Share

Bab 750

Author: Camelia
Mendengar suara pintu, Aura membuka mata dan menoleh ke arah orang yang masuk. Ternyata Summer yang tadi masih duduk di samping Jose. Gadis itu melangkah masuk dengan wajah yang terlihat agak masam.

Aura terdiam sejenak, lalu bertanya singkat, "Ada apa?"

Summer menyapu pandangan ke seluruh ruang kantor Aura, lalu mendengus. "Kantormu ini jauh lebih besar daripada waktu aku pertama kali masuk perusahaan. Kakek memang pilih kasih."

Aura tidak ingin memperpanjang topik itu, jadi hanya berucap, "Kalau nggak ada urusan penting, keluarlah. Aku mau kerja."

Memang Parviz yang menyuruhnya masuk ke perusahaan, tetapi Aura selalu serius dalam hal pekerjaan. Dia memang tidak punya ambisi besar terhadap Grup Kusuma, tetapi pekerjaan tetap harus dikerjakan dengan baik.

Mendengar itu, Summer mengejek dengan tawa kecil. Tanpa menunggu undangan, dia langsung menjatuhkan diri ke sofa, lalu menatap Aura sambil menyahut, "Ngapain kerja? Tinggal kasih perintah, di bawah ada banyak orang yang bisa ngerjain.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Fatmawati Mat Zin
ceritanya bertele-tele... semakin bosan... tak ada penghujung..
goodnovel comment avatar
Abigael Joostensz
plisss thor jgn di buat bosan ,terus jangn mutar' ceritanya we
goodnovel comment avatar
Abigael Joostensz
thor jgn lama' dong ,trus mwnya yg jose udh ungkapkn perasaannya ,klo Kya ginikn jdi kek mutar'
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 770

    Keluar dari ruang medis, Thea masih tetap menatap Marsel dengan ekspresi marah. "Kamu ini kenapa? Kamu nggak lihat Bu Aura itu sekarang butuh seseorang untuk menjaganya ya?"Marsel menggigit bibirnya. "Kamu nggak perlu mengkhawatirkan ini."Thea mendengus dan baru saja hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia langsung menyadari sesuatu. Mulutnya ternganga dan menatap Marsel dengan kaget. "Maksudmu, Pak Jose ...."Mulut Thea terbuka lebar sampai hampir bisa muat sebutir telur ayam. Dia memang masih muda, tetapi dia bisa menjadi asistennya manajer juga karena dia cerdas. Meskipun sudah tahu apa yang terjadi, dia tetap merasa hal ini sulit dipercaya. Dia pun tidak bersikeras ingin masuk untuk menemani Aura lagi, melainkan menjilat bibirnya dan bertanya pada Marsel, "Jadi, Bu Aura dan Pak Jose ...."Bukannya Thea bermaksud untuk kepo. Namun, di sepanjang perjalanan tadi, semua orang bisa melihat jelas Yanti menyukai Jose dan Jose sendiri juga tidak menolak Yanti. Jika hal ini ketahuan Yanti,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 769

    Saat Jose berdeham dan baru saja hendak mengiakan, tiba-tiba terdengar suara heboh dari luar."Gawat, ada yang terluka."Dalam sekejap, suasana di luar menjadi kacau.Melihat Jose yang menoleh sekilas ke arah luar, Marsel yang langsung mengerti maksud Jose pun keluar dan memanggil orang yang tadi berbicara. "Siapa yang terluka? Apa yang terjadi?"Orang itu menjawab, "Nggak kenal, tapi sepertinya seorang wanita cantik. Mungkin salah satu pimpinan yang datang ke sini untuk inspeksi."Setelah berkata beberapa kalimat dengan Marsel, orang itu langsung menghela napas. "Untuk apa aku bicara begitu banyak denganmu, aku harus segera panggil dokter di pos."Selesai mengatakan itu, orang itu pun bergegas pergi tanpa menunggu tanggapan dari Marsel.Marsel berdiri terpaku, lalu menoleh dan tepat berhadapan dengan tatapan Jose yang muram. Jelas sekali, Jose juga mendengar ucapan tadi."Pak Jose ...."Marsel baru saja memanggil, Jose sudah mengernyitkan alis dan segera berlari ke dalam kegelapan mal

