Share

Merebut Hati CEO Tampan
Merebut Hati CEO Tampan
Penulis: Piki

Ke Kantor Suami Tanpa Izin

Wilona berjalan menuju ke sebuah kantor perusahaan milik suaminya. Namun, beberapa karyawan menatapnya dengan tatapan kebingungan. Sekilas Wilona memang melihat reaksi mereka hanya saja ia tidak terlalu memikirkannya. Wilona lebih memilih menghampiri ruang administrasi yang saat itu dijaga oleh Wulan yang memang jabatannya sebagai sekretaris perusahaan.

“Wulan, dimana pak Aris berada sekarang?” tanya Wilona dengan santai sembari membawa sebuah rantang makanan di tangan kanannya.

Wulan nampak ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan yang sebetulnya sangat sepele. Melihat Wulan yang terpaku, Wilona pun kembali angkat bicara.

"Wulan, kenapa kamu diam?" tanya Wilona heran.

"Anu... Pak Aris lagi ada acara meeting” ujar Wulan dengan gugup. Seakan ada hal yang saat ini ia sembunyikan dari Wilona.

“Oh, iya. Kalau begitu sekarang juga aku mau masuk ke ruangan pak Aris" ujar Wilona sembari melewati Wulan.

Saat Wilona hendak membuka pintu rupanya Wulan mengikutinya dari arah belakang dan berlari mendahului Wilona. Wulan seperti sedang mencegah Wilona untuk ke ruangan bosnya. Wilona kembali heran dengan Wulan yang mencegahnya tanpa alasan? Padahal, Wilona sendiri merupakan istri bos di perusahaan ini.

“Kenapa lagi?” tanya Wilona kepadanya.

“Saya baru ingat Bu, bahwa pak Aris memberikan saya pesan jika ada tamu yang ingin menemui pak Aris, maka tamu tersebut disuruh menunggu ke ruang tunggu dengan terlebih dahulu” ujar Wulan.

Wilona tersenyum sesaat mendengar perkataan Wulan yang tidak melihat siapa dirinya yang berada di hadapannya itu. Meladeni sekretaris aneh akan membuat waktunya terbuang sia-sia. Wilona pun menyuruhnya untuk minggir dan meminta Wulan agar tidak menghalanginya lagi. Karena Wulan, Wilona menjadi mempunyai perasaan curiga terhadap suaminya tersebut.

Wilona yang sudah diambang pintu tidak berbasa-basi lagi dengan cepat ia langsung membuka pintu ruangan pribadi suaminya.

"Mas Aris!" Wilona menyapa suaminya yang lagi fokus mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Wulan memilih kabur setelah Wilona berhasil membuka pintu. Dia tidak ingin diketahui oleh bosnya dan takut dipecat secara tidak terhormat karena lalai dalam perintah.

"Wilona, Sayang" suaminya menghampiri Wilona dan memeluk tubuh Wilona dengan erat. Dari pelukan itu, membuat Wilona merasakan kenyaman pada suasana hatinya yang sempat dikacaukan oleh si sekertaris barusan.

“Mas, coba tebak aku bawa masakan apa ya?” tanya Wilona dengan suara manja dan memperlihatkan rantang yang sedari tadi ia pegang di tangan kanannya kepada Aris.

Suaminya mengernyitkan dahi lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Makanan apa itu sayang? Aku tidak tahu he he" kekeh Aris sambil tidak lupa mengecup manis kening Wilona.

Wilona mulai membuka rantang makanan tersebut dan memperlihatkan nasi goreng spesial hasil dari masakannya sendiri yang ia buat khusus khusus untuk suami tercinta. Aris terlihat sangat senang dengan suprase yang diberikan oleh Wilona. Selain itu juga, Aris memang menyukai makanan nasi goreng dan bahkan menjadi salah satu makanan favoritnya sejak sedari kecil.

"Kamu bisa saja menyenangkan hati suami" Puji Aris pada Wilona.

Wilona hanya tersenyum lalu menuntun suaminya untuk duduk di kursi meja dan menyuruh Aris agar segera memakan nasi goreng buatannya itu. Dilihat juga jam sudah menunjukkan pukul 11:58 Siang, yang artinya sebentar lagi bel jam istirahat akan segera berbunyi.

Namun, saat Aris hendak menyicipi nasi goreng tiba-tiba saja terdengar suara benda yang berasal dari bawah meja. Wilona pun mendengarnya juga dan spontan dia ingin mengeceknya. Namun, belum sempat Wilona berjongkok dan melihat, suaminya langsung menarik paksa tangan Wilona hingga Wilona menjerit kesakitan.

