Share

29. Mulai Berdampak

Penulis: Namericanou
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 10:19:43

“Lo beneran udah baik-baik aja?” tanya Rona terdengar khawatir.

Menangis di depan Rona dan keluarganya adalah momen paling sulit ia cegah. Di sisi lain, ia justru menyesal sudah menunjukkan sisi rapuhnya tiap kali membicarakan Kakek.

Sesaat Dov hanya melirik Rona dan mengangguk sekali. Tangannya terkendali memegang kemudi dengan fokus yang sepenuhnya ia curahkan pada jalanan di depan, meski beberapa kali ia sempat mengingat kejadian canggung beberapa waktu lalu.

“Gue bisa gantiin nyetir, Dov,” tawar Rona. “Lagian lo udah nyetir dari pagi pas berangkat, pasti capek.”

“Ada rest area, aman.”

“Apa lo mau mampir ke makan Kakek?”

Dov mengerjap pelan. Rasanya sudah lama ia tidak menengok makam kakeknya karena selama ini kedua orang tuanya melarang keras.

“Emang ... boleh?” Lirih, Dov bertanya.

Sesaat Rona terdiam memerhatikan sekaligus mencerna, lalu menyahut, “Ya udah pasti boleh, siapa juga yang bakal melarang lo ziarah?”

“Hmm, siapa tahu?”

Sejauh ini baru Rona yang menanyakan hal itu seme
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   30. Seluruh Dunia Harus Tahu

    “Kita mulai dari frame close-up, Rona. Tetap santai, jangan tegang.”Setelah beberapa jepretan, Rona masih kaku. Bahunya tegang, ekspresinya setengah takut. Ini adalah pengalaman pertama baginya, walau sejujurnya ia senang setelah mendengar kabar dari Yuyun tentang Jeff dan Wena, tetap saja ia gugup.Lalu, seorang make-up artist mendekatinya, membisik, “Bayangin kamu lagi di balkon apartemen waktu sore, sambil minum teh dan dengerin lagu favorit. Rasakan suasana itu untuk dirimu sendiri, aku yakin kamu bisa.”Entah kenapa, kata-kata itu menenangkannya. Ia memejamkan mata sejenak. Lalu, saat membuka matanya, ada percik baru di tatapannya. Jepretan kamera mulai terdengar seperti detak jantungnya sendiri sejalan dengan gerak dan ekspresinya yang makin luwes.Si fotografer berseru, “Bagus! Itu dia! Natural, elegan, kuat!”Satu per satu kru mengangguk, bertepuk tangan pelan. Bahkan ada yang berseru pelan, “Gila sih. Kalau kayak gini, Rona bisa jadi wajah utama dan menarik brand besar lainn

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   29. Mulai Berdampak

    “Lo beneran udah baik-baik aja?” tanya Rona terdengar khawatir.Menangis di depan Rona dan keluarganya adalah momen paling sulit ia cegah. Di sisi lain, ia justru menyesal sudah menunjukkan sisi rapuhnya tiap kali membicarakan Kakek.Sesaat Dov hanya melirik Rona dan mengangguk sekali. Tangannya terkendali memegang kemudi dengan fokus yang sepenuhnya ia curahkan pada jalanan di depan, meski beberapa kali ia sempat mengingat kejadian canggung beberapa waktu lalu.“Gue bisa gantiin nyetir, Dov,” tawar Rona. “Lagian lo udah nyetir dari pagi pas berangkat, pasti capek.”“Ada rest area, aman.”“Apa lo mau mampir ke makan Kakek?”Dov mengerjap pelan. Rasanya sudah lama ia tidak menengok makam kakeknya karena selama ini kedua orang tuanya melarang keras.“Emang ... boleh?” Lirih, Dov bertanya.Sesaat Rona terdiam memerhatikan sekaligus mencerna, lalu menyahut, “Ya udah pasti boleh, siapa juga yang bakal melarang lo ziarah?”“Hmm, siapa tahu?”Sejauh ini baru Rona yang menanyakan hal itu seme

