LOGINAir mata mengalir deras di pipi Zoey dalam sekejap. Dia ingin membentak Fitch, menuduhnya buta akan drama yang terjadi. "Apakah kamu buta? Kapan aku pernah menyinggung dia?"Tapi dia tak berani. Meski dia cemerlang dalam urusan pekerjaan, dalam hal perasaan, dia merasa serendah tanah.Namun Fitch tak melihat semua kerendahan hati itu. Bagi Fitch, Zoey tetaplah wanita yang pernah memanfaatkan amnesianya—yang telah menipunya hingga berakhir di ranjang.Keningnya berkerut, terlalu frustrasi untuk tetap tinggal lebih lama. Dia melangkah pergi, meninggalkan sebuah sindiran pedas."Berhentilah mengejar siapa pun yang ada hubungannya dengan keluarga Haskins. Punya harga diri sedikit, tolonglah."Sudah jelas itu merujuk pada belasan panggilan putus asa yang Zoey lakukan padanya. Bagi Fitch, dia hanyalah gangguan yang tak tahu malu.Zoey berdiri terpaku hingga sosoknya menghilang, lalu bersandar lemah ke dinding.Dia pernah mengenal kelembutan Fitch, tapi ini pertama kalinya dia menya
Selalu saja begitu. Tepat saat Mia sedang menikmati kebiasaan sadisnya, selalu ada saja yang mengganggu kesenangannya di toilet wanita.Mia memutar mata dan melepaskan cengkeramannya dari rambut Zoey.“Kali ini kamu beruntung,” desisnya. “Dan satu hal lagi, manis, berhentilah bermimpi tentang kakakku. Dia jauh di luar jangkauanmu.”Dengan itu, Mia membalikkan badan dengan angkuh dan melirik ke arah gengnya.Zoey, sementara itu, langsung masuk ke bilik toilet begitu pintu dibuka. Dengan cekatan, dia merapikan riasannya dan mengganti gaun, selalu membawa baju cadangan untuk menutupi bekas perlakuan mereka.Hanya setelah yakin tidak ada satu pun jejak kejadian yang tersisa di wajah atau tubuhnya, barulah dia melangkah keluar.Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria bersandar di dinding, merokok dalam remang lorong. Itu Fitch.Pencahayaan yang redup tidak cukup untuk menyembunyikannya dari pandangan Zoey. Ia menunduk, berpura-pura tenang dan mencoba berjalan melewatinya tanpa
Malam itu ada acara jamuan amal di Greenfield, gala amal terkenal yang dihadiri banyak tokoh. Star Movie Group juga menerima undangan.Dengan Maja yang masih absen, Zoey kembali menjadi perwakilan utama.Setelah berdandan habis-habisan, Zoey menatap bayangannya yang pucat di cermin dan meminta pada penata rias untuk menambahkan blush on lagi di pipinya.Sesampainya di acara, sambil menggenggam clutch-nya, Zoey sempat ragu di pintu masuk.Belakangan ini, ia terus saja bertemu Mia di acara-acara seperti ini.Sejak Mia tahu tentang perselingkuhannya dengan Fitch, Zoey tak pernah lepas dari serangannya yang seperti anjing gila.Tapi Zoey terjebak, karena Mia adalah adik Fitch, seorang pewaris keluarga Haskins.Satu-satunya penopang Zoey adalah Star Movie Group, dan ia tidak bisa membiarkan perusahaan itu hancur di tangannya.Ia menarik napas dalam, menguatkan dirinya, dan akhirnya melangkah masuk ke gala tersebut.Acara-acara seperti ini rutin diadakan tiap bulan, menjadi ajang membangun
Fitch menjentikkan rokoknya yang belum habis ke dalam tempat sampah terdekat, wajahnya penuh kejengkelan."Belum bosan juga menatap?"Suaranya dingin, menandakan iritasi. Bahkan tanpa menoleh ke sudut lorong, dia tahu persis siapa wanita yang berdiri di sana.Seolah dia bisa mengenali langkah kakinya di tengah keheningan.Zoey langsung menegang, jemarinya refleks merapikan masker yang menutupi pipinya, tapi dia tetap diam di tempat.Di tangan Fitch, sebatang korek menyala dengan satu gesekan cepat. Ia menyalakan rokok baru. Zoey mengenali kotak korek itu—dia pernah mencarinya di toko-toko dan secara daring, tapi tak pernah menemukannya. Sepertinya buatan khusus.Kadang dia lebih suka pemantik, tapi kadang memilih korek seperti itu. Sekarang, kepalanya sedikit menengadah, dan asap rokok mengalir keluar dari bibirnya.Mata Zoey mulai perih saat
Tatapan Zoey kembali jatuh pada Fitch, yang kini menjadi pusat perhatian pesta.Ia memegang gelasnya dengan sikap dingin, tak pernah benar-benar meminumnya, tapi mereka yang bersulang dengannya tak punya pilihan selain menenggaknya.Dialah bintang di malam itu, pusat gravitasi yang menarik semua orang, sedangkan Zoey merasa seperti bayangan—tak berarti dalam panggung megah itu.Jelas, mereka berasal dari dunia yang berbeda. Ia hanya sedang membohongi dirinya sendiri, memaksakan sebuah hubungan yang tak pernah ada.Coral menepuk bahunya pelan sebelum berlalu.Zoey berdiri diam beberapa menit sampai suara nyaring Mia memecah riuhnya percakapan.“Nah, kamu muncul lagi, dasar perempuan murahan! Nggak bisa hilang aja gitu? Kamu nguntit Fitch sampai ke sini ya?!”Malam itu Mia mengenakan gaun pink lembut, berusaha tampil anggun, tapi kata-katanya t
Dia memijat pelipisnya dengan lelah. “Abaikan saja dia. Aku nggak akan turun ke bawah.”Untungnya, perusahaan ini seperti keluarga yang erat. Sudah beberapa kali Zoey dimaki habis-habisan oleh Belinda dengan kata-kata yang jauh lebih kejam, dan semua orang di kantor sudah pernah menyaksikannya. Tapi mereka tidak pernah mencampuri urusan pribadinya — budaya yang memang ditanamkan oleh Maja sejak awal.Zoey sangat berterima kasih pada Maja. Di perusahaan lain, sebagai asisten presiden, penghinaan seperti itu pasti sudah meruntuhkan wibawanya. Tak ada yang akan menghargainya lagi.Tapi di Star Movie Group, hinaan dari Mia terasa seperti air yang mengalir di atas daun talas. Tim tetap bekerja dengannya seolah tak terjadi apa-apa.Semakin erat kerja tim, semakin keras pula Zoey ingin bekerja, selalu merasa dirinya belum cukup berkontribusi.Perusahaan ini seperti keluarga besar — semuanya sedang menanti kembalinya Maja.Cornelia mengeluarkan beberapa sachet glukosa dari dalam tasnya.“Jang







