Share

Chapter 2 - I Tried

Setelah kejadian kemarin, hari ini aku sudah mulai merasa lebih baik meski sesekali jika teringat Alka, air mata ku masih mengalir dengan deras. Hari ini Sarah mengajak aku pergi, aku tau Sarah hanya ingin aku melupakan Alka sejenak.

Setelah membereskan semua keperluan yang aku butuhkan selama disana aku pun bergegas keluar rumah untuk menunggu Sarah menjemput ku. Sambil menunggu Sarah, aku pun mengambil handphone ku dan mulai membuka media foto. Aku melihat foto Alka dan aku yang masih menjadi wallpaper di handphone ku dan menyadari bahwa kenangan ku bersama Alka masih tersimpan di dalam handphone ku, hingga tak terasa air mata pun mulai jatuh kembali saat aku melihat foto ku bersama nya.

Ingin rasanya aku menghapus semua kenangan bersama Alka, namun aku masih sangat mencintai nya, aku pikir biar lah kenangan ini menjadi pengingat bahwa aku pernah jatuh cinta pertama kali dengan seorang lelaki yang aku pikir akan selama nya untukku. Tak lama suara klakson mobil terdengar, dengan cepat aku langsung menghapus air mata yang masih mengalir di wajah ku dan berusaha tersenyum untuk meyakinkan Sarah, aku pun langsung menggeret koper kecil ku menuju mobil nya yang sudah terparkir di depan gerbang rumah.

"Lama banget sih, abis nangis lagi ya?" Tanya Sarah seraya membantu ku memasukkan koper kecil ku kedalam bagasi mobil.

Aku sedikit kaget dengan pertanyaan Sarah, aku rasa mungkin Sarah memang salah satu spesies manusia di muka bumi ini yang sangat peka, "Ah engga kok, yuk langsung jalan" Ucap ku dengan cepat, aku tak ingin Sarah mengetahui bawah aku memang habis menangis, lagi.

Selama perjalanan Sarah terus saja menghibur ku dengan cerita-cerita masa lalu kami berdua. Untuk sesaat aku merasakan bahagia dan sedikit melupakan Alka, namun hati ku tak bisa berbohong, karna semakin aku berusaha melupakan nya maka yang aku dapat hanyalah semakin dalam mengingat setiap kenangan yang terlanjut terukir dalam ingatan ku.

Sarah sebenarnya tahu bahwa saat ini aku hanya berpura-pura ikut tertawa bersamanya karna beberapa kali mengatakan kata-kata sarkas yang mengisyaratkan agar aku tidak memaksakan perasaan ku saat ini, bahkan ia berkata bahwa jika ia diberi kesempatan untuk membunuh satu orang, tanpa keraguan ia ingin membunuh Alka. Aku yang mendengar nya hanya tersenyum miris, menurut Sarah aku adalah salah satu orang terpenting di hidup nya, dan ia pun sudah menganggap aku sebagai adik nya sendiri, walaupun umur kami hanya terpaut 1 bulan saja, namun tetap Sarah yang lebih tua berusaha menjadi figur seorang kakak untuk ku.

Beruntung nya kami berdua karna jalanan tak begitu padat, sehingga hanya dalam waktu 2 jam kami sudah sampai di Villa milik keluarga Sarah. Sesampai nya di Villa, aku pun langsung berlarian kecil mengingat dulu aku dan Sarah sering mendatangi Villa ini saat liburan tiba bersama keluarga kami masing-masing.

Disudut lain aku melihat Sarah tersenyum simpul melihat kelakuan ku yang seperti anak kecil, aku pun tersenyum menatap nya, aku berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan nya, setidak nya selama kita ada disini.

"Cit, woy jangan lari-larian nanti lo jatoh" Teriak Sarah saat melihat aku yang masih saja berlarian tapi kali ini aku berpindah ke kebun kecil dengan rerumputan dan beberapa pohon yang kecil namun terlihat sangat asri yang ada di Villa ini.

Aku pun langsung menghampiri Sarah dengan wajah yang sangat berseri "Sar, waktu itu kita berempat kan kesini, lari-larian disini, inget gak?" Tanya ku dengan nada yang sangat riang.

Sarah pun menaikkan satu alis nya dan mulai mencerna perkataan ku, hingga sedetik kemudian, "Berempat?" Tanya nya. Aku pun mengangguk dengan antusias dan tersenyum simpul "Iya berempat Sar, gue, lo, Anton sama Alka, inget kan?" Suara ku terdengar melemas saat menyebut nama Alka, berada disini membuat ku sedikit melupakan rasa sakit ku, tapi hanya dengan menyebut nama nya entah mengapa rasa sakit itu datang kembali, memenuhi relung dada yang menyesakkan!

