Share

Pria misterius

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-08-18 08:22:58

Mobil hitam yang dikendarai Zavier berhenti tepat di depan hotel mewah. Dari balik kaca, dia bisa melihat beberapa tamu penting berjalan masuk, melewati karpet merah dan disambut pelayan berseragam rapi.

Begitu mobil berhenti sempurna, Zavier segera turun, langkahnya cepat namun tetap menjaga wibawa. Dia bergegas membuka pintu untuk Mark, lalu beralih ke sisi lain, membukakan pintu untuk Eliza. Pandangannya tak bisa lepas dari wanita itu—gaun silver gemerlap yang membalut tubuh Eliza, dengan leher putih mulus yang terekspos itu, membuat jantung Zavier berdetak lebih cepat.

Seandainya saja dia bisa ikut masuk, pikir Zavier. Dia ingin berada di sana, melihat Eliza dari dekat, memastikan tidak ada orang yang berani menyentuhnya. Namun, suara Mark membuyarkan pikirannya.

“Kau tetap di sini, jaga mobil,” ujar Mark datar, sebelum menepuk bahu Zavier seperti memberi perintah pada seorang bawahan.

Zavier menahan kecewa di dadanya, hanya mengangguk pelan. “Baik, Tuan.”

Sementara itu, dari mobi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Siapa di sana?

    Pagi hari.Suasana di mansion keluarga Willson terasa berbeda. Biasanya lorong-lorong dipenuhi suara tawa kecil para pelayan saat bergegas menjalankan tugas, namun kali ini, hanya ada bisikan-bisikan samar yang penuh ketegangan. “Kau dengar tidak semalam?” ucap seorang pelayan wanita.“Apa?“Pelayan wanita itu hendak bicara, tapi dia tK sengaja melihat seorang anak buah Mark yang melintas.“Ssttt, nanti saja ada orang. Nanti aku ceritakan.”Setiap orang berjalan dengan wajah muram, mata mereka saling melirik, seakan membawa rahasia besar yang tak sanggup diucapkan lantang.Kabar itu menyebar cepat—bahwa Zavier, pelayan muda yang selama ini dikenal ramah, sopan, dan rajin, telah berani menodai sang Nyonya, Eliza Willson. Desas-desus itu terdengar pertama kali dari mulut penjaga yang malam sebelumnya mendapat perintah langsung dari Mark untuk mengosongkan sekitar kamar utama. Cerita berkembang liar, ditambahi bumbu dari mulut ke mulut hingga menjadi gosip besar.“Benarkah Zavier … bera

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Penyiksaan

    Mark berdiri tegak, wajahnya penuh bara amarah. Rahangnya mengeras, tatapan tajamnya tak pernah lepas dari Zavier yang masih terkapar di lantai, babak belur. Suaranya menggelegar, dingin namun penuh dendam.“Bawa dia,” ujarnya lantang, menunjuk Zavier dengan telunjuknya. “Masukkan dia ke dalam ruang bawah tanah. Jangan ada yang memberi makan atau minum. Tapi sebelum itu … pukuli dia sampai tak bisa bangun!”Perintah itu bagaikan vonis mati. Dua anak buah Mark, pria bertubuh kekar dengan wajah tanpa ekspresi, langsung maju. Mereka menunduk sedikit memberi hormat sebelum meraih tubuh Zavier dengan kasar.Eliza sontak terbelalak. Tubuhnya gemetar, matanya membesar. “Mark, jangan! Itu terlalu kejam!” serunya dengan suara panik, air mata masih mengalir di pipinya. Namun, teriakan itu hanya disambut tatapan dingin sang suami.“Diam, Eliza,” ucap Mark ketus. “Aku tak akan membiarkan bajingan itu lolos setelah berani menodai keluargaku. Jika kau masih membelanya, aku justru akan semakin curig

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Dusta

    Zavier sontak terlonjak turun dari ranjang, tubuhnya kaku panik. Selimut yang menutupi mereka segera diraih Eliza dengan tangan gemetar, dia menutup tubuhnya rapat-rapat, wajahnya pucat pasi. Napasnya tersengal seolah baru saja tertangkap basah melakukan dosa terbesar dalam hidupnya.Sementara itu, Mark melangkah maju dengan tatapan menyala penuh amarah. Setiap langkahnya terdengar berat, menghantam lantai kamar bagaikan dentuman yang menyeramkan. Matanya menajam, penuh kebencian, seolah siap merobek siapa pun yang ada di hadapannya.Zavier terburu-buru meraih kemeja yang tadi tergeletak di lantai, tangannya gemetar berusaha mengenakannya. Namun sebelum sempat ia memasang satu kancing pun—BUGHH!Tinju Mark mendarat telak di wajahnya. Pukulan keras itu membuat kepala Zavier terhuyung ke samping, tubuhnya jatuh terjerembap ke lantai. Darah segar langsung merembes dari sudut bibirnya.“BAJINGAN KAU! Beraninya menyentuh istriku!” teriak Mark, suaranya menggema penuh amarah. Wajahnya mera

