Share

Dua Puluh Empat

“Hati-hati, cepat buatkan aku makan. Kamu pikir dengan perut lapar aku bisa tidur?” Bastian malah mencari alasan agar dapat memarahi sang istri. Karena jantungnya tak juga berhenti berdetak, pria itu mengambil minum dan meneguknya.

“Kamu pikir, aku bisa cepat memasak dengan luka di tangan ini?” Sandrina membalas apa yang dikatakan sang suami.

Ia tidak mau kalah dengan sikap Bastian yang semena-mena apalagi saat dia sedang membutuhkan bantuan orang lain. Harusnya pria itu bersikap lebih lembut saat akan meminta tolong pada sang istri.

Meski kesal, Sandrina tetap saja membuatkan apa yang diminta sang suami. Perutnya juga ikut lapar karena mengomel sejak tadi. Setelah selesai, ia ikut duduk menyantap makan tengah malam itu.

Bastian mengunyah perlahan, penyedap masakan di telur bisa di bilang cukup merata. Langsung saja pria itu kembali melahap makanannya.

“Aku sudah selesai, terima kasih.” Bastian meninggalkan meja

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status