Share

Chapter 4

Author: Nananailalala
last update Last Updated: 2025-10-24 15:57:16

"Lalu kenapa jika umurmu hampir setengah abad? Kamu masih sama tampan dan agungnya dengan dirimu yang masih muda. Aku yakin masih banyak gadis yang bermimpi untuk naik ke ranjang nagamu meski kamu sudah tua." Ucap Ibu suri sekali lagi dengan tawa ringan di bibirnya.

"Tidak lagi ibu suri, zhen sudah memiliki ratusan selir di harem dan puluhan pangeran bersama belasan putri. Itu sudah cukup dan terlalu banyak, tidak perlu lagi menambahkan anggota keluarga dalam silsilah keluarga kerajaan." Ucap Zhao Tian sekali lagi, ia benar benar tidak begitu tertarik pada bunga bunga itu, kecantikan kecantikan yang manis dan seksi di seluruh haremnya. Dia sudah kebal terhadap semua serangan kecantikan dan tubuh yang indah.

"Meski begitu, tidak apa apa bagimu untuk hanya sekedar meluapkan nafsu. Kamu adalah kaisarnya!" Ucap ibu suri kembali. Ia menatap putranya yang sudah hampir memasuki usia paruh baya. Berfikir bahwa waktu berlalu begitu cepat, ia bahkan sudah tua dan rambutnya sudah memutih tanpa kecantikan masa muda yang tersisa.

"Tidak, zhen hanya ingin mengurus kekaisaran dan seluruh rakyat zhen saja. Kekaisaran masih perlu terus berkembang dan masih memiliki begitu banyak ruang perbaikan." Ucap Zhao Tian dengan tegas. Apa yang menjadi fokusnya sekarang tidak lagi bunga bunga indah tersebut. Selama sisa hidupnya, Zhao Tian ingin mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk kekaisaran.

"Sudahlah, aku tidak pernah menang berdebat denganmu." Ucap ibu Suri tak berdaya. Ia tidak mengatakan apapun lagi dan memilih untuk pergi dari tempat tersebut menyisakan Zhao Tian seorang diri di ruang belajar yang sepi tersebut.

Meletakkan laporan yang tertulis di slip bambu (Jiandu), Zhao Tian menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan. Menatap rembulan malam yang terang benderang di luar jendela. Angin dingin malam itu memasuki ruangan dan menerpa tubuhnya.

Seorang kasim datang dengan mantel berbulu di tangannya. "Yang Mulia, anda harus menjaga tubuh naga anda. Tolong kenakan mantel." Ucap sang kasim sambil mengenakan mantel tersebut ke tubuh Zhao Tian.

Zhao Tian tidak menghentikannya namun ia kembali menenggelamkan dirinya dalam laporan slip bambu (Jiandu) yang tiada habisnya. Sang kasim merasa sakit hati melihat hal itu dan bertanya dengan ragu.

"Yang mulia, bagaimana jika besok anda meluangkan waktu untuk pergi melihat kota?" Tanya sang kasim dengan senyum hormat di wajahnya. Zhao Tian nampak menghentikan apa yang di lakukannya sejenak sebelum kemudian ia menganggukkan kepalanya ringan.

"Kalau begitu, saya akan mempersiapkan semuanya dengan baik hingga tak ada seorang pun yang mampu mengganggu perjalanan yang mulia." Ucak sang kasim hendak beranjak pergi ketika tangan Zhao Tuan tiba tiba terangkat.

"Tidak perlu, siapkan saja pakaian sederhana. Mari kita pergi ke kota sebagai rakyat biasa." Ucap Zhao Tian kemudian ia kembali melanjutkan memeriksa laporan slip bambu yang dilaporkan dan dikirimkan dari seluruh negeri.

...

Keesokan harinya, di jalanan yang ramai orang berlalu lalang. Ada begitu banyak pedagang yang menyuarakan dagangan mereka. Banyak dari mereka berteriak kesana kemari untuk menarik pelanggan. Berbagai macam hal di jual mulai dari sayur, daging hingga makanan manis dan mainan anak anak.

