مشاركة

Chapter 3

مؤلف: Nananailalala
last update آخر تحديث: 2025-10-21 23:37:29

Namun kabar baiknya, Kaisar Zhao selalu bersikap adil bahkan pada para penjahat. Ia memberi kesempatan pada semua penjahat untuk diselidiki sekali lagi dan secara pribadi mengerahkan pasukan terlarang miliknya juga paviliun rahasia untuk mengetahui kejahatan dan kebaikan apa saja yang dilakukan orang tersebut sebelum pada akhirnya dijatuhi hukuman yang sesuai.

Tentu saja jika penjahat itu diketahui dan di laporkan padanya. Jika tidak, kenapa Xiao Zhi dalam novel dilemparkan keluar kota dan dilarang datang ke kota terlarang begitu saja? Itu karena Zhao Yifan bertindak secara pribadi dan tidak melaporkan Xiao Zhi pada sang kaisar. Jika perilaku ini diketahui, bukan tidak mungkin status Zhao Yifan akan diturunkan.

"Ya pokoknya ada keuntungan jika aku mendekati Kaisar Zhao Tian. Daripada tidak sama sekali, lebih baik bertindak dan mencobanya!" Ucap Xiao Zhi, sorot matanya berkilat tajam dan senyumnya mengembang indah.

"Lagipula aku tidak percaya! Tidak ada pria yang bisa menahan godaan! Aku adalah wanita dari zaman modern! Metode rayuanku tidak sepele dan ketinggalan jaman seperti zaman ini!" Lanjut Xiao Zhi dengan senyum yang semakin mengembang. Lesung di kedua pipinya tercetak jelas dan bulu matanya berkibar lembut. Ia sudah menantikannya! Memikat ayah pemeran utama pria ke atas ranjangnya!

...

Istana Kekaisaran, Ruang Belajar Kaisar. Seluruh ruangan disinari oleh cahaya redup dari lilin lilin. Ruangan itu sangat luas dengan berbagai furniture kuno, buku buku kuno ditata berderet rapi, gulungan bambu ditumpuk dimana mana.

Tirai putih menutup seluruh dinding ruangan. Lukisan dan kaligrafi menghias beberapa sisinya. Sekat tembus pandang menutup bagian inti yang merupakan meja kaisar. Cahaya bulan masuk dan menyinari ruangan, sunyi dan penuh nuansa pembelajaran.

Di belakang meja, duduk seorang pria. Matanya bersinar penuh kebijaksanaan. Tubuhnya tinggi dan kekar, punggungnya tegap memberikan kesan keadilan yang kuat. Auranya kuat, ia hanya duduk disana namun memberikan kesan layaknya gunung yang tak tinggi, kokoh dan tak bergerak.

Suara desiran membalik buku terdengar, membuka gulungan potongan bambu dan membuka kertas penuh laporan dari menteri kekaisaran. Disampingnya, mahkota Mianguan dengan dua belas mutiara diletakkan, rambutnya yang panjang ia biarkan terurai, ada kumis tipis di atas bibir dan janggutnya.

Sekilas beberapa helai rambutnya telah memutih dan ada lipatan di bawah matanya yang terlihat jelas. Seluruh tubuhnya memberikan kesan perubahan hidup, kuat dan penuh keagungan. Dominan, menundukkan dan misterius.

Pada saat ini seorang kasim datang membawa nampan penuh token hijau para selir di harem. Setiap berapa malam sekali, kaisar akan menginap di tempat salah satu selirnya. Malam ini adalah waktunya, ada ratusan selir di dalam harem. Semua wanita itu berasal dari seluruh penjuru dunia, tidak jarang beberapa negara tetangga mengirimkan putri mereka untuk datang dan masuk istana kekaisaran.

Zhao Tian adalah nama pria itu, sosok Kaisar Dinasti Zhao saat ini. Zhao Tian melirik sekilas dan ada puluhan nama yang tertulis dalam puluhan token hijau yang ada di dalam nampan. Ia sudah berumur empat puluh tahun lebih di tahun ini, seluruh haremnya diisi oleh wanita mulai dari yang seumuran dengannya hingga yang muda. Bunga bunga baru dikirimkan setiap tahunnya, namun tidak ada yang berhasil memikat hati sang kaisar.

"Yang mulia, Malam ini..." Sang kasim hendak berkata ketika kata katanya segera terhenti oleh kalimat yang Zhao Tian lontarkan.

"Tidak untuk malam ini." Ucapnya dengan nada berat yang dingin. Sorot matanya dalam dan tangannya yang besar dan kuat masih menggenggam laporan dari para menteri. Sudah hampir dua dekade, ia duduk di atas tahta.

Sebelumnya, Zhao Tian adalah sosok jenderal yang rela menjadi iblis di medan perang. Membawa nama kekaisaran dan mengumpulkan banyak jasa, upeti dan tanah dari seluruh dunia. Begitu ia naik tahta, ia tidak lagi pernah keluar dari ibukota kekaisarannya. Namun niat membunuh dan kemampuan tempur juga iblis perang dalan dirinya tak pernah luntur.

