Share

7. Ini Jebakan?

Author: Namericanou
last update Last Updated: 2025-04-15 17:28:20

“Kacau!”

Itulah komentar Yuyun begitu tiba di kamar hotel berbintang yang dihuni Rona semalaman. Wajahnya memerah saat melihat tanda kemerahan yang terlihat jelas di ceruk leher Rona.

“Lo main gila sama siapa sampai begini, hah?” sambar Yuyun tak habis pikir. “Gue ngerti lo habis diselingkuhi sama Jeff dan putus, tapi nggak main ONS sama orang asing, Na! Astaga ....”

Rona menggigit bibir bawahnya dan mendekati Yuyun cukup canggung. “Sebenarnya ... gue nggak ONS sama cowok asing, dan—“

“APA?!” Yuyun melotot galak. “Jangan bilang lo main sama artis atau orang kenalan kita buat dijadiin pelampiasan?”

“Nggak gitu.” Rona menggeleng. “Cowok ini ternyata pernah tetanggaan sama gue. Kita ketemu semalam dan dia jelasin semuanya. Gue nggak sadar kenapa kami bisa berujung kayak gini, Yun.”

“Siapa orangnya? Biar gue cari dan kasih uang tutup mulut.” Yuyun menatapnya serius dan bersiap menyalakan ponsel untuk bergerak mengurusnya. “Terus dia tahu masalah lo sama Jeff?”

“Yun ....”

Rona membuang napas. Rasanya sulit mengakui bahwa pria yang mengajaknya bersenang-senang semalam adalah presdir dari agensi terkenal. Jika Yuyun tahu, bagaimana reaksi wanita itu?

“Dovindra Putra Wijaya,” ungkap Rona hingga perhatian Yuyun teralihkan dari ponsel. “Dia orang yang main sama gue semalam. Dia juga yang rekam video gue sama Jeff kemarin. Dia ... orangnya, Yun.”

Ponsel yang berada dalam genggaman Yuyun merosot begitu saja. Pemiliknya melongo dengan sepasang membeliak lebar, cukup terkejut mendengar hal itu.

“Lo nggak lagi halu, ‘kan, Na?” Tangan Yuyun menempel di kening Rona, memastikan suhu tubuh artisnya dengan baik. “Nama orang yang lo sebut itu presdir Step Up. Bahkan artis terkenal yang prestasinya di mana-mana belum tentu bisa makan bareng sama tuh orang, kok lo—“

Senyum Rona mengembang pahit. Ia menunduk, cukup sadar diri bahwa statusnya hanya pembuat konten yang dikenal karena berpacaran denga brondong. Ia mana pantas bersanding dengan sosok Dov yang memiliki nama besar, kan?

“Sori, gue nggak bermaksud.” Yuyun lekas mengoreksi sikapnya. “Tapi yang jelas, gue bingung kenapa lo bisa tanda tangan kontrak. Apa yang terjadi semalem? Dia apain lo sampai lo main setuju aja tanpa diskusi dulu sama gue selaku manajer lo, Rona?”

Rona bungkam seketika. Ingatannya tentang semalam belum sepenuhnya baik, masih samar-samar. Ia sendiri belum yakin dengan kejadian yang tak seharusnya terjadi antara dirinya dan Dov.

“Gue perlu waktu buat ingat semuanya, Yun. Beri gue waktu jelasin—”

Yuyun menggeleng seraya mengacungkan telunjuknya. “Dengerin gue dulu!” sambar Yuyun makin emosi. “Selain kelakuan lo sama Pak Dovindra dan tanda tangan berkas kontrak itu, ada jobdesk khusus yang mereka tulis buat lo. Udah baca belum?”

Kening Rona mengernyit bingung. “Kok ada jobdesk khusus segala? Perasaan tugasnya artis ya itu-itu aja, nggak lebih?”

Menyadari kilatan emosi yang terlihat di mata Yuyun, Rona paham situasinya makin buruk sekarang.

Setelah mengambil ponsel yang terjatuh, Yuyun mengotak-atik layar benda itu sebelum menyodorkan padanya.

