Home / Urban / Terjerat Hasrat Nyonya Muda / Semakin jauh, semakin rindu

Share

Semakin jauh, semakin rindu

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-08-23 08:49:57

Keesokan harinya.

“El, ayok. Kita harus segera sampai ke bandara.”

Suara Mark terdengar dari pintu, cukup keras hingga memecah lamunan panjang Eliza. Wanita itu sempat terlonjak kecil, seakan baru sadar ia berada di dunia nyata. Matanya yang kosong menatap koper besar di samping tempat tidur. Sesaat, jemarinya berhenti di pegangan koper, enggan menariknya. Namun akhirnya, dengan tarikan napas panjang, ia mengangguk.

“Iya, aku siap,” jawab Eliza, suaranya nyaris tak berjiwa.

Ia meraih pegangan koper dan mulai menyeretnya keluar kamar. Bunyi roda koper berdecit halus di lantai marmer, mengiringi langkahnya yang terasa berat. Di luar, Mark sudah berdiri tegak dengan jas kasual rapi, wajahnya tampak lebih segar dibanding hari-hari biasanya. Tatapan matanya penuh semangat, berbeda jauh dari tatapan murung Eliza.

Di pelataran mansion, beberapa pelayan dan pengawal sudah bersiap. Seorang sopir membuka bagasi mobil hitam panjang yang berkilau, lalu koper-koper mereka dimasukkan satu per satu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Penyiksaan

    Mark berdiri tegak, wajahnya penuh bara amarah. Rahangnya mengeras, tatapan tajamnya tak pernah lepas dari Zavier yang masih terkapar di lantai, babak belur. Suaranya menggelegar, dingin namun penuh dendam.“Bawa dia,” ujarnya lantang, menunjuk Zavier dengan telunjuknya. “Masukkan dia ke dalam ruang bawah tanah. Jangan ada yang memberi makan atau minum. Tapi sebelum itu … pukuli dia sampai tak bisa bangun!”Perintah itu bagaikan vonis mati. Dua anak buah Mark, pria bertubuh kekar dengan wajah tanpa ekspresi, langsung maju. Mereka menunduk sedikit memberi hormat sebelum meraih tubuh Zavier dengan kasar.Eliza sontak terbelalak. Tubuhnya gemetar, matanya membesar. “Mark, jangan! Itu terlalu kejam!” serunya dengan suara panik, air mata masih mengalir di pipinya. Namun, teriakan itu hanya disambut tatapan dingin sang suami.“Diam, Eliza,” ucap Mark ketus. “Aku tak akan membiarkan bajingan itu lolos setelah berani menodai keluargaku. Jika kau masih membelanya, aku justru akan semakin curig

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Dusta

    Zavier sontak terlonjak turun dari ranjang, tubuhnya kaku panik. Selimut yang menutupi mereka segera diraih Eliza dengan tangan gemetar, dia menutup tubuhnya rapat-rapat, wajahnya pucat pasi. Napasnya tersengal seolah baru saja tertangkap basah melakukan dosa terbesar dalam hidupnya.Sementara itu, Mark melangkah maju dengan tatapan menyala penuh amarah. Setiap langkahnya terdengar berat, menghantam lantai kamar bagaikan dentuman yang menyeramkan. Matanya menajam, penuh kebencian, seolah siap merobek siapa pun yang ada di hadapannya.Zavier terburu-buru meraih kemeja yang tadi tergeletak di lantai, tangannya gemetar berusaha mengenakannya. Namun sebelum sempat ia memasang satu kancing pun—BUGHH!Tinju Mark mendarat telak di wajahnya. Pukulan keras itu membuat kepala Zavier terhuyung ke samping, tubuhnya jatuh terjerembap ke lantai. Darah segar langsung merembes dari sudut bibirnya.“BAJINGAN KAU! Beraninya menyentuh istriku!” teriak Mark, suaranya menggema penuh amarah. Wajahnya mera