Tak tinggal diam Sarah pun langsung menarik ku kedalam pelukannya "Stop Cit, udah, gausah inget dia lagi!" Jelas Sarah sambil mengelus pelan pundak ku.

Memang, beberapa bulan yang lalu saat kita pergi kesini, Sarah mengizinkan aku untuk mengajak Alka berlibur bersama di Villa ini berhubung Anton saat itu juga ikut, dan aku masih ingat bagaimana kebahagian yang terpancar dari kami semua, terlebih kenangan saat aku bercanda dengan Alka di kebun, lagi dan lagi, hanya dengan mengingat itu membuat ku tak kuasa menahan rasa sakit dan kepiluan di hati ku, aku pun menangis di dekapan Sarah, tak mampu untuk menahan semua kenangan yang sangat berarti untuk ku.

Sarah pun berusaha mengangkat kepala ku dari pundak nya "kita pulang aja ya? Ternyata lo disini malah makin inget dia" Tanya Sarah yang langsung mendapat penolakan dari ku, aku menggeleng dengan cepat.

"Jangan, biarin aja ini jadi kenangan buat gue" Jawab ku sambil tersenyum getir menahan tangis.

Pada akhirnya Sarah pun mengerti dan menyetujui keinginan ku. Kami berdua pun masuk ke dalam Villa dan langsung membereskan barang-barang yang kami bawa, rencana nya selama 2 minggu aku dan Sarah akan menginap di Villa ini, atau setidaknya sampai aku melupakan Alka.

***

Aku terbangun dan melihat jam yang menunjukkan pukul 11.00 malam, ternyata aku ketiduran dari tadi sore, aku mengedarkan pandangan ku di kamar ini, tenggorokan ku terasa kering, aku pun berniat untuk mengambil air yang ada di dapur.

Aku berjalan pelan menuruni anak tangga, keadaan terlihat sepi.

Mungkin Sarah sudah tidur - Batinku.

Sesampai nya aku di anak tangga terakhir, aku melihat sosok laki-laki yang sangat aku kenali, ia hanya diam dan duduk di sofa yang berada di hadapan ku. Jantung ku berpacu dengan cepat rasanya ingin meledak! Untuk apa dia ada disini? apa dia datang untuk meminta maaf kepada ku?  

"Alka, Ka kamu disini?" Tanya ku saat melihat sosok Alka yang tersenyum ke arah ku.

Alka tersenyum sangat manis dan membuka tangannya untuk memeluk ku. Dengan cepat aku pun langsung berlari kecil dan memeluk Alka "kamu kemana aku telfonin gak pernah angkat? Ohiya yang kemarin itu bohong ya? Kamu seneng banget ngerjain aku deh" Racau ku pada Alka sambil mencubit hidung nya. 

"Cit" Ucap Alka dengan nada yang sangat halus. aku pun langsung melepaskan pelukan ku dan menatap Alka "kenapa sayang?" Ucap ku dengan tersenyum melihat Alka yang sangat aku cintai berada di hadapan ku sekarang.

"Aku mau kamu jauhin aku, jangan ganggu aku lagi, jangan cari aku lagi, aku udah gak cinta sama kamu Citra!" Teriak Alka dengan nafas yang memburu dan langsung berlari meninggalkan ku dan seketika menghilang dari pandangan mata ku.

Lagi-lagi sikap Alka seperti ini, tak mau kejadian kemarin terulang, dengan cepat aku pun langsung mengejar Alka. Tak perduli dengan kaki ku yang mungkin akan terkilir jika aku berlari secepat ini, yang ada di pikiranku adalah bagaimana pun caranya supaya aku tidak kehilangan Alka untuk kedua kalinya.

Terus berlari dan berlari sampai aku tak sadar sekarang aku berada di sebuah hutan yang sangat rindang dan gelap, dalam ketakutan aku pun terus memanggil nama Alka, berharap Alka datang dan memelukku.

Saat aku sedang berjalan pelan mencari Alka tiba-tiba aku melihat sosok Alka yang berada di atas batu. Dengan berani aku pun mendekati sosok itu sambil terus meneriaki nama Alka. 

