Share

Bab 4

Penulis: Sofia
Saat Sachi kembali, aku sudah memesan satu kantong besar camilan. Aku menonton drama sambil menikmatinya. "Hei, Sachi, mau coba? Ini kentang goreng rasa durian."

Sachi langsung menepis tanganku sambil membentak, "Kamu ini babi ya? Masih bisa makan di situasi seperti ini! Oscar si berengsek itu selingkuh!"

Kraus, kraus, kraus.

"Cewek yang batuk-batuk tadi itu ternyata cinta pertamanya! Dan dia juga pengantin hari ini! Katanya sih kena kanker."

Kraus, kraus, kraus.

Aku menyodorkan satu stik kentang yang renyah ke arahnya. "Wah, seru juga. Terus gimana?"

"Makan." Sachi langsung menggigit kentangnya, mengunyah beberapa kali, lalu tersadar kembali. "Sebentar, calon suamimu selingkuh! Kamu nggak panik?"

Kraus, kraus, kraus.

"Wow, dramatis." Aku memasukkan dua stik kentang lagi ke mulutku. "Kanker, cinta pertama, ganti pengantin, unsur drakor lengkap. Tapi, aku nggak kenal dia. Dia mau nikah sama siapa juga bukan urusanku."

Sachi malas meladeniku, lalu kembali masuk ke mode gosip dan menggali informasi lebih dalam. Katanya, Oscar akan ke luar negeri bareng cinta pertamanya untuk bulan madu. Semua orang bilang Oscar adalah pejuang cinta sejati, pria paling setia sedunia.

Sachi benar-benar kesal. "Jadi, kamu mau lepasin dia begitu saja?"

"Tentu saja. Aku nggak ingat dia siapa, emosiku juga nggak terpengaruh karenanya. Ngapain mikirin orang asing?"

Sachi tidak bisa menjawab. Namun, dia tetap menggali informasi tentang Oscar. Dia bahkan menyuap manajer hotel untuk mendapatkan rekaman CCTV saat acara pernikahan mereka.

Dalam video itu, Oscar dan Yuki berjalan berdampingan di tengah lautan bunga yang tampak seperti dunia mimpi. Mereka saling bertukar janji penuh cinta, lalu berpelukan dan berciuman. Lautan bunga itu memang indah sekali.

Sachi langsung berteriak kesal. "Itu bunga calla lily! Lambang cinta yang abadi! Kita pilih bunga ini setengah bulan penuh! Kita telusuri dulu setiap jenis bunga yang bermakna baik, lalu baru buat keputusan!"

"Kamu bahkan bergadang setiap hari untuk mendesain lautan bunganya dan akhirnya jadi sebagus itu!"

Sachi duduk di sofa sambil terus memaki Oscar, "Dia ini waras nggak sih? Kamu lupa dia, terus dia langsung ganti pengantin? Benar-benar sakit jiwa!"

Aku hanya mengangkat bahu. "Romantis juga sih. Si cinta pertama kena kanker, si cowok berusaha mati-matian buat nikahin dia."

Sachi terus mengorek informasi. Menurut informasi terbaru, Oscar dan Yuki pergi ke Corwall di Inris.

Aku bertepuk tangan. "Wow, romantis banget. Katanya di Corwall juga ada taman surga."

Sachi benar-benar geram melihatku bisa setenang ini, tetapi akhirnya dia menyerah juga. Dia tidak lagi membahas tentang kedua orang itu.

Lagi pula, Oscar dan Yuki sedang liburan romantis di luar negeri. Dia tidak tahu harus mencari mereka di mana lagi.

Beberapa waktu ke depan, aku sama sekali tidak mendapat kabar apa pun tentang mereka. Mereka seperti menghilang dari hidupku. Sementara itu, aku melanjutkan hidupku yang santai. Kerja, nonton, makan.

Hanya saja, kadang saat bekerja, aku teringat ucapan Sachi dan tiba-tiba terdiam. Dadaku pun akan terasa nyeri.

Meskipun kepalaku kosong, air mata tetap menetes begitu saja. Rasanya seperti ada bagian di dalam hati yang membusuk, lalu dicungkil dengan kasar dan dibuang.

Aneh. Aku menggeleng dan lanjut bekerja. Karena tidak bisa ingat, berarti itu tidak penting.

Bip, bip, bip .... Sebulan kemudian saat aku sedang merapikan data, tiba-tiba ponselku masuk pesan dalam jumlah banyak. Ponselku sampai hang.

