Share

Bab 825

Author: Camelia
Kelab malam Nightshade.

Yanti sedang berpesta gila-gilaan bersama sekelompok anak konglomerat di ruang VIP ketika ponselnya tiba-tiba bergetar. Tangan yang semula hendak menuangkan minuman ke mulutnya terhenti. Dia meletakkan gelas, lalu mengambil ponsel dan menatap layar.

Sebuah foto baru saja dikirim.

Begitu melihatnya, Yanti langsung mengerutkan kening. Sedetik kemudian, wajahnya berubah marah dan tanpa pikir panjang, dia melempar ponselnya ke lantai.

Suara benturan yang nyaring membuat semua orang di ruangan menoleh ke arahnya.

Salah satu yang peka situasi segera mematikan musik, lalu menatap Yanti. "Ada apa, Yanti?"

Seorang pria maju, menyodorkan sebatang rokok padanya.

Keluarga Kusuma terkenal dengan disiplin dan etika yang ketat, jadi di depan Parviz, Yanti selalu bersikap manis dan sopan. Namun di luar rumah, dia sepenuhnya berperilaku seperti tipikal anak orang kaya yang bebas dan liar.

Yanti menerima rokok itu dan menyalakannya, lalu mengisap dengan wajah kesal.

"Cih, siapa s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
jgn coba2 mengusik aura ya,jgn membanggunkan macan tidur
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 887

    Jose menundukkan kepala untuk melihat ponselnya sekilas. Melihat panggilan masuk di layar, senyumannya sempat membeku sejenak. Saat hendak menggeser tombol jawab, ponsel Devin yang duduk di depannya juga tiba-tiba berdering.Devin menundukkan kepalanya dan melihat layar ponselnya, lalu menatap Jose sambil tersenyum dan mengangkat telepon itu. Begitu panggilan tersambung, ekspresinya terlihat makin angkuh. "Baik, aku mengerti."Setelah menutup telepon, Devin menatap Jose dengan senyuman aneh. Dia perlahan-lahan berdiri, lalu berjalan mendekat dan menatap Jose dari posisi yang lebih tinggi. "Keponakanku yang hebat, kalau kamu nggak mau, aku pergi dulu saja. Tapi, ingatlah, nanti kamu pasti akan datang memohonku."Devin cekikikan ke arah Jose, lalu membungkuk sedikit dan menatap Jose yang menatapnya dengan tatapan dalam. Kadang-kadang, dia merasa sangat benci dengan wajah Jose ini karena wajah itu benar-benar mirip dengan orang yang dibencinya itu.Jose tetap diam, hanya sedikit mengangka

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 886

    Setelah itu, Tiano segera menjauh dari Aura.Aura tidak menyadari telinga Tiano yang memerah, tetapi mengernyitkan alisnya dan bertanya pada Tiano, "Siapa orang ini?"Tiano berdiri dan menatap ke arah seberang melalui jendela mobil, lalu menggertakkan giginya dan menjawab, "Mungkin orang dari Keluarga Alatas."Setelah mengatakan itu, Tiano menarik Aura menjauh ke luar. "Ayo pergi, aku akan melindungimu."Saat itu, cuaca di Kota Morimas sangat dingin dan jalanan dipenuhi dengan air hujan, sehingga Aura hampir terjatuh. Namun, dia tahu dia hanya bisa terus berlari ke depan karena dia justru bisa membahayakan Tiano jika dia lambat selangkah saja.Saat terdengar suara pistol dari belakang, hati Aura berdebar.Karena jalan ini jauh dari pusat kota dan hanya ada gunung-gunung sunyi di sekitarnya, Aura tidak tahu arah dan hanya mendengar suara tembakan dari belakang makin menjauh. Jalan di hutan sulit dilalui dan air hujan juga belum mengering, kakinya yang tidak menapak rata pun membuatnya b