Zhao Tian selalu mempertahankan postur jenderalnya, tubuhnya yang berotot dan kuat meskipun ia selalu duduk di atas singgasana dan tidak bergerak. Tidak seperti para kaisar zaman dahulu yang memiliki perut buncit dan tubuh besar.

Sosoknya proposional, tinggi dan penuh otot yang tidak berlebihan namun padat dan kuat. Ketika sang kasim melihat kaisarnya tidak memiliki nafsu, ia perlahan mundur dengan tenang.

Dari arah pintu, suara kasim lain terdengar dan menggema di kesunyian malam. "Ibu Suri telah tiba..."

Ketika Zhao Tian mendengar hal ini, ia meletakkan laporannya dan akhirnya mengalihkan perhatiannya. Sosok wanita tua datang mendekat. Meskipun seluruh rambutnya hampir memutih, ia nampak sehat dan berjalan dengan tegap dan anggun. Pesonanya tidak pernah luntur, sekilas orang yang melihatnya akan tahu bahwa ia adalah sosok wanita yang sangat cantik ketika ia masih muda.

"Apa kamu sudah bosan melihat bunga bunga di harem? Apa perlu aku mengadakan pemilihan selir lainnya di tahun ini?" Tanya sang Ibu Suri ketika ia mendapati putranya baru saja menolak token hijau dan tidak bernafsu pada bunga bunga yang ada di halaman harem.

"Ibu suri, kenapa kamu datang kemari malam malam begini. Hati hati masuk ingin, beristirahatlah lebih banyak dan jangan keluar di malam hari. Angin malam terlalu dingin." Ucap Zhao Tian penuh perhatian dan sedikit kekhawatiran.

"Tidak apa apa, mari kita bahas tentang dirimu. Sepertinya aku perlu mengadakan pemilihan selir lainnya di tahun ini." Ucap Ibu Suri mengalihkan topik pembicaraan lagi pada topik sebelumnya.

"Tidak perlu ibu suri, umur Zhen sudah hampir setengah abad tidak lagi cocok dengan gadis gadis muda itu. Jangan sia sia kan hidup mereka untuk masuk ke dalam harem. Berikan kesempatan pada mereka yang lebih muda, para pangeran juga perlu mencari pasangannya." Ucap Zhao Tian ringan, ia sungguh tidak ingin lagi ada tambahan bunga lainnya di haremnya.

Setiap tahun sudah begitu, hal itu membuat Zhao Tian bosan lebih cepat. Lagipula benar apa yang dikatakannya, sudah ada begitu banyak bunga di haremnya, tidak butuh bunga segar lainnya dan berikan kesempatan itu pada pangeran pangerannya.

استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق

أحدث فصل

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 55

    Xiao Zhi sedikit mengerucutkan bibirnya, alisnya mengernyit menjadi satu. Sebelum Zhao Tian sempat melepaskan pelukannya dari Xiao Zhi, Xiao Zhi sudah melingkarkan kakinya di pinggang Zhao Tian dengan kuat karena enggan melepaskannya."Ugh" Zhao Tian sedikit merintih dan ia menatap mata berair Xiao Zhi dengan tatapan tak percaya. Cahaya lilin yang remang remang, tirai merah yang menutup sebagian tempat tidur. Zhao Tian duduk di tempat tidur sementara Xiao Zhi duduk di pangkuannya sambil menjerat pinggang Zhao Tian dengan kakinya. Nafas keduanya memburu dan suasana di ruangan berubah menjadi ambigu.Ketika suasana baik tersebut terus berlanjut, sebuah langkah kaki tidak sabar terdengar di luar pintu yang membuat Zhao Tian dan Xiao Zhi segera menghentikan apa yang sedang mereka lakukan."Tunggu sebentar, ada orang di depan." Bisik Xiao Zhi sambil meraih leher Zhao Tian untuk memperingatkannya dengan lembut. Zhao Tian terdiam sejenak, terpaksa menahan panas api nafsunya dan perlahan meli

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 54

    Menyelinap dan melompati tembok. Zhao Tian bisa melihat lilin yang diam diam menyala dengan lembut. Seluruh paviliun diterangi oleh cahaya remang remang. Melihat pintu sudah tertutup. Zhao Tian segera masuk menyelinap melalui jendela. Ia baru saja melompat masuk ketika pemandangan di depannya membuatnya tertegun.Di kamar tidur yang remang remang, cahaya lilin bergoyang lembut. Tirai tirai diturunkan. Seorang gadis cantik dengan rambut yang masih basah dan terurai di belakang punggungnya sedang duduk membelakanginya.Ia mengenakan pakaian sederhana yang sudah kehilangan warnanya. Membuka bagian punggungnya, pinggang yang ramping dan garis garis punggung terlihat di mata Zhao Tian. Untuk sejenak, Zhao Tian yang awalnya datang dengan niat baik tiba tiba merasa tubuhnya panas dan sorot matanya penuh hasrat nafsu. Xiao Zhi duduk di kamarnya dengan tenang, ia mengambil salep dan perlahan mengoleskan di lukanya yang telah ia cuci dengan air. Namun sejauh apapun ia menjangkau dengan tang

