Share

Bab 114

Penulis: Camelia
Sopir turun dari mobil, lalu langsung menarik Daffa untuk membawanya keluar. Daffa yang sudah mabuk, hampir tidak bisa berdiri tegak ketika ditarik oleh sopir yang bertubuh tinggi besar itu.

"Sialan, siapa kamu?" Daffa memelototi sopir dengan wajah mabuk dan bingung.

"Kamu nggak boleh naik ke atas," kata sopir dengan wajah datar.

"Kamu gila? Kamu tahu siapa aku? Lepaskan aku!" teriak Daffa sambil berusaha meronta.

Sopir itu tidak banyak bicara. Dia langsung menyeret Daffa keluar dari kompleks perumahan dan melemparkannya ke dalam sebuah taksi.

Setelah itu, sopir kembali ke mobil dan melapor dengan sopan, "Pak Jose, sudah diantar pulang."

Jose mengusap bibir tipisnya dengan ibu jari, lalu menatap ke arah jendela apartemen Aura. Setelah beberapa saat, dia baru berkata kepada sopir, "Jalan."

"Ke tempat Ferdy."

Sopir mengangguk, lalu menekan pedal gas dan meluncur pergi.

Jose turun dari mobil dan langsung masuk ke sebuah ruangan privat di klub. Begitu membuka pintu ruangan, dia langsung di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 489

    Aura menggigit pelan bibirnya, berdecak dengan tak sabar. Dia berbalik dan mencari pintu belakang kelab malam untuk keluar. Saat pria itu mengejarnya, dia sudah naik taksi dan pergi.Setelah kembali ke hotel, Aura langsung mengganti hotel lain agar merasa lebih aman.Sementara itu, di lantai dua kelab malam, bartender berjalan ke ujung lorong, mengetuk pintu dengan pelan, lalu mendorong pintu dan masuk.Di dalam ruang VIP, duduk beberapa pria. Pria yang duduk di tengah dengan janggut lebat itu tampaknya berusia sekitar 40 tahun. Di pangkuannya ada seorang wanita yang memakai tank top.Tangan wanita yang ramping dan putih itu bergerak di tubuh pria itu, menyusup ke dalam kerah kemejanya. Gerakannya seperti sedang mengundang dosa, seolah-olah tak peduli ada banyak orang yang melihat.Pria itu tampak sangat menikmati, tetapi saat bartender masuk, wajahnya menunjukkan sedikit kekesalan karena diganggu. "Ada apa?"Bartender mengangguk. "Ada orang cari Bu Ghea."Gerakan wanita di pangkuan pr

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 488

    Sejujurnya, seorang diri di tempat yang asing membuatnya merasa agak takut. Makanya, Aura berpakaian dengan sangat sederhana, mengenakan topi bisbol dan mantel panjang.Di satu sisi, dia khawatir kalau benar-benar bertemu Ghea, kehadirannya malah akan menimbulkan kecurigaan. Di sisi lain, dia tidak ingin ada masalah baru yang muncul.Bagaimanapun, jalan ini pernah terkenal sebagai "jalan cinta satu malam". Kalau ada orang iseng yang datang mengganggu, itu pasti akan menjadi masalah baru.Tempat dia menginap tak jauh dari kelab malam yang diyakini ada Ghea. Jaraknya hanya beberapa ratus meter. Keluar dari hotel, belok sekali, lalu lurus saja sudah sampai.Suasana kelab malam sangat bising. Saat ini memang waktunya kehidupan malam baru dimulai. Di dalam kelab, para pria dan wanita menari mengikuti musik. Sesekali ada beberapa pasangan yang tidak sabar, lalu berciuman di sudut, tetapi orang-orang di sekitar jelas sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.Aura duduk di bar dan berkata

