PoV 3Serena menyibakkan selimut. Dan memindahkan tangan suaminya, yang sedari tadi memeluk tubuhnya saat tidur. Ia terduduk dan memperhatikan wajah Irwan. Yang terlihat polos jika tidur. "Jika seseorang tiba-tiba berubah baik, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan!" gumam Serena dan masih memperhatikan Irwan suaminya.Irwan memang tampan, dan Serena akui itu. Alis tebal, hidung mancung, tubuh tinggi. Tapi bukan itu saja yang membuat Serena jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Dia menikah karena memang mencintai Irwan. Mereka berkenalan di sosial media, dan bertemu. Menjalin hubungan sebagai kekasih hanya 5 bulan saja, dan Irwan terlihat bersikap dewasa. Dan cara berpikirnya yang bijak, membuat Serena jatuh hati.Akan tetapi semua itu hanya kebohongan. Kenyataannya Irwan tak sesempurna itu."Mungkin, aku yang terburu-buru memutuskan untuk menikah. Dan tak mengenalnya terlalu jauh!" gumam Serena bermonolog.'Apa yang ia sembunyikan dariku ya. Apa Mas Irwan sudah dekat dengan Ta
PoV SerenaAku akhirnya membeli kebaya juga, walau awalnya hanya ingin jalan keluar bersama Anita. Agar menghindari berada di rumah mertua.Karena Mas Irwan juga memberiku uang. Selama menikah juga dia selalu memberikan aku nafkah, dan tidak pelit. Cuma yang aku herankan perubahannya, bahkan membelaku di depan keluarganya. Padahal awalnya suamiku mendukung mereka. Hampir saja terlintas rencana ingin bercerai darinya.Tapi kenapa ya, pasti ada alasan di balik perbuatannya padaku. Apalagi Mas Irwan memberiku uang, jarang eh bahkan baru kali ini memberi uang tambahan. Dia minta aku beli kebaya yang cukup mahal, dan berdandan cantik. Apa ini karena Tania akan hadir juga di acara Amira. Agar aku tak kalah saing dengan mantan pacarnya itu. Tania memang cantik, kulit putih mulus, bibir mungil, badan langsing. "Tapi aku tak kalah cantik kok!" gumamku.**Setelah menemani aku, yang berbelanja. Kini giliran aku yang menemani Anita untuk membeli parfum. Aku ikut melihat parfum di sana, mana
PoV SerenaMereka serempak menoleh padaku dengan tatapan sinis."Tania, kemarin kita ketemu loh. Kamu inget gak di store parfum! Aku lihat kamu!" ucapku.Mendadak raut wajah Tania pias. Apa dia syok dengan ucapanku barusan. "Aku kemarin kerja, gak ada beli parfum. Jangan sok akrab deh!" sahutnya sinis dan membuang pandangan ke arah lain."Masa sih, aku yakin loh itu kamu! Sama pria, pacarmu ya itu?" ucapku agar membuat Tania mati kutu."Apa sih, iparmu itu! Sok akrab banget. Aku gak mau bicara sama dia, suruh diem deh!" ucap Tania pada Amira.Gak mau bicara karena dia malu dan takut ketahuan. Gimana reaksi Amira jika melihat video mesra sahabat dan calon suaminya."Diam bisa gak, sok kenal. Kita aja gak mau bicara sama kamu, kenapa panas ya, karena kamu gak di ajak!" sinis Amira menarik sisi bibirnya sambil memutar bola mata.Ingin kutarik ujung bibir Amira yang nyinyir itu, gemas juga melihat ekspresinya."Amira, sopan kamu sama istri, Mas!" tegur Mas Irwan yang terlihat turut kesal
Inisial"Apa belum di bawa ya, masih belum masuk yang bawa?" batinku bertanya-tanya.Semua kerabat dari pihak calon suami Amira sudah masuk, tak ada lagi kotak yang di letakkan.Aku duduk tak jauh dari Ibu. Karena aku sengaja duduk di dekat ibu mertua dan para Kakak iparku, ada Tania juga.Walaupun mendapatkan sorot tak suka dari mereka, karena aku dekat-dekat. Aku tak peduli karena ingin menggoda ibu jika ucapan beliau tak sesuai dengan kenyataan. "Benar-benar di buat melongo, cuma itu seserahannya?" tanyaku dan menatap Ibu sekilas."Mana emas dan uang tunainya?" cicitku kembali dengan suara agak keras."Iya, kok cuma itu ya yang di bawa sama calon suami, Amira!" ujar Bik Fahma yang duduk di sebelahku. Dia adalah adik Ibu mertua."Apa cuma itu kali, Bik! Gak apalah, yang penting kan niat," ucapku mengulas senyum kembali melirik pada Ibu yang sudah melotot menatapku, seakan ingin menelan diriku bulat-bulat."Kamu gak usah banyak bicara, sadar posisimu di sini!" cetus Mbak Iza dengan
