Share

Bab 794

Author: Camelia
"Kamu sudah begitu tega membunuhku, kamu juga jangan berharp bisa mati dengan tenang," kata Brian.

Saat menoleh ke arah suara itu, Aura melihat Brian tergantung di balok penopang atap. Dibandingkan dengan pertemuan terakhir mereka, kondisi Brian yang sekarang terlihat menyedihkan. Seluruh tubuh Brian penuh dengan darah dan terlihat terluka lebih parah dibandingkan Jose, bahkan jauh lebih parah. Namun dari nada bicara Brian yang masih kuat, sepertinya luka itu tidak sampai mematikan.

Mendengar perkataan itu, ekspresi Jose yang tadinya terlihat tegas pun memperlihatkan senyuman sinis. Saat dia melambaikan tangan, seseorang yang langsung mengerti pun menurunkan Brian dari balok penyangga atap itu. Setelah itu, dia mengulurkan tangannya ke arah Marsel dan Marsel pun langsung menyerahkan sebuah tongkat bisbol padanya.

"Kalau begitu, kita lihat apa nyawamu ini cukup kuat," kata Jose. Suaranya memang enak didengar, tetapi membuat orang merinding di situasi seperti ini.

Jose melangkah maju, la
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Melly Aljaras
mau lihat jose bucinin aura
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
ini bkan ceo tp mafia ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 794

    "Kamu sudah begitu tega membunuhku, kamu juga jangan berharp bisa mati dengan tenang," kata Brian.Saat menoleh ke arah suara itu, Aura melihat Brian tergantung di balok penopang atap. Dibandingkan dengan pertemuan terakhir mereka, kondisi Brian yang sekarang terlihat menyedihkan. Seluruh tubuh Brian penuh dengan darah dan terlihat terluka lebih parah dibandingkan Jose, bahkan jauh lebih parah. Namun dari nada bicara Brian yang masih kuat, sepertinya luka itu tidak sampai mematikan.Mendengar perkataan itu, ekspresi Jose yang tadinya terlihat tegas pun memperlihatkan senyuman sinis. Saat dia melambaikan tangan, seseorang yang langsung mengerti pun menurunkan Brian dari balok penyangga atap itu. Setelah itu, dia mengulurkan tangannya ke arah Marsel dan Marsel pun langsung menyerahkan sebuah tongkat bisbol padanya."Kalau begitu, kita lihat apa nyawamu ini cukup kuat," kata Jose. Suaranya memang enak didengar, tetapi membuat orang merinding di situasi seperti ini.Jose melangkah maju, la

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 793

    Nada bicara Jose terdengar tenang. Suaranya memang tidak keras, tetapi membuat orang tidak bisa membantah.Aura pun hanya bisa menggigit bibirnya.Beberapa saat kemudian, Marsel masuk ke dalam ruangan itu dan menatap Jose. "Pak Jose, kita harus bagaimana menangani Brian?"Saat mendengar nama Brian, Aura secara refleks menoleh ke arah Marsel. Bukannya Brian adalah pria yang ditemui mereka saat itu di kapal pesiar? Dia tidak mati?Setelah itu, Aura menoleh ke arah Jose. Jika ingatannya tidak salah, Brian jelas-jelas sudah mati karena tertembak dan jatuh ke laut. Mengapa sekarang Brian masih hidup dan muncul di Kota Morimas juga?Menyadari Aura sedang menatapnya, Jose tersenyum."Harus bagaimana menanganinya? Menurutmu, orang yang melarikan diri harus diperlakukan seperti apa?" tanya Jose pada Marsel sambil mengancing kemejanya dengan tenang.Marsel mengernyitkan alis, lalu menjawab, "Menghadapi pengkhianat seperti ini biasanya selalu mematahkan tangan dan kakinya, lalu melemparnya ke su