“Baca! Baca bener-bener!”

[Pihak II wajib ikut serta ke mana pun Dovindra pergi. Jadwal artis yang bersangkutan bisa diatur ulang atas kesepakatan bersama]

Mata Rona membeliak lebar–tak percaya.

[Pihak I tidak menerima keluhan Pihak II setelah kesepakatan kontrak bergabung ke agensi dibuat]

“Wah, sinting!” makinya refleks. Dugaannya yang tercipta di kepala tentang Dov membuatnya makin yakin. “Ini … maksudnya apa? Jadi gue benar-benar dijebak?”

Belum sempat ia membaca habis tulisan itu, Yuyun menepuk lengannya cukup keras. “Jujur sama gue, lo se-desperate ini setelah ditinggal Jeff sampai mau aja jadi ani-ani presdir?”

Rona mendelik kesekian kali. “Apa lo bilang?” katanya tak terima.

“Dari lo yang diajak mabok sampai kalian berbuat macam-macam di kamar semahal ini, emang apa lagi?”

Rona bangkit dari duduk. Kakinya mulai bergerak, melangkah sana-sini seperti komedi putar untuk meredakan rasa frustasinya.

Ucapan Yuyun tidak bisa disalahkan sepenuhnya setelah kejadian semalam. Namun ia hanyalah wanita biasa yang beruntung mendapat banyak explosure besar, penampilannya juga tidak se-wah pembuat konten atau influencer lain.

“Dari jobdesk khusus yang tertera di kontrak, udah memperjelas semuanya, Na,” imbuh Yuyun seraya mengikuti langkah Rona. “Jadi gimana? Lo bakal terima jadi artis Step Up, sekalipun jadi simpanan presdir?”

***

Seharusnya Rona datang ditemani manajer, tapi ia butuh ruang untuk mengeluhkan segalanya pada Dov tanpa campur tangan Yuyun. Ia berjalan mengendap-endap dan mengenakan masker putih agar tidak ada orang yang mengenalinya.

Rona baru akan bertanya pada customer service yang bertugas, tapi kehadiran seseorang membuat perhatiannya beralih. Dov berdiri menyandar sambil memandangnya lurus.

“Ngapain pakai masker segala?”

Refleks Rona membuang wajah dan bersikap tidak mengenali pria itu lantaran takut orang sekitar menaruh curiga. Apalagi kalau sampai membuat gosip tentangnya.

“Ayo.”

Rona belum sempat menyingkir dari sana, tapi Dov sigap menarik tangan dan menggenggamnya beranjak dari lobi. Seolah tidak memedulikan respon sekitar yang mengarahkan perhatian pada satu titik.

“Ini ... apa-apaan?” katanya mulai panik.

“Kamu mau ketemu saya, ‘kan?” Dov membalas sambil menoleh sekilas ke arahnya. Lalu menekan tombol di depan pintu lift. “Ruangan saya di lantai lima, bukan di lobi.”

Di balik masker, Rona mengunci mulut. Badannya panas dingin ketika tatapan sekitar belum berhenti mengarah padanya.

Istilah ‘simpanan presdir’ mendadak terngiang dan ucapan Yuyun beberapa jam lalu membuatnya gerah. Ditambah sekarang Dov menggenggam tangannya tanpa berpikir dua kali.

“Apa harus kayak gini?” keluh Rona akhirnya begitu masuk ke lift. Ia menarik tangannya pelan dari genggaman Dov. “Kan bisa jalan tanpa pegangan.”

Dov mengedik dan akhirnya menunjuk pada masker yang dikenakan Rona. “Buat apa, sih? Kamu sakit?”

“Gue nggak mau orang-orang tahu gue. Apalagi sampai gue kena masalah lagi.”

“Lepas aja.” Ucapan itu hadir bebarengan dengan satu tangan yang melepaskan masker Rona. “Nggak akan ada yang mengenali kamu juga di sini. Tanpa konten couple kamu sama Jeff, orang-orang nggak tahu siapa kamu,” ujar Dov sarkas, tapi sesuai kenyataan.