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Melepas hasrat

    Malam hari.Jarum jam dinding perlahan merambat menuju angka delapan. Suasana mansion mulai hening, hanya terdengar langkah para pelayan yang sibuk beres-beres sebelum beristirahat. Lampu-lampu gantung menyala temaram, menciptakan bayangan panjang di setiap sudut lorong.Zavier duduk di tepi ranjangnya, kepala menunduk. Jemarinya terus meremas kain celana seolah mencoba menahan gejolak dalam dadanya.“Jam delapan …” bisiknya pelan. Napasnya tersengal. “Aku harus menemuinya, atau sebaiknya tidak?”Ingatan akan pelukan Eliza sore tadi membuat dadanya berdesir. Kata-kata wanita itu terus terngiang di telinganya. “Aku merindukanmu, Zavier … tolong, hanya sekali ini saja.”Zavier menggenggam kepalanya. “Sial, kalau aku pergi, aku mengkhianati semua batas. Tapi kalau aku tidak datang … aku akan menyakitinya. Dia pasti menunggu.”Detak jantungnya semakin keras, mengalahkan suara detik jam di dinding.Perlahan, ia bangkit. Kakinya melangkah keluar kamar, menyusuri lorong dengan hati-hati. Set

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Obsesi Gustav

    “Bulan madu kami ditunda minggu depan. Mark ada urusan bisnis mendadak, jadi … dia berangkat sendiri,” ujar Eliza pelan, suaranya lirih, seakan ingin menguji reaksi Zavier.Zavier terdiam. Sekilas ada cahaya kecil dalam hatinya, rasa lega yang ia sendiri benci untuk dirasakan. Namun, ia cepat-cepat menutupinya, wajahnya tetap datar. “Oh,” gumamnya singkat.Namun sebelum ia sempat menambah kata lain, Eliza tiba-tiba melangkah cepat ke arahnya. Kedua lengannya terangkat, lalu membungkus tubuh Zavier erat-erat. Tubuh Eliza bergetar dalam pelukannya, dan itu membuat Zavier membeku.“Nyonya …,” Zavier tercekat, tubuhnya kaku. “Nanti ada yang melihat kita.” Matanya melirik kanan-kiri, seakan bayangan para pelayan bisa muncul dari balik semak kapan saja.Tapi Eliza justru semakin merapatkan pelukannya, kepalanya bersandar di dada Zavier. Aroma parfum lembutnya memenuhi indera penciuman Zavier, membangkitkan sejuta kenangan.“Aku merindukanmu, Zavier,” bisiknya pelan, seolah setiap kata diper

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Semakin jauh, semakin rindu

    Keesokan harinya.“El, ayok. Kita harus segera sampai ke bandara.”Suara Mark terdengar dari pintu, cukup keras hingga memecah lamunan panjang Eliza. Wanita itu sempat terlonjak kecil, seakan baru sadar ia berada di dunia nyata. Matanya yang kosong menatap koper besar di samping tempat tidur. Sesaat, jemarinya berhenti di pegangan koper, enggan menariknya. Namun akhirnya, dengan tarikan napas panjang, ia mengangguk.“Iya, aku siap,” jawab Eliza, suaranya nyaris tak berjiwa.Ia meraih pegangan koper dan mulai menyeretnya keluar kamar. Bunyi roda koper berdecit halus di lantai marmer, mengiringi langkahnya yang terasa berat. Di luar, Mark sudah berdiri tegak dengan jas kasual rapi, wajahnya tampak lebih segar dibanding hari-hari biasanya. Tatapan matanya penuh semangat, berbeda jauh dari tatapan murung Eliza.Di pelataran mansion, beberapa pelayan dan pengawal sudah bersiap. Seorang sopir membuka bagasi mobil hitam panjang yang berkilau, lalu koper-koper mereka dimasukkan satu per satu.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status