Begitu dibuka, isinya semua foto. Ada foto pernikahan, pemandangan alam, foto candid sehari-hari. Dalam semua foto itu, Oscar memeluk seorang gadis pucat dan kurus. Mereka terlihat seperti pengantin baru yang mesra dan bahagia.

Kemudian, ada satu pesan di bawahnya.

[ Terima kasih atas restumu, Kak. Begitu turun dari pesawat, Oscar langsung ke rumahmu. Aku belum sempat cetak foto buat dia, jadi tolong bantu cetakkan ya. ]

Ini ... sinting? Jangan-jangan aku ini bagian dari permainan mereka? Aku sudah tidak tahan, langsung membalas pesan itu.

[ Kamu sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh? Mau coba cek kejiwaan nggak? ]

File-file gila macam apa ini? Tanganku sampai pegal karena harus menghapus satu per satu. Aku benar-benar berharap Oscar dan Yuki sama-sama pergi memeriksa kejiwaan mereka!

Semangat mengomel dalam diriku sontak membara. Aku langsung mengambil tangkapan layar dan mengirimkannya ke Sachi, mengajaknya sama-sama memaki wanita gila itu.

Ketika kami sedang mengetik dengan emosional, buk! Tiba-tiba, pintu terbuka lebar. Tokoh utama dari semua omelan kami berdiri tepat di depan mataku.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Meski Lupa Ingatan, Hati Tak Bisa Bohong   Bab 11

    Akhirnya, aku juga membalikkan badan dan melangkah pergi dengan langkah besar. Namun, saat berbalik itu, tanpa sadar air mataku berderai.Seperti sebelumnya, tanpa alasan yang jelas, aku tiba-tiba saja menangis. Namun, kali ini aku punya firasat bahwa ini yang terakhir kalinya.Di belakangku, aku tahu Oscar pingsan. Terdengar teriakan orang-orang di sekitar beserta keributan orang-orang yang berusaha menolong.Namun, semua itu tidak ada hubungannya lagi denganku. Aku sudah melepaskan segala hal di masa lalu. Semua yang pernah membuatku sakit sampai sulit bernapas sudah berlalu. Aku akan menuju masa depan yang tidak ada dirinya di dalamnya. Selamat tinggal.Beberapa bulan kemudian, Sachi datang ke Kota Arjan untuk berkunjung. Dia membawa sebuah kabar mengejutkan. Yuki benar-benar terkena kanker, bahkan pemakamannya pun sudah selesai."Makanya jangan sembarangan ngomong, nanti kejadian benaran," kata Sachi sambil menghela napas. Aku hanya bisa mengangguk pelan, sependapat dengan ucapanny

  • Meski Lupa Ingatan, Hati Tak Bisa Bohong   Bab 10

    Akhirnya, Oscar benar-benar menghilang. Sejak kejadian terakhir itu, dia tak pernah muncul lagi.Aku pun bersiap untuk berkemas, akan segera berangkat ke Kota Anjar untuk mulai mengajar di sana.Saat Sachi membantu membereskan barang-barangku, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Eh, kamu tahu nggak kalau si Kakak Kalimat Paralel ternyata cuma pura-pura sakit? Dia sama sekali nggak kena kanker."Ternyata Yuki menyuruh orang membuat hasil tes dan diagnosis palsu. Tujuannya hanya satu, supaya Oscar menikahinya. Sekarang jaringan pemalsuan itu sudah tertangkap. Yuki ikut terseret."Begitu ya? Baguslah." Asal mereka tidak mengganggu hidupku lagi, aku sudah puas.Yang tak kuduga, aku bertemu Oscar di bandara. Dia datang tergesa-gesa dan menghalangi jalanku, katanya ingin bicara baik-baik denganku.Meskipun napasnya sedikit tersengal, penampilannya sangat rapi, jauh dari sosok menyedihkan yang kehujanan di depan rumahku. Sepertinya dia sudah kembali ke kehidupan normalnya.Sachi menatapnya denga

  • Meski Lupa Ingatan, Hati Tak Bisa Bohong   Bab 9

    Dulu waktu aku dan Oscar baru jadian, kami pernah bertengkar gara-gara Yuki mengirim pesan kepadanya. Aku marah dan langsung minta putus. Setelah itu, Oscar memblokir Yuki dan berdiri semalaman di depan rumahku."Waktu itu, aku sampai terharu banget. Aku kira itu cinta sejati."Aku tak menjawab. Apa yang Sachi ceritakan terasa asing bagiku. Kalaupun aku tidak hilang ingatan, fakta bahwa dia menggunakan pernikahan kami untuk menikahi Yuki saja sudah tak termaafkan.Aku menarik tirai jendela. Tak mau lihat, tak mau sakit hati.Tengah malam, suara petir yang menggelegar membangunkanku. Aku membuka tirai dan melihat siluet tegap Oscar berdiri di tengah hujan. Tubuhnya sedikit goyah. Kemudian, aku melihat dia terjatuh ke tanah, membuat air hujan memercik.Aku buru-buru mengambil ponsel dan memanggil ambulans. Aku tidak mau dia mati di depan rumahku. Rasanya sial sekali.Namun, begitu aku membuka pintu, aku melihat seorang perempuan bertubuh kurus tetapi lincah berlari ke arahnya dengan payu