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 792

    Melihat Aura tetap diam, Jose menoleh ke arah Aura dan berkata, "Kemari, bantu aku mengeluarkan pelurunya."Mendengar itu lagi-lagi peluru, Aura menggenggam tasnya dengan erat dan mengernyitkan alisnya. "Aku .... Bukannya lebih baik dokter saja?"Meskipun pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya, hati Aura tetap berdebar setiap kali teringat pemandangan itu. Baik dari sisi visual ataupun sentuhan, mencari peluru dari tubuh Jose selalu membuatnya merasa tidak nyaman.Jose bukan orang yang sabar. Begitu Aura selesai berbicara, dia langsung mengernyitkan alisnya.Aura langsung mengerti saat melihat ekspresi Jose dan segera maju, lalu mengambil tang dan penjepit dari kotak obat dokter. Dari gerakannya, dia terlihat mahir.Melihat Aura mulai bekerja, ekspresi Jose terlihat tenang dan memejamkan matanya.Aura maju, lalu menggunting lengan kemeja Jose dan perban yang membalut luka. Entah langkah mana yang salah, dia bisa merasakan jelas napas Jose menjadi tidak beraturan. Tangan langsung t

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 791

    Setelah mengatakan itu, Jose langsung menutup teleponnya.Aura menatap ponsel yang sudah diputus sambungannya. Setelah hening sejenak, ponselnya pun menerima sebuah pesan dari Jose dan tertera sebuah alamat di dalamnya. Dia menggigit bibirnya, lalu berdiri dan keluar dari kafe.Saat itu, cuaca di luar tiba-tiba mulai terasa dingin. Aura menahan dinginnya cuaca untuk menghentikan taksi dan segera menuju alamat yang dikirimkan Jose. Itu adalah alamat dari sebuah kelab pribadi.Letak Kota Morimas memang terpencil, tetapi tidak pernah kekurangan tempat-tempat yang penuh gemerlap lampu dan minuman keras di kota ini. Di tempat terpencil seperti ini, kehidupan mewah dan boros malah lebih parah daripada di ibu kota.Aura berhenti sejenak di depan pintu kelab yang dihiasi dengan megah, lalu melangkah masuk. Namun, begitu masuk, dia langsung melihat Marsel yang berdiri di pintu masuk. Sepertinya Marsel sedang menunggunya.Saat melihat Aura, Marsel segera berjalan mendekat dan berkata, "Bu Aura,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 790

    Namun, Aura hanya sedikit mengerutkan alisnya. Dia meletakkan sendok kopi di tangannya, lalu sepasang mata indahnya menatap tajam ke arah Renald."Jadi, itu sebenarnya rencanamu. Tapi, apa Pak Renald nggak salah pilih orang?" Aura menatapnya, meneruskan, "Bagaimanapun, aku hanya cucu luar Keluarga Kusuma. Kalau Pak Renald menikahi Summer atau Yanti, bukankah itu jauh lebih berguna?"Aura jelas bukan orang bodoh. Kalau memang soal keuntungan, sebagai seorang pebisnis, Renald seharusnya mengambil keuntungan yang paling besar. Bagaimanapun juga, pilihan terbaik bukanlah dirinya, melainkan Summer dan Yanti.Mendengar itu, Renald hanya tertawa kecil. "Kalau Pak Parviz sudah tiada, pewaris generasi berikutnya tentu hanya Roy. Tapi aku yakin kamu juga melihatnya. Sekarang semua orang di Keluarga Kusuma cuma terlihat rukun di permukaan, padahal isi hati mereka berbeda-beda. Begitu Pak Parviz tiada, Keluarga Kusuma akan tercerai-berai."Aura tidak begitu sependapat. Keluarga Kusuma sangat besar

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 789

    Melihat Aura akhirnya melunak, senyuman di wajah Parviz tampak semakin ramah dan penuh kasih. Dia melangkah mendekat ke Aura, mengangkat tangannya, lalu menepuk pelan bahu Aura."Aura, pandangan Kakek nggak akan salah. Kadang ucapan Renald memang kurang enak, tapi dia orang yang bertanggung jawab. Kalau kamu bersama dia, Kakek tenang."Dalam percakapan singkat beberapa menit, Parviz sudah berkali-kali menyebut Renald sangat baik. Aura menggigit bibirnya, seketika tidak tahu harus berkata apa.Hal-hal yang pernah dilakukan Renald sebelumnya dan kata-kata yang pernah dia ucapkan, benar-benar tidak menunjukkan sosok yang bertanggung jawab. Entah mengapa, Parviz justru memberi Renald penilaian setinggi itu.Setelah keluar dari halaman Parviz, Aura merasa kepalanya sedikit melayang. Roy baru saja pulang dari kantor. Melihat Aura, dia pun menyapa.Aura seperti linglung dan tidak melihat apa pun. Roy sempat tertegun, tetapi tidak lagi memanggil Aura. Dia berbalik menuju halaman Parviz.Tak la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status