Share

Bab 643

Penulis: Camelia
Jose duduk, lalu menganggukkan kepala. "Ya. Sudah selesai makan?"

Aura menganggukkan kepala. "Sudah."

Jose kembali menganggukkan kepala. "Baiklah. Kalau begitu, aku antar kamu kembali ke vila dulu."

Aura langsung tertegun. "Bukannya tadi bilang mau menonton film?"

Jose mengangkat kepala dan menatap Aura. "Hari ini aku ada sedikit urusan, lain kali aku baru temani kamu pergi menonton."

Mendengar perkataan itu, Aura merasa gembira. "Kalau begitu, aku boleh pergi sendiri? Atau kamu juga boleh suruh Marsel atau Tiano yang menemaniku."

Melihat ekspresi Aura, Jose menyipitkan matanya dan tersenyum. "Kamu sudah lupa kecelakaan mobil saat itu atau kamu merasa sayang karena nggak mati saat itu?"

Aura terdiam sejenak, lalu menganggukkan kepala sambil menusuk sisa daun di piringnya. Setelah itu, dia berdiri dengan ekspresi kehilangan semangat dan mengikuti Jose keluar dari ruang VIP itu.

Di dalam mobil.

Melihat Aura yang murung, Jose mengulurkan tangan dan mencubit pinggang Aura. "Marah ya?"

Nada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 702

    Setelah menghabiskan makan malamnya tanpa mengatakan sepatah kata pun, Aura bersiap-siap untuk kembali ke rumah Keluarga Kusuma. Namun, saat dia hendak masuk ke dalam mobil, Renald kembali menarik tangannya. Dia segera menarik lengannya dari genggaman Renald. "Makannya juga sudah selesai, apa Pak Renald masih ada urusan lain?"Renald bertanya, "Bu Aura berniat pulang sendiri naik taksi?""Kalau tidak, pulang jalan kaki?" balas Aura sambil menatap Renald."Pria yang membiarkan wanitanya pulang sendirian setelah selesai berkencan itu bukan seorang pria sejati," kata Renald sambil melambaikan tangannya, lalu sebuah mobil yang berada tidak jauh dari sana pun perlahan-lahan mendekat.Setelah mobil itu berhenti tepat di depan keduanya, Renald berkata dengan pelan, "Aku antar kamu pulang."Aura menggelengkan kepala. "Nggak perlu."Namun, Renald menatap Aura dengan tatapan menggoda. "Yakin?"Mendengar nada bicara Renald yang mengancam, Aura langsung kehilangan semangat untuk membantah dan masu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 701

    Aura langsung terdiam karena dia selalu merasa Renald dan Jose termasuk tipe orang yang sama, buktinya sifat mereka yang tidak ingin dirugikan ini juga sama. Dia tidak tahu harus berkata apa, tetapi sekarang dia memang sedang membutuhkan bantuan Renald. Oleh karena itu, dia tetap bersabar dan bertanya, "Kalau begitu, silakan Pak Renald katakan dulu."Renald tersenyum. "Syaratku sangat sederhana, yaitu aku berniat untuk mengejar Bu Aura."Mendengar perkataan itu, Aura yang sedang minum hampir saja menyemburkan air lemonnya ke arah Renald yang duduk di depannya. "Uhuk ... uhuk ...."Pelayan yang berdiri di samping segera maju untuk bantu membersihkan meja.Namun, Renald tetap duduk di depan Aura dengan ekspresi tenang. Begitu Aura selesai batuk, dia baru perlahan-lahan berkata, "Dilihat dari reaksi ini, sepertinya Bu Aura cukup mengejutkan, ya?"Siapa yang tidak terkejut?Setelah sudah bisa bernapas dengan normal kembali, Aura menatap Renald dengan tak berdaya. "Aku nggak menyangka Pak R

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 700

    Roy baru menyadari sesuatu. "Kamu ... jangan-jangan punya maksud lain sama Aura?"Renald mengangkat alisnya sambil menatap Roy. "Terlalu jelas ya?"Roy terdiam sejenak, melirik Renald sekilas. "Serius?"Renald tertawa ringan. "Urusan nanti, siapa yang tahu."Setelah itu, dia melangkah menuju halaman Parviz.Aura pergi ke pusat Kota Morimas. Meskipun Kota Morimas lebih terpencil dan tidak semeriah Kota Jakoro, tempat ini tetap punya pesona tersendiri.Pusat kota cukup ramai. Aura melihat-lihat, lalu duduk di sebuah kafe, mengamati orang-orang yang berlalu-lalang. Setelah berpikir sejenak, rasanya membuka kafe sendiri bisa menjadi ide yang bagus.Setelah bertahun-tahun sibuk mengejar banyak hal, sepertinya sudah saatnya dia menikmati hidup dengan tenang.Aura duduk sepanjang sore, sampai lupa soal janji makan malam dengan Renald. Ketika bersiap memanggil taksi untuk kembali ke rumah Keluarga Kusuma, ponselnya bergetar. Dari nomor asing.Sekilas, Aura langsung tahu siapa peneleponnya. Nom