  • Meski Lupa Ingatan, Hati Tak Bisa Bohong   Bab 8

    Beberapa hari kemudian saat pulang kerja, sebuah mobil Mercedes Benz G-Class berhenti di depan gerbang sekolah. Oscar mengenakan setelan jas hitam, berdiri bersandar di pintu mobil dengan kaki jenjangnya, sangat maskulin.Bagasi mobilnya penuh dengan bunga calla lily, menarik perhatian banyak orang.Jantungku bergetar. Harus kuakui, Oscar memang tampan. Dari penampilan saja, dia termasuk pria yang langka. Sayangnya, semua yang dia lakukan justru membuatku merasa jijik."Maggie." Dia berjalan ke arahku sambil membawa sebuket besar calla lily. "Ingat nggak? Kencan pertama kita, kita melihat hamparan bunga calla lily. Kamu bilang kamu suka bunga itu."Dia tersenyum lebar. Untuk sesaat, ekspresi di wajahnya membuatku merasa agak familier, seperti ada kenangan lama yang muncul kembali. Seolah-olah bertahun-tahun lalu, ada seorang pemuda yang pernah tersenyum secerah itu sambil membawa bunga untukku.Aku tersentak dari lamunan. Namun, bukankah Oscar sedang menghina bunga ini? Calla lily jela

  • Meski Lupa Ingatan, Hati Tak Bisa Bohong   Bab 7

    "Aku takut kamu benar-benar melupakanku, aku takut masa depanmu nggak ada aku," kata Oscar sambil mulai menunjukkan ekspresi terluka. "Kamu puas melihatku panik dan kewalahan demi kamu ya?"Aku naik pitam oleh pertanyaan mendadaknya. Gangguan berkali-kali seperti ini sudah benar-benar di luar batas kesabaranku.Plak! Aku menampar wajah Oscar. "Kamu ini cuma orang asing. Di masa depanku, nggak ada tempat untuk orang asing!"Oscar memegangi pipinya, tetapi tidak peduli dengan apa yang kukatakan. Dia langsung mengangkat tabung kecil ke arahku."Aku adalah ilmuwan otak terbaik di negeri ini. Timku adalah yang terbaik. Setelah pemeriksaan setengah bulan, baik itu obat penghapus ingatan maupun obat pemulih ingatan, semuanya nggak bermasalah. Nggak mungkin kamu nggak ingat aku.""Kamu jelas-jelas sudah ingat, tapi malah mempermainkan perasaanku. Kamu tahu aku nggak suka lelucon macam ini."Aku tertawa saking marahnya. Yang berselingkuh dan menikah dengan orang lain adalah dirinya sendiri, sek

  • Meski Lupa Ingatan, Hati Tak Bisa Bohong   Bab 6

    Setelah dia pergi, seluruh tubuhku langsung lemas. Astaga, aku hampir mati ketakutan. Dasar pria gila.Sachi menyilangkan tangan dan tak bisa menahan diri untuk menyindir, "Pernah pacaran sama orang kayak begitu sama saja dengan kasih catatan kriminal ke hidup sendiri."Sepanjang hidupku bersih, tetapi ternodai hanya gara-gara pria gila yang membawa tabung obat itu."Ayo, cepatan pulang!" Aku buru-buru mendesak Sachi. Dia agak bingung, lalu aku memanyunkan bibir dan berkata, "Kita beli bunga dulu. Aku mau mandi bunga buat buang sial. "Setelah mandi, kami akhirnya lebih tenang. Aku dan Sachi mulai menganalisis, "Oscar itu tunanganku, tapi dia malah nikah dan bulan madu sama wanita lain. Itu sudah bukti kalau dia bukan pria baik-baik. Dulu aku buta, sekarang sudah sadar. Bagus, 'kan?"Mendengar itu, Sachi terdiam beberapa saat. "Aku cuma kasihan sama kamu. Lima tahun lho."Aku menjawab dengan tenang, "Tapi, aku sudah lupa semuanya. Nggak apa-apa kalau melupakan ingatan seburuk itu."Sac

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status