Melihat kemakmuran di seluruh kota, tawa lepas yang penuh kepolosan dan keluarga penuh kehangatan. Suasana yang penuh ketulusan itu menyembuhkan hati Zhao Tian yang kesepian. Ia menatap semua hal di sekitarnya dengan senyum di wajahnya dan kedua tangan di belakang punggungnya.

Sejak ia memutuskan untuk menjadi kaisar, ia telah melewati begitu banyak hal. Intrik, pemberontakan, peperangan, hingga pengkhianatan. Bohong jika Zhao Tian mengatakan bahwa ia baik baik saja. Sebenarnya jauh di dalam hatinya, ia merasakan kekosongan yang tidak mungkin terisi dan kesepian yang tiada ujung.

Zhao Tian merasa, kesepian adalah takdir semua kaisar dan tidak mempermasalahkannya pada awalnya. Baru kemudian pada waktu berikutnya, ia benar benar merasakan betapa menyakitkannya perasaan kesepian.

Ketika Zhao Tian tenggelam dalam pikirannya, saat ini di lantai dua sebuah restoran yang sederhana. Seorang gadis mengenakan cadar dan berpakaian sederhana sedang berdiri membelakangi ambang jendela. Suara pertengkaran terdengar dari dalam, dan hal tersebut menarik banyak perhatian termasuk Zhao Tian sendiri.

Saat ini di dalam restoran, Xiao Zhi yang baru saja berjalan jalan sambil mencoba peruntungannya apakah ia dapat bertemu dengan sang kaisar yang tidak sabar ia temui. Ia masuk ke dalam sebuah restoran dan memesan makanan dengan gembira, namun kegembiraan itu hancur karena beberapa laki laki hidung belang ini.

Kecantikan Xiao Zhi memang diakui, bahkan jika ia mengenakan selembar cadar untuk menutupi setengah wajahnya. Matanya yang berair dan bulat bersih itu masih sangat memikat terutama untuk para lawan jenis. Apalagi tubuh Xiao Zhi yang indah dan menggoda merupakan bentuk tubuh sempurna yang dapat dimiliki oleh seorang wanita.

"Gadis kecil, kenapa kamu tidak ikut aku saja? Aku akan memberikanmu semua yang kamu inginkan."

"Bagaimana dengan sepuluh batangan emas? Kamu sudah kaya mendadak!"

"Jangan rebutan denganku, dia milikku!"

"Atas dasar apa dia menjadi milikmu? Dia adalah milikku sejak awal!"

"Lalu bagaimana jika kita nikmati bersama sama?"

Xiao Zhi mendengus kesal, ia bisa melakukan sedikit beladiri dan tentu saja ia mampu menjatuhkan beberapa pria ini saja. Namun saat ini, dari sudut matanya Xiao Zhi melirik ke bawah ke arah kerumunan. Ia melihat sosok yang familiar.

Sosok yang meskipun berdiri di tengah kerumunan tetap seperti bulan di antara bintang bintang. Mencolok dan menarik perhatian. Sikap tegak nya layaknya postur seorang jenderal besar, matanya yang tajam jernih dan penuh kebijaksanaan. Tangan di belakang punggung yang menyatakan kewibawaan dan aura penguasa yang muncul dalam tubuhnya.

Jika Xiao Zhi tidak salah mengenali maka pria ini adalah Kaisar Agung Dinasti Zhao saat ini, Zhao Tian. Apa yang dikatakan novelnya memang benar, pria yang dapat menarik perhatian meski ia berdiri di kerumunan sekalipun. Pria tampan dengan postur jenderal dan memiliki aura penguasa yang mendominasi di tubuhnya.

Orang bilang kaisar adalah orang yang paling kesepian di dunia ini. Mereka tidak bisa mengatakan apa yang mereka rasakan. Pikiran kaisar adalah yang paling tabu, seumur hidup harus menyembunyikan semua yang dipikirkannya dalam diam entah itu kegelisahan dan kecemasannya. Memikirkannya membuat Xiao Zhi sakit hati.

