Share

Terjebak Rasa

Tiga panggilan tak terjawab dari Azam, sengaja tidak mengangkatnya. Berkali-kali Mas Bo'eng dan keluarganya menyakitiku, perhatian Azam semakin membuatku tenggelam ke dalam cinta masa laluku.

"Angkat, loh. Itu Azam nelpon." Erna seperti gregetan melihatku, ia mencoba meraih ponsel tetapi aku menepis tangannya.

"Untuk apa diangkat? Aku takut," jawabku.

"Takut apa?" tanyanya. Dering teleponku sudah taj berbunyi. Pesan masuk bertubi-tubi dari Azam, hanya mengirimkan huruf "P" saja.

"Coba dibuka dan balas, kasian, loh."

[P]

[P]

Pesan "P" dari Azam, hingga 19 kali. Terlihat Azam sedang mengetik.

Belum sempat membalas pesannya, ia mengirimkan kembali pesan baru. [July, ada apa? Kenapa gak mau angkat? Kamu marah?]

[Gak, Zam. Mana mungkin aku marah sama orang baik seperti kamu.]

[Besok kita bicarakan lagi, ya.] Pesan terakhir Azam.

"Erna, apa aku ini jahat?" tanyaku. Pandangan mataku masih menatap foto Azam sambil mengusapnya.

"Jahat kenapa?" Aku tahu, Erna pasti melihat apa yang sedang kulak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status