Share

BAB 153

Rahma?

"Vit, kemana? Tadi kupanggil kok nggak nengok?" ucap Farida melalui sambungan telepon. Aku menautkan kedua alisku. Sebelum kujawab, Farida kembali melanjutkan kalimatnya hingga membuatku memilih diam dan mendengarkan apa yang akan dikatakannya lagi.

"Keliatannya Mas Riza bawa motornya buru-buru sekali? Kalian sehat-sehat 'kan Vit?" Aku menelan ludahku. Mas Riza bawa motor? Artinya dia memboncengkan seseorang yang Farida kira adalah aku.

Siapa?

"Vit?" panggil Farida.

"Maaf, Fa. Lagi kurang fokus. Tiba-tiba tadi aku dihubungi Ibu mertuaku kalau kepalanya sakit, jadi mungkin kami sedikit terburu-buru," ujarku berbohong. Aku meminta maaf dalam hati untuk Ibu mertuaku, kali ini berbohong membawa nama dirinya.

"Oh, pantas saja kau pegangan erat sekali. Tadi mobil Mas Dika di belakang motormu," ucap Farida lagi. Mendadak kepalaku pusing membayangkan seseorang yang memegang tubuh suamiku erat seperti yang diucapkan Farida.

"Sudah ya, Fa. Aku mau masak. Kamu sehat-sehat, jangan lu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status