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 885

    Aura baru saja melewati rasa sakit karena kehilangan Jose, dia tidak ingin merasakan rasa sakit itu sekali lagi.Namun, Tiano hanya menundukkan kepala, lalu menatap Aura dengan ekspresi muram. "Nyonya Aura, Pak Jose melakukan semua ini demi kebaikanmu. Kalau kamu benar-benar memikirkan kebaikan Pak Jose, kamu seharusnya membuatnya tidak mengkhawatirkan apa pun."Aura mengernyitkan alisnya. "Ini kata-kata Jose?"Dia berpikir yang berarti Jose merasa terganggu dengan keberadaannya di Jakoro? Pikiran itu membuatnya menggigit bibir karena hatinya terluka. Dia sudah menempuh perjalanan jauh dari Kota Morimas ke Jakoro hanya demi bisa menemui Jose sekali lagi, tetapi pada akhirnya dia malah dianggap mengganggu. Memikirkan itu, hatinya langsung terasa tidak nyaman.Tiano menggerakkan bibirnya, lalu berkata, "Nyonya Aura, jangan terlalu banyak berpikir. Semua yang dilakukan Pak Jose juga demi kebaikanmu."Setelah Tiano selesai berbicara, suara pilot tiba-tiba terdengar dari pengeras suara di k

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 884

    Mendengar perkataan itu, ekspresi Tigor tetap muram dan menggertakkan giginya. Setelah terdiam cukup lama, dia baru berkata, "Urusan pemakaman Jordan sudah diatur?"Kepala pelayan menganggukkan kepalanya dan ekspresinya juga terlihat sedih. "Sudah diatur semuanya."Setelah tertegun sejenak, kepala pelayan itu kembali berkata, "Pak Tigor, kamu harus menjaga kesehatan, jangan sampai jatuh sakit. Apalagi sekarang Pak Jose benar-benar nggak patuh, sepertinya kamu masih harus menghadapi pertempuran panjang."Makin lama kepala pelayan itu berbicara, ekspresi Tigor makin muram. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mendengus. "Kalau dia nggak patuh, aku terpaksa ...."Saat mengatakan itu, Tigor terhenti dan tidak melanjutkan pembicaraan itu lagi.Kepala pelayan itu melirik Tigor sekilas, lalu matanya pun bersinar. Setelah itu, dia menggigit bibirnya dan berkata, "Oh ya, kali ini Pak Devin juga cukup banyak membantu menyelesaikan urusan ini. Dia juga diam-diam bilang mau memberi Pak Jose se

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 883

    Begitu Jose selesai berbicara, mobil langsung melaju.Pada saat yang bersamaan, pesawat yang membawa Aura juga mulai bergerak perlahan-lahan di landasan.Saat Jose tiba di rumah sakit tempat Tigor dirawat, Tigor sedang berbaring di ranjang pasien. Setelah kehilangan seorang cucu, kini sosoknya yang biasanya berwibawa pun terlihat jauh lebih rapuh. Namun, begitu melihat Jose masuk, dia tiba-tiba meraih termos di samping tempat tidurnya dan melemparkannya ke arah Jose.Klang!Termos itu terjatuh ke lantai, tetapi sayangnya tidak mengenai sasaran.Hanya perlu memiringkan tubuhnya sedikit, Jose sudah berhasil menghindari serangan Tigor. Dia menundukkan kepala dan menatap termos yang tergeletak di lantai, lalu mengernyitkan alisnya dan menatap Tigor. "Kakek, kalau sedang sakit, sebaiknya jangan marah-marah.""Dasar anak durhaka! Berani-beraninya kamu membunuh saudaramu sendiri" teriak Tigor dengan marah. Namun, begitu selesai berbicara, dia kembali batuk-batuk dengan hebat.Jose tersenyum s

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 882

    Melihat Tiano terpaku, Aura bertanya, "Ada apa?"Tiano yang tersadar kembali menundukkan kepala dengan perasaan bersalah, lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa. Ayo pergi."Aura menganggukkan kepala, lalu mengikuti Tiano dari belakang dengan sepatu hak tingginya. Begitu sampai di parkiran, dia mengikuti Tiano masuk ke mobil dan duduk di kursi belakang. Namun, dia tidak menyadari Tiano terus meliriknya lewat kaca spion karena dia merasa sedikit tegang. Jika tangannya tidak terluka, mungkin dia sudah mengepalkan tangannya dengan erat.Tiano melirik Aura sekali lagi lewat kaca spion, lalu membuka sebotol air dan memberikannya pada Aura. "Nyonya Aura, jangan terlalu tegang. Minum air sedikit."Aura menerima air itu, lalu berkata dengan pelan, "Terima kasih."Tanpa banyak berpikir, Aura meneguk sedikit air itu dan mobil pun mulai bergerak.Aura menatap pemandangan di luar jendela di mana hujan menutupi segala sesuatu di Jakoro, tetapi dia tetap memikirkan apa yang harus dikatakannya nan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status