Share

Perlawanan

Author: Devidee17
last update Last Updated: 2022-12-22 02:56:40

PoV Serena

"Untuk apa punya besan kaya, jika tak di manfaatkan!" ucap Ibu dengan entengnya.

Mereka serempak tertawa. Tanganku mengepal, aku akan memperingati ibuku.

"Aku sih sengaja, request sama penjahitnya. Kebaya untuk Mbak Serena dari bahan yang murahan, cuma 35 ribu semeter!" ujar Amira. Tersirat kebanggaan pada dirinya, telah memperlakukan aku seperti tadi.

"Terus, kamu juga yang menyocek di bagian ketiaknya?" Mbak Iza terdengar bertanya.

"Udah pasti itu biar dia malu pas pakai! Hahaha....!" tawa Amira pecah karena telah sengaja melakukan hal itu padaku.

"Sudah aku duga pasti kamu, yang melakukannya! Lihat deh tadi raut wajahnya, Serena. Aku pengen ketawa tapi aku tahan, ketika dia lihat bagian ketiak yang bolong. Kasihan banget ya Serena, dapat kebaya yang jelek!" ujar Mbak Reva

"Dan hampir mewek!" imbuh Amira yang tak henti kesenangan dengan mengolokku.

Mereka kemudian kembali tertawa untuk menertawai diriku. Mbak Reva sama saja, tadi dia berkata bijak hanya topeng kamuflase yang ia perlihatkan.

"Kalian jangan terlalu heboh, nanti dia dengar!" tegur Ibu mertua.

"Enggak akan, tadi kan dia masih dalam kamar aja. Takut kali mau keluar!" tukas Amira.

"Berkurung dia di dalam kamar, Ibu juga belum ada sapa dia. Apalagi nawarin makan, males. Menantu pelit! Kirain bakal nurut terus," celoteh Ibu mertua.

"Iya Bu, besok aku akan ajak Tania untuk di makeup-in juga, agar Mas Irwan lihat dia dan terpesona, mana tahu cinta lama bersemi kembali. Sebenarnya Tania tuh masih cinta loh sama Mas Irwan. Dan masih bisa berharap buat kembali, tapi Mas Irwan malah udh nikah pas dia kembali ke sini."

"Salah dia sendiri, kuliah di luar kota ninggalin Irwan, sampai 3 tahun. Mana betah dia nunggu untuk LDR!" ucap Mbak Iza.

Jadi Tania itu mantan pacar suamiku, begitu-kah? Dan ia ingin mendekati suamiku kembali.

"Tapi kasihan loh Mbak, Tania tu nangis tiap abis bertemu mas Irwan. Tadi juga nangis, pas di kamarku. Belum bisa move-on. Lagian kalau mereka mau nikah, Tania kan juga kaya! Anak pak Lurah lagi," cicit Amira.

Amira mau menjodohkan mereka kembali, sekeluarga gak ada yang waras. Dan berpikir keliru. Amira memang biangnya, yang ingin merusak rumah tanggaku.

"Aku juga yang larang Mbak Serena datang, ke acara lamaran. Biar Mas Irwan bisa dekat Tania, malah Mas Irwan ajak dia nginep di rumah ini!" ujar Amira. Terlihat jelas dari nada bicaranya, ia sangat tak menyukai aku.

"Karena ulahmu itu juga, membuat Serena marah.

Bagaimana pun kita butuh dia!" ucap Ibu menegur Amira.

Aku masuk ke dapur.

Mereka semua serempak menatapku. Apakah akan memucat, karena aku muncul tiba-tiba. Ketika mereka sedang asik menggosipkan diriku.

"Serena, kamu dari mana?" tanya Ibu sedikit gugup.

Aku meraih gelas dan menekan tombol dispenser.

Mereka seperti menunggu aku bicara, aku meneguk air di dalam gelas hingga habis.

"Kamu sudah makan?" Ibu bertanya. Beliau seperti ketakutan dan berbasa-basi padaku.