Lagipula Kaisar tidak boleh menunjukkan kelemahannya, jika tidak kekaisaran akan berakhir dengan kaisar bodoh seperti itu. Sebagai lambang kekaisaran, ia harus selalu berdiri dengan berani, tegap dan kuat sementara seluruh rakyat tengah gelisah dan cemas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 55

    Xiao Zhi sedikit mengerucutkan bibirnya, alisnya mengernyit menjadi satu. Sebelum Zhao Tian sempat melepaskan pelukannya dari Xiao Zhi, Xiao Zhi sudah melingkarkan kakinya di pinggang Zhao Tian dengan kuat karena enggan melepaskannya."Ugh" Zhao Tian sedikit merintih dan ia menatap mata berair Xiao Zhi dengan tatapan tak percaya. Cahaya lilin yang remang remang, tirai merah yang menutup sebagian tempat tidur. Zhao Tian duduk di tempat tidur sementara Xiao Zhi duduk di pangkuannya sambil menjerat pinggang Zhao Tian dengan kakinya. Nafas keduanya memburu dan suasana di ruangan berubah menjadi ambigu.Ketika suasana baik tersebut terus berlanjut, sebuah langkah kaki tidak sabar terdengar di luar pintu yang membuat Zhao Tian dan Xiao Zhi segera menghentikan apa yang sedang mereka lakukan."Tunggu sebentar, ada orang di depan." Bisik Xiao Zhi sambil meraih leher Zhao Tian untuk memperingatkannya dengan lembut. Zhao Tian terdiam sejenak, terpaksa menahan panas api nafsunya dan perlahan meli

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 54

    Menyelinap dan melompati tembok. Zhao Tian bisa melihat lilin yang diam diam menyala dengan lembut. Seluruh paviliun diterangi oleh cahaya remang remang. Melihat pintu sudah tertutup. Zhao Tian segera masuk menyelinap melalui jendela. Ia baru saja melompat masuk ketika pemandangan di depannya membuatnya tertegun.Di kamar tidur yang remang remang, cahaya lilin bergoyang lembut. Tirai tirai diturunkan. Seorang gadis cantik dengan rambut yang masih basah dan terurai di belakang punggungnya sedang duduk membelakanginya.Ia mengenakan pakaian sederhana yang sudah kehilangan warnanya. Membuka bagian punggungnya, pinggang yang ramping dan garis garis punggung terlihat di mata Zhao Tian. Untuk sejenak, Zhao Tian yang awalnya datang dengan niat baik tiba tiba merasa tubuhnya panas dan sorot matanya penuh hasrat nafsu. Xiao Zhi duduk di kamarnya dengan tenang, ia mengambil salep dan perlahan mengoleskan di lukanya yang telah ia cuci dengan air. Namun sejauh apapun ia menjangkau dengan tang

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 53

    Di tengah keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang tersebut, ada teriakan pilu yang menggema di seluruh kediaman Xiao sebagai musik latarnya. Menyedihkan dan memilukan!Pada saat ini pintu kediaman Xiao di ketuk. Jenderal Xiao melirik seorang pelayan dan meminta mereka untuk membuka pintu. Suara Kasim Cao segera menggema di langit sore itu. "Dekrit Kaisar telah Tiba!" Segera sekelompok besar prajurit menerobos masuk dan mengelilingi kediaman Xiao. Suara rotan dan daging terhenti seketika. Xiao Zhi mendongak dan melihat ke arah pintu, Kasim Cao yang familiar perlahan masuk namun Xiao Zhi tidak berniat memperhatikannya dengan seksama. Ia beranjak duduk dan segera berlutut. Xiao Cheng dan Li Yulan juga Xiao Ying juga berlutut serempak. Kasim Cao berjalan menghampirinya Jenderal Xiao, namun dalam perjalanan matanya masih melirik ke arah Xiao Zhi. Melihat daging penuh darah di punggungnya dengan firasat yang sangat buruk.Berhenti di depan Xiao Cheng, Kasim Cao meletakkan dekrit itu di