“Aduh, Mas... Kenapa menarik tanganku dengan kasar seperti ini sih?” tanya Wilona dengan kesal. Hal itu membuat Aris terlihat bersalah dan meminta maaf. Ia beralasan bahwa di kantornya memang banyak ada tikus sehingga ia tidak ingin Wilona terkejut melihat tikus di bawah meja.

“Astaga, kok bisa sampai ada tikus di ruang kerja kamu? Yasudah... Selesai sarapan, aku akan beresin ruangan kamu ya. Aku sangat khawatir sama kesehatan kamu” ujar Wilona manja.

“Kamu jangan khawatir begitu... Nanti aku suruh cleaning service datang untuk membersihkan ruangan ini” ujar Aris.

Setelah beberapa menit, Aris telah selesai memakan nasi goreng hingga habis tak tersisa. Terlihat, Wilona begitu sangat senang karena masakan buatannya dihabiskan oleh Aris. Hal itu berarti, Wilona merasa dihormati sebagai seorang istri.

Jam istirahat sudah hampir habis, Aris meminta Wilona untuk segera pulang dengan alasan ia ingin fokus bekerja. Wilona mengerti dengan maksud suaminya itu dan ia pun berpamitan untuk yang terakhir kalinya.

"Mas Aris, aku pulang duluan ya... Nanti, aku akan memasakkan nasi goreng lagi dengan rasa yang lain" ujar Wilona dengan lembut. Tampak matanya begitu sangat menyayangi Suaminya.

“Terimakasih Istriku tercinta” Aris kembali memeluk tubuh Wilona yang super seksi. Sesekali tangannya bergeliat nakal dan menyentuh beberapa bagian sensitif di tubuh Wilona.

“Ouhh... Mas! Sudah Ah, jangan nakal di kantor” ujar Wilona dengan wajah penuh merona.

“He he... Habisnya kamu membuat aku terangsang” ujar Aris dengan nakal sambil melumat bibir Wilona dengan lembut.

Aris pun berhenti memainkan Wilona karena Wilona ingin pulang. Wilona pun berjalan menjauh dan pergi dari ruangan kantor suaminya. Melihat keadaan sudah aman, terdengar suara rintihan dibawah meja. Aris dengan cepat mengeceknya dan melihat wanita cantik sedang menggaruk-garuk kedua tangannya secara bergantian. Aris mengajaknya untuk keluar dari bawah meja.

"Aduh... Gatal banget!" seru wanita itu.

“Syahnaz, maafkan aku” ujar Aris pada wanita yang ia sebut sebagai Syahnaz.

Wanita itu cemberut lalu memperlihatkan tangannya yang penuh dengan bintik-bintik merah. Aris memanggil sekretarisnya dengan suara besar. Wulan pun masuk kedalam ruangan dan matanya melotot melihat Syahnaz. Aris meminta Wulan untuk mengambilkan obat gatal dan dengan sekali perintah Wulan pun mengangguk.

"Sayang, kamu ngapain sih... Pakai acara mengundang istri segala!" seru Syahnaz. Baginya, ia merasa dirugikan. Pasalnya, sebelum Wilona datang membawa makanan, Syahnaz sudah terlebih dahulu datang menemui Aris dengan membawakan makanan yang ia beli di restoran ternama.

"Aku juga tidak tahu kalau Wilona bakalan ke kantor aku Sayang... Aku mohon kamu jangan marah-marah, nanti cantiknya malah luntur" celoteh Aris.

“Gak mungkin! Aku ini sudah melakukan operasi wajah, permak sana-sini dengan dokter kecantikan yang berkualitas. Tentu tidak akan mungkin cantikku ini luntur begitu saja!!!” bentak Syahnaz pada Aris.

"Coba jawab! Cantikan aku atau Wilona?" tanya Syahnaz yang tidak ingin tersaingi.

Bertepatan dengan pertanyaan Syahnaz, Wulan pun datang sambil membawa obat gatal. Aris mengambil obat itu dan Wulan pun disuruh untuk keluar dari kantor Aris. Kemudian, Aris mulai mengusapkan obat gatal itu di bagian kulit yang memerah.

“Mas, ayo dong jawab pertanyaan aku!” bentak Syahnaz kembali. Ia sudah tidak sabar ingin mendengar pilihan Aris.

Sebenarnya Aris ingin memilih Wilona namun karena tidak mau membuat selingkuhannya ngambek maka Aris pun memilihnya. Terlihat Syahnaz merasa bangga dengan jawaban Aris yang memilihnya ketimbang istri sahnya sendiri.

"Pokoknya, Mas... Aku tidak mau kejadian tadi terulang lagi. Kalau bisa, Mas ceraikan saja Wilona!" seru Syahnaz dengan manja. Kedua tangannya bergelantungan di leher Aris.