"Aku bisa pesan makanan nanti, katanya malas menawarkan aku makan. Lagian aku gak selera lihat masakan di rumah ini!" ujarku ketus.

Tak perlu lagi aku berpura-pura baik pada mereka.

"Bicara sama mertua bisa kan sopan, apa kamu gak di ajari adab sama Ibumu!" tegur Mbak Iza padaku.

"Ibuku sangat mengajari adab yang baik pada anaknya, tak pernah mengajarkan untuk memanfaatkan orang lain." jawabku.

"Maksudmu, apa?" ucap Mbak Reva.

"Mbak pasti tahu maksudku!" tukasku.

"Jika kamu tak mau makan masakan rumah ini, gak usah makan! Siapa juga yang mau menawarimu!" ucap Amira menyorotku dan bicara sinis. Memang dia yang paling ingin berlawanan denganku.

Aku berjalan menuju dekat meja makan, tempat mereka berkumpul.

Brakkkk...!

Aku menggebrak meja dengar keras, membuat mereka semua terperanjat kaget.

"Aku juga tak mau di tawari makan!" ucapku dan membalas tatapan Amira.

"Serena! Kamu kurang ajar, ada mertuamu di sini!" Ibu menunjukku.

"Aku akan sopan pada orang yang baik juga, jika untuk yang bermuka dua. Tak pantas di baikin!"

"Siapa yang muka dua, kamu sudah mencari masalah jika berani berkelakuan seperti ini di hadapan kita!" timpal Mbak Reva.

"Kalian dulu yang mencari masalah denganku, siapa juga yang mau hadir, di acara lamaranmu yang tidak penting itu! Jika tidak diajak Mas Irwan. Aku tidak akan datang kemari!"

Amira berdiri dan berdiri di hadapanku.

"Dan satu lagi! bilang pada ibumu, jangan pernah datang ke rumah Ibuku, untuk meminjam uang. Gaya selangit, tapi ekonomi sulit kah? Hingga ingin meminjam uang pada Ibuku," cercaku pada Amira.

"Diam kamu Serena, mulut lancangmu mau aku tampar!" Mbak Iza kini berjalan menghampiriku juga, seperti ingin mengeroyok.

"Kamu jika berani menghinaku, maka jangan pernah meminjam uang denganku, atau keluargaku. Jika kamu masih ingin meminjam uang. Harusnya kamu malu dong, berarti masih butuh aku. Lagian kalau nggak sanggup, enggak usah pakai lamaran mewah segala. Kamu kan pengangguran tak bisa cari modal sendiri. Kenapa tidak minta modal saja pada calon suamimu, katanya dia kaya raya!" cicitku yang terus menyudutkan Amira.

Kilatan mata Amira sangat tajam, seperti amarahnya akan meledak karena cercaanku untuknya.

"Diam!" Mbak Iza mengangkat tangannya.

"Apa, mau tampar!" aku menahan tangan mbak Iza dan menghempaskannya.

Entah keberanian dari mana, aku berhasil menahan Mbak Iza dan melawan mereka. Baru beberapa bulan jadi menantu, sudah harus bertengkar hebat seperti sekarang.

"Aku p*tahin tangan mbak, sampai berani menamparku!" tunjukku pada wajah Mbak Iza.

"Telepon Irwan, agar cepat pulang. Ini istrinya udah gak benar. Kurang ajar sekali!" Ibu meminta Reva untuk menelpon suamiku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Salfa
kok ngk bisa lanjutin sih ceritanya caranya gimana?
goodnovel comment avatar
Siti Aminah
...... bagus serena mesti dilwan tuh kluarga jahat jangan diem aj serena ...... seru nih
goodnovel comment avatar
Siti Aminah
serena mesti cpat ngomong ke mamanya author serena hrus lebih pintar lgi donk author biar ga dimanfaatin sma mertua dan keluarganya yg jahat itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran   Tamat