(Milik Amira)"Omong kosong! Ini pasti yang membuat seserahan keliru, emang bodoh gak periksa dulu!" cicit Amira.Terserah dia mau percaya atau tidak. Biarinlah dia terjebak dengan pria tukang selingkuh, jika aku memberitahu tentang Tania dan Rizki dari video ini, nanti yang ada dia tak semudah itu untuk percaya. Dan aku yang akan di serang.Orang yang sedang jatuh cinta akan sulit untuk di nasehati. Seperti Amira yang sangat mendambakan Rizki. Biar dia tahu dengan sendirinya. Apa yang telah di lakukan oleh calon suami dan sahabat yang sangat di sayangi itu.Aku berdiri dan melangkah untuk menuju kamar."Kamu mau nuduh Tania, gak masuk akal! Apa kamu cemburu sama dia!" Deg. Ucapan dari Amira mengentikan langkahku. Dia menganggap aku cemburu."Takut suamimu berpaling sama Tania, karena dia tadi cantik banget tambah di makeup-in. Aku lihat aja, Mas Irwan curi-curi pandang!" ujarnya kembali dan melirik suamiku."Kamu jangan mengarang cerita, aku tidak ada curi pandang ke Tania. Istriku
Teka Teki"Amira, hamil!?" cetus Bik Fahma dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan."Tidak tahu pasti Bik, tapi ini aku temukan di lantai. Yang terakhir ke kamar mandi dia," ujarku menjawab. Aku tak mau heboh dan langsung menghakimi Amira."Pasti, Bibik yakin sekali dia memang sudah hamil. Model pacaran nya aja bebas. Sering keluar berdua cowoknya, pernah juga sampai liburan berhari-hari!" cicit Bik Fahma.Aku hanya menyimak ucapannya. Mungkin Bik Fahma tahu karena ia sering datang ke rumah ini. Terlebih rumahnya hanya berjarak 4 rumah dari rumah Ibu mertua."Lebih baik kita tak usah beritahu siapapun, Bik. Anggap rahasia, nanti malah menjadi masalah. Aku tak mau ribut lagi dan di salahkan," ujarku.Bik Fahma mengangguk. Aku berlalu pergi, dan membiarkan tespek itu ada pada Bik Fahma. Biar saja dia yang buang, semoga Bibik Fahma tidak ember dan mengatakan pada semua orang. Karena masih sebatas praduga, belum terbukti.Aku melewati dapur. ruang tengah, ada Ibu, Amira dan bebera
BAB 15Mas Irwan sekilas melirikku. Detik kemudian ia menarik tangan Amira masuk ke dalam kamar. Aku mengikutinya, aku harus tahu juga Mas Irwan bilang apa."Lihat ini!" Mas Irwan memberikan ponselny pada Amira."Apa?" tanya Amira dan mendongak menatap suamiku."Kamu putar video itu!" titah Mas Irwan."Aduh Mas, video apa sih ini!" Amira menghempaskan bokongnya ke ranjang, dan memutar video.Aku hanya berdiri dekat pintu, tak mau mendekat. "Tania?" gumam Amira. Sepertinya ia sudah mulai menyadari siapa yang ada di video itu."Mas, dapat video ini dari mana?" Amira bertanya pada Mas Irwan."Mas yang bertemu mereka!" jawab Mas Irwan berbohong. Ternyata dia benar tak menyebutkan namaku, baguslah ini yang aku mau. Aku tidak mau di ungkit atau di salahkan jika sampai pernikahan ini gagal."Wajar lah Tania bersikap seperti itu, dan hanya rangkulan biasa. Karena kan dia bestie aku! Kemarin saja waktu lamaran dia foto dekat dengan Rizki!"Aku dan dan Mas Irwan saling tatap dan cengo karena
Bab 16Mas Irwan mendekati Rizki yang langsung berdiri dengan raut wajah ketakutan. Pantas dia tak datang, di sini malah ijab kabul dengan Tania. Dasar ular, pandai dia menyusun rencana serapi ini.Ketika Mas Irwan hampir meraih Rizki. Di halangi oleh seorang pria dewasa yang mungkin salah satu kerabat Rizki."Kita bisa selesaikan ini dengan baik-baik, jangan membuat keributan!" ucap pria itu dan berusaha untuk menahan suamiku."Apa yang di bicarakan baik-baik! Dia mau menikah dengan adik saya, tap di sini ia justru ijab kabul dengan wanita ini!" tunjuk Mas Irwan pada Tania yang berdiri di belakang seorang pria berkumis lebat itu."Kamu sahabatnya Amira, tega kamu menyabotase pernikahannya! Amira sudah menangis menunggu kedatangan Rizki, kalian di sini malah melakukan ijab kabul. Sungguh menjijikan apa yang kamu lakukan Tania!" kilat mata mas Irwan menyorot Tania dengan tajam."Dan Om, kenapa mendukung perbuatan salah putrimu! Pasti Om sudah tahu Amira akan menikah dengan pria ini!"