"Ka...Alkaa....kamu mau kemana jangan tinggalin aku dong ka" 

Alka hanya menoleh menatap ku tanpa ekspresi apapun, aku masih terus meneriaki nama nya dan meminta ia untuk turun, namun tanpa aku duga, dengan cepat Alka melompat dari atas. Aku berteriak histeris! 

Tiba-tiba aku pun terbangun dengan keringat yang terus mengucur di badan ku, nafas ku masih terus memburu dan kepala ku mulai merasa sedikit sakit.

Aku langsung melirik jam dan ternyata jam masih menunjukkan pukul 04:00 pagi, sedetik kemudian aku pun menyadari bahwa barusan aku hanya bermimpi, aku tenang kan diri ku sekuat tenaga, mengatur nafas ku dan langsung beranjak dari kasur dan berjalan tergesa-gesa keluar dari Villa untuk mencari keberadaan Alka seperti yang ada di dalam mimpi ku. Namun belum sempat aku keluar ternyata Sarah langsung menarik tangan ku.

"Mau ngapain jam segini keluar?" Tanya Sarah dengan penuh selidik. Sarah menyadari kondisi ku yang terlihat seperti dikejar oleh sesuatu serta badan yang basah karna keringat yang terus mengalir.

"Mau cari Alka, tadi ada Alka Sar! dia ada disini!" Ucap ku dengan sangat antusias 

Sarah pun menghembuskan nafas nya kasar "Lo cuma mimpi Cit, lo tau kenapa gue bangun? Itu karna teriakan lo yang nyebut nama Alka mulu, bisa gaksih lo lupain dia semenit aja? Gua capek Cit ngeliat lo kayak orang gila kayak gini, gue capek!" Teriak Sarah dengan nada yang sangat putus asa melihat keadaan ku yang sekarang.

Aku pun langsung memeluk Sarah erat "Maafin gue Sar maafin gue yang belum bisa lupain Alka, tolong jangan cape sama gue Sar, gue butuh lo Sar" Ucap ku sambil terisak.

Sarah hanya mengelus rambut ku pelan dan mengangguk. Sarah pun membawa ku ke kamar nya dan menemani aku tidur agar sore nanti kami bisa pergi ke kebun strawberry kesukaan ku sesuai jadwal yang sudah kami susun sedemikian rupa.

Sebelum tertidur, Sarah berkata bahwa kebahagiaan ku adalah kebahagiaannya juga. Karna itu, Sarah akan melakukan apapun supaya aku kembali menjadi diriku yang periang dan tak tahu apa itu patah hati.

*** 

Sore ini aku dan Sarah sudah bersiap-siap untuk pergi ke kebun strawberry yang jaraknya sangat dekat dari Villa. Diperjalanan menuju kebun tak henti nya aku menanyakan tentang masa kecil kami, hingga satu pertanyaan pun terlontar dari mulut ku. 

"Sar, lo kenapa sih gamau punya pacar?" 

Sarah yang mendengar pertanyaan itu pun langsung menghentikan langkah nya "karna gue gamau patah hati" Jawab Sarah sambil tersenyum kecut. "Apa ini karna Anton? Maksut gue dulu kalian--" Ucapan ku pun langsung dipotong oleh Sarah "Masa lalu biar jadi masa lalu, sekarang yang harus kita fikirin adalah gimana kita tata masa depan kita sendiri" Jawab Sarah dengan nada yang terdengar sedikit tegas. 

Aku pun terdiam sejenak memikirkan perkataan Sarah barusan "Hmm berarti itu artinya gue juga ga boleh pacaran lagi ya? Gue gamau patah hati, sakit ya rasanya" Aku pun langsung tertawa pelan sambil mengingat perlakuan Alka pada ku.

Sarah pun langsung mencubit hidung ku "Kalau masalah itu tergantung dari diri kita sendiri Cit, buat apa tuhan nyiptain patah hati kalau bukan buat pelajaran kita kedepannya"

Aku pun tersenyum dan melanjutkan perjalanannya seraya terus ucapan Sarah barusan.

Sesampai nya di kebun strawberry aku bagaikan anak kecil yang baru saja berikan mainan baru, aku langsung berlarian kesana kemari dan mulai memetik Strawberry pilihan ku untuk aku makan bersama Sarah di Villa, sedangkan Sarah hanya duduk sambil memperhatikan ku dari sebuah saung yang jarak nya tidak terlalu jauh.

Aku berharap senyuman itu tak akan pernah pudar lagi dari wajah Citra, karna aku sendiri pun tahu rasanya patah hati ditinggal seseorang yang sangat berarti di hidup ku, Anton. - Batin Sarah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status