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 52

    "Tidak apa apa, bukan salahmu. Jalang itu mati karena dirinya sendiri, kamu adalah wanita tercantik yang ditakdirkan untuk menemaniku seumur hidup. Apa yang kamu katakan? Kamu adalah kesayanganku. Lihatlah putri kita juga tumbuh menjadi gadis yang menakjubkan." Xiao Cheng berjalan memeluk Li Yulan dan menghiburnya dengan lembut. Kata kata yang penuh kemunafikan mungkin terdengar penuh cinta dan kasih sayang. Namun bagi Xiao Zhi itu adalah kemunafikan lainnya.Xiao Zhi merasa perutnya mual hingga ia memalingkan kepalanya tak tahan melihat sandiwara menjijikkan itu. Xiao Cheng melambaikan tangannya ringan dan memberi perintah. "Beri dia cambukan sampai aku bilang berhenti." Ucap Xiao Cheng dengan nada suara dingin.Xiao Zhi terdiam dan menarik nafas dalam dalam. Ia sedang berjudi, apakah ia akan mati disini atau Zhao Tian datang menyelamatkannya. Xiao Zhi tidak memiliki harapan pada Xiao Zheng, dia bukan orang yang bodoh.Diam diam Xiao Zhi merasa menyesal untuk pemilik tubuh sebelumnya

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 51

    Ketika sampai di rumah. Xiao Zhi yang sudah melepas cadarnya mengetahui bahwa keamanan di kediaman Xiao telah meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya. Ia memiliki firasat buruk, jadi ia bergegas. Ketika memikirkan bagaimana ia akan kesulitan untuk menyelinap keluar kedepannya membuatnya merasa kesal. Ia baru saja mendarat ketika sekelompok prajurit datang mengerumuninya. Ekspresi Xiao Zhi berubah. Namun sebelum ia sempat mengelak, tangannya sudah di cengkeram di kedua sisi. Xiao Zhi jelas melihat tidak ada satupun jejak orang di sekitarnya, yang artinya prajurit prajurit ini bersembunyi. Xiao Zhi merasa aman karena dinding tempat ia melompat adalah dinding yang berada di sudut kediaman Xiao sehingga tak ada yang melihatnya. Artinya ia telah diintai begitu lama, yang membuat Xiao Zhi merasa paru parunya membengkak dan kemarahan datang hingga membuat wajahnya memerah. Ia memarahi dirinya sendiri karena ceroboh, namun ia juga sangat marah pada seluruh kediaman Xiao. Xiao Zhi tidak

  • Merayu Kaisar Tua   Chapter 50

    Setelah Zhao Tian mengatakan hal tersebut, tidak ada alasan bagi Shen Xin Yi dan Zhao Yifan untuk tinggal lebih lama. Dibawah perasaan tertindas Zhao Tian, ibu dan anak itu mulai pamit undur diri."Setelah Yang Mulia memutuskan, saya ijin undur diri terlebih dahulu.""Ananda ijin undur diri."Begitu keduanya menghilang dari ruangan tersebut, ekspresi Zhao Tian sedikit membaik. Ia menghela nafas namun kecemasan di hatinya belum juga padam. Ia melirik Kasim Cao dan kembali menanyakan apa yang terjadi pada sosok gadis muda yang selalu muncul dalam benak Zhao Tian selama berhari hari lamanya. Apalagi setelah malam panas itu berlalu, sekarang setiap malam Zhao Tian hampir tidak bisa menghilangkan sosok gadis tersebut dalam ingatannya."Bagaimana? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Zhao Tian sedikit menahan kecemasannya. Zhang Hao juga merasa penasaran, ia menanyakannya dalam perjalanan namun ia hanya mendapat gelengan kepala dari Kasim Cao. Untuk sejenak baik itu Kasim Cao atau Zhang Hao

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status