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 487

    "Kamu sudah dapat informasi?"Efendi mengangguk. "Benar sekali."Wajah Aura langsung berseri-seri. Dia bangkit dari ranjang, tanpa sengaja menarik lukanya. Namun, dia menahan rasa sakit itu dan berkata, "Serius? Cepat kasih aku alamatnya."Efendi menghela napas. "Tempatnya memang sudah ketemu, tapi orangku nggak melihat ada jejak Ghea di sana. Aku akhir-akhir ini cukup sibuk, nggak sempat bantu kamu mengawasi. Kamu harus kirim orangmu sendiri ke sana.""Kamu sudah sangat berjasa karena ketemu lokasi kelabnya. Kirimkan alamatnya, sisanya biar aku urus."Efendi mengiakan, lalu ponsel Aura menerima sebuah pesan."Terima kasih ya. Kapan-kapan aku traktir."Tanpa menunggu jawaban Efendi, dia langsung menutup telepon. Setelah melihat alamatnya, Aura agak bingung.Efendi tidak salah, Ghea memang ada di wilayah selatan. Kalau biasanya, perjalanan sejauh ini tidak masalah. Namun sekarang ....Aura menunduk melihat lukanya sendiri. Dia masih belum pulih. Namun, Ghea akhirnya ditemukan. Kalau ter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 486

    Aura memiringkan kepala. Dia bisa menangkap sedikit rasa puas di mata Santika, tetapi dia tidak menjawab.Sementara itu, Santika malah terkekeh-kekeh dan menjawab sendiri, "Demi seorang wanita. Wanita yang sangat penting bagi Jose."Aura secara alami teringat pada tatapan Jose saat berdiri di depan ranjang sebelum pergi hari ini. Ekspresinya membeku sedikit, lalu dia tersenyum tipis. "Sepertinya kamu punya banyak waktu luang ya?"Kalimat itu benar-benar tidak menjaga harga diri Santika. Meskipun Santika berusaha menjaga sikap, ekspresinya sempat runtuh sejenak.Namun, Aura seakan-akan tidak melihatnya. Dia tersenyum kecil. "Kalau bicara begini dengan niat ingin mengadu domba aku dengan Jose, sepertinya nggak perlu. Sering kali, semakin banyak bicara justru terlihat semakin bodoh."Dia kembali tersenyum tipis. "Kalau sudah selesai bicara, silakan pergi."Suara Aura lembut dan pelan. Meskipun demikian, kata-kata yang diucapkannya membuat ekspresi Santika berubah.Melihat Aura tetap tenan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 485

    "Kali ini Jose pergi cukup lama, jadi aku datang untuk merawatmu." Nada suaranya terdengar sangat tulus.Kalau saja Aura tadi tidak sempat menangkap tatapan tajam dan penuh penilaian dari Santika kepadanya, mungkin dia akan mengira gadis di depannya ini adalah orang baik.Aura hanya tersenyum tipis. "Terima kasih sudah repot-repot datang. Tapi aku bisa sendiri. Tolong sampaikan kepada Pak Jose, bilang saja aku nggak perlu dirawat."Melihat penolakan Aura yang cepat, Santika menggigit sedikit ujung bibirnya. Selama bertahun-tahun, dia sudah melihat berbagai macam wanita di sekitar Jose, tetapi tak ada satu pun yang bisa bertahan di sisi Jose selama ini seperti Aura. Bahkan, sampai disembunyikan di vila mewah.Dia menoleh sesaat ke arah vila di belakang. Matanya berkilat aneh, tetapi segera normal kembali."Sepertinya percuma. Kamu juga tahu, perintah Jose nggak bisa ditentang." Santika tersenyum tipis, nada bicaranya terdengar seolah-olah dia sangat akrab dengan Jose.Naluri seorang wan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 484

    "Halo." Suara Jose terdengar dingin, terutama di tengah malam seperti ini, terasa semakin tajam."Dia nggak mau kembali?""Aku nggak bisa pergi sekarang."Aura merasa saat Jose mengatakan itu, pria itu melirik ke arahnya. Dia pun buru-buru memejamkan kembali mata yang sedikit terbuka tadi.Bukan dia sengaja ingin mendengar, tetapi kenapa jadi terasa seperti ketahuan menguping telepon orang lain?Dalam kegelapan, Jose menggertakkan giginya. Garis rahangnya yang tegas tampak semakin jelas.Setelah diam beberapa saat, Jose berkata, "Awasi dia baik-baik.""Hmm." Telepon ditutup, Jose kembali masuk ke selimut. Namun, Aura bisa merasakan kali ini Jose tidak ada niat untuk tidur.Entah berapa lama, pria itu bangun lagi, lalu keluar dari kamar. Ketika pintu kamar tertutup, Aura perlahan membuka mata. Sepertinya ini memang masalah penting.Bagaimanapun, Jose yang biasanya tak mudah menunjukkan emosi jarang terlihat begitu tertekan karena suatu masalah.Namun, ini jelas bukan urusan Aura. Tanpa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status