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 768

    Tujuan kali ini memang berada di dalam hutan pegunungan yang dalam. Selain kendaraan khusus untuk mengangkut, hampir tidak ada mobil lain yang bisa masuk. Oleh karena itu, jalanannya sangat sulit untuk dilewati. Mobil terus melaju di jalan pegunungan yang penuh guncangan dan sampai jam sepuluh malam pun mereka masih belum tiba di lokasi.Karena belum makan apa pun, Aura benar-benar tidak tahan dengan guncangan mobil itu. Saat dalam keadaan setengah sadar, dia tiba-tiba mendengar suara ledakan keras.Bom!Saat sopir buru-buru menginjak rem darurat, kepala Aura yang tadinya terasa berat langsung terasa agak jernih. Dia menegakkan tubuhnya dan menatap ke depan melalui lampu mobil. "Ada apa?"Sopir menjawab dengan nada yang masih ketakutan, "Sepertinya ada longsor. Aku lihat tadi ada batu yang besar sekali menggelinding melewati depan mobil. Kalau tadi aku nggak cepat injak rem, mungkin sekarang kita sudah ...."Untuk sisa kalimatnya, sopir itu tidak melanjutkan lagi.Namun, Aura tahu jela

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 767

    Yanti menjawab seperti itu karena berpikir dia dan Jose juga sudah dewasa. Dia sangat paham orang seperti Jose kemungkinan besar juga tidak akan suka dengan tipe wanita yang malu-malu atau berbelit-belit. Semua yang dilakukan Jose pasti menekankan pada efisiensi dan syarat yang jelas. Lagi pula, dengan statusnya, dia merasa dia sepadan bersama dengan Jose.Dia menopang dagunya dengan tangan dan menatap Jose dengan mata yang berkedip-kedip, lalu bertanya, "Kalau begitu, apa pendapat Pak Jose tentang aku?"Meskipun ada Aura sebagai orang ketiga di sana, wajah Yanti tetap tidak memerah atau merasa canggung saat mengatakan itu. Seolah-olah dia bukan sedang menyatakan perasaan, melainkan hanya menanyakan menu makan siang hari ini seperti biasanya. Hanya saja, nada bicaranya serius dan tatapannya pun sangat tulus.Jose hanya melirik Yanti dengan tenang, lalu tersenyum. "Maaf, Bu Yanti bukan tipe yang aku suka."Yanti menyatakan perasaannya dengan tegas, Jose juga menolaknya dengan tegas.Beg

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 766

    Yanti hanya bisa tetap mengulurkan tangannya dengan canggung. Melihat Jose masih belum menerima kopinya, senyumannya pun perlahan-lahan memudar. Dalam sekejap, suasana di sana pun terasa canggung.Saat Yanti hendak menarik kembali tangannya, Jose akhirnya sudi mengangkat tangannya dan menjepit kopi yang disodorkan Yanti dengan jemarinya yang panjang. "Terima kasih."Suara Jose memang enak didengar.Saat mendengar nada rendah itu, ekspresi Yanti yang tadinya sudah mulai muram pun langsung kembali tersenyum. "Sama-sama."Jose mengernyitkan alis dan melirik sekilas ke arah gelas kopi di tangannya, lalu menyesapnya sedikit.Melihat Jose meminum kopi itu, senyuman Yanti makin cerah."Pesawatnya sudah akan berangkat, ayo kita pergi," kata Yanti sambil mendekat ke sisi Jose. Melihat Jose tidak menolak sikap ramahnya, dia pun makin berani mendekat. Melihat Jose tidak menolak keramahannya, dia lebih mendekati Jose lagi.Jose mengalihkan pandangannya ke arah Aura sejenak, lalu menganggukkan kepa

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 765

    Melihat Aura turun dari lantai atas dengan mengenakan setelan kasual sederhana, Yanti yang sudah berdandan rapi tersenyum puas. Aura memang tidak berdandan, tetapi justru itu yang membuat Aura terlihat makin cantik. Dengan setelannya yang elegan, dia pun bangkit dari sofa dan mengeluh dengan kesal, "Aku sudah menunggumu lama sekali. Tidurmu benar-benar nyenyak sekali ya."Mendengar perkataan itu, Aura melirik jam di pergelangan tangannya dan berkata, "Baru jam tujuh. Janji kita dengan orang dari Alatas Heir itu jam sembilan."Yanti mendengus. "Kita ini mau bahas kerja sama, tentu saja harus tunjukkan ketulusan kita. Masa harus orang lain yang selalu tunggu kita."Melihat ekspresi Yanti yang sudah tidak sabar dan juga penampilan Yanti yang begitu sempurna, Aura langsung tahu gadis ini bukan memedulikan kerja sama dengan Alatas Heir. Kelihatan jelas, Yanti lebih memedulikan Jose.Saat melihat sepatu hak tinggi dan setelan elegan Yanti yang sempit, Aura ingin mengingatkan penampilan Yanti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status