    TamatPoV (3)"Mbak Iza, tunggu kamu. Kamu tidak akan lolos!" pekik Amira dan perasaan bencinya pada Iza. Sudah tak bisa di ungkapkan lagi. Tak ada kata maaf lagi, karena ia tak mau memberikan kebaikan pada Iza. Seorang penghianat. Yang meminta tolong ketika ada butuh saja. **Amira menggunakan video yang dikirimkan oleh Rizki. Sebagai laporan pada polisi. Agar pelaku yang merencanakan pembunuhan Darmawan bisa segera ditangkap. Rizki pada akhirnya meninggalkan Tania. Dia sengaja melakukan itu, agar Tania masuk penjara dan minta kembali pada Amira. Karena kebaikan yang dilakukan oleh Rizki. Membuat Amira luluh dan mau kembali, menerima pria itu. Namun ia belum mau menikah dengan Rizki.Amira masih ingin meyakinkan diri, jika Rizki adalah orang yang tepat atau tidak. Mengingat saat mereka akad nikah dulu. Pernikahan itu tidak sah, di dalam keadaan Amira yang sedang hamil. Rizki ikut sedih dengan apa yang menimpa Amira yang kehilangan, bayinya. Yang meninggal di dalam kandungan. Riz

  • Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran   Kalap

    Pov (3)"Sayang, kenapa?" Irwan menepuk bahu Serena dari belakang, membuat istrinya itu reflek menoleh. Serena meletakkan telunjuknya di ujung bibir. "Kenapa?" tanya Irwan lirih dan mengerutkan dahinya. Melihat respon istrinya."Kamu sedang menguping?" ucap Irwan yang melihat gelagat aneh dari Serena. "I-Iya Mas, aku sedang. Hem.. Sini deh, Mas!" Serena justru menarik tangan suaminya, untuk menjauh dari depan kamar Iza. "Mas tahu, apa yang aku dengarkan tadi?" ujar Serena."Tidak tahu-lah! Apa sih sayang? Ada hal penting?" "Ada sesuatu yang mencurigakan, Mas!""Apa yang mencurigakan?" Irwan mulai serius. "Ucapan Mbak Iza sangat mencurigakan, sepertinya kakakmu itu ada di balik kematian Pak Lurah, yang mendadak itu!" tukas Serena. "Maksudmu? Jelaskan dengan benar sayang, aku tidak mengerti ucapanmu, yang sepotong-potong!" "Kamu ini mas, susah sekali menangkap maksud ucapanku. Aku tadi mendengar Mbak Iza bicara, dari telepon. Ketika aku membantu menyisir rambutnya, dia mendapatk

  • Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran   Rahasia

    PoV SerenaAku mencari warga, yang mungkin kebetulan sedang lewat. Untuk meminta pertolongan, agar Mbak Iza segera di selamatkan.Siapa yang menyangka ini bisa terjadi pada Mbak Iza. Tiba-tiba saja mendapatkan kabar, dia akan dibunuh oleh suaminya sendiri.Sungguh kejam Mas Gunawan melakukan KDRT pada istrinya, bukan lagi KDRT tapi rencana pembunuhan.Jangan sampai itu terjadi. Di malam seperti ini pasti banyak orang yang ada di rumah, waktunya bersantai dengan keluarga. Dengan membawa perut yang sudah mulai membesar, dan membuatku kesusahan berjalan cepat. Untuk meminta pertolongan.**Beberapa saat aku kembali membawa beberapa warga, yang memang tadi aku panggil, untuk membantu Mas Irwan mendobrak pintu itu. Aku belum sempat ke rumah pak RT. Yang terpenting sekarang adalah, menyelamatkan Mbak Iza. Dari kengerian suaminya sendiri.Bagaimana tetangga akan bisa mendengar, permintaan tolongnya. Suara jeritan Mbak Iza saja terdengar samar-samar, mungkin dia berada di belakang rumah. Sed

  • Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran   Kalap

    PoV (3)"Bayiku meninggal, Mas!" jawab Amira dan terdengar terisak. Irwan belum mengetahui tentang ini."Maksudmu, bagaimana. Kamu sudah melahirkan Amira, kapan?" tanya Irwan yang baru saja mengetahui, tentang meninggalnya bayi Amira."Aku mengalami pecah ketuban sebelum waktunya, dan harus menjalani operasi untuk menyelamatkan bayiku. Tapi bayiu tidak selamat Mas, dia sudah meninggal di dalam rahim. Sebelum dikeluarkan, kamu tidak ada datang ke sini, justru sedang berbelanja dengan istrimu. Apa kamu tidak mempunyai empati lagi Mas, padaku? Aku baru saja kehilangan anakku, dan kalian sedang bersukacita membeli perlengkapan bayi!" cerocos Amira yang menyudutkan Irwan.Membuat Irwan seolah menjadi kakak yang kejam padanya."Sungguh Amira, mas tidak tahu dengan apa yang menimpamu. Nanti mas dan Mbak Serena akan ke sana, untuk menjenguk kamu," ujar Irwan."Tidak perlu kamu jenguk aku, jika kamu membawa istrimu itu!" tolak Amira masih bersikap angkuh."Cukup Amira! Di keadaan seperti ini

  • Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran   Mengadu

    PoV (3)"Sadar Iza! Apa yang kamu lakukan ini salah!" teriak Gunawan mencoba menyadarkan Iza yang kalap. "Harusnya kamu Mas yang sadar! Dirimu yang melakukan kesalahan, menikah lagi tanpa izinku. Aku tidak pernah akan mau dipoligami, sampai kapanpun itu!" Iza menunjuk wajah suaminya menggunakan pisau, sedikit lagi pisau itu sudah mengenai kulit wajah Gunawan.Membuat pria itu tertegun dan gugup."Kamu maju selangkah saja, maka aku akan melukaimu!" ancam Iza dengan matanya penuh kilat kemarahan."Turunkan pisau itu Iza," pinta Gunawan dengan suara yang hampir tercekat. "Aku tidak akan menurunkannya! Jangan berani bergerak!""Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik," Gunawan mencoba menegosiasi. "Bicarakan dengan baik? Apa yang baik, kamu mau mengusirku dengan Vino dari rumah ini. Kamu tidak bisa melakukan itu Mas, aku tidak akan mau mengalah dengan perempuan ini. Siapa dia, yang baru saja datang ke rumah ini dan ingin merebut semua milikku. Kamu mengancamku kan Mas, ingin melaporka

  • Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran   Untukmu, Mas!

    Untukmu, Mas!Amira dibawa ke rumah sakit, setelah mengalami pecah ketuban di usia kandungan yang yang masih berjalan 7 bulan. Ada kendala pada kehamilan Amira. Yang ng disampaikan oleh Dokter. Secepatnya ia harus di operasi Caesar demi keselamatan ibu dan bayi. Puspa menghubungi Irwan. Agar putranya itu datang ke rumah sakit. Namun ponsel Irwan tidak aktif."Kenapa nomornya tidak aktif, di saat genting seperti ini!" Puspa menggerutu, kemudian mencoba menghubungi kembali.Tetap saja nomor Irwan masih tidak aktif. Perempuan paruh baya itu, tangannya mulai berkeringat karena gugup.Kali ini Puspa mencari nomor Serena.Reva berjalan tergesa-gesa menuju rumah sakit."Di mana Amira, Bu?" tanya Reva dengan raut wajah khawatir. "Amira sedang di IGD. Dia akan segera dioperasi!" jawab Puspa. "Operasi?" ulang Reva memastikan."Keadaan janinnya mengkhawatirkan, ketubannya sudah pecah dan dikhawatirkan, akan semakin mengering jika tidak dilakukan tindakan operasi secepatnya. Ibu takut terjadi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status