Justin berlari menghampiri tubuh istrinya yang tergeletak di pinggir jalan, yang tengah dikerumuni orang banyak tersebut. Sehingga membuat kemacetan di kawasan tersebut.
"Mideaaa," teriaknya dengan penuh kekhawatiran. Justin menerobos masuk ke sekerumunan orang-orang yang hanya menatap dengan segala seribu rasa pada istrinya. Entah itu rasa iba atau penasaran bagaimana kondisi dari korban yang terserempet mini bus tersebut. Tanpa menghiraukan segala macam komentar orang-orang tentang dirinya, Justin langsung mengangkat tubuh istrinya yang terdapat beberapa luka di bagian kaki dan tangannya itu, dan dengan segera melarikannya ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan taxi yang lewat. "De," panggilnya lirih seraya menggenggam erat tangan wanita yang mulai terlihat pucat itu. "Tolong di percepat, pak," pinta Justin pada supir taxi yang sesekali meliriknya melalui kaca spion. Supir taxi tersebut melakukan apa yang di pinta oleh penumpangnya itu. Setibanya di rumah sakit, Justin segera berteriak minta tolong agar istrinya segera di tangani segera. "Tolong, dok. Istri saya baru saja kecelakaan," ucap Justin sembari merengek pada seorang dokter yang baru saja selesai menangani pasien yang lainnya. "Baik, tapi sebaiknya anda silahkan tunggu di luar, " titah dokter tersebut. Justin menunggu di depan ruang emergency sembari netranya yang tak pernah lepas dari kerumunan tenaga medis yang memberi tindakan pada istrinya itu. "De," panggilnya lirih sembari terus berdoa di dalam hatinya. Beberapa jam kemudian ... Justin tengah menatap sendu pada seorang wanita yang kini tengah tak sadarkan diri selama beberapa jam, setelah terserempet mini bus yang melaju kencang ke arahnya, Midea belum menunjukkan tanda-tanda akan terjaga dari pingsannya. Ia menghela nafasnya sesaat, setelah melihat jam dinding yang menunjukkan pukul lima sore. Yang berarti sudah tujuh jam ia berada di lingkungan rumah sakit ini, hanya demi menunggu istri yang belum pun satu harian ia nikahi ini, kembali siuman, setelah perceraian mereka di beberapa bulan yang lalu. Masih terlintas jelas di ingatannya, saat istrinya dalam keadaan bingung, lantaran sang istri baru mendapatkan ingatannya kembali, setelah mengalami amnesia yang cukup lama untuk beberapa tahun belakangan. Yang sebelumnya pernah disebutkan oleh dokter dengan Amnesia Retograde. Amnesia yang dimana kondisi seseorang kehilangan ingatan akan kenangan masa lalunya. Faktor itulah yang terjadi pada istrinya selama ini, dan Justin baru menyadari hal tersebut setelah lima tahun usia pernikahan mereka yang memang jauh dari kata harmonis. Akan tetapi, yang membuat pria yang bernama lengkap Justin Kehl Ardiansyah ini merasa sedih adalah, dikarenakan istrinya hanya bisa mengingat kejadian sebelum mengalami kecelakaan parah di tujuh tahun yang lalu. Itu berarti sang istri mengalami fase kemunduran di mana ingatannya kini hanya terpatri di tujuh tahun yang lalu. Di saat sang istri masih berusia 22 tahun, dan statusnya masih merupakan mahasiswi farmasi di semester akhir yang bernama lengkap Jasminka Orchidea. Lalu yang membuat Justin semakin takut adalah, pada saat Istrinya itu terbangun nanti, istrinya itu akan melupakan dirinya sebagai Midea Hasxander, yang dulunya seorang model seksi dewasa, yang dinikahi Justin dalam keadaan terpaksa saat Midea menjebak dirinya di empat tahun yang lalu. Memang dalam pernikahan mereka begitu banyak masalah, dikarenakan Justin yang memang tak pernah mencintai Midea. Dan Midea yang selalu mencari masalah dalam hidup Justin. Midea yang secara tiba-tiba muncul dan menghancurkan rencana pernikahannya dengan Namira, tunangannya. Sehingga Ia terpaksa memilih menikahi Midea ketimbang Namira, wanita yang ia cintai pada saat itu. Pernikahan tanpa dasar cinta, tentu saja tak ada kata bahagia di dalamnya. Justin yang sedari awal memang membenci Midea, dan ditambah kebohongannya Midea yang terungkap dengan sendirinya. Maka semakin berniat lah Justin untuk mengabaikan wanita itu serta berniat menceraikannya. Justin memilih untuk menikahi Namira kembali. Dengan Namira Lah ia mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangga yang sesungguhnya hingga terlahir lah Keyra, sang buah hati pertamanya. Midea terlalu cemburu pada Namira. Yang pada akhirnya membuat wanita itu nekat mencelakakan Namira. Tentu saja hal tersebut membuat Justin semakin