Home / Rumah Tangga / Menyulam Asa di Dua Hati / Bab 33 - Belum Waktunya

Share

Bab 33 - Belum Waktunya

Author: Verona
last update Huling Na-update: 2025-06-14 21:38:28

Surabaya, masih Juni 2019

Indy memandangi tiga koper besar yang sejak dua hari lalu masih tergeletak dengan terbuka di pojok kamar. Belum ada satu pun pakaiannya yang benar-benar masuk ke dalam. Rencana kembali ke Jakarta yang sejak awal bulan sudah disusun, tiba-tiba membuatnya meragu. Bukan karena ia berubah pikiran. Rasanya seperti ada sesuatu yang menahannya, tapi tidak tahu itu apa. Perasaannya mendadak tidak enak.

Sebenarnya, Pak Irawan sudah menghubungi sejak seminggu lalu, meminta Indy kembali ke Jakarta untuk membantu menyusun ulang desain proposal arsitektur proyek baru yang cukup prestisius karena akan menjadi proyek besar skala nasional. Itu akan jadi kolaborasi lintas divisi yang menarik, terutama bagi Indy yang memiliki latar pendidikan Manajemen. Tapi entah kenapa, Indy merasa belum waktunya ia pulang.

“Lu beneran nggak apa-apa, Van?” tanya Indy untuk kesekian kali pagi itu. Ia berdiri di ambang pintu dapur, memperhatikan adiknya yang sedang menyeduh teh celup dengan wa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menyulam Asa di Dua Hati   Bab 33 - Belum Waktunya

    Surabaya, masih Juni 2019Indy memandangi tiga koper besar yang sejak dua hari lalu masih tergeletak dengan terbuka di pojok kamar. Belum ada satu pun pakaiannya yang benar-benar masuk ke dalam. Rencana kembali ke Jakarta yang sejak awal bulan sudah disusun, tiba-tiba membuatnya meragu. Bukan karena ia berubah pikiran. Rasanya seperti ada sesuatu yang menahannya, tapi tidak tahu itu apa. Perasaannya mendadak tidak enak.Sebenarnya, Pak Irawan sudah menghubungi sejak seminggu lalu, meminta Indy kembali ke Jakarta untuk membantu menyusun ulang desain proposal arsitektur proyek baru yang cukup prestisius karena akan menjadi proyek besar skala nasional. Itu akan jadi kolaborasi lintas divisi yang menarik, terutama bagi Indy yang memiliki latar pendidikan Manajemen. Tapi entah kenapa, Indy merasa belum waktunya ia pulang.“Lu beneran nggak apa-apa, Van?” tanya Indy untuk kesekian kali pagi itu. Ia berdiri di ambang pintu dapur, memperhatikan adiknya yang sedang menyeduh teh celup dengan wa

  • Menyulam Asa di Dua Hati   Bab 32 - Jodoh Untuk Putriku

    Jakarta, Juni 2019Tahun ini adalah masa-masa yang cukup berat bagi Arjuna. Setelah beberapa tahun berjuang menyelesaikan pendidikannya di bidang teknik sipil dan mengumpulkan pengalaman kerja di proyek-proyek di daerah Yogyakarta, serta tuntutan dari keluarga Nisrina, ia merasa siap melangkah lebih jauh. PT. Adidaya Wiguna, perusahaan konstruksi ternama di Indonesia, mengumumkan pembukaan lowongan untuk posisi staf teknik. Bagi Arjuna, kesempatan ini ibarat tangga menuju cita-citanya serta sebagai pembuktian akan keseriusannya melangkah bersama Nisrina.Hari itu, ia melangkah masuk ke ruang wawancara dengan rasa percaya diri yang berusaha ia tunjukkan. Berseragam rapi dengan kemeja putih dan celana bahan hitam, ia membawa map berisi CV, sertifikat, dan portofolionya. Ini adalah tahap akhir dari proses rekrutmen yang sudah ia jalani beberapa waktu yang lalu untuk menentukan, apakah ia diterima atau tidak di raksasa konstruksi ini. Di dalam ruangan, seorang pria paruh baya duduk dengan