“Ya, memang. Terus kenapa lo tawarin dan biarin gue tanda tangan kontrak semalam? Di saat gue nggak sadar sepenuhnya, lo malah—“

“Saya cuma mau untung.” Dov menatap masker rona dan menangkap bekas lipstick tertera di bagian dalam. “Dari kejadian yang kamu alami, kesedihan dan kehancuran atas pengkhianatan itu bisa jadi ladang cuan yang besar. Nama kamu akan meroket.”

Pandangan Rona terhadap Dov yang baik hati seperti ibu peri pun pupus. Sikap Dov yang bijak dan selalu menemaninya bermain ketika masa kecil dulu benar-benar berubah.

“Dasar kapitalis,” cibir Rona jengkel. “Lo udah jebak gue di saat lagi down. Lo bahkan pakai—“

Dov menggelengkan kepala dan menghentikan ucapan Rona. “Lebih baik jangan bahas kejadian bersenang-senang itu sekarang.”

Napas Rona terhela berat. Ia menengadah agar air mata yang sudah menggenang di permukaan kembali meresap.

Tak lama kemudian Dov mengajaknya keluar dari lift begitu tiba di lantai tujuan. Pria itu menghentikan langkah saat berpapasan dengan salah seorang staf, lalu membisikkan sesuatu sebelum kembali berjalan.

“Kita mampir dulu ke ruangan lain. Ada yang mau saya tunjukkan ke kamu.”

Rona menatap ragu.

“Ayo masuk,” ajak Dov setelah membuka pintu ruangan.

Rona mengikuti tanpa banyak mengeluh. Baru saja pintu ditutup, hawa tak enak merebak. Semua pasang mata mengarah padanya hingga ia menangkap sorot mata familier yang bertahun-tahun didamba.

Jeff tengah berdiri di belakang kursi. Wajahnya memerah, entah karena terkejut atau adegan yang dilakukannya sekarang. Selain itu, ada garis jengkel yang diperlihatkan laki-laki itu padanya.

“Dov, ini kan ... sori, gue harus pergi—“ Napasnya tertahan. Tangannya menggapai kemeja Dov bagian punggung, ia merengek menolak melanjutkan semua ini.

“Kamu harus tunjukkan ke dia.” Tangan Dov yang memperlihatkan gurat otot itu terulur padanya. “Kali ini kamu nggak sendiri, ada saya juga.”

Salah seorang staf datang menghampiri. Rautnya terlihat terkejut dan tak enak atas kedatangan pihak atas. “Pak Dovindra, apa ada keperluan di sini?”

“Lanjutkan saja, saya hanya mau memantau sebentar, kok.” Dov menyapu pandangan pada seluruh orang di ruangan, termasuk Jeff yang duduk mematung.

“Baik, Pak. Silakan dipantau dan apabila ada kekurangan, bisa ditambahkan.”

Dov mengangguk-angguk santai. Berbeda dengan wanita yang digenggamnya erat-erat sudah mulai berkeringat dingin berada di ruangan itu.

“Selain memantau, saya juga ingin mengenalkan wajah baru di agensi kebanggaan kita.” 

Hal seperti inilah yang paling Rona hindari dan benci. Namun Dov sepertinya senang menciptakan drama hiburan begini. 

Rona merasakan sentuhan tangan Dov menimpa punggung hingga perlahan tubuhnya terhuyung melangkah ke depan. Dengan santai Dov merangkul pinggulnya, memamerkan dirinya di depan banyak orang sebagai pencapaian terbesar.

“Ini dia, Janish Merona. Namanya nggak asing, bukan? Kebetulan ada Jeffrian Malik di sini, senang bertemu kawan lama?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   8. Menjadi Simpanan?