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   28. Tinggal Kenangan

    “Ini ... oleh-oleh dari toko roti yang viral dan banyak di-review sama kreator konten. Katanya brownies-nya enak,” ujar Dov setelah izin kembali ke mobil sebentar untuk mengambil dua kotak besar makanan.“Ya ampun,” sahut Tante Rani. “Repot-repot banget sampai beli makanan begini. Rona aja jarang bawa sesuatu dari Jakarta, lho.”Dov meringis dan menggelengkan kepala. “Sama sekali nggak repot, Tante. Sekalian semalam beli, kebetulan dekat komplek rumah.”Sama seperti sorotan mata Om Ivan, Rona hampir berdecak mendapati sikap Dov yang mirip calon mantu idaman itu. Ia pun duduk kikuk di sofa ruang tamu. Kecanggungannya sedikit reda saat ayah Rona melenggang masuk.“Niat banget ya, Dov?” Rona hanya melempar pandang sekilas lalu beranjak ke dapur, meninggalkan Dov bersama Yuyun.“Tegang banget, Pak?” celetuk Yuyun. “Dibawa santai aja, Pak. Apalagi Bapak waktu kecil pernah main di sini, pasti Om Ivan mengerti. Wajar seorang ayah protektif ke anak perempuannya.”Dov mengangguk pelan. “Ya, k

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   27. Yang Pertama

    “Ini bisa nggak jangan pegang-pegang gue terus?” Rona berbisik tak nyaman lantaran Dov masih saja merangkul pinggulnya tanpa ragu. Padahal tiga pria tadi sudah kabur entah ke mana. Dan sekarang penjual dan beberapa orang pembeli melihat mereka dengan tatapan horor. Jujur saja, jika bukan karena tuntutan pekerjaan, Rona benci menjadi pusat perhatian.“Mereka pergi bukan berarti berhenti memerhatikan, mata mereka masih di mana-mana,” tukas Dov santai sambil memilah makanan ringan di meja. “Kamu pesan makanan apa di sini? Harusnya bilang dari awal biar sekalian saya belikan dan kamu nggak perlu repot-repot turun, sampai diganggu banyak laki-laki mabuk.”Kening Rona berkerut-kerut mendengar ucapan Dov yang lumayan panjang dan dipenuhi pesan-pesan. Biasanya Rona yang berceramah tiap kali melihat Jeff bertindak ceroboh dan membahayakan diri. Lalu sekarang ia sendiri yang menerima ceramah panjang itu. Rasanya seperti mimpi. Rupanya begini mendengar pria dewasa memberi pesan untuknya.“Toh

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   26. Jangan Dekati Pacarku

    Suasana di mobil besar dan mewah milik Dov sunyi senyap. Hanya pantulan cahaya dari kendaraan lain yang menghias, sisanya kosong. Rona ingin sekali mengeluhkan Dov yang mendadak datang dan mengajaknya pergi bersama ke rumah, tapi kecerobohannya tadi membuatnya sungkan. “Lebih baik kamu tidur aja daripada kebanyakan bengong,” tukas Dov yang sesaat meliriknya sebelum fokus mengendalikan kemudi. Rona berdecak pelan saat Yuyun tertidur pulas di belakang tanpa rasa takut. Manajernya itu seakan tak peduli ketika Dov mengajukan diri untuk membawa mobil. Padahal jaraknya cukup jauh dan menghabiskan waktu tiga jam lamanya di perjalanan. “Nanti gantian aja, biar lo nggak kecapekan di jalan,” tandas Rona menawarkan diri. “Jaraknya bukan kayak lo ke kantor tiap hari, tapi jauh lebih lama dari itu—berkali-kali lipat.”“Aman, saya udah biasa.”“Biasa gimana?” Nyaris saja Rona berdecih meremehkan omongan Dov. “Lo tiap hari diantar sopir pribadi ke mana-mana, ya kali ....”“Ternyata kamu tahu ban

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   25. Sambutan di Pagi Hari

    “Lusa, setelah lo balik dari rumah Om Ivan dan Tante Rani, ada pemotretan di dua tempat,” tandas Yuyun setelah iseng menepuk paha Rona.“Hah?” Rona melongo, lamunannya buyar. Sejak sampai di penthouse satu jam lalu, waktu ia habiskan untuk memikirkan omongan dan sikap Dov sejauh ini. Namanya bahkan masih bertengger di barisan paling atas media sosial. Hampir semua orang mengomentari hubungannya dengan Dov, tak jarang nama Jeff terseret dengan sebutan kasar.Dunia hiburan rupanya semengerikan ini. Mudah sekali memutar balikkan keadaan dalam sekejap. “Bukannya senang dapat rejeki malah hah heh hoh?!” Yuyun berdecak melihat kebingungan Rona seraya menunjukkan layar iPadnya yang bertuliskan beberapa jadwal kegiatan seminggu ke depan. “Informasi soal konsep udah gue print dan taruh di kamar, lo bisa baca buat persiapan.”Rona mengerjap pelan sambil memerhatikan jadwal kegiatan yang terlihat di layar. “Yun, gue aja masih mencerna kejadian hari ini yang bikin campur aduk, belum lagi Ayah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status