Bab 26Hati ini rasanya lega karena ibu mertua tidak menjadi korban kebakaran, aku tidak berhenti mengucap syukur begitu juga Mas Lukman dan Lana. Mas Lukman mengatakan pada petugas jika ibu mertua tengah berada di luar rumah. Risma mengajak kami untuk tinggal di rumahnya sementara waktu, aku yang memang sedang kalut hanya mengikuti saja. Kami juga tidak bisa untuk tinggal di rumah ibu mertua karena kunci rumah itu ada di dalam rumahku yang sekarang sudah hangus.Sampai di rumah Risma, aku baru mengingat jika cctv di rumah masih terhubung ke ponselku. Meskipun cctv sudah pasti rusak tapi datanya akan otomatis tersimpan di ponselku. Selagi Mas Lukman berada di kamar mandi, aku langsung membuka rekaman cctv. Rekaman dipercepat hingga di jam kejadian itu bermula. Langsung aku membuka cctv di bagian dapur karena firasatku mengatakan jika kebakaran itu kemungkinan besar bermula dari dapur.Dalam rekaman itu terlihat ibu mertua tengah menghangatkan makanan, ia berteriak memanggil Lana dan m
Bab 27“Kalau masih pusing istirahat aja, Nay!” ujar Ibunya Risma, aku hanya menggeleng pelan lalu tersenyum. Mengambil tempat duduk di sebelah Risma.“Lihat, Bu. Aku tuh lambat nikah karena nggak mau punya mertua macam mertuanya Naya. Bisa-bisa mati muda aku,” seru Risma dengan tertawa, aku hanya membiarkannya karena tahu jika itu hanyalah candaan semata.“Nggak semua mertua kayak Ibunya Mas Lukman juga kali. Tahun lalu kita pernah ke acara ultahnya anaknya Maya ‘kan, lo masih inget? Mertuanya itu baik banget, itu namanya mertua rasa orangtua,” balasku.“Yang Naya bilang itu bener, Ris. Sampai kapan kamu menyendiri, Ibu juga ‘kan pengen punya cucu,” ungkap ibunya Risma, di akhir perkataannya itu entah kenapa hati ini terasa ngilu. Lagi-lagi kenyataan menamparku, aku merasa belum bisa menjadi wanita sempurna karena belum bisa memberikan anak untuk Mas Lukman.Mereka sepertinya menyadari raut wajahku yang mulai berubah, ibunya Risma langsung meminta maaf, ia mengatakan tidak bermaksud
Bab 28 Lana pergi ke kantor polisi seorang diri, sedangkan Mas Lukman akan menemui pengacara dan aku harus kembali bekerja tapi sebelum ke kantor aku akan menjenguk Bu Margaretha terlebih dahulu. Sampai di rumahnya aku sama sekali tidak bisa bertemu dengan beliau, Dokter pribadi yang biasa menanganinya mengatakan jika kondisi Bu Margaretha benar-benar buruk dan belum boleh ada yang menjenguknya. Meskipun dirawat hanya di rumah tapi fasilitas medis yang ada sangatlah lengkap, sama halnya seperti di rumah sakit. Aku harus menelan kekecewaan karena tidak bisa bertemu padahal kemarin aku masing bertukar pesan dengannya, aku tidak tahu jika kondisinya saat ini semakin memburuk. Hanya bisa mendoakan agar bisa cepat pulih. Sengaja aku menyuruh supir taksi online itu untuk menunggu karena aku malas jika harus pesan lagi dan menunggu lagi. Aku sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. Sebelumnya aku sudah mengabari Jumi dan Tiwi untuk kembali bekerja, menyuruh mereka langsung datang ke r
Bab 29POV Author“Jujur … Mas enggak kenal sama orang yang bantuin Ibu, tapi polisi bilang kalau orang itu mengakui sebagai pacanya Ibu,” ungkap Lukman.“Pacar? Kamu serius Mas polisi bilang gitu?” tanya Kanaya dengan raut heran yang tergambar di wajahnya.Ia tentu tidak akan percaya begitu saja, bagaimana mungkin Husna– ibu mertuanya–diam-diam memiliki kekasih. Kanaya tahu jika ibu mertuanya itu bercerai di usia yang sangat muda dan membawa kedua anaknya bersamanya. Bahkan sampai saat ini Kanaya belum pernah melihat ayah mertuanya.“Buat apa polisi bohong coba, Yank?” seru Lukman, ia melirik Kanaya yang masih terdiam.Kanaya benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan ibu mertuanya. Jika memang ingin menikah kembali bagusnya jika memperkenalkan lelaki itu pada anak-anaknya bukan menjalin kasih secara sembunyi-sembunyi. Sebenarnya Lukman sudah merasa lelah menghadapi sikap sang ibu yang selalu bertindak semaunya, bahkan ini bukan kali pertama Lukman mendapat masalah karena ulah san