    “Apa-apaan tuh, tadi?”Rona menegang di atas tempat duduknya. Seruangan berdua saja dengan pria yang membuangnya seperti sampah rasanya campur aduk. Terlebih setelah kelakuan Dov yang berkoar-koar seperti tadi.“Kamu ada main gila sama Pak Dovindra ternyata, ya.” Jeff menambahkan sambil menatap Rona dengan picingannya yang tajam. “Sejak kapan kamu masuk ke Step Up dan jadi wajah kebanggaan agensi besar di negara ini, Na? Kamu ambil start diam-diam tanpa ngomong ke aku?”Nada suara Jeff yang meninggi membuat harga diri Rona diinjak-injak. Ia sontak mengangkat wajah dan membalas tatapan Jeff lebih galak“Kita udah putus!” jawabnya tegas. “Untuk apa gue bilang ke lo soal rencana gue, hah?”Jeff berdecih. Seringainya muncul tiap kali kalah debat, tapi Rona yakin pria itu tidak akan berhenti mengoloknya sekarang.“Lebih baik lo urus selingkuhan dan calon anak lo. Emang lo pikir ke depannya bakal baik-baik aja?” imbuh Rona berapi-api. “Setelah lo ambil jalan licik dan nyakitin hati orang, j

    Last Updated : 2025-04-16
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   9. Bukan Urusanmu

    “Kamu mengharap apa dari jawaban yang akan saya ucapkan?”Dov mengangkat sebelah alis saat Rona fokus mempelajari wajahnya dari jarak dekat. Wanita itu sepertinya tidak sadar atas apa yang ia lakukan sekarang.“Gue ngarep?” Rona segera menarik tubuhnya mundur dan membuat jarak terbentang. “Ck, yang bener aja.”“Mukamu merah. Mikirin kejadian semalam?"Dov tidak segan-segan menunjuk hingga mengarahkan telunjuknya hingga menempel di sebelah pipi Rona yang sedikit tembab.Mata bulat Rona membeliak. “Nggak usah pegang-pegang!” serunya sebal.“Dengar ya, saya nggak mungkin menghabiskan waktu sama wanita lain kalau sudah beristri,” tandas Dov akhirnya. “Jadi, kamu bisa mengambil kesimpulannya.”“Ah, oke gue paham.” Rona mengangguk-angguk, walaupun rautnya terlihat masih gelisah.Tatapan Dov terpaku pada punggung Rona begitu wanita itu mendekati jendela kaca ruangannya. Sengaja membelakangi dan mendiamkannya selama beberapa saat.Dov paham Rona tengah menahan diri dari rasa malu setelah ia s

    Last Updated : 2025-04-17
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   10. Mendadak Viral

    “Ini apa lagi, Mas?” Rona masih sesenggukkan saat tiba-tiba asisten pribadi Dov menyodorkan sebuah kunci padanya. “Saya nggak ngerti ....”Selain karena kebusukan Jeff yang baru diketahuinya, kecaman Dov tadi juga turut menyebabkan matanya berair hingga ia mengeluarkan isakan yang tak kunjung reda selama Imron menjelaskan dari A sampai Z.Imron memberikan sekotak tisu dan Rona mengambil untuk menyeka wajah basahnya. Lalu pria itu berdeham pendek.“Itu kunci apartemen yang akan kamu tinggali.”“Kok apartemen?” Rona mengerutkan kening. “Saya nggak minta lho, Mas. Emangnya saya menang give away apaan—““Pak Dovindra yang memerintah saya untuk kasih kunci itu,” potong Imron cepat. “Saya sudah hubungi manajer kamu, jadi setelah ini bisa langsung ditempati.”Rona mengerjap cepat saat memandang kunci di tangan. Selama ia menatap benda kecil itu, kebingungannya makin membesar. “Ini maksudnya apa ya?” tanyanya memastikan. “Jadi selama ini artis Step Up selalu dikasih apartemen sama presdir?”