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Melepas hasrat

    Malam hari.Jarum jam dinding perlahan merambat menuju angka delapan. Suasana mansion mulai hening, hanya terdengar langkah para pelayan yang sibuk beres-beres sebelum beristirahat. Lampu-lampu gantung menyala temaram, menciptakan bayangan panjang di setiap sudut lorong.Zavier duduk di tepi ranjangnya, kepala menunduk. Jemarinya terus meremas kain celana seolah mencoba menahan gejolak dalam dadanya.“Jam delapan …” bisiknya pelan. Napasnya tersengal. “Aku harus menemuinya, atau sebaiknya tidak?”Ingatan akan pelukan Eliza sore tadi membuat dadanya berdesir. Kata-kata wanita itu terus terngiang di telinganya. “Aku merindukanmu, Zavier … tolong, hanya sekali ini saja.”Zavier menggenggam kepalanya. “Sial, kalau aku pergi, aku mengkhianati semua batas. Tapi kalau aku tidak datang … aku akan menyakitinya. Dia pasti menunggu.”Detak jantungnya semakin keras, mengalahkan suara detik jam di dinding.Perlahan, ia bangkit. Kakinya melangkah keluar kamar, menyusuri lorong dengan hati-hati. Set

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Obsesi Gustav

    “Bulan madu kami ditunda minggu depan. Mark ada urusan bisnis mendadak, jadi … dia berangkat sendiri,” ujar Eliza pelan, suaranya lirih, seakan ingin menguji reaksi Zavier.Zavier terdiam. Sekilas ada cahaya kecil dalam hatinya, rasa lega yang ia sendiri benci untuk dirasakan. Namun, ia cepat-cepat menutupinya, wajahnya tetap datar. “Oh,” gumamnya singkat.Namun sebelum ia sempat menambah kata lain, Eliza tiba-tiba melangkah cepat ke arahnya. Kedua lengannya terangkat, lalu membungkus tubuh Zavier erat-erat. Tubuh Eliza bergetar dalam pelukannya, dan itu membuat Zavier membeku.“Nyonya …,” Zavier tercekat, tubuhnya kaku. “Nanti ada yang melihat kita.” Matanya melirik kanan-kiri, seakan bayangan para pelayan bisa muncul dari balik semak kapan saja.Tapi Eliza justru semakin merapatkan pelukannya, kepalanya bersandar di dada Zavier. Aroma parfum lembutnya memenuhi indera penciuman Zavier, membangkitkan sejuta kenangan.“Aku merindukanmu, Zavier,” bisiknya pelan, seolah setiap kata diper

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Semakin jauh, semakin rindu

    Keesokan harinya.“El, ayok. Kita harus segera sampai ke bandara.”Suara Mark terdengar dari pintu, cukup keras hingga memecah lamunan panjang Eliza. Wanita itu sempat terlonjak kecil, seakan baru sadar ia berada di dunia nyata. Matanya yang kosong menatap koper besar di samping tempat tidur. Sesaat, jemarinya berhenti di pegangan koper, enggan menariknya. Namun akhirnya, dengan tarikan napas panjang, ia mengangguk.“Iya, aku siap,” jawab Eliza, suaranya nyaris tak berjiwa.Ia meraih pegangan koper dan mulai menyeretnya keluar kamar. Bunyi roda koper berdecit halus di lantai marmer, mengiringi langkahnya yang terasa berat. Di luar, Mark sudah berdiri tegak dengan jas kasual rapi, wajahnya tampak lebih segar dibanding hari-hari biasanya. Tatapan matanya penuh semangat, berbeda jauh dari tatapan murung Eliza.Di pelataran mansion, beberapa pelayan dan pengawal sudah bersiap. Seorang sopir membuka bagasi mobil hitam panjang yang berkilau, lalu koper-koper mereka dimasukkan satu per satu.

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Zavier menjauh

    Zavier berlari secepat mungkin, kakinya seperti tak menyentuh tanah. Napasnya memburu, dada naik turun liar. Di belakang, suara teriakan para penjaga masih terdengar, walau sedikit meredup. Ia harus segera menghilang sebelum benar-benar terkepung.Begitu melihat sudut lorong kecil yang jarang dilewati, ia segera membelok tajam. Langkahnya terburu, hampir terpeleset karena lantai licin. “Akhh!”Di ujung lorong, ada tong sampah besar dari besi, dipenuhi bau busuk sisa dapur. Tanpa pikir panjang, Zavier meraih topi dan masker penyamarannya, lalu menjejalkannya ke dasar tong. Ia mendorong beberapa karung sampah untuk menutupinya, menyamarkan bukti penyamaran yang bisa menggiring siapa pun ke dirinya.“Hilangkan jejak, cepat!” gumamnya terburu, jari-jarinya gemetar.Matanya lalu menangkap sosok kamera kecil yang menempel di sudut langit-langit. Hatinya berdegup lebih keras. Kalau rekaman itu sampai diperiksa, ia akan selesai. Dengan sigap, Zavier meraih batang besi karatan di dekat tong,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status