berdiri dan merapikan penampilan nya walau tidak membuahkan hasil sama sekali. "Ya, sejauh ini baik baik saja." "Jangan bohong seperti itu, anak kecil saja tau kalau kamu sedang tidak baik baik saja." "Mungkin tadi iya, tapi sekarang sudah tidak apa apa, terima kasih atas perhatiannya Guru."Tatapan prihatin sekaligus kasihan itu di peruntukan untuk Saphire, tidak sekali dua kali sang Guru melihat sesuatu hal yang terjadi pada anak didiknya itu. Kadang kala penampilan nya tidak begitu rapi dengan perundungan yang sebelum nya di alami. Dan entah mengapa tetapi pihak Royal tidak juga untuk membuka mata tentan masalah ini, seakan selalu tertutupi oleh berita yang lebih besar. "Pakai sapu tangan ini, setidak nya untuk menyeka air air yang menetes." "Terima kasih lagi, aku akan menggunakan nya dan di kembalikan secepatnya Guru." "Tidak perlu terburu buru, tidak apa. Itu untuk mu saja, aku memberikan nya." "Baiklah." "Aku tidak bisa berl

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluhdua

    Saphire berbalik, cukup terkejut karena bagaimana Elgar mengetahui keberadaan nya di hari kemarin. Apa Elgar juga mengirim seseorang untuk memata matai diri nya? "Kenapa kamu bisa tahu?" tanya Saphire. "Tidak peduli dari mana aku mengetahui nya, yang jelas, jawab pertanyaan ku Saphire." ujar Elgar. Saphire menimang nimang apakah ia harus berbohong atau tidak, kalau ia berbohong pasti Elgar sudah mengetahui kebenaran nya, bila sebalik nya Elgar pasti tidak suka karena Saphire telah berbohong. "Kemarin aku menemani Miguel berlatih." cicit Saphire. Elgar mengeraskan rahang nya. "Dan boleh aku tahu kenapa kamu melakukan nya?" tanya Elgar masih menahan dirinya. "Apa kamu di paksa?" tanya Elgar dengan Saphire yang masih terdiam karena merasa takut. "Ah sudah ku kira, kamu telah di paksa untuk ikut bersama dengan nya." ucap Elgar. "Tidak." "Lalu apa, Saphire." "Aku menemani Miguel karena atas keinginan ku sendiri, tidak ada paksaan dari Miguel ataupun dari orang lain." "Ken

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluhsatu

    "Saphire." "Ya? kenapa?" "Bisa bantu aku untuk membawa buku di perpustakaan? karena permintaan dari guru selanjutnya.""Baiklah, ayo." Bisa di hitung jari Saphire berinteraksi dengan teman teman se ruangan nya, karena ia yang selalu bersama Maria dan ia merasa cukup dengan Maria saja tidak peduli dengan yang lain, oh atau mungkin bisa di tambah dengan dua teman nya di kegiatan seni tanah liat, dan juga Miguel. Bila mengenai Elgar, itu akan menjadi hal lain yang bagi Saphire. Entah akan menganggapnya sebagai apa yang pasti ada nya Elgar di kehidupan Saphire menjadi pengaruh begitu besar pada saat saat itu. "Ini buku nya Saphire, aku sudah membagi dua nya. Jadi tidak akan berat membawa." "Kemari kan." pinta Saphire untuk bagiannya. Saphire kira perjalanan nya menuku ruangan kembali akan lancar tanpa hambatan apapun, tetapi ternyata di depan ruangan yang Saphire dan teman teman nya tempati ada sekitar tiga orang yang menunggu di sana, entah siapa yang di tunggu. "Oh, ini dia manu

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluh

    "Apa kamu menunggu lama?" tanya Miguel.Posisi Saphire yang sebelumnya membelakangi Miguel, kini mereka berdua tengah berhadapan. Saphire memperhatikan penampilan yang berbeda dari Miguel, tentunya dengan memakai pakaian Olahraga klub polo nya. "Tidak, mungkin karena aku bersama teman di sini." balas Saphire."Teman?" Miguel tidak salah mendengar bukan? tidak ada siapapun di sekitar Saphire sedari tadi."Kuda mu, Miguel." "Ah, kalian sudah berteman rupanya.""Benar, tadi pun aku sempat untuk memberikan nya rumput." "Rumput? dari mana?" "Ada yang memberikan nya tadi, tidak masalah kan?" "Ya tidak apa apa." Tangan Miguel bergerak membuka pintu kandang kuda milik nya, di raih nya tali pada kuda dan menuntun ke lapangan. "Saphire, kamu bisa menunggu di sana bersama gadis lain. Buat nyaman diri mu, dan duduk di mana saja sesuai dengan keinginan mu." ujar Miguel tadi sebelum terjun ke lapangan. Mendengar penuturan dari Miguel tadi, Saphire menuruti nya. Ia menempati tempat duduk yan

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhsembilan

    "Ngomong ngomong Miguel." panggil Saphire masih terdengar sopan di telinga Miguel."Kenapa?" "Apakah orang yang tadi mengajak berbicara adalah teman mu?" "Ya, dan mungkin hanya satu satunya teman ku." Jawaban dari Miguel mengundang rada penasaran Saphire. "Apa aku tidak di anggap sebagai teman mu?" "Haha, itu persoalan yang berbeda untuk ku." "Kenapa begitu" "Apa ada sesuatu yang bisa kamu berikan pada ku?" tanya Miguel mengalihkan pembicaraan.Saphire yang mengerti kalau Miguel tidak ingin membahasnya lebih lanjut memilih untuk diam, dan kembali merasa bingung dengan pertanyaan dari Miguel. "Sesuatu yang di berikan?" "Ya.""Untuk apa?" "Kami di klub Polo meyakini jika mendapatkan barang dari gadis terkasih nya, akan di anggap sebagai berkat yang selalu menyertai terutama ketika turun ke lapangan." balas Miguel."Tetapi, bukan nya sekarang hanya latihan saja? maksudku apa memang harus?" "Sama saja, mau latihan ataupun perlombaan, itu akan kami hargai dan menjaga nya sepenuh h

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhdelapan

    Benar saja, Saphire di bawa oleh Miguel ke tempat latihan Polo nya. Mata Saphire tengah di suguhi dengan banyak nya kuda di dalam kandang, kepala mereka menyembul keluar dan ada juga yang sedang di beri rumput.Mengingat Miguel akan latihan, Saphire merasa lingkungan sekitarnya sudah mulai ramai dengan banyak orang, mungkin teman teman satu klub Miguel. Beberapa di antara mereka juga ada yang membawa seorang gadis yang bisa di lihat status mereka sepasang kekasih ataupun sepasang tunangan. Sedangkan Saphire di sini sebagai apa? hanya menemani Miguel yang ia harap akan berjalan lancar tanpa ada yang menghambat. "Ayo, aku akan menunjukan kuda milik ku." ajak Miguel, yang melihat Saphire sangat sibuk dengan melihat lihat sekitar."Maaf aku tidak fokus, aku sangat tertarik dengan lingkungan di sini, sangat indah." balas Saphire menatap wajah Miguel. "Kamu menyukai nya?" "Tentu saja." "Maka aku akan selalu mengajak mu." "Memang aku sudah meng iya kan?" "Aku tidak butuh persetujuan i

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status