  • Menyulam Asa di Dua Hati   Bab 31 - Sisi Lain

    Enam bulan telah berlalu sejak Indy dan Anggara memutuskan untuk pisah rumah. Namun, kehidupan Indy tidak menjadi lebih baik. Setiap hari adalah perjuangan untuk menjaga kewarasan, terutama ketika harus menghadapi kenyataan bahwa ia kini hidup sendiri bersama Agni. Ivan yang biasa menemaninya juga sudah kembali ke Kutai Barat untuk persiapan mengajar tahun ajaran baru.Agni, putri semata wayangnya yang berusia tujuh tahun, sudah mulai menunjukkan kemajuan setelah berbulan-bulan terapi psikologi. Senyum kecil mulai kembali menghiasi wajah bocah itu, dan ia sudah lebih bersemangat untuk bermain. Indy merasa sedikit lega melihat perubahan pada anaknya. Bahkan, ia sudah mulai mengurus pendaftaran sekolah dasar untuk Agni di salah satu sekolah dasar internasional terbaik di Jakarta.“Bu, aku mau sekolah di tempat yang banyak temannya dan aku mau ikut ekskul karate,” ujar Agni dengan polos suatu pagi.Indy tersenyum kecil sambil mengelus rambut anaknya. “Iya, Sayang. Ibu akan carikan sekola

  • Menyulam Asa di Dua Hati   Bab 30 - Berpisah Denganmu

    Enam bulan telah berlalu sejak Nisrina memutuskan untuk meninggalkan rumah yang ia tinggali bersama Arjuna. Waktu seakan berlalu lambat, diisi dengan berbagai perasaan yang berkecamuk di hati mereka berdua. Proses perceraian yang telah dimulai, perlahan-lahan berubah menjadi medan perang yang melelahkan. Baik Arjuna maupun Nisrina tidak pernah membayangkan bahwa pernikahan yang dulu dimulai dengan cinta yang tulus, kini harus berakhir di ruang sidang.Di sebuah ruangan sederhana di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Nisrina dan Arjuna duduk berseberangan. Keduanya mengenakan pakaian rapi, tetapi ekspresi di wajah mereka menyiratkan rasa lelah yang teramat sangat. Nisrina mengenakan blus putih dengan kerudung abu-abu, sementara Arjuna terlihat formal dengan kemeja biru tua. Di sebelah mereka, kuasa hukum masing-masing mempersiapkan dokumen yang diperlukan.Sidang hari itu adalah puncak dari semua proses yang telah mereka lalui selama enam bulan terakhir. Mediasi, negosiasi hak asuh anak

  • Menyulam Asa di Dua Hati   Bab 29 - Pewaris Bukan Perintis

    Hari itu langit Jakarta tampak cerah, seolah semesta memberikan restu untuk acara besar yang telah dinanti-nanti oleh seluruh punggawa PT. Adidaya Wiguna. Sebuah kantor cabang baru berdiri megah di pinggiran kota, siap menjadi simbol baru kesuksesan perusahaan konstruksi yang telah berdiri selama puluhan tahun itu. Para undangan, mulai dari mitra bisnis, kontraktor, hingga pejabat daerah, hingga petinggi negara berdatangan dengan pakaian rapi dan senyum penuh harapan. Acara peresmian berlangsung di aula besar gedung tersebut, dihias dengan dominasi warna kebesaran perusahaan, yaitu biru, putih, dan emas.Indy duduk di barisan depan bersama keluarganya, mengenakan kebaya kutubaru modern berwarna biru safir yang memancarkan kesan cantik dan elegan. Senyumnya tenang, tetapi hatinya tak bisa sepenuhnya damai. Hari ini bukan hanya tentang peresmian kantor cabang baru, tetapi juga tentang pengumuman besar yang telah disiapkan oleh ayahnya, Pak Irawan. Indy tahu apa yang akan dikatakan, dan

  • Menyulam Asa di Dua Hati   Bab 28 - Gemuruh

    Langit Jakarta sore itu terlihat mendung temaram, seakan mencerminkan suasana di rumah Arjuna dan Nisrina. Kejadian tragis yang menimpa Nisrina dua minggu lalu telah meninggalkan luka mendalam yang tak mudah sembuh. Rumah yang biasanya hangat kini terasa sunyi dan sesak.Kedatangan kedua orang tua Nisrina dari Solo menambah guncangan emosional yang sulit dijelaskan. Mereka datang dengan agenda yang jelas: menuntut penjelasan dan menyelamatkan Nisrina dari penderitaan lebih lanjut.Ketika mobil Mercedes hitam berhenti di depan rumah mereka, Arjuna menyambut dengan campuran rasa bersalah dan kesiapan untuk menerima kemarahan mereka. Dari mobil, papi Nisrina turun dengan langkah cepat, wajahnya tegang, sementara mami Nisrina terlihat lebih tenang, meskipun matanya menyiratkan kesedihan mendalam.Tanpa basa-basi, papi Nisrina langsung melangkah ke arah Arjuna dan menghajarnya dengan tinju keras di pipi. “INI HASILNYA KAMU MENIKAHI ANAKKU?! INI YANG KATANYA KAMU MAU MEMBAHAGIAKAN DIA?!” be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status