    Last Updated : 2025-04-19
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   11. Mana Sudi

    “Gimana? Kunci apartemen udah kamu kasih?” Dov menguap pelan ketika Imron memasuki ruang kerjanya. “Apa dia menolak atau kasih kamu banyak pertanyaan?”Imron menggelengkan kepala. “Janish Merona sempat kaget, tapi nggak banyak tanya, Pak.”Satu alis Dov terangkat. “Kok bisa?” tanyanya heran. “Saya nggak menduga dia akan menurut langsung begitu.”“Sepanjang saya menjelaskan jobdesk khusus yang tertera di surat perjanjian kerja, Rona kebanyakan melamun dan menangis,” terang Imron.Dov menghela napas berat, teringat pada ucapan hingga bentakannya yang terasa kelewatan. Tak heran Rona masih menangis dan tidak fokus saat penjelasan tadi. “Mungkin kalau dia sampai di apartemen dan tahu lokasinya bersebelahan dengan unit Jeff, ada banyak keluhan dan amarah yang dia berikan pada kita.”Menempatkan Rona di salah satu penthouse-nya adalah upaya pertama untuk memperlihatkan pada Jeff, bahwa kini Rona bukan wanita yang layak diremehkan lagi. Dov ingin membuat Rona dipandang baik oleh orang-orang

    Last Updated : 2025-04-21
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   12. Bagai Tom and Jerry

    “Nggak ... nggak boleh.” Sesekali Rona menepuk wajahnya kanan-kiri bergantian saat mulai terlena dengan pemandangan di hadapannya. “Jangan tergiur, please.”Rona menatap langit-langit putih bersih nan megah. Anak tangga dengan desain penuh kemewahan itu meluruhkan logika dan kesadarannya perlahan.Belum lagi fasilitas seperti kitchen island, ruang tamu yang menyatu dengan living room. Tempat seperti itu baru terlihat tak asing baginya si pecinta drama. Tontonannya biasa menyajikan cerita romansa tentang konglomerat yang jatuh cinta pada babu.Namun ia tidak mengerti mengapa ia harus terjebak pada situasi ini sekarang. Apartemen yang ternyata penthouse, dengan dua lantai berarsitektur modern minumalis, lift khusus yang menghubungkan penghuni langsung ke lobi dan tempat parkir kendaraan, ditambah balkon yang menjadi impiannya sejak dulu.“Ini ... ini nggak mungkin,” bisiknya pada diri sendiri, suara masih bergetar. “Ini nggak bisa dibiarin gitu aja, Yun!”Suara yang berubah lantang seke

    Last Updated : 2025-04-22
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   13. Bilang Saja Kamu Iri

    Kalau orang lain mungkin bisa tidur nyenyak setelah diberikan rumah tinggal semewah dan sebagus penthouse milik Dov. Sementara Rona justru kesulitan merasa lelap sepanjang malam.Di sela kejengkelannya terhadap Dov, ia sibuk memantau media sosial. Membaca komentar netizen yang menyeret namanya, tapi nihil. Rumor tentang dirinya yang menjalin hubungan diam-diam dengan Dov tidak sebanyak tadi.Rona terus memantaunya hingga fajar tiba. Tubuhnya lemas karena kurang tidur, tapi ada kewajiban yang harus ia penuhi.“Jangan lupa jam 7 udah harus di ruangan Pak Dov.” Yuyun mengingatkan sambil menunjukkan pesan dari Imron. “Gue akan antar lo ke sana, setelah itu gue mau urus barang-barang lo di unit sebelah.”Mata lesu Rona membelalak lebar. “Nanti mereka tahu dong kalau gue tinggal di sini?”Menerima pemberian Dov bukan berarti bisa belajar terbiasa dengan keadaan sekitar. Kekhawatiran Rona masih banyak, terutama saat membayangkan reaksi Jeff dan Wena begitu tahu mereka tinggal bertetangga.“E

    Last Updated : 2025-04-23
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   14. Sama-sama Mau

    Dov menggeliat beberapa kali dan berusaha menutup kedua telinga dengan bantal. Tak sampai di sana, ia juga menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.Suara alarm ditambah ketukan pintu membuat tidurnya yang baru lelap dua jam ini harus terganggu. Namun bukannya berhenti, ketukan pintu itu berubah menjadi suara Ravi yang berteriak memanggilnya.Di balik selimutnya, Dov mengerang. “Jangan ganggu tidurku, Mas!” “Ini sudah jam 8, kamu nggak ingat kata-katamu sendiri kemarin?”