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 699

    Aura sedikit mengerutkan alis. Wajah mungilnya yang halus menampakkan sedikit rasa kesal.Renald tidak marah, malah tatapannya dipenuhi minat."Aku dengar saat Jose menikah, pengantin wanitanya kabur. Sekarang dia lagi mencari-cari orang, menurutmu, apa dia mencarimu?"Ketika Aura dan Jose merencanakan pernikahan, mungkin karena tekanan dari Keluarga Alatas atau alasan lain, termasuk saat Aura menyebarkan berita, tidak ada yang menyebutkan siapa pengantin wanitanya.Hanya orang-orang dekat yang tahu bahwa pengantin wanita Jose adalah Aura. Renald tidak terlalu mengenal Jose, jadi wajar jika dia tidak tahu."Sepertinya kamu begitu memperhatikan Jose? Apa ada maksud tertentu? Sayang sekali aku nggak tahu soal itu. Kalau mau, kamu bisa tanya langsung ke Jose." Setelah itu, Aura berjalan melewati Renald dan hendak pergi."Oh? Itu ide bagus. Nanti aku bisa bilang ke Jose di mana posisimu sekarang, mungkin dia juga akan tertarik. Gimana menurutmu?"Aura mengepalkan tangannya sedikit, menatap

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 698

    Roy mengangguk ringan. "Mm."Dia tidak memperhatikan Aura dan langsung melangkah masuk ke kamar Aura, lalu memandang sekeliling. Akhirnya, pandangannya tertuju pada meja rias.Dia melangkah mendekat. Tubuhnya yang tinggi bersandar di meja rias, lalu dia tersenyum ringan pada Aura."Aku cuma ingin lihat, kamu betah tinggal di sini nggak?" ujar Roy.Aura mengangguk. "Lumayan nyaman."Tangan panjang Roy menyentuh sisir Aura, mengambil dua helai rambutnya. Ekspresinya tetap tenang."Aku tinggal di halaman sebelahmu. Kalau ada perlu, bilang saja padaku. Bisa telepon atau kirim pesan."Aura mengangguk. "Terima kasih.""Malam sudah larut, aku kembali dulu." Usai berbicara, Roy pun pergi.Aura mengangkat alisnya, tampak heran. Hanya obrolan singkat, rasanya tidak perlu repot-repot kemari. Dia menutup pintu dan berbaring di tempat tidur.Sepanjang malam, tak ada yang terjadi.Keesokan paginya setelah sarapan, seperti biasa Aura pergi ke halaman Parviz untuk menemaninya. Kemudian, dia berencana

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 697

    "Kakek, ini siapa?"Yang berbicara adalah putri bungsu Jayden, Summer. Dia terlihat sangat polos. Wajah bulatnya jauh lebih menggemaskan dibandingkan ayahnya. Matanya berkedip-kedip saat menatap, terlihat sangat imut.Parviz sepertinya juga menyukainya. Mendengar pertanyaan itu, Parviz tersenyum sambil menjawab, "Ini tamu kehormatanku."Begitu kata "tamu kehormatan" keluar, orang-orang di meja kembali terdiam.Summer mengerutkan alisnya sebentar, lalu mengangguk. Tatapannya pada Aura terlihat agak aneh, bahkan ... merendahkan. Ya, merendahkan. Terlihat jelas, tanpa ditutupi sedikit pun.Aura memperhatikannya dengan jelas dan tahu gadis kecil ini pasti salah paham. Dia mengangkat alis dan tidak berkata apa-apa. Dengan tenang, dia mengambil satu suap makanan dari piringnya.Tidak bisa dipungkiri, koki Keluarga Kusuma memang cukup hebat. Aura makan dengan senang hati, sementara kebanyakan orang di meja terlihat kurang fokus.Setelah makan, Parviz memanggil Roy secara khusus ke ruang kerja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status