"Sayang, kalau aku menceraikan Wilona, maka reputasiku akan terpengaruh. Jadi, bersabarlah dulu" ujar Aris.

Syahnaz tersenyum lalu ia mulai berpikiran nakal. Dengan sengaja ia mengendus-endus kan nafasnya ke leher Aris agar Aris merasa bergairah. Dengan melihat Syahnaz yang sedang menggoda dirinya, membuat Aris merasa tidak dapat melawan gejolaknya hingga mereka sampai mulai beradegan panas dan apesnya lagi Aris lupa mengunci pintu ruangannya terlebih dahulu.

Di sisi lain, Wilona yang hendak memasuki mobil tiba-tiba saja kelupaan sesuatu hal di ruangan aris. Ia lupa kunci mobil yang tadi ditaruhnya di atas meja kantor. Tanpa berpikir panjang, Wilona kembali menuju ke ruangan Aris. Sebelum sampai ke pintu ruangan suaminya. Wilona kembali melihat Wulan namun kali ini Wulan tidak mencegahnya dan membiarkan Wilona memasuki ruangan bosnya.

Saat Wilona hendak membuka pintu, ia merdengar suara rintihan didalam sana. Wilona membatalkan niatnya untuk membuka pintu dan kini memilih untuk mendekatkan telinganya ke pintu sambil mendengar suara-suara desahan yang tidak tahu siapa dia. Tidak tahan mendengar desahan tersebut, Wilona pun membuka pintu.

Betapa terkejutnya ia saat mendapati suaminya tengah berhubungan intim dengan wanita lain yang ternyata Wilona wanita itu juga ia kenal. Dengan syok Wilona pun sesekali menggelengkan kepalanya karena saking terkejutnya melihat pemandangan yang tak mengenakkan itu depan matanya sendiri.

“Mas Aris!!!” teriak Wilona dengan keras hingga membuat mereka memberhentikan aksinya. Wilona melihat perempuan yang sudah tidak asing lagi di matanya. Dia ialah Syahnaz, teman lama sewaktu Wilona duduk di bangku sekolah menengah pertama yang kini menjadi penghancur rumah tangganya. Aris dengan cepat melepaskan tubuh Syahnaz dan dengan cepat memakai pakaiannya kembali dan begitupun juga dengan Syahnaz.

Setelah memakai pakaiannya, Aris mulai menghampiri Wilona yang masih berdiri terpaku tak percaya dengan keadaan itu. Dengan membela diri, Aris pun mengatakan bahwa ini semua hanyalah salah paham.

“Wilona, Sayang... Ini tidak seperti yang kamu lihat. Tadi kami merasa gerah karena AC di ruangan ini tiba-tiba mati. Jadi kami terpaksa membuka pakaian atasnya saja lalu karena semakin gerah kami membuka semua pakaian” ujar mas Aris.

Wilona menggelengkan kepalanya sambil terisak tangis. Wilona benar-benar tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Aris. “Akku tidak percaya! Kamu jangan berbohong sama aku dan Kamu... Syahnaz?!” Wilona mencoba menghampiri Syahnaz yang dari tadi hanya berdiam diri saja.

“Kenapa?” tanya Syahnaz saat Wilona yang kini sudah berada di dekatnya. Tanpa basa-basi Wilona langsung menampar pipi Syahnaz hingga beberapa kali dan berkat tamparan itu, pipi Syahnaz terlihat menjadi memar dan memerah. Syahnaz berteriak kesakitan dan Aris pun memisahkan Wilona maupun Syahnaz.

Meskipun Aris berusaha untuk memisahkan mereka, Wilona tidak mau mengalah. Wilona kembali berusaha meraih rambut Syahnaz dan berhasil menjambaknya hingga beberapa sehelai rambut Syahnaz putus. Aris kembali mererai dan kini malah mendorong tubuh Wilona dengan kasar hingga membuat Wilona terjatuh tersungkur ke lantai.

“Kamu jangan seperti setan, Wilona!” seru Aris kepada Wilona.

Mata Wilona melotot tajam karena ia tidak terima dikatakan setan oleh suaminya sendiri. “Apa kamu bilang? Eh... Bukan aku yang setan, tapi dia!!!” teriak Wilona sambil menunjuk jarinya dengan tegas ke arah Syahnaz.

Lalu, Syahnaz pun angkat bicara, “Mas Aris! Aku tidak akan memaafkan dia lagi. Sekarang juga kamu putuskan, pilih aku atau istri sahmu!!!” teriak Syahnaz yang tidak kalah keras.

Aris terdiam sesaat, ia melihat kedua wanita yang ada dihadapannya kini saling memperebutkan dirinya. Syahnaz yang selalu berpakaian terbuka hingga dengan mudah membangkitkan gejolak lelakinya sedangkan Wilona lebih berpakaian sopan namun memiliki lengkuk tubuh yang ideal. Mereka sama-sama membuat Aris bergairah. Dengan menentukan pilihan yang sulit, Aris pun memutuskan pilihannya.