    Last Updated : 2025-04-24
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   15. Kita Balas Mereka

    “Astaga.” Dov berdecak sambil menggeleng saat menatap kebingungan serta raut terkejut Rona setelah pengakuannya. “Ini udah beberapa hari dan kamu belum ingat sama sekali?”Saat membalas tatapan Dov mata Rona membeliak lebar. Selain suara jarum jam yang memecah keheningan, Rona merasakan debar jantungnya yang tak karuan.“Itu ... itu nggak mungkin, deh.”“Nggak mungkin gimana?” Dov mengerlingkan mata seraya menyatukan kedua tangan dengan tubuh yang bergerak condong ke depan. “Jadi kamu pikir saya memaksa kamu untuk berhubungan?” Ia berdecih pelan. “Ck, yang benar saja!”Rona menelan ludah. “Waktu Bapak ajak saya pergi ke tempat yang lebih sunyi, saya sadar, tapi waktu berhubungan itu ... saya benar-benar mabuk berat dan nggak ingat sama sekali.”Dov menarik napas panjang, lalu berjalan mendekat, langkah sepatunya menggema di lantai kayu mahal.“Perlu saya ingatkan kamu, Janish Merona?” Dov duduk di sisi Rona yang menegang akibat ulahnya. “Kita bercumbu begitu pintu kamar hotel ditutup

    Last Updated : 2025-04-26

Latest chapter

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   20. Mulai Terbiasalah Denganku

    Dibalut celana berbahan kain dan kemeja serta outer warna senada, Rona datang ke kantor Step Up setelah selesai didandani MUA. Itupun atas perintah Dov yang menginginkannya tampil sedemikian rupa untuk datang ke konferensi pres. “Lebay nggak sih dandanan gue?” gumam Rona menyinggung tampilannya pada Yuyun sebelum turun dari mobil. “Mana ada, sih? Lagian lo cakep, make up-nya juga flawless. MUA yang datang ke penthouse pagi-pagi buta itu terkenal di kalangan artis besar. Seharusnya lo bangga.”Rona mencebik. “Bangga setelah orang-orang anggap gue simpanan dan selingkuh sama presdir gitu ya?” Bahasan itu masih saja disinggungnya tiap kali Yuyun menyindirnya tanpa beban. Terutama setelah kejadian kemarin ketika Dov mendadak muncul di depannya, itu semua karena ulah Yuyun. Memang siapa lagi?Rona baru keluar dari mobil begitu salah satu staf dari Step Up menjemput di area yang telah diatur. Yuyun mengikuti sambil memerhatikan sekitar, barangkali ada wartawan iseng yang mencuri gambar R

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   19. Patuhi Perintahku

    “Taruh aja barang-barang gue di dekat meja, Yun. Lo nggak perlu bongkar koper gue segala.”Seruan itu refleks Rona lontarkan begitu mendengar suara pintu terbuka dan koper yang diseret masuk. Mengingat obrolannya dengan Yuyun soal barang pribadinya dari apartemen lama, ia langsung menganggapnya demikian. “Ini tinggal bilas hair mask, lo bisa istirahat di kamar tanpa nunggu gue,” sahut Rona saat merasa Yuyun masih ada di kamarnya karena pintu belum ditutup. Rona melilit rambutnya menggunakan handuk terlebih dahulu, baru kemudian mengenakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya yang basah. Ia berdiri di depan wastafel dengan cermin besar yang memantulkan dirinya.Rona berniat mengeringkan rambut dengan hair dryer, tapi perasaannya tak enak karena menyadari Yuyun belum pergi dari kamar. Ia khawatir jika manajernya itu harus turun tangan membenahi barang-barangnya. Sampai kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan menangkap perawakan tinggi besar dengan kemeja putih tengah berdiri di dekat je

