De Jasmine keluar dari ruangan tersebut dalam keadaan tergesa-gesa dan panik. Di otaknya hanya memiliki satu tujuan, yaitu menemukan kedua bocah tersebut. De Jasmine menelusuri tiap ruangan di restoran tersebut. Tapi sayangnya, Dean dan Keyra tak ada di sana. Ia kembali lagi ke ruangan yang tadi dan bertanya pada dua orang yang terlihat santai dan tenang sambil melihat tingkah De Jasmine yang panik."Mana anak-anak ku, Tante!"Sonya dan Mr. Aqio menanggapi dengan senyuman."Tante, jawab aku. Di mana mereka?"tanyanya ketus."Kan, sudah tante bilang. Kamu sabar dulu, dong," ucap Sonya."Apa yang kalian inginkan? Kenapa selalu saja mengganggu hidupku?" tanyanya gemas. Hatinya semakin geram pada wanita ini."Tak banyak, sayang. Ya, kan Mr. Aqio?" jawab Sonya lalu melirik ke pria paruh baya yang ada di sebelahnya ini."Hmm, iya. Betul sekali!" sahut pria itu santai.De Jasmine melirik sinis ke arah dua sejoli ini. Namun Sonya semakin melebarkan senyum liciknya."Tidak ada hal yang harus ak
Jasmine tersentak dari mimpi saat denting jam kembali berbunyi sebelas kali. Ia teringat pada kedua anaknya yang masih berada di sekolah."Keyra, Dean," gumamnya. Lalu segera bangun dari tidurnya dan bersiap menjemput kedua bocah itu.Hari ini mendadak supirnya anak-anak ijin libur karena suatu musibah di kampungnya. Jasmine lah yang memberi ijin untuk libur sementara waktu. Selama itu juga ia yangberinisiatif untuk menjemput sendiri buah hatinya.Jasmine bergegas turun, lalu menerobos ke luar rumah dan menggunakan mobil pribadi. Hadiah dari papanya saat wanita itu berulang tahun tempo lalu. Semenjak insiden kejadian di jepang waktu itu. Jason menyadari akan kesulitan putri dan suaminya. karena itu lah Jason menghadiahi Jasmine mobil agar memudahkan segala urusan yang berkaitan dengan rumah tangganya. Momen Jasmine ulang tahun adalah momen yang tepat agar Justin tak tersinggung.Suara notifikasi dari salah satu grup sekolah anak-anak terdengar. Memberitahukan bahwa hanya tinggal Dean
Tanpa berkata apapun Jasmine bangun dari duduknya dan berkata ketus plus sewot, "Lain kali kamu aja yang hamil!"."Aduh, enggak gitu, De," ralat Justin yang terlambat. Jasmine sudah keburu naik tangga dan memilih masuk kamar."Tuh, kan, Bunda, marah. Daddy sih," tegur Keyra."Bunda, lagi sensi. Ga apa, nanti baik sendiri. Kalian makan terus. Nanti telat ke sekolah. Habiskan. Sayang Bunda udah capek-capek masak,"sahut Justin.Pria itu menemani anak-anaknya sarapan terlebih dahulu. Lalu baru balik ke kamar, dan mendapati istrinya sedang bersandar pada headbord ranjang. Wanita itu sedang membaca buku tanpa memperdulikan kehadirannya."De, aku pamit kerja, ya?" ujar Justin. Namun yang diajak ngomong hanya membisu tanpa mau merespon apapun.Justin mendekati Jasmine dan hendak menciumnya tapi Jasmine mengelak. Dan terjadi lagi. Justin harus membujuk istrinya lagi."De, aku mau kerja, kamu jangan gitu, dong. Senyum ya," bujuk Justin.Jasmine tetap pada mode cuek bebeknya. Wanita itu terus fo
Pukul 4 pagi. Justin baru bisa tertidur lagi setelah berkutat pada bumbu dan alat dapur demi memenuhi porsi makan istri dan jabang bayi. Meskipun ia terpaksa tidur dengan perut keroncongan.Jasmine yang mendengar bunyi perut yang berasal dari Justin, menyadari satu hal jika tadi ia begitu egois dikarenakan tak teringat sedikitpun untuk menawarkan makan dengan nya."Kenapa tadi aku bisa begitu, ya?" Pikirnya.Jasmine memperhatikan raut wajah pria dalam keremangan cahaya lampu tidur. Ada terselip rasa iba di hatinya. Namun kadang egonya terlalu tinggi untuk menunjukkan sisi ini, demi pria yang ada dihadapannya ini.Jasmine kembali merebahkan tubuhnya dan berusaha untuk tidur. Akan tetapi, ia teringat pada Justin. Jadi merasa bersalah. Ia pun berusaha memejamkan matanya. Namun hanya bisa sesaat, sebelum akhirnya ia berniat bangun. Jasmine keluar kamar, melangkah masuk ke kamar anak-anak yang ada di seberangnya.Memperhatikan dua tubuh kecil yang tengah tertidur pulas. Lalu merapikan seli
Hal yang paling mengesankan dalam hidup adalah saat menjalani hidup bersama dengan orang yang di cinta. Mengobrol bersama, membicarakan tentang masa depan. Menciptakan suasana romantis. Hanya berdua saja.Namun itu tidak berlaku buat Justin. Pria itu sekarang lagi mengalami masa efek jera dari ngidamnya Jasmine. Di mana kondisi sedang fase "pergi sulit namun bertahan sakit"Yah, semenjak Jasmine mengalami fase mood swing nya seorang wanita hamil kembar. Wanita itu seperti dan memang mengalami kepribadian ganda. Layaknya dan memang pun Midea dan Jasmine ada di situ.Justin menjadi bulan-bulanan dari kemarahan dan juga kemanjaannya Jasmine. Oh, tidak. Wanita itu lebih banyak mode juteknya ketimbang manja. Apa lagi jika keinginan idam nya tidak di penuhi saat itu juga. Meskipun pun tawaran bantuan di sekitarnya Jasmine banyak.Namun tetap saja, Justin lah yang selalu menjadi sasarannya. Terlambat memenuhi saja bisa membuat wanita itu marah dan mengomel-ngomel sepanjang waktu. Apa lagi j
Justin turun ke lantai bawah, dan langsung menuju dapur. Mencari sesuatu yang bisa di makan oleh Bumil itu. Ia melihat ke atas meja makan, di mana sisa makanan kenduri telah di susun rapi di sana."Mm, lumayan juga ni, Masih ada sisa daging rendang kesukaan gue dan juga Jasmine," ucapnya senang.Ia pun segera mengambil piring dan nasi secukupnya. Namun ia teringat pada Jasmine yang berisi dua nyawa di perut istrinya itu."Makanan segini pastilah tak cukup untuknya, dia pasti butuh banyak makan," gumamnya seraya mengambil nasi dan lauk lebih banyak lagi.Ia teringat pada ucapan Satria saat sedikit mengeluh pada Retha yang selalu saja kekurangan jika menyangkut soal makan. Adik iparnya itu banyak makan saat mengandung si kembar. Bahkan hingga sekarang pun masih begitu, lantaran masih proses menyusui.Justin tersenyum, dan teringat Jasmine yang kini juga tengah mengandung bayi kembar mereka. Justin yakin, istrinya itu pasti akan mengalami proses yang sama seperti yang Retha alami.Jus