“Tentu aku akan memilih kamu, Sayang...”Aris memeluk Syahnaz dengan lembut didepan mata Wilona.

Syahnaz tersenyum lalu ia menatap Wilona dengan senyuman licik. Merasa dirinya telah berhasil merebut suami Wilona, Syahnaz pun berkata kepada Aris. “Kalau mas Aris memilih aku, hari ini juga kamu harus ceraikan wanita itu!!!” teriak Syahnaz sambil menunjuk Wilona yang sedang menangis sesenggukan.

Wilona terkejut bukan main, Wilona menatap wajah suaminya dan dia yakin bahwa Aris tidak akan mau menuruti perintah dari wanita Pelakor tersebut. Namun, harapan hanyalah sebuah harapan. Aris dengan enteng mengatakan bahwa ia akan menceraikan Wilona detik ini dan benar saja, Aris telah melontarkan tak tiga pada istrinya. Wilona menangis sejadi-jadinya dan meraih tangan Aris sambil memelas dan memohon pada suaminya agar mencabut perkataannya itu.

“Tolong Mas jangan ceraikan aku hiks” pinta Wilona pada Aris.

Melihat Aris terlihat bimbang, Syahnaz pun murka dan langsung memanggil sekuriti. Tidak lama sekuriti itu datang dan Syahnaz langsung memerintahkannya untuk mengusir Wilona. Terlihat, sekuriti merasa takut karena bagaimanapun Wilona adalah istri bosnya.

“Hei! Ngapain kamu diam saja!!!” teriak Syahnaz pada sekuriti tersebut.

“Maaf, Bu. Tapi... Buk Wilona adalah istri Bos” ujar sekuriti sambil menunduk.

“Eh... Dia telah di talak 3 kali sama Aris dan asal kamu tahu saya ini adalah calon istri Aris. Sekarang juga cepat kamu seret dia dan jangan biarkan wanita ini menginjakkan kakinya kembali ke kantor calon suami saya!” seru Syahnaz.

Aris hanya diam tak bergeming mendengar perkataan Syahnaz. Sekuriti tersebut dengan terpaksa menyeret Wilona keluar dari ruangan Aris. Meskipun Wilona meronta-ronta akan tetapi tenaganya tetap kalah dengan tenaga laki-laki. Hingga kini Wilona sudah sampai di pintu pagar kantor Aris.

“Maafkan saya Bu, Wilona. Saya tidak bermaksud menyakiti hati Bu Wilona. Hanya saja saya cuma melaksanakan tugas dan perintah dari atasan” ujar sekuriti tersebut dan langsung menutup pintu gerbang setelah Wilona berada diluar pintu gerbang itu.

Perasaan Wilona kini telah hancur sehancur-hancurnya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa? Wilona hanya bisa berjalan tanpa arah tujuan. Hingga ia berjalan di sisi jalan raya dengan pikiran kacau. Beberapa orang melihatnya dengan tatapan aneh ada juga yang mengira bahwa Wilona tengah bersedih.

Di saat itu, dari arah berlawanan terlihat seorang pemuda tampan tengah fokus menelepon seseorang sambil menyetir mobil kesayangannya. “Sudah saya bilang, saya ingin liburan dulu. Bilang sama Mama dan Papa, kalau saya sedang liburan” ujar pemuda tersebut lalu mematikan teleponnya.

Wilona yang sedang merasakan sakit hati langsung berbelok menuju ke tengah jalan. Pikirannya sudah acak-acakan dan tidak dapat mengontrol emosi. Membuatkannya tidak peka bahwa saat ini dirinya sudah berjalan ditengah-tengah jalan raya hingga saat itu juga pemuda tadi terkejut dan hampir menabrak Wilona. Untungnya, pemuda tersebut segera menekan rem mobil dan seketika itu juga mobilnya berhenti tepat pada waktunya. Pemuda tersebut turun dari mobil dan melihat keadaan diluar mobilnya. Dia melihat Wilona yang tengah berdiam diri di depan mobilnya. Sebenarnya dia berniat untuk menasehati Wilona namun niatan tersebut tidak jadi ia keluarkan karena beberapa detik kemudian Wilona langsung jatuh pingsan dan melihat Wilona yang tengah pingsan ditengah jalan, pemuda itupun langsung berlari kearahnya.

“Mbak, bangun!” teriaknya sambil menepuk pipi Wilona dengan lembut.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zuroidaa
tega ya duhhh
goodnovel comment avatar
Ayu Widya
Kejam mas Aris!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status