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   18. Beri Aku Waktu

    Masker sepaket dengan kacamata hitam dan topi yang diterimanya tadi ia perhatikan lamat-lamat. Sebagian masker hitam itu tampak basah akibat keringat berlebihnya selama pemakaian.Rona menghela napas panjang. “Baru kali ini gue lihat orang sebanyak itu berlomba-lomba nyari informasi tentang gue,” ujarnya miris. “Andai aja mereka penasaran sama prestasi gue selama ini, bukan nyari kebenaran atas skandal yang terjadi.”Kepergiannya pun dibantu staf khusus Dov agar tidak berpapasan dengan banyaknya wartawan yang memenuhi lobi hingga pelataran kantor. Sedikit saja staf lengah, semua akan hancur seketika.“Lo nggak perlu takut dan sekalut ini hanya karena skandal yang belum tentu bener.” Satu tangan Yuyun terangkat dan menyentuh pundak Rona, berusaha menenangkan. “Gue percaya sepenuhnya sama lo. Lagian yang nyebarin berita itu si pelakor laknat, dia pasti bakal dapat karma.”Rona menoleh, membalas tatapan prihatin Yuyun yang tercurah pada tiap sorotnya. Lagi, napasnya terembus, menunjukkan

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   17. Jangan Buat Drama Baru!

    Begitu pintu rapat terbuka, Dov mampu menangkap kegusaran di wajah-wajah para anggota direksi. Lalu helaan napas yang terdengar, tak membuat kepercayaan diri Dov runtuh.Imron mempersilakannya duduk. Dov mengangguk dan menyapa sekenanya pada orang-orang yang lebih tua darinya, lalu sorotnya terhenti pada Ravi yang tampak berbeda dari sekeliling.Pria itu mengulum senyum miring dan mengangguk-anggukkan kepala. Seakan berita yang tersebar di media sekarang bukanlah masalah gawat.“Dovindra Putra Wijaya,” panggil Jake yang memiliki andil besar dalam saham Step Up. Suara dan tatapannya tajam, cukup menggambarkan betapa kecewa pria itu sekarang. “Apa kamu sadar berita viral yang menyeret tentangmu berpengaruh pada saham perusahaan? Apa kata publik sekarang begitu tahu presdir agensi besar ternyata punya hubungan gelap dengan artis baru?”“Artis itu bahkan kurang terkenal,” timpal salah satu peserta rapat. Yang lain pun mengangguk setuju. Lalu ruangan yang semula hening perlahan heboh deng

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   16. Alasan Kita Bersama

    “Saya pikir Bapak udah hapus rekaman itu setelah diskusi dengan manajer saya?” Kening Rona berkerut-kerut begitu menyaksikan video yang ditunjukan Dov. “Tapi ... ini semua apa? Bapak berbohong?”Video itu jelas menunjukkan dirinya sedang beradu mulut dengan Jeff di depan unit beberapa waktu lalu. Ia mendengar dari Yuyun bahwa semua urusan tentang rekaman dirinya sudah selesai, tapi rupanya belum.“Saya nggak pernah bilang mau hapus rekaman ini karena sewaktu-waktu bukti ini bisa jadi senjata,” ungkap Dov santai di tengah kegeraman Rona. “Saya hanya bilang ke manajer kamu untuk tidak mengangkatnya ke publik. Begitu, ‘kan?”“Ck, ini sama saja penipuan!” tandas Rona seraya menjauh dari Dov dan bersiap menyambar tas. “Saya bukan tipikal orang yang rela menjual privasi saya untuk jadi konsumsi publik, apalagi pertengkaran saya dengan Jeff saat itu, Pak!”Rona melangkah melewati Imron yang berdiri menatapnya bingung, tujuannya hanya satu saat itu. Pergi meninggalkan ruangan daripada mendeng

