Share

bertemu mantan

Terpaksa

Karena aku yang tak bisa mengekspresikan perasaan kesalku saat ini memilih menatap bayi mungil yang tiba-tiba saja menangis.

Seolah tersadar dengan semua kerinduan yang menemaniku dan menyamai langkahku hingga sampai ke tempat ini, aku mengalihkan atensi ke arah putri kecilku dan mengabaikan Mutia. “Anak Papa,” ucapku sambil melangkah mendekati putri kecilku yang belum aku ketahui namanya.

Ketika tangan ini hendak mencapai tubuh mungil yang begitu aku rindukan itu, Mutia berseru lantang.

“Jangan sentuh dia, kamu baru saja dari luar. Bersihkan dirimu terlebih dahulu, aku akan menyiapkan pakaian ganti untukmu,” ujar Mutia.

Tanganku menggantung di udara, aku menarik kembali tanganku yang sudah hampir mencapai putri kecilku. Mungkin memang tubuh ini membutuhkan air dingin untuk memadamkan bara emosi yang sedang membara.

Aku melewati Mutia dan juga laki-laki yang konon katanya kerabat jauhnya itu begitu saja.

Usai berbenah diri, aku tidak lagi melihat keberadaan laki-laki t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status