Bab 30POV AuthorKanaya membawa Tiwi untuk duduk di sofa, ia membiarkan Tiwi menjelaskan alasan kebohongan ini. Tiwi mengatakan jika dirinya memang baru menikah dan terpaksa bekerja karena terlilit hutang pada rentenir setelah melakukan pesta pernikahan besar-besaran, itu bahkan bukan keinginan Tiwi ataupun suaminya. Semua itu keinginan kedua orangtua Tiwi dan mertuanya, padahal keuangan mereka tidak memungkinkan untuk melakukan pesta. Data yang dilihat oleh Kanaya kemarin tiu data milik Tiwi yang dulus sebelum wanita itu menikah.Begitulah orang-orang yang ada di lingkungan tempat Tiwi tinggal, mereka akan meminjam uang untuk merayakan pesta pernikahan karena mereka berpikir menikah itu sekali seumur hidup dan harus berkesan. Orangtua Tiwi juga mengatakan jika uang yang dipinjam untuk pesta akan terganti dari para tamu undangan tapi kenyataan tidak sesuai realita. Uang yang didapatkan bahkan tidak cukup untuk menutupi setengah hutang yang ada.Alasan itu membuat Tiwi harus kembali b
Bab 31POV Author“Udahlah, Mas pusing kalau ngomongin soal Ibu. Mas sama Kanaya mau pergi dulu,” tutur Lukman.“Mbak Kanaya nggak ke kantor?” tanya Lana pada kakak iparnya itu.“Paling agak siang Mbak ke kantor, soalnya selesai urusan rumah Mbak mau mantau dulu proyek,” balas Kanaya, wanita itu meraih tasnya lalu beranjak menyusul sang suami yang lebih dulu ke luar rumah.Beruntung karena ada mobil miliki Husna yang baru saja selesai diperbaiki, jika tidak mungkin Lukman dan Kanaya akan sangat kerepotan saat akan berangkat ke kantor. Hari ini Lana harus berangkat sendiri karena pasangan suami istri itu akan mengurus perbaikan rumah mereka. Selesai dengan urusan rumah, Lukman langsung mengantar sang istri ke tempat proyek sebelum dirinya kembali ke kantor. Hari ini ia memang sudah mulai masuk kerja setelah satu minggu mengambil cuti, kebanyakan orang mengambil cuti untuk liburan dan rehat dari pekerjaan tapi Lukman malah disibukkan dengan masalah yang dibuat oleh sang ibu. Ia bahkan t
Bab 32POV AuthorLukman masih memeluk erat Kanaya, ia mengelus punggung sang istri yang masih bergetar. Lukman merasa sangat bahagia dan terharu, ia bahkan tidak menyangka Allah akan memberikan hadiah dengan cara yang tidak disangka-sangka. Sebagai seorang manusia, berprasangka baiklah kepada Sang Pencipta karena Allah mengikuti prasangka hamba-Nya.“Ini bukan mimpi ‘kan, Mas?” tanya Kanaya dengan suara yang parau, ia menatap sang suami dengan mata yang masih berkaca-kaca.“Kita periksa langsung ke rumah sakit besok, ya. Semoga perkiraan Dokter Dara memang benar,” balas Lukman lalu menghapus lembut jejak air mata di pipi sang istri.Lukman menyuruh Kanaya untuk istirahat setelah memberikan obat kepada wanita itu, Lukman yang terlampau bahagia kini matanya sulit untuk terpejam berbeda dengan Kanaya yang sudah terlelap karena efek dari obat yang diminumnya tadi. Senyum di wajah lelaki itu masih terlihat jelas, ia masih belum menyangka dengan kabar gembira yang didengarkannya tadi. Jam
Status Whatsapp Ibu MeruaPOV AuthorBab 33“Jangan keras kepala, Yank! Makan yang lain aja, ya. Nanti Mas beliin,” seru Lukman yang baru saja masuk ke dalam kamar, ia sempat mendengar perbincangan antara istrinya dan Jumi sebelum masuk.“Aku pengennya mie, Mas!” balas Kanaya dengan kekeh.“Oke, kamu boleh makan mie tapi Mas yang akan bikin sendiri mienya,” ujar Lukman akhirnya hingga membuat wanita yang tengah hamil muda itu bersorak gembira.Kanaya dengan senang hati menunggu suaminya yang kini tengah membersihkan diri, sambil menunggu Kanaya berseluncur di sosial media mencari sesuatu yang bisa menghiburnya. Ia juga membuka beberapa website yang berisi mengenai ilmu tentang kehamilan. Jemari lentiknya mengelus pelan perut yang masih rata, senyum mengembang di wajahnya yang terlihat semakin memancarkan aura.Kanaya ingin waktu cepat berlalu, ia sungguh tidak sabar ingin melihat malaikat kecil yang tumbuh di rahimnya. Ia kini beralih mencari nama-nama yang cocok untuk bayi yang belum