Share

Desir di Hati Rama

Lisa tidak melihat siapa-siapa di dapur pagi ini. Meja makan kosong, Bik Sumi pun tidak terlihat di mana-mana. Apa Rama belum bangun? Atau sudah berangkat?

Dengan kesal Lisa bergerak untuk membuka kulkas, lalu membeku. Kaleng bir maupun soda tiba-tiba hilang dari tempatnya. Kedua minuman yang selalu wajib berada di lemari pendingin itu sekarang entah menghilang ke mana.

“Kemarin masih banyak.” Keningnya berkerut kasar. “Apa Mas Rama yang minum semuanya?”

Tidak bisa. Lisa tidak bisa pergi bekerja dalam keadaan hati yang panas tanpa minum bir. Ia bisa meledak. Maka, perempuan yang hari ini memakai setelan jas berwarna biru muda yang pas di badan itu mengetukkan heels-nya menuju kamar Bik Sumi.

Diketuknya pintu kamar Bik Sumi. Terdengar suara berisik dari dalam sebelum Bik Sumi membukakan pintu dengan wajah mengantuk.

“Ohhh, baru bangun ternyata? Bagus ya?” Lisa berkacak pinggang.

Bik Sumi menunduk takut-takut. “Ma-maaf, Buk. Bapak nyuruh saya istirahat dan gak usah kerja.”

“Memangnya di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status