yakin ingin menceraikan wanita itu. Akan tetapi, semuanya berubah setelah insiden malam itu. Insiden di mana Justin mulai merasa iba pada wanita itu. sehingga Justin terpaksa mengurungkan niatnya untuk menceraikan istri pertamanya itu. Ia menunggu hingga waktu yang benar-benar tepat untuk mengajukan gugatannya pada Midea. Apalagi istrinya itu pernah kabur dan menghilang untuk waktu yang lama. Bahkan saat Namira meninggal pun, Dea tak pernah sekalipun muncul memberi penghormatan terakhir pada wanita yang pernah di buatnya celaka itu. Seiring waktu berjalan, ditambah Justin yang lambat laun mulai mengenali sifatnya Midea, bahkan ia sendiri mencari tau latar belakang Midea, pria ini mulai merindukan wanita itu. Apa lagi saat ia tau, jika Midea melahirkan seorang putra yang sedari awal berjumpa dengan bocah itu, membuat siapapun merasa gemas akan sosok Mykehl Deansyah. Midea sendirilah yang memberi nama anak mereka dengan gabungan nama mereka berdua. "De," panggilnya lirih seraya menatap wajah sang istri yang masih memejamkan matanya. Sama di saat Midea pernah masuk ke rumah sakit, Justin selalu menggenggam erat tangan sang istri untuk memberi semangat pada istrinya agar mau membuka matanya kembali. Siapa yang menyangka jika hal seperti ini akan terjadi lagi pada istrinya ini. Justin pikir hari ini adalah hari bahagianya mereka, dikarenakan seluruh keluarganya tengah mempersiapkan resepsi pernikahan mereka saat ini. Pasca insiden semalam yang mengharuskan mereka menikah atas permintaan orang tua angkatnya Jasmine, tante Alma demi menjaga kehormatannya Jasmine dan keluarga. "De," panggilnya lirih seraya masih terus menggenggam erat jemari istrinya itu. Rasa sesak menyeruak tatkala ia teringat akan segala hal yang telah terjadi di antara mereka. Justin menyesali sikap dan perbuatan yang jauh dari kata adil untuk istri pertamanya ini. Sebenci-bencinya ia pada Midea, tak seharusnya ia memperlakukan Midea seperti itu. Mungkin itulah penyebab utama kenapa hubungan rumah tangganya dengan Midea, jauh dari kata harmonis. Sehingga Midea sendirilah yang mengajukan cerai di saat dirinya mulai merasakan benih-benih cinta untuk ibu kandung dari putranya ini. "Aku mencintaimu, De. Itu jawabannya. Kamu pernah menanyakan hal ini, bukan? Jadi aku mohon padamu, sadarlah. Tolong berikan aku kesempatan untuk membahagiakan kamu, cuma kamu, De," ucapnya lirih. "Aku mohon, sayang. Kembali ke dirimu yang dulu, tak perduli siapapun kamu, baik Midea atau Jasmine. Perasaan aku sekarang cuma buat kamu, De. Please," ucapnya kembali. Pria itu terus saja memandang wajah cantik itu sambil terus berdoa di hatinya agar istrinya kembali ke ingatannya sebagai seorang Midea. Justin tersentak dari lamunannya saat tiba-tiba ..."Aduh itu kenapa lagi, sih?". Pertanyaan itu di lontarkan dari setiap mulut ke lima orang tua tersebut.Tak lama kemudian suara tangis bayi membuat semuanya terdiam. Masing-masing mereka menyimak suara tangis bayi itu dengan saling tanya,"Itu bayi siapa ya?".Pertanyaan itu belum terjawab. Namun sudah di usik dengan teriakan lalu tangisan bayi yang satunya."Aduh, itu bayi siapa ya?Apa bayinya si De Jasmine? Soalnya tadi denger nama si Justin di teriakin, deh," ucap Mona."Moga aja udah lahiran Jasmine-nya, mbak," ujar Astrid penuh harap."Iya, moga aja cepet dan lancar. Aamiin," balas Mona.Sedangkan Alma hanya diam namun hatinya berisik akan doa-doa yang ia panjatkan untuk Jasmine dan bayinya.Sementara di ruang bersalin. Justin meringis kesakitan menahan cengkeraman tangannya Jasmine di lengannya. Namun ia berusaha untuk bertahan demi mengurangi rasa sakit yang sedang di hadapi istrinya ini.Wanita itu tengah berjuang untuk melahirkan sebuah kehidupan baru dari hasil cintanya merek
Satu bulan kemudian...Nafasnya terengah-engah seraya menahan rasa sakit. Sesekali ia memekik kuat ketika mengalami kontraksi palsu.Sedangkan Justin, yang menemani De Jasmine turut merasakan sakitnya saat istrinya itu menggenggam bahkan meremas tangannya saat rasa sakit yang dialami sang istri datang. Sebelum ini Justin menyarankan pada De Jasmine agar mau melakukan kelahiran secara Caesar. Namun di tolak oleh wanita itu."De, kamu di Caesar aja, ya?" tawar pria itu lagi.De Jasmine langsung menggeleng dan berkata dengan susah payah," aku masih sanggup menunggu,"."Mau nunggu apa lagi sih, Yang. Ini udah lama banget kamu begini terus. kamu tuh, udah capek banget aku liatnya. Jangan bandel kenapa sih, Yang. Kamu mau ya di Caesar sekarang, please...," bujuk Justin.Pria itu terlalu cemas melihat kondisi sang istri yang sekalinya teriak kencang, sekalinya diam dan tertidur tenang. Lalu kembali mengeluh sakit. Sementara dokter dan perawat jaga hanya bertindak sekedarnya, berdasarkan SO