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 53

    Di tengah keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang tersebut, ada teriakan pilu yang menggema di seluruh kediaman Xiao sebagai musik latarnya. Menyedihkan dan memilukan!Pada saat ini pintu kediaman Xiao di ketuk. Jenderal Xiao melirik seorang pelayan dan meminta mereka untuk membuka pintu. Suara Kasim Cao segera menggema di langit sore itu. "Dekrit Kaisar telah Tiba!" Segera sekelompok besar prajurit menerobos masuk dan mengelilingi kediaman Xiao. Suara rotan dan daging terhenti seketika. Xiao Zhi mendongak dan melihat ke arah pintu, Kasim Cao yang familiar perlahan masuk namun Xiao Zhi tidak berniat memperhatikannya dengan seksama. Ia beranjak duduk dan segera berlutut. Xiao Cheng dan Li Yulan juga Xiao Ying juga berlutut serempak. Kasim Cao berjalan menghampirinya Jenderal Xiao, namun dalam perjalanan matanya masih melirik ke arah Xiao Zhi. Melihat daging penuh darah di punggungnya dengan firasat yang sangat buruk.Berhenti di depan Xiao Cheng, Kasim Cao meletakkan dekrit itu di

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 52

    "Tidak apa apa, bukan salahmu. Jalang itu mati karena dirinya sendiri, kamu adalah wanita tercantik yang ditakdirkan untuk menemaniku seumur hidup. Apa yang kamu katakan? Kamu adalah kesayanganku. Lihatlah putri kita juga tumbuh menjadi gadis yang menakjubkan." Xiao Cheng berjalan memeluk Li Yulan dan menghiburnya dengan lembut. Kata kata yang penuh kemunafikan mungkin terdengar penuh cinta dan kasih sayang. Namun bagi Xiao Zhi itu adalah kemunafikan lainnya.Xiao Zhi merasa perutnya mual hingga ia memalingkan kepalanya tak tahan melihat sandiwara menjijikkan itu. Xiao Cheng melambaikan tangannya ringan dan memberi perintah. "Beri dia cambukan sampai aku bilang berhenti." Ucap Xiao Cheng dengan nada suara dingin.Xiao Zhi terdiam dan menarik nafas dalam dalam. Ia sedang berjudi, apakah ia akan mati disini atau Zhao Tian datang menyelamatkannya. Xiao Zhi tidak memiliki harapan pada Xiao Zheng, dia bukan orang yang bodoh.Diam diam Xiao Zhi merasa menyesal untuk pemilik tubuh sebelumnya

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 51

    Ketika sampai di rumah. Xiao Zhi yang sudah melepas cadarnya mengetahui bahwa keamanan di kediaman Xiao telah meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya. Ia memiliki firasat buruk, jadi ia bergegas. Ketika memikirkan bagaimana ia akan kesulitan untuk menyelinap keluar kedepannya membuatnya merasa kesal. Ia baru saja mendarat ketika sekelompok prajurit datang mengerumuninya. Ekspresi Xiao Zhi berubah. Namun sebelum ia sempat mengelak, tangannya sudah di cengkeram di kedua sisi. Xiao Zhi jelas melihat tidak ada satupun jejak orang di sekitarnya, yang artinya prajurit prajurit ini bersembunyi. Xiao Zhi merasa aman karena dinding tempat ia melompat adalah dinding yang berada di sudut kediaman Xiao sehingga tak ada yang melihatnya. Artinya ia telah diintai begitu lama, yang membuat Xiao Zhi merasa paru parunya membengkak dan kemarahan datang hingga membuat wajahnya memerah. Ia memarahi dirinya sendiri karena ceroboh, namun ia juga sangat marah pada seluruh kediaman Xiao. Xiao Zhi tidak

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 50

    Setelah Zhao Tian mengatakan hal tersebut, tidak ada alasan bagi Shen Xin Yi dan Zhao Yifan untuk tinggal lebih lama. Dibawah perasaan tertindas Zhao Tian, ibu dan anak itu mulai pamit undur diri."Setelah Yang Mulia memutuskan, saya ijin undur diri terlebih dahulu.""Ananda ijin undur diri."Begitu keduanya menghilang dari ruangan tersebut, ekspresi Zhao Tian sedikit membaik. Ia menghela nafas namun kecemasan di hatinya belum juga padam. Ia melirik Kasim Cao dan kembali menanyakan apa yang terjadi pada sosok gadis muda yang selalu muncul dalam benak Zhao Tian selama berhari hari lamanya. Apalagi setelah malam panas itu berlalu, sekarang setiap malam Zhao Tian hampir tidak bisa menghilangkan sosok gadis tersebut dalam ingatannya."Bagaimana? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Zhao Tian sedikit menahan kecemasannya. Zhang Hao juga merasa penasaran, ia menanyakannya dalam perjalanan namun ia hanya mendapat gelengan kepala dari Kasim Cao. Untuk sejenak baik itu Kasim Cao atau Zhang Hao

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status