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   15. Kita Balas Mereka

    “Astaga.” Dov berdecak sambil menggeleng saat menatap kebingungan serta raut terkejut Rona setelah pengakuannya. “Ini udah beberapa hari dan kamu belum ingat sama sekali?”Saat membalas tatapan Dov mata Rona membeliak lebar. Selain suara jarum jam yang memecah keheningan, Rona merasakan debar jantungnya yang tak karuan.“Itu ... itu nggak mungkin, deh.”“Nggak mungkin gimana?” Dov mengerlingkan mata seraya menyatukan kedua tangan dengan tubuh yang bergerak condong ke depan. “Jadi kamu pikir saya memaksa kamu untuk berhubungan?” Ia berdecih pelan. “Ck, yang benar saja!”Rona menelan ludah. “Waktu Bapak ajak saya pergi ke tempat yang lebih sunyi, saya sadar, tapi waktu berhubungan itu ... saya benar-benar mabuk berat dan nggak ingat sama sekali.”Dov menarik napas panjang, lalu berjalan mendekat, langkah sepatunya menggema di lantai kayu mahal.“Perlu saya ingatkan kamu, Janish Merona?” Dov duduk di sisi Rona yang menegang akibat ulahnya. “Kita bercumbu begitu pintu kamar hotel ditutup

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   14. Sama-sama Mau

    Dov menggeliat beberapa kali dan berusaha menutup kedua telinga dengan bantal. Tak sampai di sana, ia juga menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.Suara alarm ditambah ketukan pintu membuat tidurnya yang baru lelap dua jam ini harus terganggu. Namun bukannya berhenti, ketukan pintu itu berubah menjadi suara Ravi yang berteriak memanggilnya.Di balik selimutnya, Dov mengerang. “Jangan ganggu tidurku, Mas!” “Ini sudah jam 8, kamu nggak ingat kata-katamu sendiri kemarin?”

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   13. Bilang Saja Kamu Iri

    Kalau orang lain mungkin bisa tidur nyenyak setelah diberikan rumah tinggal semewah dan sebagus penthouse milik Dov. Sementara Rona justru kesulitan merasa lelap sepanjang malam.Di sela kejengkelannya terhadap Dov, ia sibuk memantau media sosial. Membaca komentar netizen yang menyeret namanya, tapi nihil. Rumor tentang dirinya yang menjalin hubungan diam-diam dengan Dov tidak sebanyak tadi.Rona terus memantaunya hingga fajar tiba. Tubuhnya lemas karena kurang tidur, tapi ada kewajiban yang harus ia penuhi.“Jangan lupa jam 7 udah harus di ruangan Pak Dov.” Yuyun mengingatkan sambil menunjukkan pesan dari Imron. “Gue akan antar lo ke sana, setelah itu gue mau urus barang-barang lo di unit sebelah.”Mata lesu Rona membelalak lebar. “Nanti mereka tahu dong kalau gue tinggal di sini?”Menerima pemberian Dov bukan berarti bisa belajar terbiasa dengan keadaan sekitar. Kekhawatiran Rona masih banyak, terutama saat membayangkan reaksi Jeff dan Wena begitu tahu mereka tinggal bertetangga.“E

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   12. Bagai Tom and Jerry

    “Nggak ... nggak boleh.” Sesekali Rona menepuk wajahnya kanan-kiri bergantian saat mulai terlena dengan pemandangan di hadapannya. “Jangan tergiur, please.”Rona menatap langit-langit putih bersih nan megah. Anak tangga dengan desain penuh kemewahan itu meluruhkan logika dan kesadarannya perlahan.Belum lagi fasilitas seperti kitchen island, ruang tamu yang menyatu dengan living room. Tempat seperti itu baru terlihat tak asing baginya si pecinta drama. Tontonannya biasa menyajikan cerita romansa tentang konglomerat yang jatuh cinta pada babu.Namun ia tidak mengerti mengapa ia harus terjebak pada situasi ini sekarang. Apartemen yang ternyata penthouse, dengan dua lantai berarsitektur modern minumalis, lift khusus yang menghubungkan penghuni langsung ke lobi dan tempat parkir kendaraan, ditambah balkon yang menjadi impiannya sejak dulu.“Ini ... ini nggak mungkin,” bisiknya pada diri sendiri, suara masih bergetar. “Ini nggak bisa dibiarin gitu aja, Yun!”Suara yang berubah lantang seke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status