"Kamu lihat apa?". suara Justin menghentak nya dari lamunan.Ia berpaling dari kaca jendela ke arah belakang, di mana ada Justin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Lalu pandangannya kembali menatap ke luar jendela demi melihat dua pria yang mencurigakan tadinya.Sedangkan Justin yang merasa di acuhkan kembali bertanya pada sang istri, "Kamu lihat apa di situ? katanya udah Maghrib. Ya tutup aja jendelanya, Sayang,".Pria itu mendekati istrinya yang masih termangu di depan jendela kamar. Ia mengikuti arah pandangan Jasmine ke luar jendela. Namun ia tak melihat apapun selain taman depan di rumahnya, dan jalanan komplek di depan rumahnya yang sepi."De Jasmine," panggilnya. Jasmine memalingkan wajahnya ke Justin."Kamu ngapain di sini? Terus liatin apa?" tanya pria itu heran."Mm, waktu kamu pergi, selama ini ada dua orang yang selalu mengawasi rumah kita," ujar Jasmine."Mengawasi bagaimana?" tanya Justin penasaran."Ada dua orang laki-laki yang selalu saja mondar-mandir di depan ru
Justin tersenyum miring dan menatap sang isteri. Sedangkan De Jasmine mengernyitkan dahinya dan kembali bertanya, " jadi, apa hasilnya?"."Mau tau?" tanya Justin dengan niat terselubung."Iya lah," sahut De Jasmine tegas."Making love dulu lah," sahut Justin santai.Sontak De Jasmine melirik sinis ke sang suami dan mencibirnya, "Dasar mesum. Itu mulu. Baru juga kemaren,"."Yang kemaren, yang kemaren lah. Yah jangan di hitung lagi dong," protes Justin."Eh, enggak bisa gitu, ya. Tetap aja harus di jatah perminggu harus berapa kali, ". Seru De Jasmine tak mau kalah."Mm, iya, iya. Susah kalau udah keluar mukadimahnya," ujar Justin seraya bangkit dari duduknya. Namun di cegah oleh wanita itu d dengan bertanya, " hendak ke mana"."Mau nyetor!" sahut Justin tegas dengan nada kesal.De Jasmine mengernyitkan dahinya, lalu ia tersenyum kecil saat mengetahui ke arah mana Justin berjalan. Ia tertawa geli saat menyadari jika suaminya itu mulai terpengaruh dengan bahasa dan kebiasaan orang lokal
"Apa? Katakan saja," ucap Justin yang sudah mengerti ke arah mana pembicaraan ini."Nama-nama klien pak Justin dan juga orang terdekat bapak," sahut penyidik tersebut."Maksudnya, Klien yang bekerja sama dengan saya?"tanya Justin."Ya, hanya untuk mencari tau, siapa saja yang patut di curigai, yang diam-diam bekerja sama dengan Mr. Aqio untuk menghancurkan pak Justin. Ini hanya dugaan sementara sampai kami benar-benar yakin jika dalangnya adalah Mr. Aqio sendiri. Namun bisa jadi ada kaki tangannya yang lain yang turut membantu menjalankan rencana jahatnya tempo lalu. Itu biasanya dilakukan oleh orang dalam, alias orang terdekat," jelas penyidik tersebut."Baik, saya akan mengirimkan filenya segera," sahut Justin.Justin akhirnya memberikan file informasi tentang siapa saja yang menjadi kliennya saat ini kepada pihak penyidik. Bukan itu saja, ia memberi ruang kepada petugas tersebut untuk menyelidiki kasus ini lebih dalam agar cepat terselesaikan dengan baik."Semoga ini bisa membantu,
Kecelakaan Helikopter yang terjadi di lima bulan lalu berbuntut panjang, setelah penyidik menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut bukanlah murni kecelakaan, melainkan sebuah sabotase yang sengaja di ciptakan untuk mencelakai Justin.Justin di minta datang ke kantor polisi, untuk memberikan keterangan mengenai tragedi yang hingga kini belum terungkap, lantaran tak adanya saksi. Beruntungnya, Justin dan Alan kembali dalam keadaan selamat. Sehingga para polisi yang tadinya ingin menutup kasus ini, akhirnya mendapat pencerahan saat mereka mengetahui jika Justin dan Alan masih hidup.Awalnya mereka di minta datang berdua untuk memberikan kesaksian mengenai peristiwa tersebut, sekaligus ingin mendengar cerita dari keduanya. Namun dikarenakan Alan tengah mengalami amnesia ringan dan harus mendapatkan terapi penuh, sehingga hanya Justin saja yang menghadap ke petugas penyidik hari ini.Sekaligus memberitahukan tentang kondisinya Alan yang sebenarnya melalui catatan medis dari dokter yang menan